Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI Nurhakim Yudhi Wibowo; Firman Hidayat; Deni Irawan
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu membutuhkan orang lain. Pada kondisi seperti ini akan banyak dampak yang terjadi pada pasien di antara nya adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien yang di rawat di ruang rawat inap. Jenis penelitian dengan deskripsi analisis dengan satu variabel. Populasi pada penelitian ini adalah pasien ruang rawat inap RSUD dr Soeselo Slawi dan tehnik pengambilan sample dengan proporsional random sampling dengan jumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien mengalami kecemasan baik ringan, sedang maupun berat. Jumlah pasien yang paling banyak adalah pada kecemasan sedang dengan jumlah 24 pasien. Diharapkan bagi perawat dan Rumah sakit lebih dapat memahami kondisi pasien secara psikologis terkait dengan kecemasan dan mampu mengatasi dan memberikan solusi apabila terdapat pasien yang mengalami kecemasan.
PENGALAMAN KESEPIAN PADA LANSIA: SYSTEMATIC REVIEW Ramadhan Putra Satria; Nurhakim Yudhi Wibowo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 13 No 1 (2022)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v13i1.358

Abstract

Pendahuluan: Perubahan psikologis mampu mempengaruhi kualitas hidup lansia, dimana lansia merasa kesepian. Kesepian yang dirasakan oleh para lansia biasanya disebabkan faktor interaksi sosial, dukungan sosial dan hubungan interpersonal yang kurang baik. Hasil penelitian di inggris menunjukan bahwa 9% lansia merasa kesepian dan 30% mengalami gejala kesepian. Sedangkan di Belanda lansia dengan usai 65 tahun mengatakan kesepian (41%). Tujuan: Mengetahui pengalaman kesepian para lansia dengan berbagai macam latar belakang dan budaya. Metode: penulisan artikel menggunakan metode systematic review dengan pendekatan kualitatif. Pencarian data menggunakan data based dari pusat data Ebscho, PubMeds, Cinahl, Medline, ScienceDirect, Proquest. Kata kunci pencarian Loneliness in elderly, qualitative study. Hasil: Pemahaman kesepian dari setiap individu berbeda-beda tergantung dari kondisi pengalaman di kehidupan yang dialami lansia, ada yang mampu mengatasi terhadap kesepian dan ada yang tidak. Beberapa artikel yang dibahas menunjukan bahwa kesepian pada lansia terkait dengan interaksi sosial. Interaksi sosial yang dilakukan oleh lansia menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemampuan lansia dalam beradaptasi dengan keadaan hidup sendirian. Upaya peningkatan partisipasi sosial pada lansia dengan kesepian memang perlu keyakinan individu, penanganan terhadap ketakutan, nilai-nilai dan identitas. Kesimpulan: Kesepian merupakan masalah pada lansia yang harus mendapat perhatian dari tenaga kesehatan terutama perawat. Peran perawat guna mengatasi masalah kesepian pada lansia dapat dikaji dengan mencari penyebab kesepian dan pengalaman masiang-masing lansia. Metode mentoring, brienfriend, dan pendekatan budaya yang ditawarkan dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesepian pada lansia.
TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI Nurhakim Yudhi Wibowo; Firman Hidayat; Deni Irawan
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu membutuhkan orang lain. Pada kondisi seperti ini akan banyak dampak yang terjadi pada pasien di antara nya adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien yang di rawat di ruang rawat inap. Jenis penelitian dengan deskripsi analisis dengan satu variabel. Populasi pada penelitian ini adalah pasien ruang rawat inap RSUD dr Soeselo Slawi dan tehnik pengambilan sample dengan proporsional random sampling dengan jumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien mengalami kecemasan baik ringan, sedang maupun berat. Jumlah pasien yang paling banyak adalah pada kecemasan sedang dengan jumlah 24 pasien. Diharapkan bagi perawat dan Rumah sakit lebih dapat memahami kondisi pasien secara psikologis terkait dengan kecemasan dan mampu mengatasi dan memberikan solusi apabila terdapat pasien yang mengalami kecemasan.
PENGALAMAN KESEPIAN PADA LANSIA: SYSTEMATIC REVIEW Ramadhan Putra Satria; Nurhakim Yudhi Wibowo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 13 No 1 (2022)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v13i1.358

Abstract

Pendahuluan: Perubahan psikologis mampu mempengaruhi kualitas hidup lansia, dimana lansia merasa kesepian. Kesepian yang dirasakan oleh para lansia biasanya disebabkan faktor interaksi sosial, dukungan sosial dan hubungan interpersonal yang kurang baik. Hasil penelitian di inggris menunjukan bahwa 9% lansia merasa kesepian dan 30% mengalami gejala kesepian. Sedangkan di Belanda lansia dengan usai 65 tahun mengatakan kesepian (41%). Tujuan: Mengetahui pengalaman kesepian para lansia dengan berbagai macam latar belakang dan budaya. Metode: penulisan artikel menggunakan metode systematic review dengan pendekatan kualitatif. Pencarian data menggunakan data based dari pusat data Ebscho, PubMeds, Cinahl, Medline, ScienceDirect, Proquest. Kata kunci pencarian Loneliness in elderly, qualitative study. Hasil: Pemahaman kesepian dari setiap individu berbeda-beda tergantung dari kondisi pengalaman di kehidupan yang dialami lansia, ada yang mampu mengatasi terhadap kesepian dan ada yang tidak. Beberapa artikel yang dibahas menunjukan bahwa kesepian pada lansia terkait dengan interaksi sosial. Interaksi sosial yang dilakukan oleh lansia menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemampuan lansia dalam beradaptasi dengan keadaan hidup sendirian. Upaya peningkatan partisipasi sosial pada lansia dengan kesepian memang perlu keyakinan individu, penanganan terhadap ketakutan, nilai-nilai dan identitas. Kesimpulan: Kesepian merupakan masalah pada lansia yang harus mendapat perhatian dari tenaga kesehatan terutama perawat. Peran perawat guna mengatasi masalah kesepian pada lansia dapat dikaji dengan mencari penyebab kesepian dan pengalaman masiang-masing lansia. Metode mentoring, brienfriend, dan pendekatan budaya yang ditawarkan dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesepian pada lansia.
HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN REMAJA DI BREBES Susi Muryani; Nurhakim Yudhi Wibowo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 15 No 1 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v15i1.611

Abstract

Proses perkembangan remaja tidak pernah lepas dari peran keluarga. Tipe pola asuh terhadap anak yang tepat dari dini akan mempengaruhi kepribadian anak di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisia hubungan persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dengan kepribadian remaja di SMP Negeri 7 Brebes. Penelitian ini menggunakan desain survey dengan metode Cross Sectional. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dan kepribadian remaja, dengan jumlah sampel 59 responden siswa kelas 8. Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi pada variabel tersebut yang mayoritas pada kategori “cukup”, yaitu sebanyak 35 responden (59,3%) dan pada variabel epribadian anak mayoritas pada kategori “cukup”, yaitu sebanyak 27 responden (45,8%). Selanjutnya, diketahui bahwa hubungan antara variabel persepsi remaja tentang pola asuh orang tua dengan variabel kepribadian remaja di SMP Negeri 7 Brebes berdasarkan pada hasil uji Kendall’s Tau menunjukkan nilai signifikansi atau Sig. (2tailed) sebesar 0,012 (< 0,05), yang diperoleh nilai koefisien korelasi (Correlation Coefficient) sebesar 0,303*, yang terdapat hubungan antara kedua variable memiliki tingkat keeratan yang cukup kuat pada nilai signifikansi 0,05.
DETEKSI DINI PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI DESA SAMIRAN Khodijah Khodijah; Ratna Widhiastuti; Susi Muryani; Novi Aprilia Kumala Dewi; Nurhakim Yudhi Wibowo; Wisnu Widyantoro; Deni Irawan; Angkatno Angkatno; Syarifuddin Bakhitar; Agung Laksana Hendra
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 5 No 1 (2024): Juni
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v5i1.617

Abstract

Balita adalah kelompok anak dengan usia dibawah 5 tahun, dimana merupakan masa kritis terjadi permasalahan salah satunya perkembangan baik motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan diantaranya faktor genetik, gizi dan penyakit; faktor lingkungan pre natal (gizi waktu hamil, toksin, endokrin, infeksi, stress, maupun imunitas), dan faktor lingkungan post natal (lingkungan biologis, lingkungan fisik, lingkungan social, dan lingkungan keluarga dan adat istiadat yang lain). Selain itu perlunya pemahaman dari orangtua untuk melakukan deteksi dini dan pemantauan perkembangan anak. Oleh karenanya dilakukan pengabdian kepada masyarakat dengan tema deteksi dini perkembangan anak balita di desa Samiran. Kegiatan yang digunakan yaitu penyampaian materi tentang perkembangan, demonstrasi dan praktik langsung pemeriksaan perkembangan pada anak. Hasil pemeriksaan menunjukkan status perkembangan dari 50 anak yang dilakukan pemeriksaan, mayoritas perkembangan anak sesuai dengan usianya ada 44 anak (88%), 4 anak (8%) dengan perkembangan meragukan, dan 2 anak (4%) dengan kategori penyimpangan. Ibu diharapkan selalu melakukan pemanataun perkembangan anaknya di fasilitas kesehatan sehingga apabila ada masalah segera dilakukan penanganan.