Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Identifikasi Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Hutan Produksi Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan Husnah Latifah; Yusran Jusuf; Samuel A. Paembonan; H Hasanuddin; S Sultan
JURNAL GALUNG TROPIKA Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Fapetrik-UMPAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/jgt.v9i1.549

Abstract

The purpose of this study was to determine the potential and benefits of medicinal plants found in production forests in Sinoa District, Bantaeng Regency. The type of data collected was quantitative and qualitative data, including types and quantities of medicinal plants, local names, parts of plants used, and types of diseases that can be treated with these plants. Vegetation analysis results showed that the diversity of medicinal plants as many as 13 species from 10 families. Vegetation which has the greatest potential at the level of the tree namely Pinus (Pinus mercusii) with a potential of 194, at the pole level was Avocado (Persea gratissima) with a potential of 100, at the sapling level namely Coffee (Coffea arabica) with a potential of 640, and at the seedling level ie Bandotan (Ageratum conyzoides) with the greatest potential is 17500. Plant parts that utilized were leaves, roots, fruits, seeds, sap, and bark. All of these parts used to treat diseases such as shortness of breath, headache, toothache, cough, diarrhea, fever, malaria, high blood pressure, diabetes, suppurating ulcers, beriberi, immune system, festering skin inflammation, and increasing brain intelligence. Besides that it can treat kidney stones, wounds, sore throat, eye medication, dry the wound, neutralize the poison boils, canker sores, bruises, swelling, and sprains.
Pemasaran online dan Pendaftaran Merek pada KTH Mega Buana 3 Desa Lipukasi Kabupaten Barru Asri Yanti Syarif; Andi Rahayu Anwar; Husnah Latifah; Burhanuddin Burhanuddin; Ratnawati Tahir; Syamsia Syamsia
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v5i2.1050

Abstract

Pemasaran online merupakan sarana yang mempertemukan produsen dan konsumen secara online dengan penawaran produk yang telah menggunakan nama atau merk sebagai atribut pemasaran. Pemasaran online menggunakan aplikasi yang dapat digunakan dengan membuat website, dengan adanya website petani dapat mempromosikan jenis produk, harga, dan no kontak yang dapat dihubungi, serta sistem pembayaran dan sistem pengiriman barang dari petani selaku produsen ke konsumen atau dapat menggunakan flatform: Instagram, WhatsApp, facebook untuk memudahkan memasarkan dengan jangkauan lebih luas dibandingkan dengan pemasaran tradisional yang hanya melibatkan pasar tradisional atau pedagang pengumpul. Petani pada umumnya telah menggunakan alat berupa smartphone, yang menjadi kendala petani belum memahami penggunaan media sosial dan platform untuk pemasaran online. Oleh karena itu, penyuluhan pemasaran online dan penggunaan merek merupakan hal yang fundamental dilakukan untuk merubah mindset mereka menjadi petani modern melalui KTH Mega Buana 3 di Desa Lipukasi Kabupaten Barru. Hasil pengabdian memberikan informasi bahwa pemasaran online dapat memperluas pangsa pasar, meningkatkan penjualan. Dengan adanya merek terhadap produk yang mereka pasarkan nantinya memberikan perlindungan hukum dan produk mudah dikenal di pasaran secara global serta menjadi produk pertanian yang berbeda dengan produk dari kelompok tani yang lain.
NILAI SERAPAN KARBON HUTAN PINUS DI DESA PESSE KECAMATAN DONRI – DONRI KABUPATEN SOPPENG Sultan Sultan; Hasanuddin Hasanuddin; Husnah Latifah; Nur Awal
Jurnal Penelitian Kehutanan BONITA Vol 2, No 1 (2020): JUli 2020
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55285/bonita.v2i1.433

Abstract

Karbon adalah unsur kimia yang memiliki nomor atom 6 (C6) (Badan Standardisasi Nasional (ICS), 2011) . Tumbuhan akan mengurangi karbon dioksida di atmosfer (CO2) diserap melalui proses fotosintesis dan tumbuhan akan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan. Sampai waktunya karbon tersebut tersikluskan kembali ke atmosfer, karbon tersebut akan menempati salah satu dari sejumlah kantong karbon. Semua komponen penyusun vegetasi baik pohon,semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan. Dibawah permukaan tanah, akar tumbuhan juga merupakan penyimpan karbon selain tanah itu sendiri. Pada tanah gambut, jumlah simpanan karbon mungkin lebih besar dibandingkan dengan simpanan karbon yang ada di atas permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk Menghitung besar nilai serapan karbon pada Hutan pinus (pohon, tiang, dan pancang ) di Desa Pesse Kecamatan Donri – donri Kabupaten Soppeng. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari oktoberi sampai bulan desember 2019. Tahap persiapan yang dilakukan adalah Pemilihan lokasi penelitian yaitu di Desa Pesse Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng. Berdasarkan hasil penelitian pada hutan Pinus maka dapat disimpulkan bahwa Biomassa total 12.817,84 Ton, cadangan karbon 6.024,39 dan serapan karbon dioksida 639,14 Ton/tahun dengan luas lahan hutan produksi 19,48 di Desa Pesse Kecamatan Donri-donri Kabupaten Soppeng  dengan luas 5557,92 Ha.
POTENSI OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM PUNCAK TINAMBUNG DI DESA BISSOLORO KECAMATAN BUNGAYA KABUPATEN GOWA Hasanuddin Molo; Sultan Sultan; Husnah Latifah; Muh Daud; Asriani Asriani
Jurnal Penelitian Kehutanan BONITA Vol 2, No 1 (2020): JUli 2020
Publisher : Universitas Andi Djemma Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55285/bonita.v2i1.432

Abstract

Objek wisata alam Puncak Tinambung Bissoloro ini merupakan objek wisata alam yang sangat potensial untuk dikembangkan karena masih banyak potensi lain didalamnya yang dapat mendukung perkembangan wisata alam, dan dapat menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara lebih banyak lagi. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan pada bulan November sampai bulan Desember 2018. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi alam yang menjadi daya tarik objek wisata di Puncak Tinambung Bissoloro serta mengevaluasi tingkat kelayakan pengembangan objek  wisata alam tersebut. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu analisis kualitatif deskriptif dan metode penilaian kelayakan ekowisata. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Puncak Tinambung memiliki beragam potensi wisata baik flora dan fauna maupun panorama alam yang indah. Kawasan wisata alam Puncak Tinambung memenuhi kriteria  tingkat kelayakan diatas 66,6% yaitu sebesar 77,84% sehingga menjadikan kawasan wisata tersebut layak untuk dikembangkan.
IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN OBAT YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT DESA TABO-TABO, KECAMATAN BUNGORO, KABUPATEN PANGKEP Ummul Mu'minin; Husnah Latifah; Hasanuddin Molo; Nirwana Nirwana; Hikmah Hikmah
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 5 NOMOR 2 TAHUN 2022 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gjfr.v5i2.2418

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi jenis tumbuhan obat. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli - Agustus 2022. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik observasi, sedangkan penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan 30 responden  di Desa Tabo-Tabo Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep. Hasil penelitian tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat Desa Tabo-tabo terdapat 20 diantaranya yaitu : sisik naga, rumput teki, daun cakar ayam, kerinyu, tapak kuda, legundi, ciplukan, sirih hutan, awar-awar, kunyit, cocor bebek , pacing, karamunting, tahi ayam, sidaguri, sembung , bandotan, jahe, kamandrek dan ganda rusa. Adapun bagian tanaman obat yang dimanfaatkan sebagai tanaman obat oleh masyarakat Desa Tabo-tabo yaitu: daun, akar, akar dan batang, umbi, getah dan seluruh bagian tanaman dimanfaatkan sebagia tanaman obat.
ANALISIS KEBUTUHAN KAYU DALAM PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL BEGO OLEH MASYARAKAT SUMBAWA Husnah Latifah; Hasanuddin Molo; Jamiatullsna Apriani
Gorontalo Journal of Forestry Research VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2019 GORONTALO JOURNAL OF FORESTRY RESEARCH
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (655.207 KB) | DOI: 10.32662/gjfr.v2i2.696

Abstract

Perahu tradisional merupakan salah satu alat transportasi air yang terbuat dari kayu, dibuat dengan tenaga-tenaga terampil  yang tidak memiliki pendidikan atau pelatihan khusus dibidang pembuatan perahu dengan menggunakan peralatan yang sederhana tanpa menggunakan desain gambar. Dengan adanya penelitian ini maka akan tersedia informasi tentang jenis kayu yang bisa dimanfaatkan pada bagian-bagian perahu serta volume kayu yang dibutuhkan dalam pembuatan perahu tradisional Bego, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan bagi masyarakat guna melestarikan dan membudidayakan jenis kayu yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan perahu tradisonal oleh masyarakat.  Penelitian ini bertujauan untuk mengetahui jenis kayu yang dimanfaatkan, kegunaan kayu dan volume kayu yang digunakan dalam pembuatan perahu Bego. Hasil penelitian menunjukkan pengrajin perahu Bego Desa Labuhan Jambu menggunakan 8 jenis kayu sebagai bahan baku pembuatan perahu Bego yaitu kayu Kesambi (Schleichera oleosa), Bungur (Lagerstroemia speciosa per), Sappang (Biancaea sappan), Beropa/bakau (Sonneratia alba),Bidara (Ziziphus mauritiana), Laban (Vitex pubescen), Prek Mayung/Kruing (Dipterocarpus retusus), dan kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri).Penggunaan kayu pada setiap bagian perahu Bego yaitu kayu Kesambi (Schleichera oleosa) digunakan pada bagian solor/gading, linggi haluan, linggi buritan, pondasi mesin, lunas dan kalang. Kayu Bungur (Lagerstroemia speciosa per) digunakan pada bagian badan perahu, sebeng perahu, dek, les, lepe, sekat dan kamar mesin. Sappang (Biancaea sappan) digunakan sebagai paku kayu. Beropa/Bakau (Sonneratia alba) digunakan pada bagian solor/gading. Laban (Vitex pubescen) digunakan pada bagian kalang, linggi haluan, tiang bendera dan kaso. Prek Mayung/Kruing (Dipterocarpus retusus) digunakan pada bagian les dan lepe perahu. Bidara (Ziziphus mauritiana) digunakan pada bagian solor/gading. Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) digunakan pada bagian lunas. Volume rata-rata kayu yang digunakan pada pembuatan perahu Bego adalah sebanyak 2.61 m3.