Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Struktur Naratif Cerita Rakyat Tapah Malenggang Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi Irma Suryani; Dwi Rahariyoso; Nurfitri Susanti
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 21, No 1 (2021): Februari
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jiubj.v21i1.1130

Abstract

This research describes the narrative structure of Tapah Malenggang folklore based on the transcription conducted by Datuk Rasyid from the utterances of Datuk Zainul and Datuk Saharman. The folklore of Tapah Malenggang, as part of the oral literature of the Batanghari people, is gradually shrinking, and it can even be said to be on the verge of extinction. Through this research, it is hoped that the form and structure of the Tapah Malenggang folklore can be known. The method used is descriptive analysis. The results showed that the Tapah Malenggang story was in the form of myths and its narrative structure, namely the characters and settings functioned structurally to formulate the folklore as myth.
Makna Tradisi Lisan Plaho di Desa Koto Aro Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Oktania Oktania; Nazurty Nazurty; Nurfitri Susanti
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.645 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i2.20304

Abstract

Folklore adalah adat istiadat tradisi tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun. Ada 3 macam folklore yaitu foklore lisan, folklore sebagian lisan, dan folklore bukan lisan. Jenis penelitian plaho ini merupakan jenis penelitian foklore sebagian lisan yang mencampurkan dua unsur yaitu upacara dan mantra. Makna yang di pakai adalah makna kultural yang mana penelitian ini berfokus pada makna leksikal dan kultural dari mantra dan bahan alat tradisi lisan plaho ini. Hasil dari penelitian ini adalah makna dari mantra dan alat bahan yang terdapat dalam pelaksanaan tradisi lisan plaho. Di temukan 10 mantra dan 35 macam bahan dan alat dalam penelitian ini.
The Form of Tapah Malenggang Folklore from Batanghari Regency, Jambi Province Irma Suryani; Dwi Rahariyoso; Nurfitri Susanti
Proceeding International Conference on Malay Identity Vol. 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP, Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.421 KB)

Abstract

This research describes the form of the Tapah Malenggang folklore based on the transcription conducted by Datuk Rasyid from the utterances of Datuk Zainul and Datuk Saharman. The folklore of Tapah Malenggang, as part of the oral literature of the Batanghari people, is gradually shrinking, and it can even be said to be on the verge of extinction. Through this research, it is hoped that the folklore of Tapah Malenggang can be found. The method used is descriptive analysis. The results showed that the Tapah Malenggang folklore was in the form of myths which functioned structurally to formulate the folk tales as myths. Key words: Form of folklore, myth, Tapah Malenggang
ALIH WAHANA CERITA RAKYAT DAERAH JAMBI KE NASKAH DRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SASTRA DI SDN 217 KOTA JAMBI Irma Suryani; Julisah Izar; Warni; Rengki Afria; Nurfitri Susanti
PKM Linggau: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 2 No. 3 (2022): Jurnal PKM Linggau (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : LP3MKIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55526/pkml.v2i3.335

Abstract

Tujuan dari pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) ini ialah untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada guru SDN 217 Kota Jambi mengenai cara menganalisis secara struktural yaitu tema, amanat, alur, latar, tokoh dan penokohan cerita rakyat daerah Jambi yang sangat bervariasi. Selanjutnya tujuan PPM ini agar guru-guru mampu membuat naskah drama berdasarkan unsur-unsur instrinsik yang sudah dianalisis tersebut. Guru akan mempunyai pengetahuan dan pengalaman terkait menulis naskah drama dalam menentukan tema. Selanjutnya guru mampu menentukan amanat. Selain itu para guru mahir menyusun alur dengan rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat. Selain mahir memilih latar, guru juga mahir mengembangkan karakter tokoh berdasarkan tokoh yang sudah ditetapkan. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tersebut diberikan dengan metode sosialisasi dan pelatihan pembuatan naskah drama dan dapat digunakan di dalam kelas. Target yang ingin dicapai dalam sosialisasi dan pelatihan ini adalah guru mendapat pengetahuan mengenai sastra anak yang berhubungan dengan cerita rakyat dan naskah drama. Hasil analisis dan produk guru dalam bentuk naskah drama, sangat memungkinkan untuk meningkatkan kepribadian atau karakter siswa, disamping dapat memberikan hiburan.