Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERSEPSI GURU PPKn TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 18 MAKASSAR NELLY AGUSTIN; ANDI ACO AGUS; FIRMAN UMAR
Jurnal Tomalebbi Vol 5, No 2 (2018): Volume V, Nomor 2, Juni 2018
Publisher : Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.99 KB)

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman guru PPKn terhadap pelaksanaan kurikulum 2013, sikap/ penerimaan guru PPKn terhadap pelaksanaan kurikulum 2013, dan dampak positif dan negatif yang dialami guru PPKn terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 18 Makassar. peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan tahapan mengumpulkan data, mereduksi data, mendisplaykan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian tentang Persepsi Guru PPKn Terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 Di SMA Negeri 18 Makassar menunjukkan (1) Pemahaman guru PPKn terhadap kurikulum 2013 di SMA Negeri 18 Makassar sangat paham/bagus, ditinjau dari metode, dan model pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun metode, dan model pendekatan yang dimaksud sebagai berikut: a. Metode Inquiry, b. Model pembelajaran, diantaranya: 1. Berbasis masalah (problem based learning) 2.Berbasis projek (Problem based project), 3.Model pembelajran melalui penyingkapan/penemuan (discovery/inqury), c.pendekatannya menggunakan saintifik. (2) Sikap guru PPKn terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 18 Makassar, yaitu para guru sangat merespon atau menyetujui, karena peserta didik dituntut untuk lebih pro aktif dibandingkan guru. (3) Dampak positif dan negatif yang dialami oleh guru PPKn terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 18 Makassar. Adapun dampak positifnya adalah guru hanya menyajikan materi sebesar 30%, selebihnya peserta didik yang lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga guru tersebut melatih peserta didik berpikir kritis dan lebih mandiri dalam memecahkan sendiri tanpa bantuan orang lain. Sedangkan dampak negatifnya yaitu guru dituntut untuk menilai peserta didik dengan 4 ranah penilaian, sementara waktu yang diberikan hanya 2 jam tatap muka, serta perbandingan rasio guru dan peserta didik tidak sebanding. Kata Kunci: Persepsi, Guru, Kurikulum 2013  ABSTRACT: This study aims to determine the understanding of PPKn teachers on the implementation of the 2013 curriculum, the attitude / acceptance of PPKn teachers towards the implementation of the 2013 curriculum, and the positive and negative impacts experienced by PPKn teachers on the implementation of the 2013 curriculum at Makassar 18 SMA. researchers used data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data obtained from the research results were processed using qualitative descriptive analysis with the stages of collecting data, reducing data, displaying data, and drawing conclusions. The results of the study on PPKn Teachers' Perceptions of 2013 Curriculum Implementation at Makassar 18 SMA show (1) PPKn teacher's understanding of the 2013 curriculum at Makassar 18 SMA is very well understood, in terms of the method, and the approach model used in the learning process. The method and approach model are as follows: a. Inquiry Method, b. Learning models, including: 1. Based on problems (problem based learning) 2. Based on the project (Problem based project), 3. Learning model through disclosure / discovery (discovery / inqury), c. Approach using scientific. (2) The attitude of the PPKn teacher towards the implementation of the 2013 curriculum at Makassar 18 SMA, namely the teachers strongly respond or approve, because students are required to be more pro-active than teachers. (3) Positive and negative impacts experienced by PPKn teachers on the implementation of the 2013 curriculum at Makassar 18 SMA. The positive impact is the teacher only presents the material by 30%, the rest of the students are more active in the learning process, so the teacher trains students to think critically and more independently in solving themselves without the help of others. While the negative impact is that the teacher is required to assess students with 4 domains of assessment, while the time given is only 2 hours face to face, and the ratio of teacher and student ratio is not comparable. Keywords: Perception, Teacher, 2013 Curriculum
Yoga Kids sebagai Stimulasi Motorik Kasar untuk Anak Usia Dini Nur Ismawati; Nelly Agustin; Eti Salafas
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 1 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Children are the nation's next generation who deserve attention. According to the World Health Organization (WHO), 5-25% of pre-school children in the world experience minor brain dysfunction, including impaired fine motor and gross motor development. Gross motor skills are movements that involve large muscles. One activity that can optimize the use of all children's senses is Yoga Kids. Yoga Kids is a creative way to provide children with exercise to regulate breathing patterns and physical activity, which can have many benefits for growth and development as well as being a fun activity for all family members. The aim of this activity is to increase children's and teachers' knowledge about the importance of Yoga Kids sports and improve their ability to concentrate on learning, as well as stimulate children's growth and development, especially in terms of gross motor skills. Community Service will be carried out in 3 stages, namely the First Stage, making preparations by collaborating with partners. Second Stage Providing counseling about the benefits of Yoga Kids, using projector media and teaching Yoga Kids sports to children in a happy atmosphere. Third Stage: Conduct an evaluation by conducting interviews with PAUD and Kindergarten teachers and students. From the results of community service, it was found that this activity was attended by 48 children and 6 teachers, and the result was an increase in children's motor development abilities after the training. During the activity, the children looked enthusiastic and eager. It is hoped that heads and teachers of PAUD and Kindergarten schools will carry out Yoga Kids activities on an ongoing basis so that children's gross motor skills improve.   Abstrak Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk mendapatkan perhatian. Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 5-25% anak usia pra sekolah di dunia mengalami disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus dan motorik kasar. Motorik kasar adalah Gerakan yang melibatkan otot-otot besar. Salah satu aktivitas yang dapat mengoptimalkan penggunaan seluruh indera anak adalah Yoga Kids. Yoga Kids merupakan salah satu cara yang kreatif untuk memberikan Latihan anak untuk melakukan pengaturan pola nafas dan aktivitas jasmani yang dapat memiliki banyak manfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan serta aktivitas yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan anak dan guru mengenai pentingnya olahraga Yoga Kids dan meningkatkan kemampuan dalam konsenterasi belajar, serta menstimulus tumbuah kembang anak terutama dalam hal motorik kasar. Pengabdian Masyarakat akan dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu Tahap Pertama melakukan persiapan dengan cara melakukan kerja sama dengan mitra. Tahap Kedua Memberikan penyuluhan mengenai manfaat Yoga Kids, menggunakan media Proyektor dan mengajarkan olahraga Yoga Kids pada anak dengan suasana gembira. Tahap Ketiga Melakukan evaluasi dengan cara melakukan wawancara kepada guru dan murid PAUD dan TK. Dari hasil pengabdian Masyarakat didapatkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 48 anak dan 6 guru dan terjadi peningkatan kemampuan perkembangan motorik anak setelah dilakukan pelatihan. Selama kegiatan berlangsung anak-anak tampak antusias dan semangat. Diharapkan kepala dan guru sekolah PAUD dan TK untuk melaksanakan kegiatan Yoga Kids secara berkelanjutan agar kemampuan motorik kasar anak meningkat.