Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PEMANFAATAN DAN KEBERLANJUTAN GOSSE SEBAGAI SUMBER PROTEIN UNTUK MENDUKUNG PEMELIHARAAN ITIK INTENSIF DI KABUPATEN PANGKEP Harifuddin Harifuddin; Ahmad Wadi; Andi Asdar Jaya; Muhammad Risal

Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.244 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v4i3.114

Abstract

IbKIK BUDIDAYA IKAN NILA SISTEM AKUAPONIK Nawawi Nawawi; Sriwahidah Sriwahidah; Andi Asdar Jaya
Jurnal Dedikasi Masyarakat Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Dedikasi Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.667 KB) | DOI: 10.31850/jdm.v2i1.355

Abstract

Sistem akuaponik merupakan gabungan antara teknik budidaya ikan dengan budidaya tanaman hidroponik. Budidaya ikan nila (Oreochromus niloticus) sistem akuaponik, dimana pasokan (suplay) nutrient untuk tanaman sangat tergantung dari limbah kotoran ikan dan sisa pakan. Total nutrient dipengaruhi rasio input pemberian pakan kepada ikan piaraan per hari dan sekaligus mempengaruhi tingkat produksi tanaman sayuran pada luas areal tertentu.Tujuan dari IbKIK budidaya ikan nila sistem akuaponik adalah untuk (i) menentukan produksi ikan nila dan produksi tanaman sayuran menggunakan sistem irigasi tetes (drip system), dan (ii) menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman sayuran akuaponik berdasarkan rasio input pakan ikan nila per hari yang dipelihara dengan sistem akuaponik. Budidaya ikan nila dilakukan di kolam terpal volume 100 ton sebanyak 3 unit dengan padat tebar benih sebanyak 3.000 ekor per unit kolam, berat rerata 3 gram/ekor. Pakan diberikan diberikan 2 (dua) kali per hari (pukul 8 dan 17) secara adlibitium sebanyak 3% dari berat biomassa ikan nila.Pada tahap yang sama, dilakukan penanaman bibit tomat varietas niki sebanyak 300 batang, dan cabai sebanyak 200 batang. Berdasarkan rasio pemberian pakan sebanyak 3% dari biomassa ikan nila piaraan, diperoleh berat rata-rata ikan nila 250 gram per ekor sebanyak 8.110 ekor (1.623 kg), Selain itu dengan rasio pemberian pakan sebesar 3% berat biomassa ikan nila menghasilkan Total Amoniak (TAN) 0,52 ppm dan diperoleh produksi tomat 628 kg (1.239 kemasan 300 gram), cabai 201 kg (2.000 kemasan 100 gram).Hasil analisis ekonomi IbKIK budidaya ikan nila sistem akuaponik diperoleh saldo kas pada bulan Nopember sebesar Rp 56.908.000, dan bulan Desember 2017 sebesar Rp 34.558.000 setelah dipotong pajak dan biaya operasional. Berdasarkan saldo kas akhir (Desember) didapatkan pendapatan bersih IbKIK budidaya ikan nila system akuaponik tahun 2017 sebesar Rp 34.558.000.
KAJIAN INDUKSI KALUS RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii UNTUK PRODUKSI EMBRIO SOMATIK Muh. Alias L. Rajamuddin; Andi Asdar Jaya; Ridwan Ridwan; Emma Suryati
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.066 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.2.2010.211-219

Abstract

Untuk mendukung program transgenesis pada rumput laut, embrio somatik dapat digunakan sebagai material untuk transfer gen baik secara individu sel ataupun kluster sel embriogenik, sehingga mempercepat keberhasilan dengan peluang transformasi yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji induksi kalus rumput laut K. alvarezii untuk produksi sel embrio somatik (e.s.) dengan beberapa rasio zat pengatur tumbuh (ZPT) dan konsentrasi agar media induksi, sampai sel menjadi filamen. Penelitian terdiri atas dua tahap: Tahap (1) induksi kalus, dengan rasio ZPT asam indol asetat (IAA):kinetin = 0,5:0,0 mg/L; 1,0:1,0 mg/L; dan 2,0:0,2 mg/L dengan konsentrasi agar media induksi = 0,6%; 0,8%; 1,0%; dan 1,5%. Tahap (2) regenerasi massa sel e.s., dengan rasio IAA:kinetin = 0,1:1,0 mg/L; 0,0:0,1 mg/L dan tanpa ZPT dengan konsentrasi agar media = 0,4%; 0,6%; dan 0,8%. Untuk perkembangan sel-sel e.s. lebih lanjut dipelihara pada kultur cair. Hasil penelitian menunjukkan pada tahap induksi kalus, rasio IAA: kinetin = 1:1 mg/L dengan konsentrasi agar media 0,8% dan 1,0% menghasilkan persentase induksi kalus tertinggi (90%). Pada tahap regenerasi massa sel e.s., ZPT tidak berpengaruh terhadap perkembangan massa sel e.s., di mana tanpa ZPT dengan konsentrasi agar 0,6% memperlihatkan perkembangan tertinggi (rata-rata diameter massa sel 5 mm). Pada media cair, perkembangan sel e.s. dari single cell ukuran 3-4 mm menjadi filamen-filamen ukuran rata-rata 0,5 mm dapat dicapai dalam satu bulan kultur. Keberhasilan produksi sel e.s. K. alvarezii, selain sebagai material untuk transfer gen juga dapat dijadikan acuan dalam produksi benih rumput laut kultur jaringan.To support the program of seaweed transgenesis, somatic embryo can be used as a materials for gene transfer purpose either by individual or cluster of cells in accelerating the higher rate of transformation. This research aims to study the callus induction of seaweed K. alvarezii for production of somatic embrio (s.e) cell by different ratio of growth regulators (GR) and agar media concentrations. The study consists of two stages: stage (1) callus induction to the cells filament using GR of indol acetic acid (IAA):kinetin in ratio of  0.5:0.0 mg/L; 1.0:1.0 mg/L; and 2.0:0.2 mg/L on the media agar concentration of 0.6%; 0.8%; 1.0%; and 1.5%, and stage (2) regeneration of the cell mass of s.e, using GR of IAA:kinetin in ratio of 0.1:1.0 mg/L; 0.0:0.1 mg/L on the media agar concentration of 0.4%; 0.6%; and 0.8%. For further maintenance, the s.e cells were cultured in liquid media. The results of callus induction showed that the ratio of IAA:kinetin (1:1) on the media agar concentration of 0.8% and 1.0% produced the highest callus induction (90%). The study of mass cell regeneration of s.e showed did not different of GR IAA:kinetin ratio of the cell mass development, but the media agar concentration of 0.6% and 0.4% showed the higher growth of cell mass (in diameter size of 4-5 mm). The development of cells culture of s.e from the size of 3-4 mm to filament of 0.5 mm could be reached in one month of culture period. The success of K. alvarezii s.e production will be helpful not only as a material for gene transfer but also as a reference on tissue culture for seed production of seaweed.
Karakteristik Probiotik Bakteri Fakultatif Mixotrofik yang Diisolasi dari Tambak Udang Ardiansyah, Ardiansyah; Jaya, Andi Asdar; Amrullah, Amrullah; Dahlia, Dahlia; Indrayani, Indrayani
SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science Vol 2 No 2 (2021): SIGANUS: Journal of Fisheries and Marine Science
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/siganus.v2i2.985

Abstract

ABSTRACT: The shrimp farming industry continuously requires new technology in an effort to increase production output. Probiotics are non-pathogenic microorganisms, non-toxic, and without any adverse side effects when administered to aquatic organisms. Mixotrophic facultative bacteria isolated from intensive shrimp ponds are able to decompose ammonia and hydrogen sulfide in pond water. However, the potential of mixotrophic facultative bacteria to become probiotics still needs to be evaluated. The aim of this study was to evaluate the potential of mixotrophic facultative bacteria in producing extracellular proteolytic, amylolytic and lipolytic. Data obtained in the form of the enzyme activity from four selected isolates of facultative mixotrophic bacteria were statistically analyzed using SPSS. The test results showed that isolates AOB1 isolates did not have extracellular proteolytic activity, AOB1, AOB13, AOB28 isolates had proteolytic and lipolytic activities, while isolates SOB31 had proteolytic, amylolytic, and lipolytic activities. SOB31 isolate showed the largest proteolytic, amylolytic, and lipolytic activity based on the resulting clear zone. ABSTRACT: Industri budidaya udang senantiasa membutuhkan teknologi baru dalam upaya peningkatan hasil produksi. Probiotik adalah mikroorganisme nonpatogenik, tidak beracun dan tanpa efek samping yang merugikan bila diberikan pada organisme akuatik. Bakteri fakultatif mixotrofik yang diisolasi dari tambak udang intensif mampu menguraikan amonia dan hidrogen sulfida dalam air tambak. Namun potensi bakteri fakultatif mixotrofik un menjadi probiotik masih perlu dievaluasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi bakteri fakultatif mixotrofik dalam menghasilkan proteolitik, amilolitik dan lipolitik ekstraseluler. Penelitian ini menggunakan metode desriptif berupa aktivitas enzimatis empat isolat terpilih bakteri fakultatif mixotrofik. Hasil uji menunjukkan bahwa isolat AOB1 tidak memiliki aktivitas proteolitik ekstraseluler, isolat AOB13, AOB28 mempunyai aktivitas proteolitik, amilolitik, dan lipolitik. Isolat SOB31 memiliki aktivitas proteolitik, amilolitik dan lipolitik terbesar berdasarkan zona bening yang dihasilkan.
Modular System Recirculating Aquarium Management for Sustainable Ornamental Coral Production Paharuddin, Paharuddin; Alham, Irawan; Sulkifli, Sulkifli; Ardiansyah, Ardiansyah; Jaya, Andi Asdar
Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement Vol 5 No 1 (2024): Amalee: Indonesian Journal of Community Research and Engagement
Publisher : LP2M INSURI Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/amalee.v5i1.4153

Abstract

Indonesian waters have potential ornamental coral resources in South Sulawesi waters, especially in Karanrang Island, which still need to be optimally utilized by the fishing community. The main objective of this community service is to increase the understanding and skills of the community in managing coral transplantation in situ and caring for them in an environmentally friendly modular system aquarium based on re-circulation. Adopting the ABCD (Asset-Based Community Development) method, this approach begins with the identification of local assets, including the expertise and skills of the karanrang island community. Subsequently, capacity building is carried out by utilizing these assets, and the community is actively involved in the planning and implementation process. Results included increased community knowledge on technological innovations of modular circulation systems holding aquarium design at the household scale and post-harvesting of coral transplant farming products for holding in aquariums. This process contributed to the development of the local ornamental coral sector, empowered the community, and opened up product marketing opportunities at both local and international levels.
Penerapan iptek budidaya rumput laut (Kappaphycus alvarezii) menggunakan bibit kultur jaringan pada UKM Pokdakan “Gusung Batangeng” Kabupaten Pangkep Jaya, Andi Asdar; Ratnasari, Ratnasari; Hamal, Rimal
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 2 No 2 (2023): Edisi November
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v2i2.717

Abstract

Tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah menerapkan bibit kultur jaringan dalam budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii pada UKM Pokdakan “Gusung Batangeng” dan menentukan pertumbuhan bibit hasil kuljar selama 21 hari pemeliharaan. Kegiatan dilaksanakan pada bulan 3 Juni – 3 Juli 2023 di Desa Matampa, Kec. Mandalla Kab. Pangkep. Tahapan kegiatan pengabdian meliputi survey lokasi, kuisioner, FGD, praktek mengikat dan menanam, pengukuran pertumbuhan dan pengendalian hama. Bibit hasil kuljar ditebar dengan berat 50 gr (A1), 75 gr (A2) dan 100 gr (A3), dengan jarak 20 cm (B1), 25 cm (B2) dan 30 cm (B3). Pengukuruan pertumbuhan pada hari ke 21 diperoleh hasil tertinggi dicapai pada berat 50 gr dengan jarak tebar 25 cm (A1B2). Sedangkan pertumbuhan terendah pada B3. Berat 50 gr dengan jarak tebar 30 cm (A1B3). Semua bibit yang ditebar bertumbuh selama 3 (tiga) minggu pengamatan, meski pertumbuhan pada minggu II lebih lambat dibandingkan minggu I dan III. Parameter kualitas air berada pada kisaran yang tidak optimun kecuali oksigen. Pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok sudah baik, sedang motivasi dan inisiatif mencari informasi dan teknologi masih sangat kurang. Disarankan agar menerapkan bibit hasil kuljar di lokasi ini dilakukan pada musim hujan.