Gustan Pari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan, Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor Telp. (0251) 8633378, Fax. (0251) 86333413

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEMUNGKINAN PENGGUNAAN NANO KARBON DARI LIGNOSELULOSA SEBAGAI BIOSENSOR Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Bunga Ayu Safitri; Teddi Heriyanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.2.111-125

Abstract

Nano teknologi di bidang hasil hutan yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari lignoselulosa. Bahan baku utamanya adalah atom karbon yang berasal dari arang hasil karbonisasi lignoselulosa. Bahan baku yang digunakan adalah jati yang dikarbonisasi pada suhu 400-500 °C, arang yang dihasilkan kemudian dilanjutkan dengan diaktivasi pada suhu 800 °C selama 60 menit dengan uap air dan kalium hidroksida (KOH) 15% sebagai aktivator. Proses selanjutnya dilakukan interkalasi dengan logam nikel dan di karbonisasi lagi pada suhu 900 °C selama 60 menit. Kualitas dan struktur karbon dievalusi menggunakan Pirolisis-gas kromatografi mass spectrofotometri (Py-GCMS), skening electron mikroskop-energi diperse spektrofotometer (SEM-EDS), X-ray difraktometer (X-RD). Arang aktif yang dihasilkan juga di uji sifat fisika dan kimianya. Biosensor dibuat dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP) berbasis elektroda pasta karbon dan optimasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nano karbon dari lignoselulosa dapat dibuat biosensor dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP). Formula optimum yang  dihasilkan terdiri dari campuran 15% MIP, 45% karbon dan 40% parafin yang menghasilkan faktor nernst sebesar 49,7 mV/dekade dan  limit deteksi sebesar 1,02 x 10-6 M pada pH optimum 4.
PEMANFAATAN EKSTRAK KAYU MERBAU UNTUK PEREKAT PRODUK LAMINASI BAMBU Adi Santoso; Ignasia Maria Sulastiningsih; Gustan Pari; Jasni Jasni
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.219 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.2.89-100

Abstract

The report describes the use of adhesive made from merbau wood extract (Intsia Spp.) which is allowed to copolymerize with resorcinol, formaldehyde under alkaline conditions, and tapioca as an extender. The adhesive was used to manufacture three-ply composite board consisting of a back and core layers made from sengon (Falcataria mollucana),  and jabon (Anthocephalus chinensis), while the face layer was made either one of  three bamboo  species, namely, andong (Gigantochloa pseudoarundinacea), mayan (Gigantochloa robusta Kurz.), and bitung (Dendrocalamus asper Schult. F.). Result shows that physical-mechanical properties of  the composite board with using adhesive by formula (% of weight ratio) Merbau extract : Resorcinol 50% : Formaldehyde 37% : Extender = 100 : 10 : 10 : 5) were similar with to those of products made of  synthetic phenolic adhesive and classified as an exterior quality type with E0 or F**** types of low formaldehyde emission.
KEMUNGKINAN PENGGUNAAN NANO KARBON DARI LIGNOSELULOSA SEBAGAI BIOSENSOR Gustan Pari; Adi Santoso; Djeni Hendra; Buchari Buchari; Akhirudin Maddu; Mamat Rachmat; Muji Harsini; Bunga Ayu Safitri; Teddi Heriyanto; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.2.111-125

Abstract

Nano teknologi di bidang hasil hutan yang dapat dikembangkan di antaranya adalah nano karbon dari lignoselulosa. Bahan baku utamanya adalah atom karbon yang berasal dari arang hasil karbonisasi lignoselulosa. Bahan baku yang digunakan adalah jati yang dikarbonisasi pada suhu 400-500 °C, arang yang dihasilkan kemudian dilanjutkan dengan diaktivasi pada suhu 800 °C selama 60 menit dengan uap air dan kalium hidroksida (KOH) 15% sebagai aktivator. Proses selanjutnya dilakukan interkalasi dengan logam nikel dan di karbonisasi lagi pada suhu 900 °C selama 60 menit. Kualitas dan struktur karbon dievalusi menggunakan Pirolisis-gas kromatografi mass spectrofotometri (Py-GCMS), skening electron mikroskop-energi diperse spektrofotometer (SEM-EDS), X-ray difraktometer (X-RD). Arang aktif yang dihasilkan juga di uji sifat fisika dan kimianya. Biosensor dibuat dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP) berbasis elektroda pasta karbon dan optimasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nano karbon dari lignoselulosa dapat dibuat biosensor dengan sistem moleculary imprinted polimer (MIP). Formula optimum yang  dihasilkan terdiri dari campuran 15% MIP, 45% karbon dan 40% parafin yang menghasilkan faktor nernst sebesar 49,7 mV/dekade dan  limit deteksi sebesar 1,02 x 10-6 M pada pH optimum 4.
PEMANFAATAN EKSTRAK KAYU MERBAU UNTUK PEREKAT PRODUK LAMINASI BAMBU Adi Santoso; Ignasia Maria Sulastiningsih; Gustan Pari; Jasni Jasni
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2016.34.2.89-100

Abstract

The report describes the use of adhesive made from merbau wood extract (Intsia Spp.) which is allowed to copolymerize with resorcinol, formaldehyde under alkaline conditions, and tapioca as an extender. The adhesive was used to manufacture three-ply composite board consisting of a back and core layers made from sengon (Falcataria mollucana),  and jabon (Anthocephalus chinensis), while the face layer was made either one of  three bamboo  species, namely, andong (Gigantochloa pseudoarundinacea), mayan (Gigantochloa robusta Kurz.), and bitung (Dendrocalamus asper Schult. F.). Result shows that physical-mechanical properties of  the composite board with using adhesive by formula (% of weight ratio) Merbau extract : Resorcinol 50% : Formaldehyde 37% : Extender = 100 : 10 : 10 : 5) were similar with to those of products made of  synthetic phenolic adhesive and classified as an exterior quality type with E0 or F**** types of low formaldehyde emission.