Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

STUDI KOMPARATIF : PERAWATAN KATETER INDWELLING DENGAN 10% POVIDONE IODINE DAN 0,9 % NORMAL SALINE TERHADAP BAKTERIURIA DI RUANG ICU RSUD DR. SOESELO SLAWI Sri Hidayati; Susi Muryani; Ramadhan Putra Satria
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 1 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perawatan kateter indwelling merupakan pembersihan daerah perineal dan kateter urine. Tindakan tersebut mencegah infeksi dan mempertahankan kelancaran aliran urine pada sistem drainase urine. Pembentukan sekresi atau krusta pada tempat insersi kateter indwelling merupakan sumber iritan dan potensial menyebabkan infeksi sehingga dalam perawatan kateter dilakukan dengan rutin dan harus memperhatikan prinsip aseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perawatan kateter indwelling yang paling efektif terhadap penurunan kejadian bakteriuria antara 10% Providone Iodine dan 0,9% Normal saline.Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pretestposttest one group. Responden penelitian ini sebanyak 14 responden. Analisis bivariat dan univariat menggunakan uji statistik paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan kateter indwelling menggunakan 10% Providone Iodine jauh lebih efektif jika di bandingkan menggunakan 0,9% Normal Saline (r= 0,910; p-value= 0,001). Peneliti selanjutnya juga bisa meneliti perawatan kateter indwelling menngunakan cairan yang lain seperti menggunakan air sabun atau meneliti terkait gambaran perawatan kateter indwelling.
PENGALAMAN KESEPIAN PADA LANSIA: SYSTEMATIC REVIEW Ramadhan Putra Satria; Nurhakim Yudhi Wibowo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 13 No 1 (2022)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v13i1.358

Abstract

Pendahuluan: Perubahan psikologis mampu mempengaruhi kualitas hidup lansia, dimana lansia merasa kesepian. Kesepian yang dirasakan oleh para lansia biasanya disebabkan faktor interaksi sosial, dukungan sosial dan hubungan interpersonal yang kurang baik. Hasil penelitian di inggris menunjukan bahwa 9% lansia merasa kesepian dan 30% mengalami gejala kesepian. Sedangkan di Belanda lansia dengan usai 65 tahun mengatakan kesepian (41%). Tujuan: Mengetahui pengalaman kesepian para lansia dengan berbagai macam latar belakang dan budaya. Metode: penulisan artikel menggunakan metode systematic review dengan pendekatan kualitatif. Pencarian data menggunakan data based dari pusat data Ebscho, PubMeds, Cinahl, Medline, ScienceDirect, Proquest. Kata kunci pencarian Loneliness in elderly, qualitative study. Hasil: Pemahaman kesepian dari setiap individu berbeda-beda tergantung dari kondisi pengalaman di kehidupan yang dialami lansia, ada yang mampu mengatasi terhadap kesepian dan ada yang tidak. Beberapa artikel yang dibahas menunjukan bahwa kesepian pada lansia terkait dengan interaksi sosial. Interaksi sosial yang dilakukan oleh lansia menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan kemampuan lansia dalam beradaptasi dengan keadaan hidup sendirian. Upaya peningkatan partisipasi sosial pada lansia dengan kesepian memang perlu keyakinan individu, penanganan terhadap ketakutan, nilai-nilai dan identitas. Kesimpulan: Kesepian merupakan masalah pada lansia yang harus mendapat perhatian dari tenaga kesehatan terutama perawat. Peran perawat guna mengatasi masalah kesepian pada lansia dapat dikaji dengan mencari penyebab kesepian dan pengalaman masiang-masing lansia. Metode mentoring, brienfriend, dan pendekatan budaya yang ditawarkan dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesepian pada lansia.
Deteksi Dini Perkembangan Anak dengan DDST (Denver Development Screening Test) di RA/KBIT Siti Khodijah Slawi Anisa Oktiawati; Ita Nur Itsna; Ramadhan Putra Satria; Jumrotun Ni’mah
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1150.828 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.37

Abstract

Abstrak: Latar belakang: Masa balita merupakan pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia ini otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah Masa Emas (The Golden Age). Golden age merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkindapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Berdasarkan data yang diperoleh di RA/KBIT Siti Khodijah Slawi terdapat 24 siswa yang berusia 3-4 tahun, 67 siswa yang berusia 4-5 tahun dan 91 siswa yang berusia 5-6 tahun. Tujuan: Meningkatkan pengetahuan guru tentang pemantauan perkembangan pada anak, Memberikan edukasi tentang metode skrining perkembangan anak dengan metode DDST, Melakukan pemantauan perkembangan terhadap anak dengan metode DDST. Metode: Pelaksanaan pengabdian masyarakat dengan menggunakan pengukuran DDST (Denver Development Screening Test) di RA/KBIT Siti Khodijah Slawi dilaksanakan pada hari Selasa, Tanggal 25 Februari 2020. Hasil: Hasil Pemeriksaan DDST yang dilakukan pada 125 anak didapatkan hasil keseluruhan adalah 121 anak (96,8%) dinyatakan normal, 3 anak (2,4%) mengalami perkembangan suspect dan 1 anak (0,8%) tidak dapat dites. Tumbuh kembang anak secara menyeluruh dapat diamati dari gerak kasar (motorik kasar), gerak halus (motorik halus), kemampuan bicara, bahasa, bersosialisasi, kemandirian. Kesimpulan: Dengan adanya guru RB/KB IT yang terlatih diharapkan kegiatan deteksi dini perkembangan anak dapat berjalan secara rutin sehingga perkembangan anak menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua dan guru. Guru diharapkan  dapat memperhatikan perkembangan anak didiknya dengan cara menstimulasi pada 4 aspek perkembangan, yaitu personal sosial, adaptif-motorik halus, bahasa, dan motorik kasar agar perkembangan anak dapat mencapai optimal.Abstract: Background: Childhood is a basic growth that will influence and determine the child's subsequent development. At this age, the child's brain experiences very rapid growth known as the Golden Age. The Golden age is a very important time to pay close attention to the child's growth and development so that as early as possible it can be detected if abnormalities occur. Based on data obtained at RA/KBIT Siti Khodijah Slawi, there were 24 students aged 3-4 years, 67 students aged 4-5 years and 91 students aged 5-6 years. Objective: The socialization can improve teacher knowledge about monitoring the children development, provide education about screening methods by DDST method, and conduct monitoring the development of children with the DDST method. Method: Implementation of community service use Detection of Child Development with DDST (Denver Development Screening Test) scale at RA/KBIT Siti Khodijah Slawi was held on Tuesday, February 25, 2020. Results: Results of DDST examination conducted on 125 children showed that overall results were 121 children (96.8%) declared normal, 3 children (2.4%) experienced development suspect and 1 child (0.8%) could not be tested. The whole child development can be observed from gross motion, fine motion, speech ability, language, socializing, and their independence. Conclusion: With the presence of RB/KB IT teachers, it is expected that early detection of the children development activities can be carried out routinely so that it is a shared responsibility between parents and teachers. Teachers are expected to pay attention to the students’ development by stimulating 4 aspects of development, namely personal social, adaptive-fine motor, language, and gross motor skills so that children's development can reach optimal levels. 
UPAYA PENURUNAN HIPERTENSI LANSIA DENGAN PENERAPAN BRISK WALKING EXERCISE PADA LANSIA DI DESA BALAPULANG KULON KABUPATEN TEGAL Ramadhan Putra Satria; Sri Hidayati; Ani Ratnaningsih
ASMAT JURNAL PENGABMAS Vol. 1 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.444 KB) | DOI: 10.47539/ajp.v1i2.23

Abstract

Banyaknya kasus hipertensi yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi yang berbahaya yaitu serangan jantung, stroke, kerusakan ginjal, penyakit arteri coroner. Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut maka dianjurkan untuk memelihara kesehatan tubuhnya dengan melakukan kegiatan latihan ataupun olahraga. Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi banyak dilakukan, salah satunya dengan Brisk Walking. Brisk walking exercise atau berjalan cepat berdampak pada penurunan risiko mortalitas dan morbiditas pasien hipertensi melalui mekanisme pembakaran kalori, mempertahankan berat badan, membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa beta endorphin yang dapat menurunkan stres serta tingkat keamanan, penerapan brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi. Penyampaian materi tentang brisk walking exercise meliputi definisi, manfaat, serta teknik pelaksanaan serta demonstrasi brisk walking exercice. Para warga menyimak dengan baik urutan langkah yang dijelaskan dengan memperhatikan langkah-langkah brisk walking exercise sesuai yang dipaparkan. Penerapan brisk walking exercise secara rutin dapat menurunkan hipertensi yang dialami para warga terutama warga lansia.
Pengaruh Guided Imagery terhadap Penurunan Skala Nyeri pada Pasien Lansia dengan Asam Urat Risna Maulidia; Ramadhan Putra Satria
INDOGENIUS Vol 2 No 1 (2023): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/igj.v2i1.159

Abstract

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi guided imagery terhadap penurunan skala nyeri pada pasien lansia dengan asam urat. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah pasien lansia dengan asam urat. Data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik. Data disajikan dalam bentuk naratif dan tabel distribusi frekuensi. Tempat penelitian ini di wilayah kerja Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Hasil: Sebelum diberikan terapi guided imagery, skala nyeri pada responden 1 dan 2 yaitu 7 (nyeri berat) dan 6 (nyeri sedang). Setelah diberikan terapi selama 3 hari skala nyeri kedua pasien menurun menjadi 3 (nyeri ringan). Kesimpulan: Kesimpulannya, guided imagery dapat mengurangi rasa sakit bagi penderita asam urat. Pasien dengan asam urat disarankan untuk melakukan terapi guided imagery selama 5-10 menit untuk menurunkan skala nyeri.
Penyuluhan Cuci Tangan pada Anak untuk Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat di SDN 2 Dukuhdamu Slawi Ratna Widhiastuti; Ramadhan Putra Satria; Finka Akhiria Wati; Naurah Nazifah; Mauliana Ajeng Pramesti; Yores Putri Sakinah; Anggit Pratiwi
SAFARI :Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol. 2 No. 1 (2022): Januari : Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia
Publisher : BADAN PENERBIT STIEPARI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56910/safari.v2i1.915

Abstract

Infectious diseases often spread through hand contact, and good handwashing practices are a crucial step in preventing infection transmission. This community engagement activity aims to provide handwashing education to students at Elementary School (SDN) 2 Dukuhdamu in Slawi. The activity was conducted using educational methods and monitoring student participation in handwashing practices. The results showed a significant improvement in knowledge and handwashing behavior among students after the education. These findings highlight the importance of health education in schools in promoting healthy lifestyles.
Edukasi Program (Toss TBC) di Dukuh Grogolan Desa Jatimulya Kabupaten Tegal Ramadhan Putra Satria; Theodora Rosaria Geglorian; Jumrotun Ni’mah; M. Aldi Nur Diansyah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58169/jpmsaintek.v3i2.466

Abstract

Helping the government to solve TB disease, the community service team organized community service activities by providing material about TBC Toss. The activity was carried out on May 27, 2024 in Grogolan Hamlet, Jatimulya Village, Suradadi District, Tegal Regency. This activity provides education to the public related to the Toss TBC program from the government so that people avoid TB disease. The activity is to expose TBC Toss material, lung examination, and correct cough Ethics. The enthusiasm of the community was very pronounced, shown by the many people who asked the dedication team. With this education, it is expected that the incidence of tuberculosis in Tegal Regency can decrease.
Progressive Muscle Relaxation Therapy to Increase Muscle Strength in the Elderly with Post-Non Hemorrhagic Stroke at Adiwerna Tegal Putra Satria, Ramadhan; Jumrotun Ni’mah; Farkhani
International Journal of Midwifery and Health Sciences Vol. 2 No. 2 (2024): IJMHS Vol 2 No 2 (2024)
Publisher : Rajaki of Tulip Medika Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61777/ijmhs.v2i2.81

Abstract

Background: Stroke is the second highest cause of death in the world and the highest cause of disability in the world. The 2018 RISKESDAS results showed that the prevalence of stroke cases in Indonesia was 10.9%. Stroke has a lot of impact on patients and their families. Progressive muscle relaxation therapy is one of the therapies that can be used to increase the muscle strength of the elderly after a non-hemorrhagic stroke by relaxing and tensing the body’s muscles. Purpose: The study aimed to apply progressive muscle relaxation therapy to increase muscle strength in the elderly after a non-hemorrhagic stroke. Method: The study was descriptive research with a case study approach. The subjects were the elderly after a non-hemorrhagic stroke. Data were obtained through interviews, observations, physical examinations, and documentation studies. Result: Before applying the therapy, the patients’ muscle strength value was 3; the patients’ hand grip was weak. After doing the therapy for 3 days, the patients’ muscle strength was still 3, but the patients’ hand grip felt tight. Conclusion: The elderly people after non-hemorrhagic stroke are recommended to do progressive muscle relaxation therapy once a day with a duration of 15-20 minutes to stimulate the muscles so that it can increase their muscle strength.
Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Bahaya Seks Bebas Pada Siswa SMAN 2 Slawi Widhiastuti, Ratna; Satria, Ramadhan Putra; Romadani, Tiya Amelia; Meliana, Putri; Rahmah, Umi Fauziah; Anggreini, Cita; Pratama, M Ihlas Setyo; Apifah, Nur; Maulana, M Dimas; Faizal, Riyan; Pratama, Nabil Diva; Pratiwi, Anggit
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 10 (2023): Desember
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i10.525

Abstract

Artikel ini menggambarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMAN 2 Slawi dengan fokus pada edukasi kesehatan reproduksi dan bahaya seks bebas. Pendahuluan menyoroti urgensi isu kesehatan reproduksi dalam kesejahteraan remaja di Indonesia. Metode pengabdian penjelasan materi edukasi kesehatan reproduksi dan bahaya seks bebes disertai Tanya jawab dan diskusi. Data dikumpulkan melalui kuesioner pra-dan paska-edukasi serta observasi partisipatif. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman siswa tentang kesehatan reproduksi dan bahaya seks bebas. Sebelumnya, siswa memiliki pengetahuan terbatas, namun melalui edukasi komprehensif, pemahaman mereka meningkat secara nyata. Partisipasi aktif siswa dalam diskusi mencerminkan perubahan positif dalam sikap mereka terhadap isu-isu tersebut. Kesimpulan pendekatan pengabdian kepada masyarakat dalam meningkatkan pemahaman siswa. Program edukasi ini tidak hanya memperluas pengetahuan siswa, tetapi juga merangsang perubahan sikap yang mendukung pencegahan risiko perilaku seks bebas. Dengan demikian, artikel ini memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kesejahteraan siswa SMAN 2 Slawi melalui upaya edukasi kesehatan reproduksi yang terencana dan berkelanjutan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan Siswa SMP tentang Pencegahan Tuberculosis Paru (TBC) Ni’mah, Jumrotun; Satria, Ramadhan Putra; Indrastuti, Arriani; Risnanto, Risnanto
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.35681

Abstract

Kasus Tuberculosis Paru pada anak  di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan secara terus menerus. pemberian pendidikan kesehatan pada anak SMP  sangat efektif untuk  meningkatkan pengetahuan dan merubah perilaku anak dari kebiasaan anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan Tuberculosis Paru(TBC Paru)  pada anak SMP serta untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi pada anak SMP tentang pencegahan Tuberculosis Paru (TBC). Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experimen Non Equivalent Control Group Design Pretest and Posttest. Melakukan pengukuran terhadap dua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok intervensi. dengan teknik Purposive Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah anak SMP berjumlah 30 siswa kelas 3A sebagai kelompok kontrol dan kelas 3B sebagai kelompok intervensi. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner berisikan 20 pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian gambaran tingkat pengetahuan pada kelompok kontrol intervensi sebelum edukasi sebesar 66% kategori buruk, setelah diberikan edukasi sebesar 96,7% kategori baik. Pada kelompok kontrol gambaran tingkat pengetahuan pada saat pretest dan posttest masing-masing sebesar 50% kategori buruk. Hasil analisis pada kelompok intervensi secara signifikan terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara pretest dan posttest (p value=0,027). Pada kelompok kontrol secara signifikan tidak terdapat perbedaan tingkat pengetahuan antara pretest dan posttest (p value=0,866).