Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

ANALISIS KOMPARASI EFISIENSI TATANIAGA KUBIS SECARA EKSPOR DAN LOKAL (Kasus : Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun) Dormian Eva Grasya S; Rahmanta Rahmanta; Yusak Maryunianta
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 5, No 4 (2016): volume 5 no. 4 April 2016
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis biaya tataniaga, price spread, share margin masing-masing lembaga tataniaga kubis dan tingkat efisiensi tataniaga kubis ekspor di daerah penelitian, menganalisis biaya tataniaga, price spread, share margin masing-masing lembaga tataniaga kubis dan tingkat efisiensi tataniaga kubis jalur pemasaran lokal di daerah penelitian, membandingkan efisiensi tataniaga kubis secara ekspor dan lokal di daerah penelitian dan Untuk membandingkan share margin keuntungan Petani kubis jalur pemasaran secara Ekspor dan Lokal di daerah penelitian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bangun, Kabupaten Simalungun yang ditentukan secara purposive. Untuk pengambilan sampel petani digunakan metode sensus dan pedagang diambil menggunakan metode snowball. Jumlah sampel petani sebanyak 23 petani dan sampel pedagang pengecer sebanyak 5 pedagang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis efisiensi tataniaga dan uji t-test. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa  pada sistem tataniaga kubis secara ekspor, lembaga tataniaga yang memiliki biaya, margin keuntungan dan share margin paling besar adalah eksportir dan analisis efisiensi tataniaga menujukkan bahwa tataniaga kubis secara ekspor sudah efisien, pada sistem tataniaga kubis secara lokal,  lembaga tataniaga yang paling banyak mengeluarkan biaya adalah petani, margin keuntungan dan share margin yang paling besar adalah kelompok tani dan analisis efisiensi tataniaga menujukkan bahwa tataniaga kubis secara lokal sudah efisien, Tataniaga kubis secara ekspor lebih efisien daripada tataniaga kubis secara lokal dan Terdapat perbedaan yang signifikan antara Share margin keuntungan Petani kubis jalur pemasaran secara Ekspor dengan share margin keuntungn Petani kubis jalur pemasaran secara lokal. Kata Kunci : Komparasi, Efisiensi Tataniaga, Kubis, Ekspor, Price Spread, Share Margin
EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN PENERAPAN POLA TANAM SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) PADA PETANI PADI (Kasus : Desa Kramat Gajah Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang) Claudia Joanna Putri Laia; Rahmanta Rahmanta; Yusak Maryunianta
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 5, No 10 (2016): volume 5 no. 10 oktober 2016
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.481 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja petani padi dalam menerapkan System of Rice Intensification (SRI). Penelitian ini mengevaluasi kinerja berdasarkan context (konteks), input (masukan), process (proses), hingga product (hasil). Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive. Metode penentuan responden yang digunakan adalah probability sampling, dengan pengambilan teknik sensus. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif yang dipadukan dengan metode skoring sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan. Hasil penelitian menunjukan : Secara agregat kinerja petani dalam menerapkan System of Rice Intensification (SRI) sudah berjalan dengan cukup baik dengan skor yang diperoleh sebesar 44,02 dan persentase ketercapaian sebesar 77,23%. Pada dimensi context, telah berjalan dengan baik dengan perolehan skor 11,93, skor tertinggi 2,77 (92,33%) adalah perencanaan peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam penerapan budidaya padi sawah dengan pola System of Rice Insentification (SRI). Sedangkan indikator dengan skor terendah 1,73 (57,67%) adalah perencanaan peningkatan jumlah petani dalam penerapan pola SRI. Pada dimensi input, telah berjalan dengan cukup baik dengan perolehan skor 9,23, skor tertinggi 2,7 (90%) adalah pendampingan dan pelatihan yang diberikan penyuluh sebagai fasilitator. Sedangkan indikator dengan skor terendah 2,13 (71%) adalah ketersediaan sarana produksi yang mendukung pola SRI. Pada dimensi process, telah berjalan dengan cukup baik dengan perolehan skor 13,83, skor tertinggi 2,83 (94,33%) adalah penanaman bibit padi, sedangkan indikator dengan skor terendah 1,6 (53,33%) adalah perlakuan pemupukan. Pada dimensi product, telah berjalan dengan cukup baik dengan perolehan skor 9,03, skor tertinggi 2,66 (88,67%) adalah dinamika kelompok. Sedangkan indikator dengan skor terendah 1,83 (61%) adalah kemampuan petani memanfaatkan sarana produksi organik dan teknologi dalam mengelola usaha tani. Kata Kunci: Evaluasi, Kinerja, Petani, System of Rice Intensification (SRI), CIPP, Context, Input, Process, Product
ANALISIS TATANIAGA SUSU KERBAU (Studi kasus: Desa Nagasaribu IV, Kecamatan Lintongnihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan) Stephany Sabrina Sitompul; Rahmanta Rahmanta; M. Jufri
JOURNAL ON SOCIAL ECONOMIC OF AGRICULTURE AND AGRIBUSINESS Vol 6, No 1 (2017): volume 6 no. 1 January 2017
Publisher : Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.569 KB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 bertujuan untuk mengetahui jenis saluran tataniaga susu kerbau, biaya tataniaga, price spread dan share margin disetiap saluran tataniaga susu kerbau dan tingkat efisiensi tataniaga susu kerbau di daerah penelitian.Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purpossive (sengaja). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini adalah hanya terdapat 1 saluran tataniaga susu kerbau di Desa Nagasaribu IV yaitu (peternak – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen). Setiap pedagang mengemban fungsi tataniaga paling sedikit 4 fungsi yaitu fungsi pembelian, fungsi penjualan, sortasi dan  pengepakan begitu  juga dengan  pedagang pengecer  mengemban fungsi tataniaga paling sedikit 4 fungsi yaitu fungsi pembelian, fungsi penjualan, pengangkutan, pajak. Untuk saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian diperoleh share profit pedagang pengumpul adalah 6% dan share profit pedagang pengecer adalah sebesar 20%. Nilai efisiensi yang terdapat pada saluran tataniaga susu kerbau di daerah penelitian adalah 1,73%. Efisiensi tataniaga tersebut lebih besar dari satu, maka saluran tataniaga tersebut dinyatakan efisien. Kata kunci : tataniaga, share margin, price spread.
Analysis of Small Micro Business Sector on the Welfare of Small Micro Enterprises in North Sumatra Diwayana Putri Nasution; Syaad Afifuddin; Irsad Irsad; Rahmanta Rahmanta
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 4, No 3 (2021): Budapest International Research and Critics Institute August
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v4i3.2296

Abstract

Micro and small enterprises (UMK) are businesses that absorb the most labor in Indonesia. The purpose of this study is to look at the effect of the MSE sector (UMK investment variable, UMK digitization variable, and UMK entrepreneurship variable) on the variable for the employment of MSEs and the variable for MSE actors. The analytical method used is the simultaneous analysis method using panel data sourced from BPS North Sumatra Province. The results of the first equation study of the MSE investment variable have a significant positive effect on the absorption of MSEs in North Sumatra. The results of the second study indicate that the digitization of MSEs has a positive and insignificant effect on the welfare of MSEs in North Sumatra. The MSE entrepreneurship variable has no significant positive effect on the welfare of MSE actors in North Sumatra. The variable of employment of MSEs has a significant positive effect on the welfare of MSEs in North Sumatra. The results show that Pappas and Mark Hirshey's theory applies, namely the demand for MSEs in North Sumatra is proven to be a derivative labor demand because it is based on the development of micro and small businesses in North Sumatra.
Increasing Local Government E-Government Innovation in Achieve Good Government Raja Kamsyah Bangun; Rahmanta Rahmanta; Satia Negara Lubis
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 2 (2022): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i2.5186

Abstract

The aims of this study to find out the Increasing Local Government E-Government Innovation in Achieve Good Government. This study uses qualitative research Method. The result of this study shows that the procedure for granting People's Business Credit (KUR) by Bank Mandiri KCP Medan Brahrang in the process of distributing bank KUR using an internal and or external scoring system to assess, analyze and record a credit application process until an account is formed. As well as the analysis process and referring to the applicable Credit Standard Procedures (SPK) and or Operational Technical Guidelines (PTO). And the authority to decide on KUR credit refers to the provisions of the Standard Credit Procedures (SPK) applicable at the Bank. People's Business Credit (KUR)(X1) has a positive and significant effect on the production of oil palm farming in Langkat Regency with a probability value of 0.00. Land area (X2) has a positive and significant effect on oil palm farming production in Langkat Regency with a probability value of 0.03. Fertilizer (X3) has a positive and significant effect on oil palm farming production in Langkat Regency with a probability value of 0.00, and Pesticide (X4) has a positive and insignificant effect on oil palm farming production in Langkat Regency with a probability value of 0.11.
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sektor Pertanian di Provinsi Sumatera Utara Marito Hasibuan; Rahmanta Rahmanta; Sri Fajar Ayu
JURNAL AGRICA Vol 15, No 1 (2022): JURNAL AGRICA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrica.v15i1.5065

Abstract

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penopang perekonomian di Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2018 dimana sektor pertanian (tanaman bahan pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) merupakan sektor yang menyumbang nilai tambah terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto di provinsi Sumatera Utara. yaitu sebesar 21,40 persen, diikuti dengan sektor industri pengolahan sebesar 20,29. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Sumatera Utara. Data yang digunakan adalah data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara dari tahun 1985-2018. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menujukkan bahwa tenaga kerja dan impor pertanian berpengaruh positif dan tidak nyata terhadap pertumbuhan sektor pertanian.  Sedangkan luas lahan pertanian, ekspor pertanian, dan investasi pertanian berpengaruh positif dan nyata terhadap pertumbuhan sektor pertanian. Bertambahnya luas lahan, ekspor dan investasi pertanian tentunya mempunyai pengaruh yang baik terhadap pertumbuhan sektor pertanian dari pada petani yang memiliki lahan sempit dan investasi rendah. Diharapkan pemerintah daerah dan pusat dapat menumbuhkan iklim investasi pertanian yang kondusif sesuai dengan peraturan yang berlaku.
PERMINTAAN DAN PENAWARAN BAWANG MERAH DI PROVINSI SUMATRA UTARA M. Taufiq; Rahmanta Rahmanta; Sri Fajar Ayu
JURNAL AGRICA Vol 14, No 1 (2021): JURNAL AGRICA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrica.v14i1.4759

Abstract

Permintaan bawang merah akan terus meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat yang terus meningkat karena adanya pertambahan jumlah penduduk, berkembangnya industri produk olahan berbahan baku bawang merah. Kuantitas penawaran bawang merah tidak mampu memenuhi kuantitas permintaan yang dibutuhkan oleh konsumen sehingga dapat menyebabkan terjadinya kenaikan harga bawang merah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh harga bawang merah, jumlah penduduk, pendapatan per kapita terhadap permintaan bawang merah, menganalisis pengaruh harga bawang merah, luas panen, harga pupuk subsidi terhadap penawaran bawang merah, dan menganalisis pendapatan per kapita dan harga pupuk terhadap harga bawang merah. Metode analisis yang digunakan dengan persamaan simultan menggunakan data tahun 1989-2018. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial harga bawang merah, jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan bawang merah. Harga pupuk subsidi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran bawang merah. Sedangkan harga pupuk bersubsidi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga bawang merah di Provinsi Sumatera Utara.
DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP PENDAPATAN INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE DI KOTA MEDAN Rahmanta Rahmanta; Nancy Theresia Sihombing
JURNAL AGRICA Vol 1, No 2 (2008): JURNAL AGRICA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrica.v1i2.1318

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis perbedaan biaya produksi, jumlah tenaga kerja, harga produk olahan, penerimaan, dan pendapatan pada industri pengolahan tempe sebelum dan sesudah kenaikan harga kedelai, dan upaya yang dilakukan industri pengolahan tempe dalam menghadapi kenaikan harga kedelai. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah sensus, dimana semua populasi di daerah penelitian dijadikan sebagai sampel. Jumlah keseluruhan sampel adalah 12 industri pengolahan tempe. Analisis data yang digunakan adalah analisis uji beda rata-rata dengan uji dua arah sebelum dan sesudah kenaikan harga kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada biaya produksi, curahan tenaga kerja dan penerimaan antara sebelum dan sesudah kenaikan harga kedelai pada industri pengolahan tempe. Biaya produksi meningkat sebesar Rp. 275.89,66/ 100 kg kedelai, curahan tenaga kerja berkurang sebesar 45,12 HKP dan penerimaan meningkat sebesar Rp. 188.387,83/ 100 kg kedelai. Salah satu upaya yang dilakukan oleh industri pengolahan tempe dalam menghadapi kenaikan harga kedelai adalah dengan mengurangi penggunaan bahan baku kedelai dan memperkecil ukuran produk.Kata Kunci : Kenaikan Harga Kedelai, Biaya Produksi, Pendapatan
STRATEGI PENGELOLAAN TPI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI SUMATERA UTARA Rahmanta Rahmanta; Arsyad Arsyad
JURNAL AGRICA Vol 1, No 2 (2008): JURNAL AGRICA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrica.v1i2.1319

Abstract

Sumber daya perikanan dan kelautan merupakan salah satu usaha memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi wilayah, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, penyediaan lapangan kerja, dan Pendapatan Asli Daerah. Tempat Pelalangan Ikan menunjukkan indikasi belum optimal, hal ini disebabkan pelelangan ikan didominasi oleh tengkulak-tengkulak, praktek penjualan ikan ditengah laut, adanya tangkahan swasta disekitar TPI. Tujuan penelitian adalah menganalisis strategi pengelolaan TPI dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dan' responden, selanjutnya diolah melalui analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pengelolaan TPI ke depan, yaitu : strategi satu organisasi satu komando merupakan sistem yang paling optimal dalam mengelola sumberdaya perikanan dan kelautan untuk meningkatkan pendapatan nelayan dan Pendapatan Asli Daerah.Kata Kunci : TPI, Satu Organisasi Satu Komando, PAD
ANALISIS DETERMINAN PENDAPATAN RUMAHTANGGA MISKIN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM KABUPATEN DELI SERDANG Herman Herman; Rahmanta Rahmanta
JURNAL AGRICA Vol 3, No 1 (2010): JURNAL AGRICA
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agrica.v3i1.1380

Abstract

Pada tingkat wilayah ada bermacam-macam karakteristik yang mungkin berkaitan dengan kemiskinan. Hubungan dari karakteristik tersebut dengan kemiskinan adalah sesuai dengan kondisi wilayah tersebut.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas lahan pertanian, akses kesehatan dan jarak ke pusat kota terhadap pendapatan rumahtangga miskin di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data sekunder, data primer berupa angket sedangkan data sekunder berupa data Lubuk Pakam Dalam Angka. Responden adalah rumahtangga yang menerima bantuan langsung tunai (BLT) yang berjumlah 98 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode Proporsional Stratified Random Sampling. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ekonometrika. dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil “penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pendidikan, jumlah anggota keluarga, dan luas lahan pertanian mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan rumahtangga miskin, sedangkan jarak mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap pendapatan rumahtangga miskin, variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan tersebut mengindikasikan adanya peningkatan terhadap pendapatan rumahtangga miskin, sedangkan variabel yang berpengaruh negatif dan signifikan tersebut mengindikasikan adanya penurunan pendapatan rumahtangga miskin pada 0L;= 5° 0. Di lain‘ pihak variabel akses kesehatan berpengaruh tetapi tidak signifikan. Tidak signifikannya variabel akses kesehatan karena rumahtangga miskin sudah memiliki jaminan kesehatan (berobat gratis). Walaupun dari uji parsial dijumpai satu variabel yang tidak signifikan, namun secara serempak (simultan) variabel yang digunakan berpengaruh signifikan pada oc = 5°o terhadap rumahtangga miskin di Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang. Kata Kunci: pendidikan, anggota keluarga, lahan pertanian, akses kesehatan, jarak, kemiskinan.