Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

The Alternative of Drainage Construction Technology Selection by Using Analytical Hierarchy Process Method Hafnidar A Rani; Tamalkhani Syammaun; Aulina Adamy; Ari Fadillah
Elkawnie: Journal of Islamic Science and Technology Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/ekw.v7i2.9880

Abstract

Abstract: The drainage channel is one of the complementary buildings on the road segment in requiring one of the technical requirements for road infrastructure. The road drainage channels in general are open channels using gravity to drain surface water or inundation to the channel. The distribution of flow in the drainage channel to this channel follows the contours of the highway so that the water will flow easily following gravity. The Several alternatives selection of drainage development technologies include elbow drainage, parallel, grid iron, natural and radial. The problem found that some factor considered in selection the right technology are the construction budget, construction period, material supply, and construction process affecting the selection process become complicated. The purpose of this study is to determine the dominant criteria required in considering the selection of drainage construction technology in Banda Aceh and to determine the proper alternative using Analytical Hierarchy Process (AHP) method. After distributing questionnaires to 16 respondents, the research found that the dominant criterion is the construction period as the score of 0.66. According to the respondents, the construction period become the most vital criteria since the assessment of criteria variable relate to the limitation in complete all drainage proposed. This study founds that the best alternative in selecting drainage construction technology is "parallel drainage" as the score is 4.96. Therefore, this study recommends the use of "parallel drainage" as a priority in the drainage construction Banda Aceh by considering construction budget, construction period, material supply and construction process.Abstrak: Saluran drainase merupakan salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan dalam memenuhi salah satu persyaratan teknis prasarana jalan. Pada umumnya saluran drainase jalan merupakan saluran terbuka yang menggunakan gaya gravitasi untuk mengalirkan air limbah ke outlet. Distribusi aliran di saluran drainase ke outlet ini mengikuti kontur jalan raya sehingga air limbah akan lebih mudah mengalir secara gravitasi. Beberapa alternatif pemilihan teknologi pembangunan drainase antara lain adalah drainase elbow, parallel, gridiron, natural dan radial. Persoalannya, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih teknologi yang tepat, biaya pembangunan, waktu konstruksi, ketersediaan material, dan proses pembangunan sehingga pilihan menjadi rumit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kriteria dominan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi pembangunan drainase di Kota Banda Aceh dan menentukan alternatif yang tepat melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Setelah menyebarkan kuesioner kepada 16 responden, penelitian menemukan bahwa kriteria yang dominan adalah waktu pengerjaan dengan bobot tertinggi (0,66). Menurut responden, waktu konstruksi merupakan kriteria yang paling penting karena keterbatasan dalam menyelesaikan seluruh usulan pembangunan drainase perlu dipertimbangkan. Studi ini menemukan bahwa alternatif terbaik dalam memilih teknologi pembangunan drainase adalah “drainase paralel” yang memperoleh nilai kinerja tertinggi sebesar 4,96. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan penggunaan “drainase paralel” sebagai prioritas dalam pembangunan drainase di Kota Banda Aceh dengan pertimbangan biaya, waktu konstruksi, ketersediaan material, dan proses pembangunan.
Optimalisasi Jumlah Bus Trans Koetaradja Di Kota Banda Tamalkhani Syammaun; Firmansyah Rachman; Safriadi Safriadi
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 1 (2018): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.479 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i1.31

Abstract

Pada dasarnya, pengguna kendaraan angkutan umum menghendaki adanya tingkat pelayanan yang cukup memadai, baik waktu tempuh, waktu tunggu, maupun keamanan dan kenyamanan yang terjamin selama dalam perjalanan. Tuntutan akan hal tersebut dapat dipenuhi bila penyediaan armada angkutan penumpang umum berada pada garis yang seimbang dengan permintaan jasa angkutan umum. Salah satu tolak ukur keberhasilan pengelolaan perangkutan adalah terpenuhinya kebutuhan kendaraan atau armada yang siap operasi pada saat diperlukan dalam jumlah yang optimal. Jumlah armada yang tepat sesuai dengan kebutuhan sulit dipastikan, yang dapat dilakukan adalah jumlah yang mendekati besarnya kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti seberapa besar kebutuhan perjalanan penumpang pada sebuah koridor angkutan umum, yang koridornya melayani pusat kota-Darussalam. Cara pelaksanaan penelitian di lapangan dilakukan dengan survei yang dilaksanakan didalam kendaraan dengan metode pencatatan jumlah penumpang yang naik dan turun kendaraan yang menempuh suatu trayek, dimana petugas mencatat jumlah penumpang yang naik dan turun dan atau waktu perjalanan pada tiap rute. Pengumpulan data jumlah penumpang naik/turun, jumlah penumpang diatas kendaraan, waktu tempuh kendaraan, waktu sirkulasi kendaraan, waktu henti kendaraan di halte dan waktu antara (headway) yang dilakukan selama 4 (empat) hari yaitu hari senin, rabu, sabtu dan minggu. Pengamatan dilakukan pada jam- sibuk yaitu pukul 06:30 – 09:00; 11:30 – 14:00; dan pukul 16:00 – 18:30 jam. Dari survei lapangan diketahui bahwa jumlah bus yang optimal pada koridor I Pusat Kota-darussalam adalah sebanyak, pagi 3 unit kendaraan, siang 3 unit kendaraan dan sore 3 unit kendaraan yang berangkat dari masing-masing rute (Keudah-Darussalam dan Darussalam-Keudah) dengan nilai headway yang efektif 40 menit. Faktor pembebanan (load factor) angkutan umum Trans Koetaradja terhadap jumlah penumpang per jam pada seksi terpadat pada jam sibuk lebih kecil dari 70% kapasitas bus.
Identifikasi Penerapan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Pelaksanaan Proyek Fly Over Simpang Surabaya Kota Banda Aceh Jurisman Amin; Tamalkhani Syammaun; Riqi Gunawan
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 1 (2018): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.121 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i1.38

Abstract

Kasus kecelakaan kerja kerap terulang akibat dari permasalahan K3 yang kompleks di Indonesia. Mengingat proyek fly over merupakan salah satu mega proyek di Kota Banda Aceh, maka memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi, sehingga K3 sangat penting untuk diterapkan. Dengan adanya penerapan K3 pada proyek, maka semua tenaga kerja akan mendapatkan jaminan atas keselamatan dan kesehatan kerja, sehingga tenaga kerja akan lebih giat dan disiplin dalam melaksanakan tugasnya, serta tidak akan terbeban dengan resiko yang akan timbul dalam proyek konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi minat tim pelaksanaan kegiatan dalam penerapan K3 pada proyek fly over Simpang Surabaya Kota Banda Aceh, serta mengidentifikasi penerapan K3 yang dominan pada pelaksanaan proyek tersebut. Pengamatan dilakukan pada tim pelaksanaan konstruksi (stakeholder) pada proyek fly over Kota Banda Aceh, yaitu owner, konsultan supervisi, dan pelaksana. Identifikasi yang dilakukan pada perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD), perlengkapan Alat Pengaman Kerja (APK), perlengkapan kesehatan di proyek, lingkungan kerja, dan program umum. Analisa statistika yang digunakan adalah uji reliabilitas, uji validitas dan analisis deskriptif, melalui program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan K3 dalam pelaksanaan proyek fly over, yang diminati oleh stakeholder adalah program perlengkapan APD dengan mean 4,609, perlengkapan APK dengan mean 4,600, lingkungan kerja dengan mean 4,559, umum dengan mean 4,585, dan perlengkapan kesehatan di proyek dengan mean 4,423. Penerapan K3 yang paling dominan diminati pada pelaksanaan proyek fly over adalah program perlengkapan APD dengan mean 4,609. Program perlengkapan APD pada proyek fly over sudah diimplementasikan sepenuhnya oleh pelaksana. Dalam hal ini stakeholder yang menjalankan tugasnya pada proyek fly over, sadar akan penggunaan APD dan menunjukkan minat yang besar dalam penerapannya.
Perbandingan Karakteristik Aspal Beton Menggunakan Filler Tanah Dengan Filler Abu Batu Bata Firmansyah Rachman; Tamalkhani Syammaun; T. R. B. Saputra
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 2 (2018): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.815 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i2.51

Abstract

Aspal beton adalah perkerasan yang umum digunakan dalam kontruksi jalan raya. Aspal beton dipakai sebagai lapis permukaan (surface) untuk melayani beban lalu lintas serta melindungi lapisan perkerasaan yang ada di bawahnya. Aspal beton terdiri dari agregat kasar, halus dan filler (bahan pengisi) . Agregat kasar di dalam campuran aspal beton berfungsi sebagai rangka (frames) perkerasan yang memberi kekuatan/stabilitas (stability), sedangkan agregat halus dan filler berfungsi sebagai pengisi rongga antar agregat kasar di dalam campuran yang akan meningkatkan angka stabilitas. Aspal beton yang menjadi objek penelitian ini merupakan aspal beton dengan filler tanah dan abu batu bata. Umumnya filler yang digunakan dalam campuran aspal beton adalah semen. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mana diantara tanah dan abu batu bata yang lebih baik untuk dapat dijadikan sebagai filler pengganti semen dalam campuran aspal beton. Perbandingan kedua jenis filler tersebut berguna karena apabila penggunaan tanah dan abu batu bata sebagai filler lolos uji spesifikasi teknis maka biaya untuk pembuatan aspal beton akan lebih ekonomis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kedua campuran tidak memiliki perbedaan karakteristik yang signifikan namun berbeda nyata berdasarkan hasil analisa anova single factor. Kedua jenis filler yang digunakan menunjukkan bahwa keduanya dapat digunakan sebagai opsi filler pengganti semen. Kedua campuran mempunyai nilai KAO yang berbeda. Untuk campuran dengan filler tanah diperoleh KAO sebesar 4,8 % dengan nilai setiap karakteristiknya yaitu nilai stabilitas (1938,56 kg), flow (3,78 mm), Density (2,41 gr/cm3), VIM (4,34 %), VMA (16,33%), VFB (68,21%) dan MQ (550,97 kg/mm). Sedangkan untuk campuran dengan filler abu batu bata nilai KAO diperoleh sebesar 5,3 % dengan nilai stabilitas (1966,47 kg), flow (3,21 mm), Density (2,40 gr/cm3), VIM (3,95 %), VMA (17,13%), VFB (72,03%) dan MQ (614,29 kg/mm).
Analisis Perbandingan Tebal Perkerasan Lentur Dengan Metode Analisa Komponen Dan Metode Manual Desain Perkerasan 2013 (Studi Kasus: Ruas Jalan Bandara Rembele Kabupaten Bener Meriah –Batas Kabupaten Aceh Tengah Tamalkhani Syammaun; Firmansyah Rachman; Tya Wahyuni
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 7 No 2 (2018): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (631.908 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v7i2.59

Abstract

Perencanaan tebal suatu struktur perkerasan jalan merupakan salah satu bagian dari rekayasa jalan yang bertujuan memberikan pelayanan terhadap arus lalu lintas sehingga memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pengguna jalan. Kesesuaian dan ketetapan dalam menentukan parameter pendukung dan metode perencanaan tebal perkerasan yang digunakan, sangat mempengaruhi efesiensi penggunaan biaya konstruksi dan pemeliharaan jalan. Pada proses perencanaan tebal lapis perkerasan jalan raya ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain metode AASHTO 93, metode Asphalt institute, Metode Analisa Komponen (MAK) dan Metode Manual Desain Perkerasan (MDP) 2013. Masing-masing dari metode tersebut telah diaplikasikan dalam perhitungan tebal perkerasan jalan di Indonesia. Dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan untuk menganalisa dua dari metode tersebut agar didapatkan perencanaan tebal perkerasan yang lebih efisien dan ekonomis dan sesuai dengan kondisi lapangan dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan tebal perkerasan lentur yang dihitung dengan menggunakan metode MAK dan metode MDP 2013 pada ruas jalan Bandara Rembele Kabupaten Bener Meriah. Dari hasil penelitian didapatkan tebal perkerasan masing-masing metode perhitunganyaitu tebal perkerasan dengan Metode MAK untuk lapis permukaan atas (surface) adalah 8 cm, lapis pondasi atas (base course) 40 cm, pondasi bawah (subbase course) 20 cm, dan untuk tebal timbunan pilihan sebesar 50 cm. Sedangkan tebal perkerasan dengan metode MDP 2013 untuk lapisan AC-WC adalah 4 cm, lapis AC-BC 6 cm, dan lapisan AC-Base 14,5 cm, serta untuk tebal lapisan LPA sebesar 30 cm. Hasil tebal perkerasan lentur dari kedua metode menunjukkan metode MDP 2013 lebih efisien dan ekonomis, dilihat dari segi biaya dan umur rencana yang telah diperhitungkan.
Optimalisasi Waktu Dan Biaya Dengan Metode Precedence Diagram Method (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fisip Unsyiah) Tamalkhani Syammaun; Hafnidar A. Rani; Fadhil Rahmat
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 8 No 1 (2019): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.302 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v8i1.62

Abstract

Waktu dan biaya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dan kegagalan suatu proyek. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Oleh karena itu, salah satu usaha untuk mengoptimalisasi waktu dan biaya adalah dengan menggunakan metode Precedence Diagram Method (PDM). Pembangunan Gedung Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Syiah Kuala ini dibangun III (tiga) lantai dengan anggaran proyek adalah sebesar Rp. 3.607.020.000,00 (Tiga Milyar Enam Ratus Tujuh Juta Dua Puluh Ribu Rupiah) dengan waktu pelaksanaan selama 10 bulan sesuai dengan time schedule dan kurva-S. Permasalahan dalam penelitian ini adalah membandingkan waktu dan biaya antara perencanaan (time schedule dan kurva-S) dengan metode PDM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui durasi (waktu) optimum, mengetahui biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan proyek serta membandingkan waktu dan biaya proyek antara perencanaan (time schedule dan kurva-S) dengan metode PDM. Metode penelitian dalam perencanaan ini dimulai dengan pengumpulan data berupa data sekunder, untuk analisa dan pengolahan data secara manual dimulai dengan perhitungan PDM kemudian dilanjutkan dengan perhitungan float dan jalur kritis. Hasil perhitungan waktu dengan metode PDM diperoleh waktu penyelesaian proyek selama 232 hari lebih cepat 23 hari dari metode kurva-S. Hasil perhitungan biaya secara total dengan menggunakan metode PDM diperoleh biaya sebesar Rp.3.226.282.572 lebih murah dibandingkan dengan menggunakan metode kurva-S dengan selisih biaya Rp.52.829.994,6. Hasil Perhitungan float dan jalur kritis pada penelitian ini dengan metode PDM memperlihatkan bahwa semua kegiatan tidak terdapat float dan semuanya jalur kritis dibandingkan dengan metode kurva-S terdapat float dan tidak semuanya jalur kritis pada semua kegiatan. Dengan demikian, metode PDM dapat mengoptimalkan waktu dan biaya.
Pengaruh Limbah Batu Bara Sebagai Filler Terhadap Karakteristik Marshall Dan Indek Kekuatan Sisa Pada Campuran Aspal Beton Ac-Wc Firmansyah Rachman; Tamalkhani Syammaun; Fadjra Heikal
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 8 No 1 (2019): Juni
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.646 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v8i1.64

Abstract

Penambangan batubara di Indonesia banyak menghasilkan limbah berupa abu batubara. Salah satunya ialah Batubara yang terdapat di Nagan Raya, memiliki kandungan silika (Si O2) lebih banyak daripada jenis lainnya. Berdasarkan literatur, penggunaan sulfur dalam campuran beraspal dapat meningkatkan stabilitas Marshall. Penelitian ini dilakukan untuk mendukung penelitian sebelumnya tentang filler dan untuk memperbaik mutu dalam campuran beraspal. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh abu batubara sebagai filler terhadap karakteristik dan indeks kekuatan sisa pada campuran aspal beton AC-WC. Penelitian ini menggunakan metode marshall dan indeks kekuatan sisa (IKS). Aspal yang digunakan penelitian ini merupakan aspal pertamina Pen 60/70 dengan penambahan limbah abu batubara pada variasi 0%, 1%, 2%, 3%, 4% dan 5% sebagai filler. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pengambilan material lalu dilanjutkan dengan sifat-sifat fisis agregat sehingga dapat diketahui apakah memenuhi spesifikasi yang ditetapkan. Pada penelitian ini banyak benda uji/sampel KAO sebanyak 25 buah benda uji. Dengan memperoleh kadar aspal 6,1 yang bakal dipakai pada 6 variasi dimana pervariasi 5 sampel benda uji. Untuk variasi yang menggunakan abu batubara yaitu sebanyak 30 buah benda uji satu diantara benda uji akan dilakukan indek kekuatan sisa (IKS). Jadi jumlah total benda uji yang dibuat yaitu sebanyak 55 benda uji. Hasi penelitian menunjukkan peggunaan abu batubara sebagai filler pada parameter marshall semuanya memenuhi spesifikasi begitu juga dengan indeks kekuatan sisa (IKS) dimana > 80 sehingga hasil nilai tertinggi pada IKS yaitu pada variasi 3% dengan nilai 102.50.
Manajemen Risiko Proyek Konstruksi Jalan (Studi Kasus: Preservasi Rekonstruksi Jalan Lambaro – Bts. Pidie) Tamalkhani Syammaun; Jurisman Amin; Bustami Bustami
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 8 No 2 (2019): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.429 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v8i2.77

Abstract

Proyek preservasi adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan mengalokasikan sumber daya tertentu guna untuk memberikan tingkat pelayanan yang maksimal pada infrastruktur jalan. Dalam pelaksanaan proyek preservasi ini, kontraktor dihadapkan dengan permasalahan berbagai macam risiko. Beberapa risiko yang selalu terjadi adalah kemacetan di sekitar proyek sehingga menghambat kedatangan material, kepadatan lalu lintas sehingga pengalihan arus lalu lintas menyebabkan antrian kendaraan, dan masih banyak risiko lainnya dengan berbagai frekuensi kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang dominan terjadi dalam pelaksanaan Proyek Preservasi Rekonstruksi Jalan Lambaro – Bts. Pidie dan mengidentifikasi solusi penanganannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif melalui penyebaran kuesioner dan metode kualitatif melalui wawancara. Responden ditujukan pada personil kontraktor, tenaga kerja, konsultan pengawas, dan owner. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 15 personil kontraktor, 50 personil tenaga kerja, 6 personil konsultan pengawas, dan 3 personil owner. Pengolahan data menggunakan uji validitas dan reliabilitas, sedangkan analisis data menggunakan analisis deskriptif melalui bantuan software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko yang dominan terjadi dalam pelaksanaan Proyek Preservasi Rekonstruksi Jalan Lambaro – Bts. Pidie adalah faktor lingkungan dengan mean sebesar 2,866. Solusi penanganan risiko pada faktor lingkungan sebagai faktor dominan adalah mobilisasi alat berat ke proyek dilaksanakan di luar jam sibuk, menyiapkan akses jalan alternatif untuk memasukkan alat berat, melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk menyiapkan akses masuk bagi alat berat, dan mengatur schedule keluar masuk kendaraan proyek dan alat berat di luar jam sibuk dan memasang tanda (signage) keluar masuk proyek.
Perbandingan Metode Greenshield Dan Greenberg Pada Ruas Jalan Jenderal Ahmad Yani Terhadap Pengaruh Karakteristik Lalu Lintas Tamalkhani Syammaun; Firmansyah Rachman; Dwi Murza Nanditha
Tameh: Journal of Civil Engineering Vol 9 No 2 (2020): Desember
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.444 KB) | DOI: 10.37598/tameh.v9i2.114

Abstract

Setiap tahun pertumbuhan penduduk dan jumlah kendaraan terus meningkat sehingga menimbulkan persoalan terhadap tundaan pergerakan arus lalu lintas. Pada Jalan Jenderal Ahmad Yani Kota Langsa tundaan pergerakan terjadi karena jalan tersebut berada pada daerah perkotaan sehingga terdapat fasilitas umum seperti perkantoran, rumah sakit, sekolah dan lain-lain. Selain itu tundaan pergerakan juga terjadi karena adanya hambatan samping seperti kendaraan yang parkir pada badan jalan. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap karakteristik lalu lintas seperti bertambahnya volume lalu lintas, berkurangnya kecepatan dan meningkatnya kepadatan. Ketiga parameter tersebut yang menentukan nilai matematis kapasitas jalan yang dianalisis menggunakan metode Greenshield dan Greenberg. Dari pemodelan tersebut maka diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) tertinggi yaitu 0,852 untuk hubungan kecepatan dengan kepadatan, kemudian diperoleh nilai R2 tertinggi 0,986 untuk hubungan volume dengan kepadatan dan nilai R2 tertinggi 0,750 untuk hubungan volume dengan kecepatan. Setelah mendapatakan nilai hubungan matematis antar kedua model, kemudian menentukan volume maksimum dari kedua model. Nilai volume maksimum (VM) menggunakan model Greenshield adalah sebesar 3652,95 smp/jam dan nilai volume maksimum (VM) menggunakan model Greenberg adalah sebesar 434033,692 smp/jam. sehingga dari nilai VM tersebut dapat disimpulkan bahwa model Greenberg lebih baik dibandingkan model Greenshield.
THE EVALUATION BLACK SPOT LOCATION AND ACCIDENT RISK OF COT PAYA INTERSECTION ACEH BESAR DISTRICT Rifki Hidayat; Cut Nawalul Azka; Tamalkhani Syammaun; Muhammad Aula
JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING BUILDING AND TRANSPORTATION Vol. 8 No. 1 (2024): JCEBT MARET
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jcebt.v8i1.11475

Abstract

As the population continues to increase each year, it leads to an increasing demand for transportation, indirectly raising the risk of traffic issues. Simpang Cot Paya, situated on the Laksamana Malayahati road section in the Baitussalam District of Aceh Besar Regency, serves as a secondary arterial road that connects the regency to the city of Banda Aceh and is consistently congested with traffic. According to the Traffic Division of the Banda Aceh City Police from 2018 to 2022, there were 233 reported traffic accidents in this area. This research aims to identify the factors causing these accidents and propose measures to reduce the accident rate at this accident-prone location. Primary data was gathered through field observations and measurements, while secondary data consisted of accident records provided by the Banda Aceh City Police, which were analyzed using the Accident Equivalent Number (AEK) method, Upper Control Limit (BKA), and the Safety Index (SI) method. Additionally, a road safety audit was conducted at the accident-prone location to identify issues that may contribute to traffic accidents and to suggest measures to reduce the risk of accidents. An overall analysis indicates that the highest accident vulnerability occurred in 2018 with the highest AEK value of 126, the highest BKA reaching 2.36, and an SI of 2.36. However, the highest material losses were recorded in 2020, amounting to Rp. 26,600,000. This increase in losses was due to a rise in the number of accidents in 2020, totaling 27, and a higher number of minor injuries, amounting to 29 individuals. In other words, if a location has a Safety Index (SI) greater than 1, it is considered a black spot for accidents. The audit revealed several issues, including fading road markings and a lack of road signs and other road infrastructure. Proposed solutions to address these issues include repainting faded road markings and adding road signs and necessary road infrastructure to improve road functionality.