Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN BOOKLET PADA SISWA KELAS VI SDN KALISAPU 04 SLAWI Ita Nur Itsna; Woro Hapsari; Arriani Indrastuti
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih dan juga merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Anak sekolah merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan punya keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang diterimanya kepada orang lain. Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian, mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Pemilihan metode dan media yang tepat merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran dalam pemberian pendidikan kesehatan khususnya pada anak sekolah. Penelitian kuantitatif ini berdesain Two Group Pretest-Posttest Without Control Design, menggunakan total sampling dengan melibatkan semua siswa kelas VI sebanyak 39 siswa (Kelompok 1 = 20 siswa dan Kelompok 2 = 19 siswa). Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan CTPS berstandar dari WHO (2009) serta dianalisis dengan Paired t-test dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan media booklet (p value = 0,057).
EFEKTIFITAS LATIHAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIC DI RSUD DR SOESELO SLAWI Woro Hapsari; Risnanto Risnanto; Evi Supriatun
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Penderita stroke membutuhkan pengobatan dan rehabilitasi dalam jangka waktu lama. Selain itu, proses pengobatan rehabilitasi memerlukan biaya pengobatan tinggi. Masalah finansial tersebut terkadang menjadi masalah pokok dikarenakan mempengaruhi produktivitas pasien menjadi lebih menurun dibandingkan sebelum mengalami stroke. Activity Daily Living menjadi dasar bagi pasien stroke melalui proses pemulihan dan latihan pasien dapat hidup mandiri dimasyarakat tanpa ketergantungan penuh pada keluarga. Latihan Activity Daily Living menjadi dasar yang penting dilakukan mencakup evaluasi kemampuan fisik untuk menunjang pasien dalam hidup mandiri dalam meningkatkan aktualisasi diri dimasyarakat, diharapkan dengan kemandirian self care meningkat maka percaya diri meningkat dan kualitas hidup yang baik akan dicapai. Penelitian kuantitatif ini mengunakan desain quasi ekperimen dengan pendekatan one group pre test dan post test dengan menggunakan total sampling sejumlah 18 responden, hasil dianalisis dengan Paired T-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan (p value : .000
EFEKTIFITAS LATIHAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN MENURUNKAN KECEMASAN PADA PASIEN GANGGUAN TULANG BELAKANG DI RSUD PROF DR DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Woro Hapsari; Khodijah .; Taskurun Akhyari
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 6 No 2 (2015)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spinal disorder is an injury or disorder of the cervical, and lumbar vertebral traumatic fall from a height, traffic accidents, sports accidents tumor and infection causing neurological deficits, the occurrence of paraplegia caused by the loss of a complete sensory and motor, bowel and bladder disorders, dysfunction sexual, autonomic desrefleksia problems arising from the disorder is immobility, weakness, and the inability of the result is the inability to care for themselves, the individual is not able to do the need to maintain and improve the well-being according to the concept of Dorothea Orem self care. Daily Living Activity exercises that include bowel, bladder training, grooming, feeding, personal hygine can improve self-care and as a basis for the ful fillment of self-care. His study uses an experimental design approach prepre-testand post test without control. Samples accidental sampling independent variables: exercise Activity Daily Livingdependent variable independence and anxiety. Paired t-test results o fthe independence of the value of .001 (p<0.05), the results Paired t-test anxiety with a value of .015 (p<0,05). Conclusions significant difference value independence and anxiety before and after exercise Activity Daily Living, exercise daily living activity can increase independence and decrease anxiety in patients with spinal disorders
PERBANDINGAN PERSEPSI PENDERITA TUBERKULOSIS PARU TERHADAP BAHAYA PENYAKIT, MANFAAT PENGOBATAN DAN PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT DI PUSKESMAS KABUPATEN TEGAL Risnanto .; Woro Hapsari; Untung Purbowaseso
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 6 No 2 (2015)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Indonesia telah menerapkan strategi DOTS di seluruh dinas kesehatan.Kabupaten Tegal telah melaksanakan program DOTS dan pada tahun 2004 cure rate mencapai 87,09% (target nasional >85%), error rate 2,7% (target nasional <5%) dan CDR 66,2%, hal ini telah mencapai target nasional (60%) dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 76,82% dan ini berarti telah mencapai target global (70%) (Dinkes Tegal, 2006). Namun demikian, pencapaian tersebut belum merata di seluruh puskesmas. Permasalahan yang muncul berkaitan dengan pencapaian indikator tersebut diantaranya adalah penderita tidak mengalami konversi pada fase intensif dan kasus drop out yang menjadi salah satu kendala keberhasilan program pemberantasan TB paru. Kegagalan dan ketidakteraturan dalam pengobatan dapat terjadi karena penderita TB belum memahami bahwa obat harus ditelan sekaligus dalam waktu 6 bulan. Persepsi penderita terhadap bahaya penyakit, manfaat pengobatan dan peran PMO mempunyai peranan penting dalam memunculkan kemungkinan melakukan tindakan pengobatan.Tujuan: Mengkaji perbandingan persepsi penderita TB selama menjalani masa pengobatan di Puskesmas Kabupaten Tegal. Secara khusus, bertujuan: 1) Mengkaji persepsi penderita TB terhadap bahaya penyakit, manfaat pengobatan dan peran PMO, 2) Mengkaji perbandingan persepsi pada penderita TB di puskesmas dengan cure rate di atas dan di bawah standar nasional.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus dan hasil penelitian disajikan secara deskriptif. Subjek penelitian adalah penderita TB di Puskesmas Kabupaten Tegal dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Triangulasi sumber digunakan untuk meningkatkan keabsahan data.Hasil: Persepsi penderita terhadap bahaya penyakit, manfaat pengobatan dan peran PMO tidak sama. Bervariasinya persepsi ini diakibatkan adanya faktor pemicu terhadap persepsi penderita itu sendiri. Faktor pemicu tersebut adalah pengalaman, interaksi keluarga dan sosial, penjelasan petugas dan pandangan dari informan yang bersangkutan. Penjelasan petugas kepada PMO masih minimal.Kesimpulan: Persepsi informan atas bahaya penyakit pada puskesmas cure rate rendah dan tinggi sudah baik. Persepsi atas manfaat pada puskesmas cure rate rendah dan tinggi dikategorikan cukup. Persepsi informan terhadap peran PMO pada puskesmas cure rate rendah dikategorikan kurang, sedang pada cure rate tinggi dikategorikan cukup
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN BOOKLET PADA SISWA KELAS VI SDN KALISAPU 04 SLAWI Ita Nur Itsna; Woro Hapsari; Arriani Indrastuti
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih dan juga merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Anak sekolah merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan punya keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang diterimanya kepada orang lain. Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian, mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Pemilihan metode dan media yang tepat merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran dalam pemberian pendidikan kesehatan khususnya pada anak sekolah. Penelitian kuantitatif ini berdesain Two Group Pretest-Posttest Without Control Design, menggunakan total sampling dengan melibatkan semua siswa kelas VI sebanyak 39 siswa (Kelompok 1 = 20 siswa dan Kelompok 2 = 19 siswa). Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan CTPS berstandar dari WHO (2009) serta dianalisis dengan Paired t-test dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan media booklet (p value = 0,057).
EFEKTIFITAS LATIHAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIC DI RSUD DR SOESELO SLAWI Woro Hapsari; Risnanto Risnanto; Evi Supriatun
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 9 No 2 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stroke masih menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Penderita stroke membutuhkan pengobatan dan rehabilitasi dalam jangka waktu lama. Selain itu, proses pengobatan rehabilitasi memerlukan biaya pengobatan tinggi. Masalah finansial tersebut terkadang menjadi masalah pokok dikarenakan mempengaruhi produktivitas pasien menjadi lebih menurun dibandingkan sebelum mengalami stroke. Activity Daily Living menjadi dasar bagi pasien stroke melalui proses pemulihan dan latihan pasien dapat hidup mandiri dimasyarakat tanpa ketergantungan penuh pada keluarga. Latihan Activity Daily Living menjadi dasar yang penting dilakukan mencakup evaluasi kemampuan fisik untuk menunjang pasien dalam hidup mandiri dalam meningkatkan aktualisasi diri dimasyarakat, diharapkan dengan kemandirian self care meningkat maka percaya diri meningkat dan kualitas hidup yang baik akan dicapai. Penelitian kuantitatif ini mengunakan desain quasi ekperimen dengan pendekatan one group pre test dan post test dengan menggunakan total sampling sejumlah 18 responden, hasil dianalisis dengan Paired T-test. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan (p value : .000
EFEKTIFITAS LATIHAN ACTIVITY DAILY LIVING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN MENURUNKAN KECEMASAN PADA PASIEN GANGGUAN TULANG BELAKANG DI RSUD PROF DR DR MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO Woro Hapsari; Khodijah .; Taskurun Akhyari
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 6 No 2 (2015)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spinal disorder is an injury or disorder of the cervical, and lumbar vertebral traumatic fall from a height, traffic accidents, sports accidents tumor and infection causing neurological deficits, the occurrence of paraplegia caused by the loss of a complete sensory and motor, bowel and bladder disorders, dysfunction sexual, autonomic desrefleksia problems arising from the disorder is immobility, weakness, and the inability of the result is the inability to care for themselves, the individual is not able to do the need to maintain and improve the well-being according to the concept of Dorothea Orem self care. Daily Living Activity exercises that include bowel, bladder training, grooming, feeding, personal hygine can improve self-care and as a basis for the ful fillment of self-care. His study uses an experimental design approach prepre-testand post test without control. Samples accidental sampling independent variables: exercise Activity Daily Livingdependent variable independence and anxiety. Paired t-test results o fthe independence of the value of .001 (p<0.05), the results Paired t-test anxiety with a value of .015 (p<0,05). Conclusions significant difference value independence and anxiety before and after exercise Activity Daily Living, exercise daily living activity can increase independence and decrease anxiety in patients with spinal disorders
PERBANDINGAN PERSEPSI PENDERITA TUBERKULOSIS PARU TERHADAP BAHAYA PENYAKIT, MANFAAT PENGOBATAN DAN PERAN PENGAWAS MENELAN OBAT DI PUSKESMAS KABUPATEN TEGAL Risnanto .; Woro Hapsari; Untung Purbowaseso
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 6 No 2 (2015)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Indonesia telah menerapkan strategi DOTS di seluruh dinas kesehatan.Kabupaten Tegal telah melaksanakan program DOTS dan pada tahun 2004 cure rate mencapai 87,09% (target nasional >85%), error rate 2,7% (target nasional <5%) dan CDR 66,2%, hal ini telah mencapai target nasional (60%) dan pada tahun 2005 meningkat menjadi 76,82% dan ini berarti telah mencapai target global (70%) (Dinkes Tegal, 2006). Namun demikian, pencapaian tersebut belum merata di seluruh puskesmas. Permasalahan yang muncul berkaitan dengan pencapaian indikator tersebut diantaranya adalah penderita tidak mengalami konversi pada fase intensif dan kasus drop out yang menjadi salah satu kendala keberhasilan program pemberantasan TB paru. Kegagalan dan ketidakteraturan dalam pengobatan dapat terjadi karena penderita TB belum memahami bahwa obat harus ditelan sekaligus dalam waktu 6 bulan. Persepsi penderita terhadap bahaya penyakit, manfaat pengobatan dan peran PMO mempunyai peranan penting dalam memunculkan kemungkinan melakukan tindakan pengobatan.Tujuan: Mengkaji perbandingan persepsi penderita TB selama menjalani masa pengobatan di Puskesmas Kabupaten Tegal. Secara khusus, bertujuan: 1) Mengkaji persepsi penderita TB terhadap bahaya penyakit, manfaat pengobatan dan peran PMO, 2) Mengkaji perbandingan persepsi pada penderita TB di puskesmas dengan cure rate di atas dan di bawah standar nasional.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus dan hasil penelitian disajikan secara deskriptif. Subjek penelitian adalah penderita TB di Puskesmas Kabupaten Tegal dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Triangulasi sumber digunakan untuk meningkatkan keabsahan data.Hasil: Persepsi penderita terhadap bahaya penyakit, manfaat pengobatan dan peran PMO tidak sama. Bervariasinya persepsi ini diakibatkan adanya faktor pemicu terhadap persepsi penderita itu sendiri. Faktor pemicu tersebut adalah pengalaman, interaksi keluarga dan sosial, penjelasan petugas dan pandangan dari informan yang bersangkutan. Penjelasan petugas kepada PMO masih minimal.Kesimpulan: Persepsi informan atas bahaya penyakit pada puskesmas cure rate rendah dan tinggi sudah baik. Persepsi atas manfaat pada puskesmas cure rate rendah dan tinggi dikategorikan cukup. Persepsi informan terhadap peran PMO pada puskesmas cure rate rendah dikategorikan kurang, sedang pada cure rate tinggi dikategorikan cukup
FOCUS GROUP DISSCUSION PENERAPAN ETIKOLEGAL KEGAWATDARURATAN DALAM PENCEGAHAN FATALITAS KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS Risnanto Risnanto; Woro Hapsari; Arifin Dwi Atmadja
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 2 No 1 (2021): Juni
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v2i1.292

Abstract

Masalah lalu lintas sering dihadapi di kota besar seperti kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas Pemberdayaan masyarakat perlu dtingkatkan untuk meminimalkan terjadinya kematian korban, sehingga perlu mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kasus kegawatdaruratan. Pada saat terjadi kecelakaan maka hidup, mati atau kecacatan korban tergantung kecepatan dan ketepatan pertolongan pertama yang diberikan. Pertolongan yang terlambat atau salah dapat menyebabkan kondisi yang buruk. Orang awam yang pertama kali menemukan korbanm harus bisa menolong di tempat kejadian dengan baik sesuai prosedur. Tujuan : Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam penanganan kasus kegawatdaruratan korban kecelakaan lalu lintas. Metode: Melakukan identifikasi permasalahan untuk mencari solusinya melalui diskusi, demonstrasi serta praktik. Kegiatan dimulai dengan studi awal untuk melakukan kerjasama dengan Polres Tegal. Melakukan koordinasi untuk penyusunan jadwal dan pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. Hasil : 1) Kegiatan FGD dilaksanakan di STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi; 2) Pemberian materi berjalan lancar 3) Kemampuan peserta dalam penguasaan materi cukup baik, 4) Pelaksanaan simulasi berjalan lancar sesuai rencana, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan kecelakaan lalu lintas. Kesimpulan : 1) Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan peserta dalam penanganan korban kecelakaan lalu lintas dengan hasil cukup baik; 2) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta dilakukan dengan penyampaian materi: a) etikolegal penanganan kasus kegawatdaruratan b) Triase dan pemeriksaan primer & sekunder, c) Pembalutan dan Pembidaian, d) Penanganan Luka & Perdarahan; 3) Tidak semua peserta dapat mempraktekkan tindakan yang disimulasikan dikarenakan keterbatasan waktu.
EFEK TRIAGE EMERGENCY SEVERITY INDEX (ESI) TERHADAP LENGTH OF STAY DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSU ISLAM HARAPAN ANDA KOTA TEGAL Deni Irawan; Woro Hapsari; Yohan Tedy Kurniawan
Jurnal Penelitian Keperawatan Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Penelitian Keperawatan
Publisher : STIKES RS Baptis Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32660/jpk.v6i1.447

Abstract

Kepadatan pasien menjadi masalah serius yang terjadi di unit gawat darurat dan menyebabkan efek negatif dari peningkatan kematian pasien, ketidakpuasan dengan layanan gawat darurat, kelelahan perawat, peningkatan risiko tertular penyakit menular, dan peningkatan lama tinggal. Length of Stay (LOS) berkepanjangan terkait erat dengan kinerja layanan keperawatan dan triase kualitas di ruang gawat darurat. Metode triase rumah sakit saat ini telah berevolusi, sistem triase cepat dan efisien telah terbukti mengurangi kepadatan pasien dan lama tinggal. Emergency Severity Index (ESI) adalah sistem triase yang valid dan akurat dengan mengidentifikasi pasien secara cepat yang membutuhkan perhatian segera. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur "Triage Emergency Severity Index (ESI) Efek pada Durasi Menginap di Departemen Darurat". Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen Desain menggunakan Post Test Only Non-equivalent Control Group Design, teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 110 responden yang dibagi ke dalam kelompok perlakuan menggunakan triage Emergency Severity Index (ESI) sebanyak 55 responden dan kelompok kontrol menggunakan responden Triage klasik 55. Hasil analisis Uji Mann Whitney, nilai p 0,000 <0,05. Kesimpulan Ada pengaruh penerapan Triage Emergency Severity Index (ESI) terhadap Lama tinggal di ED. Triage Emergency Severity Index sebagai alat untuk menyortir pasien ini lebih efektif digunakan.