Agus P. Kartono
Departemen Konservasi Biodiversitas Tropika, Fakultas Kehutanan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor Jl. Raya Darmaga, Kampus IPB Darmaga Bogor 16680; Telp. 0251-8628448/8622961

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HABITAT MACAN TUTUL JAWA (Panthera pardus melas Cuvier 1809) DI LANSKAP HUTAN PRODUKSI YANG TERFRAGMENTASI Hendra Gunawan; Lilik B. Prasetyo; Ani Mardiastuti; Agus P. Kartono
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 6, No 2 (2009): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2009.6.2.95-114

Abstract

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas Cuvier 1809) merupakan spesies kunci ekosistem hutan di Jawa yang sedang mengalami ancaman kepunahan akibat fragmentasi habitat. Di Provinsi Jawa Tengah 83,84% hutannya merupakan hutan produksi yang dikelola oleh Perum Perhutani dan terbagi dalam 20 unit pengelolaan (Kesatuan Pemangkuan Hutan). Oleh karena itu kelestarian macan tutul sangat tergantung pada keadaan hutan produksi tersebut. Sejak krisis moneter, hutan produksi di Jawa Tengah terus mengalami deforestasi dan fragmentasi, sehingga mengancam kelestarian macan tutul.  KPH Kendal merupakan salah satu daerah penyebaran macan tutul di hutan tanaman jati. Penelitian ini bertujuan  untuk  mengetahui karakteristik habitat macan tutul di lanskap hutan tanaman yang sedang mengalami fragmentasi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa di KPH Kendal terdapat tiga populasi macan tutul yang terpisah akibat fragmentasi oleh jalan, perkampungan, dan lahan pertanian. Fragmentasi hutan ditandai oleh peningkatan jumlah  atch, penurunan luas Class Area, peningkatan Total  Edge, penurunan Core  Area Index, dan peningkatan Mean Shape Index. Fragmentasi habitat macan tutul di KPH Kendal disebabkan oleh okupasi hutan untuk pertanian, konversi untuk pemukiman, pembangunan jalan, jaringan listrik SUTET, dan sistem silvikultur tebang habis.  Fragmentasi ini menyebabkan isolasi populasi, degradasi kualitas habitat, dan penyempitan habitat yang secara sendiri atau bersama-sama mengancam kelestarian macan tutul. Macan tutul  memilih fitur-fitur habitat tertentu untuk berbagai aktivitasnya, seperti tempat  berlindung, tempat melindungi dan memelihara anak, tempat berburu, tempat istirahat, tempat mengasuh anak, dan tempat untuk penandaan teritori. Terdapat 18 jenis satwa yang potensial menjadi mangsa macan tutul di KPH Kendal, tetapi macan tutul memiliki preferensi terhadap kijang (Muntiacus muntjak zimmermann, 1780), monyet abu- abu (Macaca fascicularis Raffles, 1821), lutung (Trachipitecus auratus Geoffroy, 1812), babi hutan (Sus scrofa Linnaeus, 1758), dan anjing kampung (Canis familiaris Linnaeus, 1758) sebagai mangsanya.