Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

TINJAUAN Tinjauan Kodefikasi Diagnosa Gastroenteritis Acute Berdasarkan ICD-10 Di Ruang Rekam Medis RSUD Dr.M.Yunus Provinsi Bengkulu Deno Harmanto; Rezki Haryandha Rezki Haryandha; Rosdiana; Anggia Budiarti
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penulisan diagnosa harus sesuai dengan ICD-10 merupakan tanggung jawab dokter, sedangkan petugas coding bertanggung jawab untuk menetapkan kode diagnosa, keduanya harus saling berkomunikasi dengan baik agar menghasilkan kodefikasi penyakit yang tepat dan akurat sehingga dapat dipertanggung jawabkan. Diagnosa harus ditulis secara konsisten dengan menggunakan terminologi medis yang bertujuan untuk keseragaman. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan peneliti dengan mengobservasi dan mengecek 20 berkas rekam medis dengan kasus Gastroenteritis Acute yang diambil secara acak terdapat 8 (40%) kode tidak sesuai dengan ICD-10, Penulisan diagnosa Gastroenteritis Acute diberi kode A09, seharusnya kode yang diberikan berdasarkan ICD-10 adalah A09.9. Tujuan ntuk mengetahui kodefikasi diagnosa Gastroenteritiss Acute di ruang rekam medis RSUD Dr. M.Yunus Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan menggunakan rancangan Observasional, lembar observasi dan lembar checklist, dengan jumlah sampel sebanyak 76 berkas rekam medis dengan diagnosa Gastroenteritis Acute. Dari 76 berkas rekam medis diagnosa Gastroenteris Acute terdapat kode yang tepat berjumlah 41 (53,95%) dan tidak tepat berjumlah 35 (46,05%) dan penulisan diagnosa Gastroenteritis Acute 76 (100%) sudah sesuai dengan penulisan terminologi medis. Diharapkan kepada petugas coder ataupun petugas rekam medis RSUD.Dr.M.Yunus Bengkulu untuk sebaiknya melakukan atau meneliti kembali berkas rekam medis di rumah sakit untuk meminimalisir terjadinya ketidaktepatan pengkodean untuk kode diagnosa. Kata kunci: Kodefikasi, Diagnosa Gastroenteritis Acute.
Gambaran Kesesuaian Pemeriksaan Klinis Dengan Ketepatan Kode Diagnosa Demam Berdarah Dengue Di Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Dan Do’a Kota Bengkulu Dinda Sri Rahayu; Anggia Budiarti; Deno Harmanto
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 8 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i8.1819

Abstract

Pelaksanaan pemeriksaan klinis demam berdarah dengue sangat penting dikarenakan untuk mengetahui apakah seorang pasien yang menderita demam berdarah dengue atau tidak yaitu harus melakukan pengecekkan trmbosit, leukosit, eritrosit, dan hematoric. Dan pelaksanaan kodefikasi demam berdarah dengue sangat penting dilaksanakan dengan tepat sesuai dengan ICD-10. Oleh karena itu coder bertanggung jawab penuh terhadap ketepatan kodefikasi diagnosa. Dalam penetapan kode demam berdarah dengue sering terjadi ketidaktepatan kode karena petugas tidak merujuk ke pemeriksaan klinis (laboraturium) seperti melihat pemeriksaan trombosit, leukosit dan hematoric. Hal ini akan berdampak pada pelayanan yang diberikan kepada pasien seperti kesalahan tindakan, perawatan dan pengobatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui Gambaran kesesuaian pemeriksaan klinis dengan ketepatan kode diagnosa Demam Berdarah Dengue di Rumah Sakit Harapan dan Do’a Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif melalui pengamatan secara langsung dengan populasi 140 dan sampel 65 berkas rekam medis dengan diagnosa Demam Berdarah Dengue. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diolah secara univariat. Dari 65 Berkas rekam medis sebagian besar 51 (78,5%) sudah sesuai pemeriksaan klinis akan tetapi sebagian kecil 14 (21,5%) tidak sesuai pemeriksaan klinisnya dikarenakan tidak ada pemeriksaan trombosit dan leukositnya. Dari 65 Berkas Rekam medis terdapat sebagian besar 55 (84,6%) yang tepat kode diagnosa demam berdarah dengue fever , akan tetapi sebagian kecil 10 (15,4%) tidak tepat kode diagnosa demam berdarah dengue fever dikarenakan tidak menggunakan ICD-10 volume 1, volume 2 dan kurangnya pengetahuan koding.
Gambaran Pelaksanaan Kodefikasi Diagnosa Sistem Sirkulasi Berdasarkan ICD-10 Di Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu Deno Harmanto; Anggia Budiarti; Dinda Sri Rahayu
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelaksanaan kodefikasi diagnosis sistem sirkulasi sangat penting dilakukan secara tepat dan akurat, ketidakakuratan kode yang sering ditemukan pada berkas rekam medis seperti tidak ada kode karkter ke-4 pada diagnosa sistem sirkulasi. Jika kodefikasi tidak dilaksanakan dengan akurat akan berdampak pada kesalahan indeks pencatatan penyakit dan tindakan. Data informasi informasi laporan tidak akurat serta ketidaktepat tarif INA-CBG's. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kodefikasi diagnosa sistem sirkulasi berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Rafflesia Bengkulu. Jenis penelitian adalah deskriptif data yang digunakan adalah data primer dan data skunder yang diolah secara univariat, cara pengumpulan data melalui wawancara dan observasional. Alat yang digunakan kuisioner dan lembar ceklis dengan pengamatan secara langsung dengan subjek 2 petugas coder dan objek 176 berkas rekam medis diagnosa sistem sirkulasi. Dari 176 berkas rekam medis diagnosa sistem sirkulasi pada keakuratan kode diagnosis sistem sirkulasi berdasarkan ICD-10 sebagian besar 64 berkas (36%) yang akurat dan sebanyak 112 berkas (64%) tidak akurat, pada kejelasan penulisan diagnosa pada resume medis sebagian kecil 56 berkas (32%) jelas, tetapi sebagian besar 120 berkas (68%) tidak jelas, pada penulisan diagnosis sesuai terminologi medis pada resume medis hanya 4 berkas (2%) yang sesuai, pada pengetahuan coder terhadap kodefikasi diagnosis sistem sirkulasi 1 petugas dengan pengetahuan (65%) baik dan 1 petugas dengan pengetahuan (53%) kurang. Sebaiknya petugas koder mengacu pada ICD-10 dalam menetapkan kode dan mengikuti pelatihan untuk memperdalam pemahaman tentang pelaksanaan klasifikasi dan kodefikasi.
Gambaran Kelengkapan Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Pada Pasien Rawat Inap Di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.Yunus Carona Cahayu Putri; Dinda Sri Rahayu; Anggia Budiarti; Reka Dwi Syaputra
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v4i1.1588

Abstract

Penelitian Gambaran Kelengkapan Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) Pada Pasien Rawat Inap Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus Kota Bengkulu bertujuan untuk mengetahui gambaran kelengkapan formulir CPPT pasien rawat inap di ruang mawar Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Yunus. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode observasi. Subjek penelitian ini adalah 135 berkas rekam medis pasien rawat inap yaitu pada Formulir CPPT pada ruangan mawar, Teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder yang diperoleh peneliti dengan cara melihat berkas rekam medis rawat inap. Dari 135 berkas rekam medis pada formulir CPPT ditemukan kelengkapan identifikasi pasien sebanyak (87%) di isi dengan lengkap dan (14%) yang tidak lengkap. Dari135 berkas rekam medis pada formulir CPPT terdapat sebanyak (73%) terisi lengkap sedangkan (28%) tidak lengkap. Dari 135 berkas rekam medis pada formulir CPPT terdapat (66%) lengkap, (21%) tidak lengkap dan (15%) yang hanya mencantumkan tanda tangan tanpa membubuhi nama terang. Dari 135 berkas rekam medis pada formulir CPPT terdapat sebanyak (47%) sesuai, dan (54%) tidak sesuai.
Gambaran Kelengkapan Informasi Medis Dan Pengetahuan Coder Dalam Pelaksanaan Kodefikasi Externalcause Kasus Cedera Kecelakaan Lalu Lintas Anggia Budiarti; Deno Harmanto; Dinda Sri Rahayu
Jurnal Ilmiah Multidisiplin Keilmuan Mandira Cendikia Vol. 2 No. 14 (2024)
Publisher : Yayasan Pendidikan Mandira Cendikia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cedera karena kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu penyebab kematian ketiga terbesar di indonesia setelah HIV/AIDS dan TBC. Berdasarkan data WHO (2015) cedera akibat kecelakaan lalu lintas menjadi penyebab utama kematian dan disabilitas di seluruh dunia, kematian akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia sebesar 1,25 juta pada tahun 2013. Di Indonesia, cedera akibat kecelakaan lalu lintas dan kematian yang terjadi sudah menjadi masalah yang sangat serius. Berdasarkan data Unit Laka Lantas Satlantas Polres Bengkulu, tahun 2019 tercatat jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas 33 kasus cedera berat dan 173 cedera ringan (Munte dkk, 2022).Pelaksanaan kodefikasi external cause kasus cedera kecelakaan lalu lintas sangat penting dilakukan secara akurat, dikarenakan hasil pengkodean external cause dapat dikatakan akurat jika memiliki karakter ke-4 dan ke-5.Jika kodefikasi tidak dilaksanakan dengan akurat akan berdampak pada kesalahan indeks pencatatan penyakit dan tindakan, data informasi laporan tidak akurat serta ketidaktepat tarif INA-CBG's. semua petugas dalam pemberian kodefikasi external cause dandiharapkan kepada kepala unit rekam medis untuk membuat kebijakan dalam pengisian kode external cause