Jeffri Yosep Simanjorang
Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

MODAL SOSIAL, INOVASI, DAN SKENA MUSIK: STUDI KUALITATIF KOMUNITAS MUSIK INDIE BANDUNG 1994-2004 Jeffri Yosep Simanjorang; Gandhi Pawitan
Sosioglobal Vol 5, No 1 (2020): Sosioglobal: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Science, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsg.v5i1.31169

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendalami bagaimana modal sosial pada komunitas musik indie di Kota Bandung memengaruhi ekosistem musik pada era 1994-2004 yang melahirkan berbagai inovasi pada industri kreatif. Dengan menerapkan pendekatan kualitatif sejak Maret hingga November 2020, penelitian ini melibatkan 16 informan dengan berbagai latar belakang peran pada industri musik. Penelitian ini fokus pada (1) aktivitas bersama yang dilakukan oleh komunitas, (2) relasi, nilai dan norma pada komunitas, (3) pengaruh modal sosial pada proses difusi, produksi dan distribusi musik, dan (4) peran modal sosial dalam inovasi musik indie. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa modal sosial berpengaruh secara signifikan dalam perkembangan komunitas musik indie Bandung. Dengan modal sosial yang ada, komunitas musik indie saat itu secara kolektif mengenal dan mengaplikasikan konsep do-it-yourself, terutama dalam bermusik. Kondisi tersebut pada akhirnya menjadi awal terciptanya beberapa inovasi yang membuat musik indie sebagai warna baru yang diperhitungkan dan hingga kini menjadi salah satu kekuatan besar di industri musik. Penelitian ini juga menemukan bahwa dimensi struktural pada modal sosial yang mencakup bonding, bridging, linking connections berperan dalam menopang eksistensi musik indie Bandung. Kata kunci: modal sosial, inovasi, komunitas, musik, BandungABSTRACT This study aims to explore how social capital in the indie music communities in Bandung City influenced the music ecosystem in the 1994-2004 era which created various innovations in the creative industry. By applying a qualitative approach from March to November 2020, this study involved 16 informants with various backgrounds in music industry. This study focuses on (1) joint activities carried out by the community, (2) relationships, values and norms in the community, (3) the influence of social capital on the diffusion process, production and distribution of music, and (4) the role of social capital in indie music innovation. The result of this study illustrates that social capital has a significant effect on the development of the Bandung indie music community. With the existing social capital, the indie music community at that time collectively recognized and applied the do-it-yourself concept, especially in music. This condition eventually led to the creation of several innovations that transformed indie music and now become one of the great forces in the music industry. This study also found that the structural dimensions of social capital which include bonding, bridging, linking connections play a role in sustaining the existence of Bandung indie music.Keywords: social capital, innovation, community, music, Bandung
Tiga Kisah dari Ujungjaya-Sumedang dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Pius Suratman Kartasasmita; Jeffri Yosep Simanjorang; Neng Dewi Himayasari; Yohanes Andika Tjitrajaya
Bandung Conference Series: Economics Studies Vol. 4 No. 2 (2024): Special Issue: Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD)
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcses.v4i2.12523

Abstract

Abstract. Ujungjaya Village is a village located in Ujungjaya Sub-district, Sumedang Regency, West Java. The government of Ujungjaya Village is led by a Village Head (Kuwu), assisted by three section heads: the Head of the Government Section, the Head of the Welfare Section, and the Head of the Service Section; and supported by a secretarial department. At the implementation level, the Ujung Jaya Village Head also has three regional executive units consisting of the Village Executive of Hamlet I, the Village Executive of Hamlet II, and the Village Executive of Hamlet III. This article is part of the implementation of the Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) program, a pentahelix collaboration effort, namely the synergy between LLDIKTI Region IV with all universities in LLDIKTI Region IV, the Regional Government, and community members. The focus of activities is on reducing poverty, reducing stunting rates, and reducing the number of extreme poor people. The goal is to improve the quality and welfare of people's lives. The method used is participatory action research (PAR). The results of the activities include training in making independent organic fertilizer, handling stunting, and livestock cultivation. The PTMGRMD team also succeeded in forming Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) group. Abstrak. Desa Ujungjaya merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Ujungjaya Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemerintahan Desa Ujungjaya dipimpin oleh seorang Kepala Desa (Kuwu), dibantu oleh tiga kepala seksi yaitu Kepala Seksi Pemerintahan, Kepala Seksi Kesejahteraan, dan Kepala Seksi Pelayanan; serta didukung bagian kesekretariatan. Di tingkat pelaksanaan, Kepala Desa Ujung Jaya juga memiliki tiga unit pelaksana kewilayahan yang terdiri dari Pelaksana Kewilayahan Dusun I, Pelaksana Kewilayahan Dusun II, dan Pelaksana Kewilayahan Dusun III. Artikel ini merupakan bagian dari pelaksanaan program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD), sebuah upaya kolaborasi pentahelix, yaitu sinergi antara LLDIKTI Wilayah IV dengan seluruh perguruan tinggi yang ada di lingkungan LLDIKTI Wilayah IV, Pemerintah Daerah, dan anggota masyarakat. Fokus kegiatan yakni penurunan angka kemiskinan, penurunan angka stunting, dan penurunan jumlah masyarakat miskin ekstrem. Tujuannya peningkatan kualitas dan kesejahteraan hidup masyarakat. Metode yang digunakan adalah participatory action research (PAR). Hasil kegiatan antara lain pelatihan pembuatan pupuk organik mandiri, penanganan stunting, dan budidaya ternak. Tim PTMGRMD juga berhasil membentuk kelompok Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR).
Analisis Kapasitas Kebijakan Publik dalam Bingkai Modal Sosial: Pembentukan Satuan Tugas Covid-19 Tingkat RT-RW Jeffri Yosep Simanjorang
Jurnal Pemerintahan dan Kebijakan (JPK) Vol 5, No 3 (2024): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jpk.v5i3.21547

Abstract

Tulisan ini bermaksud mendalami kapasitas kebijakan publik dalam menangani Covid-19 dikaitkan dengan konsep modal sosial. Studi kasus dilakukan dengan tujuan menelaah bagaimana kapasitas kebijakan pembentukan tim dan peran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di tingkat Rumah Tangga (RT) dan tingkat Rumah Warga (RW) dalam usaha menangani kondisi yang terjadi pada masa pandemi Covid-19 dikaitkan dengan modal sosial pada masyarakat yang tinggal di Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggabungkan studi dokumen kebijakan terkait dan wawancara terhadap beberapa informan. Dengan karakteristik wilayah dan penduduk di Kecamatan Bandung Wetan, diharapkan studi kasus pada penulisan ini dapat memberikan potret kebijakan pembentukan tim dan peran Satgas Penanganan Covid-19 di daerah perkotaan di Indonesia dan bagaimana hubungannya dengan keberadaan modal sosial di sebuah masyarakat urban. Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan tersebut memberi ruang partisipasi warga, yang ketika dipertemukan dengan masyarakat dengan modal sosial yang kuat, memiliki kapasitas yang baik dalam mencapai tujuan kebijakan.