Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kesetaraan Gender dalam Konstruksi Media Sosial Widodo, Wicha Rizky Sakti Mashito; Nurudin; Widiya Yutanti
Jurnal Komunikasi Nusantara Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Unitri Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/jkn.v3i1.73

Abstract

Patriarchy results in gender inequality in the social environment. This makes women and men have roles, status and even emotional levels that tend to discriminate. So that researchers are interested in analyzing and criticizing gender inequality in Indonesia through campaigns carried out by the @lawanpatriarki and @lakilakibaru Instagram accounts, where the two accounts have different backgrounds but have one goal. This research uses a qualitative approach with a critical paradigm and an interpretive type. As for the data collection methods used are screenshots of posts on gender equality content and captions on Instagram accounts @lawanpatriarki and @lakilakibaru, notes, journals, books, and articles on the website or the internet. This data collection is used to obtain information regarding the messages that the two accounts convey in the 'Free from Sexual Violence' campaign posts. Then, the data is processed using a discourse analysis text study of Sara Mills. From The research conducted shows that the differences in the background of two accounts have the same goal, namely to voice gender equality which applies to all parties, both men, women and others. Everyone has the right to feel free from sexual violence, especially from the shackles of a patriarchy culture. This is because the patriarchy culture is not only detrimental to women but also men. Keywords: social media construction; gender equality; instagram; rape
Aktivitas Komunikasi Pemasaran Melalui Akun Instagram (Studi Pada Staff dan Pengelola Akun Pelindo Daya Sejahtera) Marissa ono Damayanti; Widiya Yutanti
Jurnal EMT KITA Vol 6 No 1 (2022): JANUARY-JUNE 2022
Publisher : Lembaga Otonom Lembaga Informasi dan Riset Indonesia (KITA INFO dan RISET) - Lembaga KITA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/emt.v6i1.556

Abstract

In the current modern era and in the midst of the complicated Covid-19 pandemic, every company is required to think creatively and innovatively where social media plays an important role in marketing communication activities, one of which is Instagram social media as a way to carry out Marketing Communication Activities. By using a qualitative approach with the type of descriptive research. And using interview data collection techniques, documentation, and literature study. Supported by a planning theory approach which is one of the models for compiling messages to achieve the goals of marketing communications. It can be concluded that better marketing communication is carried out by utilizing the 4P Marketing mix principle through Instagram social media, it will also have an impact on the effectiveness of promotions and the targets of managers and staff will be met.
Makna Simbol dan Identitas Travesti dalam Tari Gandrung Marsan Banyuwangi Widiya Yutanti; Rahadi Rahadi
Jurnal Partisipatoris Vol. 4 No. 1 (2022): March
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jp.v4i1.28158

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna simbol dan identitas travesti dalam tari Gandrung Marsan Banyuwangi. Pendekatan penelitian ini kualitatif dengan tipe deskriptif. Sumber data diperoleh dari wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna simbol dan identitas dari tari Gandrung Marsan sendiri mengalami pergeseran. Awalnya, tarian ini merupakan simbol yang memiliki makna perlawanan masyarakat Banyuwangi terhadap penjajah, serta simbol perlawanan terhadap tindakan asusila yang terjadi antar penari. Kemudian makna simbol dan identitas tari ini lebih sebagai simbol karakter Osing yang sekaligus menjadi identitas masyarakat Banyuwangi, yakni; aclak, bingkak dan ladak. Keberadaan travesti (penari laki-laki yang berbusana perempuan) dalam tarian ini sempat dianggap sebagai hal yang tabu dan sering mendapat tekanan dari masyarakat terutama dari tokoh agamawan pesantren. Pelaku transvesti sendiri ternyata memiliki perbedaan dalam memaknai simbol dan identitas dirinya sebagai penari. Ada yang menganggap bahwa identitas dirinya ketika menari adalah sebagai travesti yang secara profesional menari dan ketika dalam kehidupan sehari-hari tetap berperan sebagai laki-laki normal. Namun ada juga yang memaknai identitas dirinya sebagai travesti adalah sebuah panggilan hati. Jiwanya melebur sebagai perempuan ketika menari, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan travesti dalam tari Gandrung Marsan sendiri sebenarnya adalah sebagai identitas yang membedakan tari Gandrung Marsan dengan tari Gandrung jenis lainnya.
Resepsi Anggota Ikatan Keluarga Banyuwangi Malang Pada Tari Gandrung sebagai Identitas Masyarakat Banyuwangi Rahadi Rahadi; Widiya Yutanti
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 4 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v4i2.28007

Abstract

Meskipun Tari Gandrung telah secara resmi menjadi ikon Kabupaten Banyuwangi sejak tahun 2000an, namun keberadaannya masih menuai pro dan kontra. Permasalahan ini muncul akibat adanya stigma negatif yang berkembang selama ini, bahwa tari Gandrung adalah tarian erotis untuk menggoda kaum laki-laki dan para penarinya. Penelitian ini  mengungkapkan bagaimana resepsi ikatan keluarga banyuwangi (IKAWANGI) Malang pada tari gandrung. Sumber data pada penelitian ini adalah mahasiswa banyuwangi yang tergabung dalam IKAWANGI dan sekaligus menjadi penari gandrung, selain itu sumberdata juga didapatkan dari Ketua IKAWANGI. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis menggunakan teori resepsi dari stuart Hall. Hasil penelitian menunjukkan spirit yang terkandung dalam tari gandrung merupakan karakter dan identitas dari masyarakat Using Banyuwangi. Stigma negatif yang melekat dalam diri penari gandrung tak dipungkiri masih ada, namun seiring perubahan jaman stigma tersebut perlahan-lahan mulai menghilang.    Even though the Gandrung Dance has officially become an icon of Banyuwangi Regency since the 2000s, its existence still reaps pros and cons. This problem arises due to the negative stigma that has developed so far, that Gandrung dance is an erotic dance to seduce men and their dancers. This study reveals how the Malang Banyuwangi family bond (IKAWANGI) reception is in the gandrung dance. The data source in this study was Banyuwangi students who were members of IKAWANGI and at the same time became passionate dancers, besides that the data source was also obtained from the Chairperson of IKAWANGI. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Data were analyzed using reception theory from Stuart Hall. The results of the study show that the spirit contained in the gandrung dance is the character and identity of the Using Banyuwangi people. It is undeniable that the negative stigma attached to the gandrung dancer still exists, but as times change, this stigma slowly begins to disappear. 
PENGEMBANGAN BATIK DESA WISATA KAMPUNG BUDAYA TULUNGREJO, PUJON KIDUL, KABUPATEN MALANG Hilmi, Luqman Dzul; Rahadi, Rahadi; Yutanti, Widiya
Studi Kasus Inovasi Ekonomi Vol. 8 No. 01 (2024)
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/skie.v8i01.32970

Abstract

Desa Wisata Pujon Kidul, kabupaten Malang termasuk yang menerima penghargaan Desa Wisata Mandiri Inspiratif Anugrah Desa Wisata Indonesia. Tulungrejo merupakan salah satu dusunnya yang beroperasi menjadi Kampung Budaya dalam mendukung keberlanjutan wisata. Terkait Budaya, Tulungrejo berfokus pada Batik untuk penguatan maupun pengembangannya, mengingat sebagai Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan. Adapun beberapa kendala Batik, yaitu terkait desain pola, produksi, serta pemasarannya. Pelaksanaan program pengabdian menerapkan pendekatan partisipasif (bottom - up), baik observasi maupun FGD, dengan kolaborasi metode PRA (Participatory Rapid Appraissal), POAC, TOWS, PESTEL, 6M, BOS, dan MVP berdasarkan waktu pra, purna, serta pasca. Pra (perencanaan dan pengorganisasian) dimulai dari observasi hingga FGD dengan penggiat Batik, penanggung jawab BUMDes Sumber Sejahtera, maupun Kepala Desa Pujon Kidul untuk meninjau keadaan bisnis Batik dengan di Kampung Budaya Tulungrejoterhadap 3 aktifitas, yaitu: desain, produksi, dan pemasaran. Purna (pelaksanaan) dimulai dari penyerahan peralatan penunjang, pengamplikasiannya dalam produksi, pelabelan, pengemasan, hasil, hingga video profil bisnis Batik. Pasca (pengendalian) dipantau dan evaluasi berdasarkan hasil akhir yang mencakup sumberdaya manusia, bahan, mesin, metode, alokasi dana, maupun pasarnya secara keseluruhan dari hulu hingga hilir. Hasil akhirnya adalah Cost Driven (pengendalian biaya/ beban) bertujuanan cutting cost (pemotongan biaya), baik secara eliminasi maupun pengurangannya., dan Value Driven (pengendalian nilai) mengacu kepada profit booster (peningkatan keuntungan), baik secara penciptaan dan peningkatannya. Pengenadlian tersebut mencakup 3 hal, diantaranya pembaharuan pola Batik yang berkolaborasi antara Tulis, Cap, dan Ecoprint untuk produknya; efisiensi produksi Batik dari hulu sampai hilir; serta pemasaran produk Batik yang lebih berkolaborasi antara media offline dengan online. Adapun saran untuk keberlanjutan program ini adalah penetapan SOP (Standar Operasional Produksi) secara legalitas Desa Wisata, pengembangan penggunaan peralatan produksi, maupun peningkatan media pemasaran yang lebih efektif dan efisien.
Strategi Optimasi Media Sosial dalam Meningkatkan Engagement Podcast "Action Nihil" Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) Fitri, Adinda Zahrotul; Yutanti, Widiya
Jurnal Communio : Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi Vol 13 No 1 (2024): January
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jikom.v13i1.9333

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui strategi konten podcast yang dilakukan salah satu lembaga milik Negara Indonesia dalam meraih peningkatan engagement pada platform media sosial Youtube. Subyek penelitian ini berada pada Lembaga Sensor Film Republik Indonesia di daerah Jakarta pusat. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif, jenis deskriptif. Adapun objek penelitian yang digunakan adalah data peningkatan engagement konten podcast “Action Nihil”, channel youtube Lembaga Sensor Film RI yang diperoleh melalui data analisis periode 17 Maret hingga 14 Juni 2023. Metode pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa adanya konten podcast pada media sosial Youtube Lembaga Sensor Film RI ini telah dilakukan dengan penyusunan strategi, guna mencapai peningkatan engagement. Adapun strategi yang dilakukan ialah menggunakan dua jenis strategi, strategi konten dan strategi pemanfaatan platform multimedia. Namun, terdapat beberapa kekurangan dari strategi tersebut yaitu kurangnya penggunaan tagar pada media promosi dan kurangnya jadwal unggahan konten podcast Action Nihil pada media sosial Youtube.