Ahmad Wadi, Ahmad
Jurusan Budidaya Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PEMANFAATAN DAN KEBERLANJUTAN GOSSE SEBAGAI SUMBER PROTEIN UNTUK MENDUKUNG PEMELIHARAAN ITIK INTENSIF DI KABUPATEN PANGKEP Harifuddin Harifuddin; Ahmad Wadi; Andi Asdar Jaya; Muhammad Risal

Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.244 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v4i3.114

Abstract

PARTISIPASI PETANI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PROTEIN DI AREAL TAMBAK SEBAGAI PAKAN KOMPLIT TERNAK ITIK DI KABUPATEN PANGKEP Harifuddin Harifuddin; Ahmad Wadi

Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.131 KB) | DOI: 10.31850/jgt.v5i1.130

Abstract

Angka Kejadian Stunting Balita di Kecamatan Tanralili dan Tompobulu Kabupaten Maros Malle, Sriwati; Rusli, Arham; Bachtiar Abdullahi, Alima; Wadi, Ahmad; Harifuddin, Harifuddin; Sani, Asrianti; Maruddin, Fatma
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 9 No 1 (2024): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Maros Regency occupies the 8th position in South Sulawesi province with a prevalence of stunted toddlers of 30.1% in 2022. This figure has experienced a significant decline of 7.1%, but this figure still allows for a spike in stunting cases. Data collection on the incidence of stunting in Tanralili and Tompobulu sub-districts is important in determining the prevalence of stunted toddlers in Maros district. The aim of this service activity is to obtain accurate data in the field which will be a reference for subsequent activities and to measure the nutritional status of toddlers affected by stunting and provide education to the community regarding stunting. From the results of the activity, it was found that the incidence of stunting in Tanralili sub-district was higher than in Tompobulu sub-district. Damai Village and Lekopancing Village are two villages with quite high stunting rates for toddlers in Tanralili sub-district, while in Tompobulu sub-district, this occurs in Tompobulu and Bonto Manurung villages. Education to the community is carried out during routine posyandu activities and through home visits. It is hoped that it will be able to reduce the incidence of stunting
Analisis penerapan teknologi pertanian dalam sistem budidaya tanaman pangan untuk peningkatan produksi dan pendapatan usahatani di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) Kumalawati, Zahraeni; Abdullahi, Alima Bachtiar; Wadi, Ahmad; Malle, Sriwati; Sani, Asrianti; Akshan, Fitriana; Nur, Khaeriyah; Anita, Anita; Alfarisy, Muh Yazir; Nursaba, Nursaba; Rani, Rani
Agrokompleks Vol 25 No 1 (2025): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v25i1.920

Abstract

Pengembangan tanaman pangan di Provinsi Sulawesi Selatan khususnya di wilayah Kabupaten Pangkep masih perlu ditingkatkan untuk memperkuat ketahanan pangannya dengan memanfaatkan lahan yang tersedia dengan optimal agar status ketahanan pangan saat ini dapat ditingkatkan dari kategori tahan menjadi sangat tahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik sumber daya petani serta menganalisis penerapan penggunaan teknologi (pola tanam, luas lahan, mekanisasi, penggunaan pupuk dan pestisida) dalam sistem budidaya tanaman pangan yang dapat mendorong peningkatan produksi serta pendapatan usahatani masyarakat di Kabupaten Pangkep. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kanaungan dan Desa Bara Batu Kecamatan Labbakkang Kabupaten Pangkajene Kepulauan, pada Agustus hingga Desember 2024. Lokasi penelitian dipilih secara purposive sebagai wilayah usaha tani komoditas tanaman pangan. Metode pengumpulan data adalah observasi dan wawacara untuk memperoleh data primer responden menggunakan daftar pertanyaan terstruktur (kuesioner) yang ditabulasi dan diuraikan secara deskriptif. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (X) meliputi faktor produksi (luas lahan) dan penerapan beberapa teknologi budidaya, terhadap produksi usaha tani tanaman pangan sebagai variabel dependen (Y). Hasil penelitian menunjukkan masyarakat dengan usia produktif mendominasi pelaku usaha tani (91.67%) tanaman pangan di Kabupaten Pangkep dengan latar belakang pendidikan dasar hingga menengah menjadi faktor pembatas penerapan inovasi teknologi budidaya. Hasil analisis regresi menunjukkan faktor luas lahan secara tunggal maupun bersama beberapa variabel penerapan teknologi secara simultan berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi. Nilai koefisien regresi memperlihatkan setiap penambahan nilai variabel luas lahan, penggunaan alsintan dan pupuk menaikkan produksi usahatani tanaman pangan. Produksi 5 ton per musim tanam yang dicapai masyarakat masih diharapkan dapat ditingkatkan lagi.
Komparasi Pendapatan Peternak Budidaya Sapi Potong Program Baznas dan Non Baznas di Desa Galung Kabupaten Barru Akhsan, Fitriana; Wadi, Ahmad; Musdalifah, Musdalifah; Basri, Basri
Journal Gallus Gallus Vol 2 No 2 (2024): Jurnal Gallus Gallus (2024)
Publisher : Jurusan Peternakan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/gallusgallus.v2i2.473

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu Untuk menganalisis berapa pendapatan peternak sapi potong Baznas di Desa Galung Kabupaten Barru, Untuk menganalisis berapa pendapatan peternak sapi potong non baznas di Desa Galung Kabupaten Barru dan Untuk menganalisis apakah ada perbedaan pendapatan peternak sapi potong Baznas Dan Non Baznas di Desa Galung Kabupaten Barru. Penelitian ini menggunakan metode survey. Responden yang dijadikan sampel pada penelitian ini sebanyak 40 orang. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Untuk menganalisis pendapatan budidaya sapi potong program Baznas dan non Baznas digunakan analisis biaya dan pendapatan. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa Pendapatan peternak budidaya sapi potong program Baznas mulai dari Rp. 507.000 (2 ekor) sampai Rp. 23.511.117 (10 ekor) dan non Baznas mulai dari Rp. 1.481.000 (2 ekor) sampai Rp. 17.591.000 (7 ekor). Rata-rata pendapatan peternak budidaya sapi potong program Baznas sebesar Rp. 15.611.462 dan Rata-rata pendapatan peternak sapi potong non Baznas sebesar Rp. 6.727.227.
Pembuatan Jamu Herbal untuk Meningkatkan Performa Ternak Ayam KUB Wadi, Ahmad; Fitriani, Fitriani; Wakano, Fahruddin
JatiRenov: Jurnal Aplikasi Teknologi Rekayasa dan Inovasi Vol 4 No 1 (2025): Edisi Mei
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jatirenov.v4i1.960

Abstract

Ayam KUB merupakan salah satu nama ayam kampung hasil pemuliabiakan yang dilakukan oleh Badan Litbang Pertanian, Ciawi, Bogor. Beternak ayam kampung merupakan salah satu unit usaha yang masih menyimpan potensi yang besar, hal itu disebabkan oleh tingginya permintaan pasar dan kecenderungan masyarakat Indonesia yang memang gemar makan daging ayam. Penanganan kesehatan ternak menjadi salah satu kegiatan vital dalam usaha budidaya ternak ayam kampung, karena produktivitas ternak sangat dipengaruhi oleh kesehatan ternak. Setelah peraturan pelarangan penggunaan AGP pada pakan menjadikan peternak harus mencari pakan tambahan yang dapat menggantikan peran dari AGP. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan jamu herbal untuk ternak ayam. Tujuan pengabdian ini adalah untuk memberikan informasi kepada peternak mengenai pentingnya mencari pakan tambahan alternatif pengganti AGP untuk ternak yang dibudidayakan, sekaligus memberikan pelatihan kepada masyarakat mengenai cara pembuatan pengaplikasian jamu herbal. Adapun solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut yaitu 1) melakukan sosialisasi dan penyuluhan terkait tata cara budidaya ayam KUB dan pembuatan jamu herbal. 2) Cara pembuatan jamu herbal dan penerapannya untuk ternak. 3) Penyerahan DOC ke mitra. 4) Evaluasi terkait kegiatan penyuluhan. Melalui pemberian jamu herbal dapat meningkatkan performa pada Ayam KUB.
Dampak Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur pada Masyarakat di Desa Tompo Kecamatan Barru Kabupaten Barru Subir, Arini; Bando, Nurjannah; Wadi, Ahmad
Journal Gallus Gallus Vol 3 No 2 (2025): Edisi Maret, Jurnal Gallus Gallus (2025)
Publisher : Jurusan Peternakan, Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/gallusgallus.v3i2.601

Abstract

Usaha peternakan merupakan usaha yang memberikan peranan besar dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Ayam ras petelur adalah ayam betina dewasa yang dipelihara untuk dimanfaatkan telurnya. Telur ayam ras yang tersedia paling banyak dan harga terjangkau dibandingkan harga telur ayam kampung dan itik. Sehingga adanya peternakan akan menimbulkan dampak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui (1) Dampak ekonomi dari adanya usaha peternakan ayam ras petelur di Desa Tompo Kecamatan Barru Kabupaten Barru, (2) Dampak sosial dari adanya usaha peternakan ayam ras petelur di Desa Tompo Kecamatan Barru Kabupaten Barru, (3) Dampak lingkungan dari adanya usaha peternakan ayam ras petelur di Desa Tompo Kecamatan Barru Kabupaten Barru. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode puposive sampling pada masyarakat, sampel didapatkan dari hasil rumus slovin 80 orang/responden. Data yang diperoleh diolah dengan skala likert berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Dengan adanya peternakan ayam ras petelur membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat seperti buruh ternak dan pedagang telur. Serta terpenuhinya kebutuhan protein hewani dengan mudah dan harga terjangakau (2) Pemilik peternakan selalu memberikan bantuan sosial ke masyarakat sekitar (3) Suhu udara di Desa Tompo Kecamatan Barru Kabupaten Barru tidak tercemar dengan tingkat kelembaban 66% dan pH air 7,15% yang termasuk netral dan layak digunakan sehari-hari serta suara ayam dari peternakan tidak mengganggu masyarakat.