Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Segmentasi Perkebunan Kelapa Sawit dengan Data Mining Teknik K-Means Clustering Berdasarkan Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Trisna Yuniarti; Dahliyah Hayati
INVENTORY: Industrial Vocational E-Journal On Agroindustry Vol 2, No 2 (2021): Published in December 2021
Publisher : Politeknik ATI Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52759/inventory.v2i2.47

Abstract

The oil palm is the most productive plantation product in Indonesia. Government strategies and policies related to oil palm plantations continue to be carried out considering that the plantation area is increasing every year. Segmentation of oil palm plantations based on area, production, and productivity aims to identify groups of potential oil palm plantations in the territory of Indonesia. This segmentation can provide consideration in formulating strategies and policies that will be made by the government. The segmentation method for grouping oil palm plantations uses the K-Means Clustering Data Mining technique with 3 clusters specified. Data mining stages start from data collection until representation is carried out, where 34 data sets are collected, only 25 data sets can be processed further. The results of this grouping obtained three plantation segments, namely 72% of the plantation group with low potential, 20% of the plantation group with medium potential, and 8% of the plantation group with high potential.
ANALISIS PENERAPAN SISTEM MONITORING PEMASOK Dahliyah Hayati (Politeknik APP)
Jurnal Manajemen Industri dan Logistik Vol 4, No 1 (2020): page 84 - 95
Publisher : Politeknik APP Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.976 KB) | DOI: 10.30988/jmil.v4i1.245

Abstract

AbstractThe performance of suppliers both directly and indirectly determines several critical points for the company such as: product prices, product availability in the market, and product quality. It is very important for companies to monitor and improve the quality of raw materials obtained from suppliers, because this will determine the performance of the company, especially on the quality of products produced. The quality monitoring system implemented in the company must be responsive and consider every critical aspect of the non-conformity that occurs, not only using the Supplier Correction Action Request (SCAR) form or the Vendor Corrective Action Request (VCAR) form or the Supplier Corrective and Preventive Action Request (SCPAR) form for all types of non-conformity found. In this study, samples were taken at 3 different companies in order to obtain valid data to analyze and evaluate the existing quality monitoring system to get a new quality monitoring system that more responsive to avoid repeated findings occur. The research method was conducted by classifying non conformity types based on the level of criticism using the Total Quality Management (TQM) approach, fishbone diagrams, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), and Quality Function Deployment (QFD) so that the quality monitoring system produced is more accurate, effective and efficient in handling raw material non-conformities that occur. AbstrakKinerja pemasok baik secara langsung maupun tidak langsung ikut menentukan beberapa point kritikal bagi perusahaan seperti: harga produk, ketersediaan produk di pasar, dan kualitas produk. Sangat penting bagi perusahaan untuk memonitor dan meningkatkan kualitas bahan baku yang diperoleh dari pemasok, karena hal ini akan menentukan performa bagi perusahaan terutama terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Sistem monitoring kualitas yang diterapkan di perusahaan harus responsif dan mempertimbangkan setiap aspek kritikal ketidaksesuaian yang terjadi, tidak bisa hanya menggunakan Supplier Correction Action Request (SCAR) form atau Vendor Corrective Action Request (VCAR) form atau Supplier Corrective and Preventive Action Request (SCPAR) form untuk semua tipe non conformity atau ketidaksesuaian yang ditemukan. Dalam penelitian ini, dilakukan pengambilan sampel  di 3 perusahaan yang berbeda dengan tujuan agar didapatkan data valid guna menganalisis mengenai sistem monitoring kualitas yang telah ada saat ini dan mengevaluasi untuk mendapatkan sistem monitoring kualitas baru yang lebih responsif sehingga tidak terjadi lagi temuan berulang. Metode penelitian dilakukan dengan mengklasifikasikan tipe non conformity berdasarkan tingkat kritikalnya menggunakan pendekatan Total Quality Management (TQM), penggunaan fishbone diagram, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), dan Quality Function Deployment (QFD) sehingga sistem monitoring kualitas yang dihasilkan lebih akurat, efektif dan efisien dalam penanganan ketidaksesuaian bahan baku yang terjadi.
ANALISIS KUALITAS APLIKASI KESEHATAN MENGGUNAKAN MODEL OVERALL USER EXPERIENCE (UX) DAN KONSEP CONTINUANCE INTENTION Dahliyah Hayati; Dian Adhe Bianggo Naue; Sonlimar Mangunsong; Trisna Yuniarti; Athur Bayunata; Listrianah .
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 16 No 2 Desember (2021): JPP (JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v16i2 Desember.961

Abstract

Latar Belakang: Kondisi pandemi Covid-19 membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya kesehatan terutama kondisi imunitas tubuh. Dengan teknologi yang semakin canggih, masyarakat dapat memilih aplikasi pencatat kesehatan berbasis IT dengan infrastruktur yang memadai langsung dari smartphone. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi interaksi antara manusia dengan sistem (human computer interaction) dan hubungannya dengan kualitas pengalaman pemakaian. Dalam usaha meningkatkan produk, User Experience (UX) merupakan salah satu hal yang penting. Konsep dari model user experience (UX) memberikan aspek efisiensi dan efektivitas serta nilai estetika, perasaan senang atau ketertarikan. Metode: Penelitian dilakukan dengan penggabungan model Overall User Experience (UX) dan konsep Continuance Intention (CI). Hasil: Dari penelitian yang dilakukan didapat bahwa Samsung Health dan Google fit mengalami perbedaan. Untuk Samsung Health terdapat satu variabel yaitu user value yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap penilaian pengguna pada keseluruhan UX dan konsep CI. Pada google fit terdapat dua variabel yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap keseluruhan UX dan CI, yaitu user value dan usability. Hal ini dapat disebabkan terjadinya perbedaan ekspektasi dan harapan pengguna terhadap aplikasi yang digunakan tersebut. Dari kedua data preferensi pengguna terhadap UX dan CI, variabel yang berpengaruh secara signfikan terhadap kedua aplikasi adalah affect atau penampilan aplikasi. Kesimpulan: Dari pengolahan data dapat disimpulkan bahwa prioritas indikator yang terdapat pada aplikasi yang perlu diperhatikan adalah simplicity, attractiveness, customer need dan pleasure. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan juga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara user experience dan juga keberlanjutan penggunaan. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan bagi perusahaan pengembang dalam meningkatkan produk-produk aplikasi mereka selanjutnya.
PENERAPAN LEAN MANAGEMENT PADA PROSES RANTAI PASOK BARANG BERBAHAYA DAN BERACUN BAGI MANUSIA DI INDUSTRI ELEKTRONIKA Dahliyah Hayati; Athur Bayunata; Muhammad Ihsan Tarmizi
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 17 No 1 Juni (2022): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jpp.v17i1.1228

Abstract

Latar Belakang: Berdasarkan Kepmenaker Nomor 463/MEN/1993 yang mengatur mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) karyawan dan Undang-udang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dimana tertulis bahwa perusahaan wajib melakukan upaya untuk menjamin semua pekerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja ataupun di perusahaan agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja digunakan dengan efektif dan efisiensi. Bahan berbahaya dan beracun (B3) memerlukan perlakuan khusus dalam penyimpanannya agar tidak menimbulkan bahaya, baik bagi perusahaan maupun bagi para pekerja dan lingkungan di sekitarnya. Lean management merupakan sebagai salah satu metode yang bisa digunakan untuk memberikan solusi dalam penggunaan gudang terutama dalam penyimpanan B3 dengan aman, efektif dan efisien. Metode: Lean Management, HIRADC, VSM, peraturan pemerintah dan undang-undang. Hasil: Dari studi ini didapatkan hasil berupa usulan perangkat penilaian yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan lean management beserta tahap demi tahap yang bisa digunakan oleh perusahaan guna memastikan bahan B3 disimpan dengan aman, efektif dan efisien. Kesimpulan: Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa penerapan lean management akan sangat efektif dilakukan dengan menggunakan Value Stream Map (VSM) dan HIRADC terutama untuk bahan berbahaya dan beracun. Dengan kombinasi ini perbaikan dan peningkatan dalam proses rantai pasok bahan B3 dapat dilakukan secara aman, efektif dan efisien. Kata kunci : Lean Management, B3, rantai pasok.
PENGENALAN STANDAR MUTU DALAM INDUSTRI PANGAN DI PABRIK TAHU, DEPOK Dahliyah Hayati; Trisna Yuniarti; Dian Adhe Bianggo
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 Desember (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.265 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i2 Desember.922

Abstract

Food that is guaranteed to be clean is one of the main factors in the success of humans in maintaining a healthy body. Not all small and medium-sized industries (IKM) understand the food quality standards that they must follow to ensure the cleanliness of their processed products. One of the main tasks of lecturers is to do community service, where through this community service program it is hoped that the knowledge possessed by lecturers can provide benefits not only for the world of education, but also the wider community including small and medium industry players. From the community service carried out by APP Jakarta Polytechnic lecturers in several IKMs, it is clear that industry players really need the transfer of knowledge about what good food quality standards look like and it can be concluded that the provision of material on good food quality standards (ISO 22000:2018) is not can be done only with 1-2 arrivals, but also required further assistance to get optimal results.