Penelitian berjudul “Perjuangan Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Pendudukan Jepang (1942-1945): Studi Kasus Perang Bayu dan Perang Pandrah” ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya perlawanan rakyat Aceh terhadap pendudukan tentara Jepang di Aceh dalam kurun waktu tahun 1942-1945. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang bersifat deskriptif analisis. Metode ini dimulai dengan tahap heuristik atau tahap pengumpulan data, yaitu tahap di mana peneliti mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dengan tajuk yang diangkat. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Untuk tahap kedua adalah tahap kritik, yakni memeriksa data yang telah dikumpulkan. Tahap ketiga yakni interpretasi atau memberikan makna pada fakta-fakta bukti sejarah. Selanjutnya tahap keempat atau tahap terakhir adalah penulisan sejarah. Dari hasil penelitian kami, keadaan Aceh saat pendudukan militer Jepang di Indonesia penuh dengan pemberontakan., pemberontakan ini dilatar belakangi oleh berbagai hal, di antaranya adalah menumpas kegiatan maksiat yang dilakukan oleh tentara Jepang dan juga sebagai bentuk respon atas tindakan kekerasan yang dilakukan tentara Jepang terhadap rakyat Aceh. Dalam penelitian ini kami berfokus pada dua perang besar yang melibatkan antara rakyat Aceh dan pemerintah Jepang, yakni Perang Bayu dan Perang Pandrah. Perang Bayu merupakan perang yang dipimpin oleh Tgk. Abdul Jalil sebagai bentuk respon kegiatan kemaksiatan yang dilakukan tentara Jepang. Perang Bayu pecah pada tanggal 10 November 1942 dan mengakibatkan Tgk. Abdul Jalil gugur. Sedangkan Perang Pandrah bisa dikatakan sebagai perang lanjutan dari Perang Bayu, Perlawanan yang terjadi di Lheue Simpang Pandrah atau yang dikenal dengan Perang Pandrah ini dipimpin oleh Keuchik Usman, Keuchik Johan, Tengku Ibrahim Peudada, Tengku Jacob, Tengku Akop Pang, dan Tengku Nyak Isa.