Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EXTENSIBLE BUSINESS REPORTING LANGUAGE (XBRL): IMPLIKASI PADA PARADIGMA DAN RANTAI PASOK PELAPORAN KEUANGAN Arif Perdana
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2011
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai dampak eXtensible Business Reporting Language(XBRL) terhadap penyajian informasi keuangan dan bisnis. XBRL merupakan bahasa markup yangdikembangkan dari bahasa eXtensible Markup Language (XML). Ide dasar dari pengembangan bahasa XBRLadalah untuk mengatasi kendala pertukaran data dan interoperabilitas antara sistem informasi dalam penyajiandan distribusi laporan keuangan. XBRL tidak mengubah struktur item-item yang harus dilaporkan pada laporankeuangan. Fungsi XBRL hanyalah membungkus setiap data yang ada di dalam laporan keuangan dengankonteks sehingga data tersebut memiliki identitas khusus. Identitas inilah yang membuat data dapat dibaca olehmesin komputer. Komputer tidak hanya dapat menampilkan data pada laporan keuangan tetapi mampumemahami dan membaca konteks dari data tersebut. Fungsi yang dimiliki oleh XBRL ini ternyata memberikandampak yang begitu besar di bidang akuntansi. Perubahan paradigma pelaporan dari berbasis kertas menjadipelaporan berbasis XBRL telah menciptakan proses bisnis yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murah. XBRLjuga memfasilitasi terciptanya rantai pelaporan keuangan yang lebih ramping. Berbagai pihak baik eksternalmaupun internal yang terlibat dalam rantai pelaporan keuangan mendapatkan manfaat yang maksimal dariXBRL.
ISOMORFISMA DALAM ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI PADA USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) Arif Perdana
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) 2011
Publisher : Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk memberikan paparan teoritis mengenai isomorfisma dalam adopsi teknologiinformasi (TI ) pada sektor usaha kecil, mikro dan menengah (UMKM) secara global. Metode penelitian yangdigunakan adalah interpretive research melalui literatur dari jurnal-jurnal terkemuka. Isomorfisma adalahtindakan untuk mengikuti atau mengimitasi keputusan pihak lain karena adanya pengaruh eksternal sepertitekanan koersif (coercive pressures), tekanan mimetik (mimetic pressures) dan tekanan sosial (social pressures).Adopsi TI pada sektor UMKM menarik untuk diamati dikarenakan berbagi permasalahan yang dihadapi seperti,tingginya resiko kegagalan investasi, keterbatasan anggaran TI, keterbatasan pengetahuan manajer, dansulitnya untuk menemukan aplikasi TI yang sesuai dengan proses bisnis UMKM. Kendala-kendala tersebutmenyebabkan perbedaan yang signifikan antara UMKM dan perusahaan besar dalam proses adopsi TI.Ketidakpastian dan resiko tinggi yang dihadapi manajer UMKM dalam adopsi TI menyebabkan merekacenderung menunggu dan mempelajari terlebih dahulu dampak dari pemanfaatan TI, baik secara internalmaupun eksternal dari UMKM yang sudah terlebih dahulu sukses memanfaatkannya. Implikasi praktis dariperilaku isomorfisma yang terjadi di UMKM akan dipaparkan pada bagian akhir dari artikel.
KERTAS SENI BERBAHAN LIMBAH PEWARNA ALAM RUMPUT LAUT JENIS SARGASSUM, ULVA DAN PELEPAH PISANG ABAKA Guring Briegel Mandegani; Hadi Sumarto; Arif Perdana
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 33, No 1 (2016): Dinamika Kerajinan dan Batik
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v33i1.1114

Abstract

ABSTRAKKertas seni merupakan kerajinan tangan dengan bahan dasar berbagai macam tanaman berserat. Serat pisang abaka, serat jerami dan serat padi telah mampu diolah menjadi kertas seni secara mandiri tanpa bahan perekat tambahan. Selama ini industri kertas seni yang ada sebagian besar menggunakan bahan baku pelepah pisang raja, pisang abaka, jerami, serat padi dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keanekaragaman bahan baku, di antaranya dengan memanfaatkan material dari rumput laut maupun limbah rumput laut limbah pewarna alam tekstil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter kertas seni yang terbuat dari limbah pewarna alam dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva serta kombinasinya dengan material serat pisang abaka. Bahan baku pelepah pisang abaka dan limbah rumput laut diolah dengan cara pencacahan dengan ukuran 2-3 cm, direbus dengan soda api selama 2 jam, kemudian disaring dan didinginkan. Bahan kemudian saling dikombinasi dan dijadikan pulp menggunakan mesin blender. Pulp kemudian dicetak dan dianalisis secara fisik. Limbah rumput laut jenis Sargassum sp. dan Ulva dalam keadaan murni (100%) tidak dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk kertas seni, dikarenakan kandungan selulosa yang masih di bawah 40% sehingga kertas yang dihasilkan dari proses pencetakan bersifat rapuh, mudah sobek dan tidak rekat antara satu dengan yang lain. Sedangkan kertas dengan campuran serat pisang abaka, menghasilkan kualitas kertas seni dengan kekuatan fisik yang lebih baik daripada kertas seni murni dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva. Kata Kunci: kertas seni, rumput laut, Sargassum sp., Ulva, pisang abaka  ABSTRACTPaper art is a craft that uses a wide variety of fibrous plants. Abaca, straw and rice fibers can be processed into paper art independently without additional adhesive material. During this time, the existing art paper industries use many raw materials such as banana, abaca, etc., Therefore, it is necessary to conduct research and development in exploring new raw materials such as seaweed and waste of natural dyes from seaweed. The purpose of this study is to determine the character of art paper made from waste of natural dyes from Sargassum sp. and Ulva and its combination with abaca fiber. Abacá and waste materials from the seaweed are processed by being cut into 2-3 cm of length, boiled with caustic soda for 2 hours, then filtered and cooled. The materials are combined with each other and converted into pulp using a blender. The pulp is then printed and analyzed physically. Waste of seaweed Sargassum sp. and Ulva in a pure state (100%) cannot be used as materials for art paper products because the content of cellulose is still below 40% so that the paper produced from the printing process are fragile, easily brittle and  no adhesion between one another. Meanwhile, the paper art that uses abaca fibers produces paper art with better physical quality than paper art with 100% seaweed Sargassum sp. and Ulva. Keywords: Paper art, seaweed, Sargassum sp., Ulva
GETAH POHON KUDO (Lannea coromandelica) SEBAGAI ALTERNATIF PEREKAT UNTUK PRODUK KERAJINAN Istihanah Nurul Eskani; Arif Perdana; Edi Eskak; Hadi Sumarto
Dinamika Kerajinan dan Batik: Majalah Ilmiah Vol 34, No 1 (2017): DINAMIKA KERAJINAN DAN BATIK : MAJALAH ILMIAH
Publisher : Balai Besar Kerajinan dan Batik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22322/dkb.v34i1.2265

Abstract

Perekat yang biasa digunakan di industri kerajinan adalah perekat sintetis yang tidak aman bagi kesehatan maupun lingkungan. Pemanfaatan bahan baku dari alam sebagai substitusi bahan baku sintetis telah banyak dilakukan, termasuk bahan baku perekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perekat yang aman digunakan untuk pembuatan barang kerajinan dengan menggunakan bahan baku dari getah pohon Kudo (Lannea coromandelica) yang biasa disebut dengan getah blendok. Getah blendok dilarutkan dalam air dengan rasio getah blendok : air = 1:3 kemudian dipanaskan dalam waterbath pada suhu 700C-800C selama 1 jam. Zat aditif Maleat Anhidrida (MAH) ditambahkan dengan kadar 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% dari berat getah blendok, dengan masing-masing ditambahkan kadar Benzoil Peroksida (BPO) 0,75%. Perekat yang diperoleh diaplikasikan pada bahan kulit kayu Jomok (Arthocarpus elastica) dan selanjutnya dilakukan uji sifat-sifat fisis dan mekanisnya. Sifat fisis perekat dibandingkan dengan SNI 06-6049-1999 Perekat PVAc sedangkan sifat mekanisnya dibandingkan dengan performa perekat sintetis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat-sifat fisis perekat dari getah blendok telah sesuai dengan SNI dan sifat-sifat mekanisnya sebanding dengan performa perekat sintetis yang biasa digunakan di industri kerajinan.  Kata Kunci: Perekat alami, getah, pohon Kudo, maleat anhidrida