Firmansyah Rachman
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Determining the significant factor of Resilient Modulus (MR) Measurement of Bituminous Mixtures by Indirect Tension Test Firmansyah Firmansyah
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.847 KB)

Abstract

Resilient modulus (MR) is an important property for asphalt concrete design and for mechanistic analysis of pavement response under traffic loading. This study investigates the different factors affecting the MR of hot mix asphalt. A full factorial design of experiment was carried out to investigate four factors. Each factor was studied at two levels. These factors are: number of cyclic loading, loading frequency, Poisson’s ratio, and sample position.Analysis of the factorial experimental design showed that the sample position is the most important factor affecting the resilient modulus. In order to simplify the statistic model, only the main effect are consider inside the model. The power transformation is needed by the model in order to meet IIDN assumption. The model after transformation is:Keywords: resilient modulus, indirect tension, pavement mixture
Optimalisasi Jumlah Bus Trans Koetaradja Di Kota Banda Tamalkhani Syammaun; Firmansyah Rachman; Safriadi Safriadi
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 1 (2018): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.479 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i1.31

Abstract

Pada dasarnya, pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya tingkat pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu, maupun keamanan dan kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan. Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan armada angkutan penumpang umum berada pada garis yang seimbang dengan permintaan jasa angkutan umum. Salah satu tolak ukur keberhasilan pengelolaan perangkutan adalah terpenuhinya kebutuhan kendaraan atau armada yang siap operasi pada saat diperlukan dalam jumlah yang optimal. Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti seberapa besar kebutuhan perjalanan penumpang pada sebuah koridor angkutan umum, yang koridornya melayani pusat kota-Darussalam. Cara pelaksanaan penelitian di lapangan dilakukan dengan survei yang dilaksanakan didalam kendaraan dengan metode pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang menempuh suatu trayek, dimana petugas mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun dan atau waktu perjalanan pada tiap rute. Pengumpulan data jumlah penumpang naik/turun, jumlah penumpang diatas kendaraan, waktu tempuh kendaraan, waktu sirkulasi kendaraan, waktu henti kendaraan di halte dan waktu antara (headway) yang dilakukan selama 4 (empat) hari yaitu hari senin, rabu, sabtu dan minggu. Pengamatan dilakukan pada jam- sibuk yaitu pukul 06:30 – 09:00; 11:30 – 14:00; dan pukul 16:00 – 18:30 jam. Dari survei lapangan diketahui bahwa jumlah bus yang optimal pada koridor I Pusat Kota-darussalam adalah sebanyak, pagi 3 unit kendaraan, siang 3 unit kendaraan dan sore 3 unit kendaraan yang berangkat dari masing-masing rute (Keudah-Darussalam dan Darussalam-Keudah) dengan nilai headway yang efektif 40 menit. Faktor pembebanan (load factor) angkutan umum Trans Koetaradja terhadap jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat pada jam sibuk lebih kecil dari 70% kapasitas bus.
Perbandingan Karakteristik Aspal Beton Menggunakan Filler Tanah Dengan Filler Abu Batu Bata Firmansyah Rachman; Tamalkhani Syammaun; T. R. B. Saputra
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 2 (2018): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.815 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i2.51

Abstract

Aspal beton adalah perkerasan yang umum digunakan dalam kontruksi jalan raya. Aspal beton dipakai sebagai lapis permukaan (surface) untuk melayani beban lalu lintas serta melindungi lapisan perkerasaan yang ada di bawahnya. Aspal beton terdiri dari agregat kasar, halus dan filler (bahan pengisi) . Agregat kasar di dalam campuran aspal beton berfungsi sebagai rangka (frames) perkerasan yang memberi kekuatan/stabilitas (stability), sedangkan agregat halus dan filler berfungsi sebagai pengisi rongga antar agregat kasar di dalam campuran yang akan meningkatkan angka stabilitas. Aspal beton yang menjadi objek penelitian ini merupakan aspal beton dengan filler tanah dan abu batu bata. Umumnya filler yang digunakan dalam campuran aspal beton adalah semen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mana diantara tanah dan abu batu bata yang lebih baik untuk dapat dijadikan sebagai filler pengganti semen dalam campuran aspal beton. Perbandingan kedua jenis filler tersebut berguna karena apabila penggunaan tanah dan abu batu bata sebagai filler lolos uji spesifikasi teknis maka biaya untuk pembuatan aspal beton akan lebih ekonomis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kedua campuran tidak memiliki perbedaan karakteristik yang signifikan namun berbeda nyata berdasarkan hasil analisa anova single factor. Kedua jenis filler yang digunakan menunjukkan bahwa keduanya dapat digunakan sebagai opsi filler pengganti semen. Kedua campuran mempunyai nilai KAO yang berbeda. Untuk campuran dengan filler tanah diperoleh KAO sebesar 4,8 % dengan nilai setiap karakteristiknya yaitu nilai stabilitas (1938,56 kg), flow (3,78 mm), Density (2,41 gr/cm3), VIM (4,34 %), VMA (16,33%), VFB (68,21%) dan MQ (550,97 kg/mm). Sedangkan untuk campuran dengan filler abu batu bata nilai KAO diperoleh sebesar 5,3 % dengan nilai stabilitas (1966,47 kg), flow (3,21 mm), Density (2,40 gr/cm3), VIM (3,95 %), VMA (17,13%), VFB (72,03%) dan MQ (614,29 kg/mm).
Analisis Perbandingan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode Analisa Komponen Dan Metode Manual Desain Perkerasan 2013 (Studi Kasus: Ruas Jalan Bandara Rembele Kabupaten Bener Meriah –Batas Kabupaten Aceh Tengah Tamalkhani Syammaun; Firmansyah Rachman; Tya Wahyuni
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 2 (2018): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.908 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i2.59

Abstract

Perencanaan tebal suatu struktur perkerasan jalan merupakan salah satu bagian dari rekayasa jalan yang bertujuan memberikan pelayanan terhadap arus lalu lintas sehingga memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pengguna jalan. Kesesuaian dan ketetapan dalam menentukan parameter pendukung dan metode perencanaan tebal perkerasan yang digunakan, sangat mempengaruhi efesiensi penggunaan biaya konstruksi dan pemeliharaan jalan. Pada proses perencanaan tebal lapis perkerasan jalan raya ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain metode AASHTO 93, metode Asphalt institute, Metode Analisa Komponen (MAK) dan Metode Manual Desain Perkerasan (MDP) 2013. Masing-masing dari metode tersebut telah diaplikasikan dalam perhitungan tebal perkerasan jalan di Indonesia. Dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan untuk menganalisa dua dari metode tersebut agar didapatkan perencanaan tebal perkerasan yang lebih efisien dan ekonomis dan sesuai dengan kondisi lapangan dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan tebal perkerasan lentur yang dihitung dengan menggunakan metode MAK dan metode MDP 2013 pada ruas jalan Bandara Rembele Kabupaten Bener Meriah. Dari hasil penelitian didapatkan tebal perkerasan masing-masing metode perhitunganyaitu tebal perkerasan dengan Metode MAK untuk lapis permukaan atas (surface) adalah 8 cm, lapis pondasi atas (base course) 40 cm, pondasi bawah (subbase course) 20 cm, dan untuk tebal timbunan pilihan sebesar 50 cm. Sedangkan tebal perkerasan dengan metode MDP 2013 untuk lapisan AC-WC adalah 4 cm, lapis AC-BC 6 cm, dan lapisan AC-Base 14,5 cm, serta untuk tebal lapisan LPA sebesar 30 cm. Hasil tebal perkerasan lentur dari kedua metode menunjukkan metode MDP 2013 lebih efisien dan ekonomis, dilihat dari segi biaya dan umur rencana yang telah diperhitungkan.
Pengaruh Limbah Batu Bara Sebagai Filler Terhadap Karakteristik Marshall Dan Indek Kekuatan Sisa Pada Campuran Aspal Beton Ac-Wc Firmansyah Rachman; Tamalkhani Syammaun; Fadjra Heikal
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 8 No 1 (2019): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.646 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v8i1.64

Abstract

Penambangan batubara di Indonesia banyak menghasilkan limbah berupa abu batubara. Salah satunya ialah Batubara yang terdapat di Nagan Raya, memiliki kandungan silika (Si O2) lebih banyak daripada jenis lainnya. Berdasarkan literatur, penggunaan sulfur dalam campuran beraspal dapat meningkatkan stabilitas Marshall. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung penelitian sebelumnya tentang filler dan untuk memperbaik mutu dalam campuran beraspal. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh abu batubara sebagai filler terhadap karakteristik dan indeks kekuatan sisa pada campuran aspal beton AC-WC. Penelitian ini menggunakan metode marshall dan indeks kekuatan sisa (IKS). Aspal yang digunakan penelitian ini merupakan aspal pertamina Pen 60/70 dengan penambahan limbah abu batubara pada variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% sebagai filler. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan material lalu dilanjutkan dengan sifat-sifat fisis agregat sehingga dapat diketahui apakah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Pada penelitian ini banyak benda uji/sampel KAO sebanyak 25 buah benda uji. Dengan memperoleh kadar aspal 6,1 yang bakal dipakai pada 6 variasi dimana pervariasi 5 sampel benda uji. Untuk variasi yang menggunakan abu batubara yaitu sebanyak 30 buah benda uji satu diantara benda uji akan dilakukan indek kekuatan sisa (IKS). Jadi jumlah total benda uji yang dibuat yaitu sebanyak 55 benda uji. Hasi penelitian menunjukkan peggunaan abu batubara sebagai filler pada parameter marshall semuanya memenuhi spesifikasi begitu juga dengan indeks kekuatan sisa (IKS) dimana > 80 sehingga hasil nilai tertinggi pada IKS yaitu pada variasi 3% dengan nilai 102.50.
Tinjauan Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Lambaro – Bts. Pidie Dengan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan Tahun 2017 Firmansyah Rachman; Rifki Hidayat; Nazar Nazar
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 8 No 2 (2019): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.436 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v8i2.92

Abstract

Dalam upaya untuk proses pertumbuhan ekonomi masyarakat diwilayah provinsi Aceh, pada tahun 2019 BPJN 1 mengadakan proyek pekerjaan teknik pada salah satu ruas jalan di Kabupaten Aceh Besar tepatnya pada Jalan Lambaro – Bts. Pidie yang merupakan jalan Arteri 2 jalur dua lajur dengan lebar jalan 7 meter panjang jalan 1 km dan lebar bahu 1 meter kiri dan kanan lajur. Masalah yang terjadi dilapangan yaitu kerusakan jalan di suatu wilayah terjadi apabila kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut jumlahnya lebih banyak dari kapasitas jalan yang direncanakan. Tujuan penelitian adalah menghitung kembali hasil perhitungan tebal perkerasan yang diperhitungkan konsultan perencana berdasarkan Analisa Metode MDP (2017). Dalam tinjauan perencanaan ini mengumpulkan data sekunder yaitu Data CBR, Lalu lintas harian rata – rata (LHR), dan Gambar Desain, Berdasarkan hasil yang didapati bahwa nilai LHR 9004 kendaraan perhari, untuk nilai CESA4 yaitu 80.130.187,65, untuk nilai CESA 5 yaitu 144.234.337,77, untuk CBR tanah yaitu 12,14%. Dengan mengunakan metode MAK diperoleh hasil tebal perkerasan lentur yaitu, untuk lapis permukaan atas (surface) setebal 4 cm, untuk lapis AC-BC diperoleh hasil 6 cm, untuk lapis pondasi atas (base course) dengan mengunakan material batu pecah kelas A adalah 10 cm dan untuk lapisan pondasi bawah (subbase course) dengan mengunakan material batu pecah kelas B setebal 20 cm. Tebal keseluruhan dengan metode MAK adalah 40 cm. Untuk metode MDP 2017 yaitu, lapisan permukaan atas (surface) AC – WC yaitu setebal 4 cm, lapisan pondasi bawah (base course) AC – BC yaitu 6 cm, dan lapis pondasi bawah (subbase course) AC – Base setebal 24,5 cm serta untuk tebal timbunan pilihan adalah 30 cm. Sehingga tebal perkerasan dengan mengunakan metode MDP 2017 adalah 56 cm. Dari kedua hasil Perhitungan tersebut didapatkan hasil bahwa MDP 2017 lebih ekonomis jika ditinjau dari Umur rencana
Perbandingan Metode Greenshield Dan Greenberg Pada Ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani Terhadap Pengaruh Karakteristik Lalu Lintas Tamalkhani Syammaun; Firmansyah Rachman; Dwi Murza Nanditha
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 9 No 2 (2020): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.444 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v9i2.114

Abstract

Setiap tahun pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan terus meningkat sehingga menimbulkan persoalan terhadap tundaan pergerakan arus lalu lintas. Pada Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Langsa tundaan pergerakan terjadi karena jalan tersebut berada pada daerah perkotaan sehingga terdapat fasilitas umum seperti perkantoran, rumah sakit, sekolah dan lain-lain. Selain itu tundaan pergerakan juga terjadi karena adanya hambatan samping seperti kendaraan yang parkir pada badan jalan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap karakteristik lalu lintas seperti bertambahnya volume lalu lintas, berkurangnya kecepatan dan meningkatnya kepadatan. Ketiga parameter tersebut yang menentukan nilai matematis kapasitas jalan yang dianalisis menggunakan metode Greenshield dan Greenberg. Dari pemodelan tersebut maka diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) tertinggi yaitu 0,852 untuk hubungan kecepatan dengan kepadatan, kemudian diperoleh nilai R2 tertinggi 0,986 untuk hubungan volume dengan kepadatan dan nilai R2 tertinggi 0,750 untuk hubungan volume dengan kecepatan. Setelah mendapatakan nilai hubungan matematis antar kedua model, kemudian menentukan volume maksimum dari kedua model. Nilai volume maksimum (VM) menggunakan model Greenshield adalah sebesar 3652,95 smp/jam dan nilai volume maksimum (VM) menggunakan model Greenberg adalah sebesar 434033,692 smp/jam. sehingga dari nilai VM tersebut dapat disimpulkan bahwa model Greenberg lebih baik dibandingkan model Greenshield.