Bondan Ardiningtyas
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analysis of the level of knowledge of mothers about self-medication to children in Cangkringan District, Yogyakarta Yosi Febrianti; Dessy Melanita; Bondan Ardiningtyas
Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 16 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.vol16.iss1.art8

Abstract

AbstractBackground: Self-medication refers to an endeavor that is mostly frequently done by society in coping with any symptoms of disease prior to have an aid from medical practitioner. In this case, knowledge about medication and any disease complaints will bring about the impact on the medication use. Insufficiency of mother in understanding about drug and the way of using it in self-medication is potential to be a factor of medication error both for the mothers themselves and for their family. Knowledge required to properly do self-medication is by identifying the active substances, indication, contraindication, dosage and side effect of the medication.Objective: This research is designed to observed the description of the implementation of self-medication, the description of knowledge level of mothers about self-medication and factors determining the knowledge level of mothers. Method: In addition, this research used questionnaires written in accordance with the Guidelines of Free Medicine Use and Limited Free Medicine. Categorization of the knowledge level of mothers is based on the final score of the questionnaires.Results: The result then showed that the knowledge level of the mothers about the general knowledge of medicine was at 61% for those categorized into good knowledge and 39% for those categorized into medium-level knowledge. Meanwhile, in terms of knowledge level of mother about complaint and diseases treatable using self-medication was at 90% for those categorized into good knowledge and 10% for those categorized at medium-level knowledge.Conclusion: The factors determining the knowledge level of mothers included age, educational level and income. On the other hand, the factor that mostly determined the knowledge level of mother was educational level.Keywords: self-medication, knowledge level, YogyakartaIntisari Latar belakang: Swamedikasi adalah upaya yang paling banyak dilakukan masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit sebelum mencari pertolongan dari tenaga kesehatan Pengetahuan tentang obat dan keluhan penyakit berdampak pada penggunaan obat. Keterbatasan pengetahuan para ibu akan obat dan cara penggunaannya dalam swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) pada diri sendiri dan anggota keluarganya. Pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan swamedikasi dengan benar adalah mengetahui bahan aktif, indikasi, kontraindikasi, dosis, dan efek samping pengobatan. Tujuan: Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran pelaksanaan swamedikasi,mengetahui gambaran tingkat pengetahuan para ibu tentang swamedikasi dan mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan para ibu. Metode: Penelitian menggunakan kuesioner yang disusun berdasarakan Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Obat Bebas Tebatas. Pembagian golongan tingkat pengetahuan para ibu berdasarkan skor akhir kuesioner. Hasil: Tingkat pengetahuan para ibu tentang informasi umum obat, sebanyak 61% ibu tergolong pengetahuan baik dan 39% ibu tergolong pengetahuan sedang. Tingkat pengetahuan para ibu tentang keluhan dan penyakit yang dapat diatasi dengan swamedikasi, sebanyak 90% ibu tergolong pengetahuan baik dan 10% ibu tergolong pengetahuan sedang.Kesimpulan: Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu antara lain usia, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Sedangkan faktor yang paling mempengaruhi tingkat pengetahuan para ibu adalah tingkat pendidikan.Kata kunci : Swamedikasi, tingkat pengetahuan, para ibu, Cangkringan 
Kajian Administratif, Farmasetis, dan Klinis Resep Obat Batuk Anak di Apotek Kota Yogyakarta Yosi Febrianti; Bondan Ardiningtyas; Esti Asadina
Jurnal Pharmascience Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v5i2.5798

Abstract

Batuk adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering diderita anak. Pengkajian peresepan obat batuk yang meliputi kajian administratif, farmasetis dan klinis penting dilakukan karena ketidaksesuaian dalam peresepan obat dapat menyebabkan kesalahan dalam pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat batuk pada anak yang ditinjau dari aspek administratif, farmasetis dan klinis resep obat batuk di Apotek Wilayah Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta periode Januari 2015-Desember 2015. Jenis penelitian ini adalah deskriptif non experimental dengan rancangan cross-sectional retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan pada aspek administratif yang tidak terpenuhi adalah berat badan 99,7%, tanggal penulisan resep 50,4% dan umur 35,4%, pada aspek farmasetis bentuk sediaan yang diresepkan adalah puyer 71,4%, sirup 15,5% dan tablet 13,1% serta ketersediaan informasi kekuatan sediaan pada resep 0,3%. Pada aspek klinis sebagian besar resep sudah tepat dosis 84,2%, 100% tepat frekuensi pemberian obat dan tidak terdapat polifarmasi serta 0,3% berpotensi terjadi interaksi obat Kata kunci : batuk, anak-anak, peresepan obat batuk, resep, apotek Cough is a common symptom that often affect in children. Assessment of prescribing include administration, pharmacetic and clinical aspect is a way to prevent errors in drug administration. The purpose of this study was to find and observe prescription of children cough medicine from administrative, pharmacetic and clinical pharmacy aspects of cough medicine in Sub-district Umbulharjo Yogyakarta City from January 2015 to December 2015. This study was conducted by using non-experimental descriptive method with cross-sectional retrospective. The results showed from administrative aspects that most are not fulfilled is on weight 99,7%, date prescription 50,4% and on age 35,4%. In pharmacetic aspect, medicine stock available are powder drug 71,4%, syrup 15,5% and pills 13,02% and recipes are not available dosage strength 0,3%. In clinical aspect, most recipes are correct in dossage 84,2% and 100% correct in frequency of administration drugs and there are no polypharmacy and drug interactions found 0,3%. Keywords : cough, children, prescription of cough, recipe, medicine store