Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PERILAKU PENCEGAHAN DIABETES DAN KEYAKINAN KESEHATAN PENYANDANG PREDIABETES DI KOTA TEGAL Dwi Uswatun Khasanah; Anny Fauziyah; Deddy Utomo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v11i2.240

Abstract

Perilaku pencegahan diabetes merupakan salah satu hal penting dalam mencegah maupun menunda perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe 2. Untuk mengevaluasi perilaku pencegahan diabetes dan mengembangkan intervensi efektif pada penyandang prediabetes diperlukan informasi mengenai perilaku kesehatan dan keyakinan kesehatan seseorang yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk mengubah gaya hidup. Penelitian bertujuan mendapatkan gambaran perilaku pencegahan diabetes dan keyakinan kesehatan individu penyandang prediabetes di Kota Tegal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Total sampling dilakukan pada penyandang prediabetes (2016) di Kota Tegal sebanyak 25 orang. Pengambilan data melalui kuesioner. Data kuantitatif berupa distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pencegahan diabetes penyandang prediabetes: gaya hidup sedenter <6 jam (48%), latihan fisik ≥ 3 kali/minggu (5%), diet tawar/ hambar (16%), tidak merokok (96%), tidak penah mengkonsumsi alkohol (100%), pemeriksaan kesehatan ≥ 1 kali/tahun (56%), memperhatikan diet (72%), diet sehat setiap hari (60%). Sebagian besar responden memiliki keyakinan kerentanan penyakit positif (52%), keyakinan keparahan penyakit negatif (52%), keyakinan manfaat positif (64%), keyakinan hambatan kuat (52%), efikasi diri diet sehat rendah (52%), efikasi diri latihan fisik rendah (60%). Kesimpulan hanya sebagian kecil penyandang prediabetes yang memiliki gaya hidup sedenter < 6 jam, latihan fisik ≥ 3 kali/minggu, dan diet tawar, serta rendahnya efikasi diri dalam latihan fisik dan diet. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan mengembangkan model intervensi yang dapat meningkatkan perilaku pencegahan diabetes pada penyandang prediabetes.
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT PRAKTEK MANDIRI TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN DALAM UPAYA PELAYANAN HOLISTIK (Studi di Puskesmas Margadana Kota Tegal) Deddy Utomo; Sarsintorini Putra; Endang Sutrisno
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i1.286

Abstract

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat adalah perawat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan, perawat hanya diperbolehkan memberikan asuhan keperawatan baik di lembaga pelayanan kesehatan maupun dalam kegiatan praktek mandiri. Banyak perawat melakukan praktik mandiri tetapi dalam praktiknya mereka melakukan terapi diagnostik yang merupakan bidang medis atau dokter. Melihat permasalahan tersebut, maka penulis mencoba untuk menganalisis Tanggung Jawab Hukum Praktik Perawat Mandiri Terhadap Asuhan Keperawatan dalam Upaya Pelayanan Holistik, hal ini dikarenakan masih banyak perawat di Indonesia yang menjalankan praktik mandiri namun melakukan tindakan medis. Pelayanan holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Pelayanan holistik merupakan satu kesatuan utuh, jika salah satu diganggu maka akan mempengaruhi yang lain. Adapun rumusan masalah dari skripsi ini adalah: 1. Apa tanggung jawab hukum perawat praktik mandiri terhadap asuhan keperawatan dalam upaya pelayanan holistik, 2. Apa konsekuensi hukum dalam penerapan asuhan keperawatan pada perawat praktik mandiri. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab hukum perawat dalam melaksanakan praktik asuhan keperawatan mandiri dalam upaya pelayanan holistik, untuk mengetahui dan menganalisis akibat hukum dalam penerapan asuhan keperawatan pada perawat praktik mandiri. Metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian doktrinal, yaitu penelitian yang lebih menitikberatkan pada hukum yang dikonseptualisasikan sebagai suatu peraturan dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perawat cenderung melakukan tindakan medis dalam melaksanakan praktik mandiri adalah faktor ekonomi, faktor perilaku masyarakat, dan kepercayaan masyarakat terhadap program pengobatan gratis. Sedangkan akibat hukum dari pelanggaran yang dilakukan oleh perawat yang melakukan kegiatan praktik mandiri namun melakukan tindakan medis jika melanggar ketentuan hukum maka perawat akan dimintai pertanggungjawaban yang artinya akibat hukum atas tindakan yang dilakukan perawat tersebut. Saran yang dapat penulis sampaikan antara lain bagi perawat harus senantiasa meningkatkan kemampuan kompetensi yang menjadi tanggung jawabnya, dan dalam melaksanakan kegiatan praktik mandiri harus mematuhi dan memahami semua ketentuan dan peraturan yang telah tertuang dalam Undang-Undang Keperawatan secara khusus. bagi Pemerintah Daerah dan Organisasi Profesi (PPNI) agar senantiasa menjalankan fungsi pengawasan dan pembinaan bagi perawat yang melaksanakan kegiatan praktik mandiri.
PERILAKU PENCEGAHAN DIABETES DAN KEYAKINAN KESEHATAN PENYANDANG PREDIABETES DI KOTA TEGAL Dwi Uswatun Khasanah; Anny Fauziyah; Deddy Utomo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 11 No 2 (2020)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v11i2.240

Abstract

Perilaku pencegahan diabetes merupakan salah satu hal penting dalam mencegah maupun menunda perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe 2. Untuk mengevaluasi perilaku pencegahan diabetes dan mengembangkan intervensi efektif pada penyandang prediabetes diperlukan informasi mengenai perilaku kesehatan dan keyakinan kesehatan seseorang yang mempengaruhi keputusan seseorang untuk mengubah gaya hidup. Penelitian bertujuan mendapatkan gambaran perilaku pencegahan diabetes dan keyakinan kesehatan individu penyandang prediabetes di Kota Tegal. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Total sampling dilakukan pada penyandang prediabetes (2016) di Kota Tegal sebanyak 25 orang. Pengambilan data melalui kuesioner. Data kuantitatif berupa distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pencegahan diabetes penyandang prediabetes: gaya hidup sedenter <6 jam (48%), latihan fisik ≥ 3 kali/minggu (5%), diet tawar/ hambar (16%), tidak merokok (96%), tidak penah mengkonsumsi alkohol (100%), pemeriksaan kesehatan ≥ 1 kali/tahun (56%), memperhatikan diet (72%), diet sehat setiap hari (60%). Sebagian besar responden memiliki keyakinan kerentanan penyakit positif (52%), keyakinan keparahan penyakit negatif (52%), keyakinan manfaat positif (64%), keyakinan hambatan kuat (52%), efikasi diri diet sehat rendah (52%), efikasi diri latihan fisik rendah (60%). Kesimpulan hanya sebagian kecil penyandang prediabetes yang memiliki gaya hidup sedenter < 6 jam, latihan fisik ≥ 3 kali/minggu, dan diet tawar, serta rendahnya efikasi diri dalam latihan fisik dan diet. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan mengembangkan model intervensi yang dapat meningkatkan perilaku pencegahan diabetes pada penyandang prediabetes.
TANGGUNG JAWAB HUKUM PERAWAT PRAKTEK MANDIRI TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN DALAM UPAYA PELAYANAN HOLISTIK (Studi di Puskesmas Margadana Kota Tegal) Deddy Utomo; Sarsintorini Putra; Endang Sutrisno
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i1.286

Abstract

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada individu, keluarga dan masyarakat adalah perawat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan, perawat hanya diperbolehkan memberikan asuhan keperawatan baik di lembaga pelayanan kesehatan maupun dalam kegiatan praktek mandiri. Banyak perawat melakukan praktik mandiri tetapi dalam praktiknya mereka melakukan terapi diagnostik yang merupakan bidang medis atau dokter. Melihat permasalahan tersebut, maka penulis mencoba untuk menganalisis Tanggung Jawab Hukum Praktik Perawat Mandiri Terhadap Asuhan Keperawatan dalam Upaya Pelayanan Holistik, hal ini dikarenakan masih banyak perawat di Indonesia yang menjalankan praktik mandiri namun melakukan tindakan medis. Pelayanan holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Pelayanan holistik merupakan satu kesatuan utuh, jika salah satu diganggu maka akan mempengaruhi yang lain. Adapun rumusan masalah dari skripsi ini adalah: 1. Apa tanggung jawab hukum perawat praktik mandiri terhadap asuhan keperawatan dalam upaya pelayanan holistik, 2. Apa konsekuensi hukum dalam penerapan asuhan keperawatan pada perawat praktik mandiri. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab hukum perawat dalam melaksanakan praktik asuhan keperawatan mandiri dalam upaya pelayanan holistik, untuk mengetahui dan menganalisis akibat hukum dalam penerapan asuhan keperawatan pada perawat praktik mandiri. Metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan metode penelitian doktrinal, yaitu penelitian yang lebih menitikberatkan pada hukum yang dikonseptualisasikan sebagai suatu peraturan dalam arti peraturan perundang-undangan tertulis. Hasil penelitian menunjukan bahwa perawat cenderung melakukan tindakan medis dalam melaksanakan praktik mandiri adalah faktor ekonomi, faktor perilaku masyarakat, dan kepercayaan masyarakat terhadap program pengobatan gratis. Sedangkan akibat hukum dari pelanggaran yang dilakukan oleh perawat yang melakukan kegiatan praktik mandiri namun melakukan tindakan medis jika melanggar ketentuan hukum maka perawat akan dimintai pertanggungjawaban yang artinya akibat hukum atas tindakan yang dilakukan perawat tersebut. Saran yang dapat penulis sampaikan antara lain bagi perawat harus senantiasa meningkatkan kemampuan kompetensi yang menjadi tanggung jawabnya, dan dalam melaksanakan kegiatan praktik mandiri harus mematuhi dan memahami semua ketentuan dan peraturan yang telah tertuang dalam Undang-Undang Keperawatan secara khusus. bagi Pemerintah Daerah dan Organisasi Profesi (PPNI) agar senantiasa menjalankan fungsi pengawasan dan pembinaan bagi perawat yang melaksanakan kegiatan praktik mandiri.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN AROMATERAPI PEPPERMINT DAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE Tinah Purwaningsih; Atikah Hadiyatus Sulfa; Deddy Utomo
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 14 No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v14i1.439

Abstract

Rasa nyeri pada menstruasi terjadi karena peningkatan sekresi prostaglandin dalam darah haid, yang meningkatkan intensitas kontraksi uterus yang normal. Prostaglandin menguatkan kontraksi otot polos miometrium dan konstriksi pembuluh darahu terus sehingga keadaan hipoksia uterus yang secara normal menyertai haid akan bertambah berat. Kombinasi kontraksi uterus dan hipoksia ini menimbulkan rasa nyeri yang intensif pada dismenore. Aromaterapi peppermint dan terapi murottal adalah teknik non farmakologis yang dapat digunakan sebagai anestesi ringan, meningkatkan kenyamanan dan keadaan fisik seseorang, menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan endorfin alami, meningkatkan perasaan rileks dan mengalihkan perhatian dari rasa cemas, takut, tegang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi peppermint dan terapi murottal terhadap penurunan skala nyeri dismenore.Jenis penelitian ini adalah preeksperiment denganrancangan The Static Group Pretest-Posttest Design. Pengambilan sampel mengggunakan teknik purposive sampling nonprobability sampling dengan jumlah sampel 40 responden yang terbagi menjadi 20 responden kelompok intervensi aromaterapi peppermint dan 20 responden kelompok intervensi terapi murottal. Berdasarkan hasil uji statistik, Uji Paired Sample T-Test diperoleh hasil nilai sig (2-tailed) yaitu 0,000 atau p < 0,05 yang menunjukkan terjadi perubahan skala nyeri yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dan hasil uji Independent T-Test didapatkan nilai p < 0,05 yang berarti terdapat nilai beda skala nyeri pada kelompok yang diberikan aromaterapi peppermint dan terapi murottal. Berdasarkan hasil nilai rata-rata skala nyeri,responden yang diberi aromaterapi peppermintlebih efektif dalam menurunkan skala nyeri dismenore daripada responden yang diberi terapi murottal.