Tadjudin Surawinata
Universitas Swadaya Gunung Jati

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Lama Penundaan dan Cara Pengolahan terhadap Mutu Tepung Ubi Jalar (Ipomea batatas L) Yuli Sumaryati; Tadjudin Surawinata; - Wijaya
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v1i1.789

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pengaruh lama penundaan dan cara pengolahan memberikan pengaruh nyata terhadap mutu tepung ubi jalar dan (2) lama penundaan dan cara pengolahan yang memberikan mutu tepung ubi jalar paling baik. Penelitian  dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Cigugur, Kuningan, dari bulan September sampai dengan Oktober 2011.Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).  Terdiri dari 9 kombinasi lama penundaan dan cara pengolahan tepung dan 3 diulang kali. Perlakuan yaitu : A (1 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 1), B (3 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 1), C (5 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 1), D (1 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 2), E (3 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 2), F (5 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 2), G (1 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 3), H (3 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 3), dan I (5 hari setelah panen, cara pengolahan tepung 3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh nyata antara lama penundaan dan cara pengolahan tepung terhadap rendemen tepung, kadar karbohidrat dan warna tepung, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air tepung, dan (2) lama penundaan 5 hari setelah panen pada pengolahan tepung cara 3 memberikan rendemen tepung tertinggi. Lama simpan 3 hari setelah panen pada pengolahan tepung cara 1 dan lama penundaan 1, 3 dan 5 pada pengolahan tepung cara 3 memberikan kadar karbohidrat tertinggi. Lama penundaan 1, 2, dan 3 hari setelah panen pada pengolahan tepung cara 2 dan lama penundaan 3 hari setelah panen pada pengolahan tepung cara 3, memberikan warna tepung ubi jalar terbaik.
Pengaruh Kombinasi Kompos dan NPK (16:16:16) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bunga Matahari (Hellianthus annuus L.) Amran Jaenudin; Tadjudin Surawinata; Maryuliyanna Maryuliyanna
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v4i2.1852

Abstract

Lahan tambang merupakan lahan yang tergolong sulit untuk direhabilitasi, dan seringkali menimbulkan pengaruh negatif yang tidak kecil (Liang et al, 2009 dalam Suharno dan Sancayaningsih, 2013). Agar tanaman bunga matahari dapat tumbuh baik pada lahan bekas tambang, maka perlu diupayakan perbaikan kondisi fisik, kimia dan biologi tanahnya. Tahap awal dari upaya perbaikan kondisi fisik, kimia dan biologi tanah adalah konservasi top soil, pengelolaan sedimen, penataan lahan, penanaman tanaman perintis, (Zulkifli, 2014). Konservasi top soil dapat dilakukan dengan penambahan bahan organik. Kemudian . Penggunaan pupuk an-organik untuk kegiatan usahatani  telah dianggap suatu keharusan. Hal ini berkaitan dengan penggunaan vareiatas unggul yang berpotensi hasil tinggi yang memerlukan hara tanah yang cukup (Abdulrachman  et. al., 2008).  Maka dipandang perlu untuk dilakukan percobaan mengenai peningkatan produksi tanaman bunga matahari di lahan bekas tambang dengan pengaturan takaran pupuk NPK dan penambahan kompos yang berbeda. Hal ini diharapkan dapat memperbaiki sifat tanah bekas tambang semen serta meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.).Tujuan dari penelitian  ini yaitu: 1) untuk mengetahui adanya pengaruh interaksi antara perlakuan pemberian kompos dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) dan 2) untuk mengetahui takaran kompos dan pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.).Hasil dari penelitian adalah: (1) terdapat pengaruh interaksi antara perlakuan pemberian kompos dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.) yaitu pada pengamatan volume akar dan tinggi tanaman umur 35 HST; da (2) pada takaran 30 ton/ha kompos dan 400 kg/ha pupuk NPK memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bunga matahari (Helianthus annuus L.).
Pengaruh Pupuk P dan Jarak Tanam terhadap Volume Akar, Serapan Hara P, dan Pertumbuhan Tanaman serta Hasil Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 13 Nunuy Ratnawulan; Tadjudin Surawinata; Tetty Suciaty
Agroswagati Jurnal Agronomi Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Program Studi Ilmu Pertanian Pascasarjana UGJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/agroswagati.v1i2.792

Abstract

Percobaan dilakukan di persawahan umum Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon pada bulan Juni sampai dengan Oktober 2012.Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola Faktorial yang terdiri dari dua faktor dan masing-masing diulang tiga kali. Faktor pertama yaitu faktor dosis pupuk P, yang terdiri dari SP-36 90 kg/ha = 32,4 kg P2O5/ha, SP-36 120 kg/ha = 43,2 kg P2O5/ha dan SP-36 150 kg/ha = 54,0 kg P2O5/ha. Faktor kedua yaitu faktor jarak tanam, yang terdiri dari jarak tanam 20 cm x 20 cm, 25 cm x 25 cm dan 30 cm x 30 cm. Kultivar padi yang ditanam adalah Inpari 13Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat pengaruh interaksi antara pupuk P dan jarak tanam terhadap volume akar, serapan hara P tanaman, bobot gabah kering panen per rumpun dan bobot gabah kering panen per petak. Pupuk P dan jarak tanam secara mandiri berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun dan jumlah anakan produktif, (2) takaran pupuk P 120 kg SP-36/ha pada jarak tanam 25 cm x 25 cm, memberikan pengaruh baik terhadap volume akar (260,78 ml), serapan hara P tanaman (0,74% P2O5), bobot gabah kering panen per rumpun (62,39 g) dan bobot gabah kering panen per petak (6,24 kg), dan bobot gabah kering giling per petak (4,49 kg atau setara dengan 7,98 ton per hektar), dan (3) terdapat hubungan positif yang signifikan antara tinggi tanaman umur 56 hari setelah tanam, jumlah anakan produktif dan volume akar dengan hasil gabah kering giling per petak.