Okti Ratna Mafruhah
Department Of Pharmacy, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS HUBUNGAN KEPATUHAN PENGGUNAAN ANTIASMA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU RESPIRA UPKPM YOGYAKARTA PERIODE FEBRUARI-APRIL 2013 Ika Alfinnisa Majida; Tri Murti Andayani; Okti Ratna Mafruhah
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 10 No. 2 (2013): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol10.iss2.art3

Abstract

Prevalensi asma yang terus meningkat menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan. Kepatuhan pasien asma dalam penggunaan obat dan terwujudnya kualitas hidup pasien yang baik menjadi tujuan utama dalam penatalaksanaan asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepatuhan penggunaan antiasma dengan kualitas hidup pasien asma. Populasi target dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan yang  menggunakan terapi anti asma pada tahun 2012. Sampel penelitian ini adalah pasien asma dewasa dengan kategori asma menetap. Sebanyak 72 pasien diambil secara purposive dari populasi target. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara concurrent dan retrospektif. Tingkat kepatuhan pasien diukur menggunakan kuesioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) dan kualitas hidup pasien diukur menggunakan AQLQ (Asthma Quality of LifeQuestionnaire). Hasil penelitian menunjukkan 52,78% pasien memiliki kepatuhan rendah dan sebesar 47,22% pasien memiliki kepatuhan sedang. Faktor yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan adalah pola kunjungan pasien. Jumlah pasien asma dengan kualitas hidup kurang baik sebesar 30,56% dan pasien dengan kualitas hidup sedang sebesar 69,44%. Penelitian menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kepatuhan penggunaan antiasma dengan kualitas hidup pasien asma (p = 0,842).
EVALUASI EFEKTIVITAS TERAPI PADA PASIEN ASMA DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU RESPIRA YOGYAKARTA KALASAN PERIODE NOVEMBER 2014 - JANUARI 2015 Okti Ratna Mafruhah; Chynthia Pradiftha Sari
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 12 No. 2 (2016): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 Abstract Asthma is a chronic respiratory disease characterized by inflammation, the increased reactivity against a variety of stimulus, and obstruction of the airways which can be returned spontaneously with or without appropriate treatment.Priority treatment of asthma has so far been shown to control the symptoms. The treatment has been carried out effectively to lower morbidity, because effectiveness is only achieved if the accuracy of the drug to the patient compliance. The effectiveness of asthma treatment can be determined by whether or not controlled asthma attacks suffered by patients. Assessment of asthma control can be done by using a questionnaire Asthma Control Test (ACT). This research was conducted to find out the description of the therapyand the effectiveness of the therapy by using a questionnaire (ACT) in a special Hospital Pulmonary Respira Yogyakarta region UPKPM Kalasan. This research is observational research with cross sectional design and data collection carried out retrospectively with sampling purposive sampling basis that meets the criteria for inclusion. The type of data used is primary data that directly interview patients using questionnaires and secondary data is medical records of patients with asthma. Research results obtained a description of therapy is often given to patients with asthma are Salbutamol and Aminofilin combination therapy in patients with mild persistent asthma degrees. The effectiveness of asthma questionnaires of the ACT i.e. rated 62% (25 patients) uncontrollable or therapy is not effective, 38% (15 patients) asmanya controlled or the effectiveness of the therapy well and there were no patients who get a highly effective antiasma therapy. Keyword : Asthma, overview therapy, conformity of therapy, effectivenessIntisari Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai oleh inflamasi, peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus, dan sumbatan saluran napas yang bisa kembali spontan dengan atau tanpa pengobatan yang sesuai. Prioritas pengobatan penyakit asma sejauh ini ditunjukkan untuk mengontrol gejala. Pengobatan secara efektif telah dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena efektivitas terapi hanya tercapai jika ketepatan obat untuk pasien telah sesuai. Efektivitas terapi asma dapat diketahui dengan terkontrol atau tidaknya serangan asma yang dialami pasien. Penilaian terhadap kontrol asma dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner Asthma Control Test (ACT). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran terapi dan efektifitas terapi dengan menggunakan kuesioner ACT di Rumah Sakit Khusus Paru Respira Yogyakarta daerah UPKPM Kalasan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dan pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Jenis data yang digunakan adalah data primer yaitu wawancara langsung kepada pasien dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yaitu data rekam medis pasien asma. Hasil penelitian diperoleh gambaran terapi yang sering diberikan pada pasien asma adalah terapi kombinasi Salbutamol dan Aminofilin. Tingkat efektivitas asma dinilai dari kuesioner ACT yaitu 62% (25 pasien) tidak terkontrol atau terapi tidak efektif, 38% (15 pasien) asmanya terkontrol atau efektivitas terapi baik dan tidak ada pasien yang mendapatkan terapi antiasma yang sepenuhnya efektif.Kata kunci : Asma, gambaran terapi, kesesuaian terapi, efektivitas terapi 
Evaluasi Pelayanan Resep Berdasarkan Pelaksanaan Standar Kefarmasian di Apotek Tempat Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Kota Yogyakarta Chynthia Pradiftha Sari; Okti Ratna Mafruhah; Rizki Nurul Fajria; Alia Meta
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6071

Abstract

ABSTRAK    Pemerintah Indonesia menetapkan standar pelayanan kefarmasian di apotek berupa Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 35 tahun 2014, secara keseluruhan evaluasi terhadap pelayanan kefarmasian di apotek belum mencapai skor maksimal. Pada pelayanan resep kajian administrative dan penyampaian konseling obat jarang dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan standar kefarmasian dalam pelayanan resep di apotek tempat PKPA wilayah Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah desktiptif observasional dengan rancangan potong lintang melibatkan 4 area apotek diwilayah Yogyakarta dengan total 108 resep yang diamati, 77 resep yang dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi lembar observasi, dan wawancara dengan apoteker pengelola apotek sejumlah 10 apoteker dan 11 TTK (tenaga teknis kefarmasian). Data hasil lembar observasi dianalisis dengan statistik deskriptif menggunakan Microsoft Excel, kemudian disimpulkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukkan, dalam melakukan pelayananan resep berupa pengkajian resep, peracikan dan pengemasan obat, serta penyerahan obat di tempat PKPA dilakukan oleh apoteker dan TTK, dengan rincian persentase rata-rata pengkajian resep oleh apoteker (77,84%) dan TTK (22,16%), peracikan dan pengemasan 64,99% dilakukan apoteker dan 35,01% dilakukan TTK, penyerahan obat 67,19% dilakukan apoteker dan 32,81% dilakukan TTK. Pelaksanaan standar kefarmasian dalam melakukan pelayanan resep terdapat aspek yang tidak dilakukan terkait pemeriksaan data (berat badan, tinggi badan, riwayat keluarga, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, dan alergi) dan pemberian informasi obat (efek samping obat, cara penyimpanan, makanan dan minumamn yang harus dihindari). Kata Kunci: Standar pelayananan Kefarmasian, evaluasi pelayanan resep, apotekABSTRACT                The Indonesian government has set a pharmaceutical service standard in the pharmacy in the form of Minister of Health Regulation (PMK) Number 35 of 2014, as a whole the evaluation of pharmacy services at the pharmacy has not yet reached the maximum score. In prescription services administrative studies and delivery of drug counseling are rarely done. The purpose of this study was to evaluate the implementation of pharmaceutical standards in prescription services at the PKPA place in Yogyakarta. The research method used was observational desktiptif with a cross-sectional design involving 4 pharmacy areas in the Yogyakarta region with a total of 108 prescriptions observed, 77 prescriptions being used as research samples. Data collection was carried out by filling out the observation sheet, and interviewing pharmacists managing pharmacies with 10 pharmacists and 11 TTK (pharmaceutical technical personnel). Data from the observation sheet were analyzed by descriptive statistics using Microsoft Excel, then concluded in the form of a percentage. The results showed, in conducting prescription services in the form of prescription studies, compounding and packaging of drugs, and the delivery of drugs at the PKPA site conducted by pharmacists and TTK, with a detailed percentage of prescription studies by pharmacists (77.84%) and TTK (22, 16%), compounding and packaging 64.99% were carried out by pharmacists and 35.01% were performed TTK, drug delivery 67.19% was carried out by pharmacists and 32.81% were carried out TTK. The implementation of pharmaceutical standards in prescribing services contained aspects that were not carried out related to examining data (weight, height, family history, disease history, medical history, and allergies) and providing drug information (drug side effects, methods of storing, food and drinking). must be avoided).  Keyword: Pharmaceutical service standards, prescription service evaluation, pharmacy
PERBANDINGAN PROFIL DISOLUSI TABLET METOKLOPRAMID HIDROKLORIDA GENERIK BERLOGO DAN BERMEREK Laila Syarie Rahmawatie; T.N. Saifullah Sulaiman; Okti Ratna M
Majalah Farmaseutik Vol 6, No 3 (2010)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.352 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v6i3.24045

Abstract

Metoklopramid HCl merupakan salah satu obat antiemetik. Bentuk sediaan yang beredar dipasaran dalam jenis obat generik berlogo dan generik bermerek, keduanya memiliki perbedaan dalam hal formulasi dan fabrikasi. Metoklopramid HCl memiliki kelarutan sangat tinggi dalam air dan memiliki permeabilitas rendah dalam usus sehingga dikategorikan dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas III. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji ekivalensi secara in vitro (uji disolusi terbanding) untuk memastikan kemiripan kualitas produk obat generik berlogo dan generik bermerek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tablet metoklopramid HCl generik berlogo dan bermerek memenuhi persyaratan uji disolusi serta mengetahui kemiripan profil disolusi(f2). Penelitian ini menggunakan 5 tablet metoklopramid HCl terdiri dari dua jenis produk generik bermerek (A,C) dan tiga jenis produk generik berlogo (B,D,E). Uji disolusi menggunakan alat disolusi, dengan alat tipe 2 (dayung), kecepatan rotasi 50 rpm dalam 900 ml buffer fosfat pH 6,8 , dengan suhu pada 37 ± 0,5 ° C. Parameter yang diamati adalah profil disolusi dan faktor kemiripan (f2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara produk inovator dan produk uji dapat memenuhi persyaratan uji disolusi, sedangkan untuk nilai faktor kemiripan (f2) untuk beberapa produk yang menunjukkan ekivalensi yaitu produk A - B yaitu 57,89; produk A - C yaitu 50,94; produk A - D yaitu 65,64; produk C – B yaitu 56,56; dan produk B – D yaitu 50,81.
UJI DISOLUSI TERBANDING TABLET METFORMIN HIDROKLORIDA GENERIK BERLOGO DAN BERMEREK Devia Permata Sari; T.N. Saifullah Sulaiman; Okti Ratna Mafruhah
Majalah Farmaseutik Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.702 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v9i1.24106

Abstract

Metformin hidroklorida adalah obat antidiabetes yang digunakan untuk pengelolaan diabetes mellitus tidak tergantung insulin. Metformin hidroklorida mempunyai sifat kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi mempunyai permeabilitas yang rendah (BCS kelas III) sehingga perlu dilakukan uji ekivalensi in vitro (uji disolusi terbanding) dan in vivo. Perbedaan bahan tambahan dan proses produksi masing-masing pabrik dapat menyebabkan perbedaan kualitas tablet metformin hidroklorida yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan profil disolusi berbagai tablet metformin hidroklorida generik berlogo dan bermerek. Uji disolusi dilakukan sesuai USP 35-NF 30 yaitu dengan media buffer phospat pH 6,8 pada suhu 37 ± 0,5ºC, menggunakan alat uji tipe 2 dengan kecepatan putar 50 rpm. Penentuan kadar terdisolusi tablet metformin hidroklorida menggunakan alat spektrofotometer UV pada panjang gelombang 233 nm. Parameter yang diamati adalah nilai Q30, DE dan similarity factor (f2). Hasil analisis secara statistik menunjukkan tidak adanya kemiripan profil disolusi antar produk generik berlogo dan bermerek dengan inovator dan antar produk generik berlogo dengan produk generik bermerek, namun terdapat kemiripan profil disolusi antar produk generik berlogo dengan generik bermerek yang berasal dari pabrik yang sama.