Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Implementasi pengelolaan digital institutional repository pada perpustakaan PTKIN dan dampaknya pada terhadap pemeringkatan di webometrics Sri Rohyanti Zulaikha; Ari Sholihin; Marwiyah Marwiyah; Labibah Labibah
Al Maktabah Vol 16, No 1 (2017)
Publisher : Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.331 KB) | DOI: 10.15408/almaktabah.v16i1.8082

Abstract

An institution which creates and organizes accessible information resources both local and remote based on information technology, remains to be one of interesting topics discussed by academicians and practitioners in Library and Information nowadays. This digitized infor-mation which is called as ‘institutional repository’ relates to one of researches in digital library management. This repository is developed not only to provide access easily and globally or to create digital archieve as long-term stable resources to ensure their quality and survivability, but it is also addressed to institutional prestige and excellence. Therefore, it is more often viewed as institutional ranking both national and international that we call as the webometrics repository. However, librarians have challenge and opportunity to compete for the best insti-tution in organizing the repository. The competition has been lasting among PTKIN’s libraries (libraries in State Islamic University) which participate and devote highly attention to organize and develop their repositories. In this case, how do the PTKIN libraries organize their reposi-tories and to what extent the organizing has impact on ranking webometics of repository? This paper is trying to elaborate addressed to the questions by doing research into six PTKIN’s libraries using quantitative method. Indicators to evaluate in organizing the repository use the same indicators as webometrics’ standards. They are size, visibility, rich files, and scholar. The findings show that organizing the repository has been conducted by three PTKIN’s libraries (UIN Yogyakarta, UIN Jakarta, and UIN Riau) which reached the higher score from 1 to 3 respectively. These results are in line with place of three institutions in ranking webometrics. Meanwhile, another three PTKIN’s libraries (UIN Malang, UIN Bandung, dan UIN Makasar) have very different score with the aforementioned three PTKIN’s libraries. The repository of last three PTKIN’s libraries shows that there is no one of them registered in the ranking webo-metrics. In conclusion, organizing of the repository in six PTKIN’s libraries has relevant impact on the ranking webometrics.
Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga sebagai research library: study feasibility menuju world class university library Labibah Labibah; Marwiyah Marwiyah
Al Maktabah Vol 17, No 1 (2018)
Publisher : Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.44 KB) | DOI: 10.15408/almaktabah.v17i1.11068

Abstract

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mendukung misi perguruan tinggi sebagai lembaga induknya.UIN Sunan Kalijaga yang sedang merancang sebagai world class university perlu dukungan dari perpustakaan dengan perannya sebagai research library.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi perpustakaan saat ini dalam mengambil peran sebagai research library. Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi dan wawancara, untuk menjawab tujuh unsur penting yaitu kebijakan perpustakaan, teknologi, kenyamanan dan kelengkapan fasilitas yang tersedia, koleksi perpustakaan sebagai pendukung pembelajaran dan penelitian, layanan dan perhatian pada pemustaka, kerjasama dengan berbagai pihak and kompetensi pustakawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan sudah memenuhi 7 unsur tersebut yaitu kebijakan yang mendukung, teknologi yang tersedia seperti tersedianya workstation gratis, akses internet gratis, tmesin peminjaman mandiri melalui MPS dan MPK, mesin foto copy, OPAC, dan institutional repository. Fasilitas penunjang yang nyaman juga tersedia seperti ruang baca, kafetaria, ruang berAC. Unsur lain seperti layanan untuk pemustaka berupa layanan referensi dan layanan khusus berupa difabel corner, koleksi yang beragam baik dari segi subjek, bahasa maupun kedalaman koleksi, terjalinnya kerjasama internal maupun eksternal dan kompetensi pustakawan. Akan tetapi di beberapa elemen belum maksimal, sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi di beberapa sector.
Evaluasi Kapabilitas Dan Efektivitas Online Public Access Catalog (OPAC) Sebagai Sarana Temu Kembali Di Perpustakaan Universitas Islam Negeri Di Indonesia Marwiyah Marwiyah; Labibah Labibah
Pustakaloka Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : IAIN Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (847.875 KB) | DOI: 10.21154/pustakaloka.v12i1.1950

Abstract

Perpustakaan berkewajiban menyediakan akses ke sumber informasi yang dimiliki oleh perpustakaan lewat sarana temu kembali informasi menjadisalah satu tugas penting perpustakaan.OPAC adalah salah satu sarana temu kembali informasi yangberfungsi memberitahu kepada pengguna apa yang dimiliki oleh perpustakaan, apalagi saat ini katalog dikembangkan dalam bentuk online yaitu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelengkapan fasilitas dan kapabilitas searching dan browsing pada OPAC perpustakaan UIN. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi precision (ketepatan) OPAC sebagai sarana temu kembali informasi dan mengujinapakah fasilitas searching berpengaruh terhadap tingkat precision.Dengan menggunakan data kualitatis yaitu yang berkaitan dengan kelengkapan fasilitas searching dan browsing, maka peneliti mencoba untuk melihat efektivitas OPAC Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) sebagai system temu kembali dengan mengambil lima OPAC UIN sebagai sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa fasilitas searching dan browsing yang tidak dimilikioleh OPAC UIN seperti menu bantuan penelusuran,keterbtasan deskripsi bibliografi. Dan OPAC yang memiliki fasilitas yang paling lengkap memiliki ketepatan yang tinggi sedangkan yang memiliki fasilitas paling minim memiliki nilai ketepatan yang rendah.