Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi

ADSORPSI LOGAM Cd2+ MENGGUNAKAN BIOADSORBEN BERBASIS KOMPOSIT FILM KITOSAN-LIMBAH CANGKANG KOPI Lesy Ayunda; Nurmala Nurmala; Al Dhita Ramadhana; Satriananda Satriananda
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 17, No 2 (2019): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v17i2.1487

Abstract

Pemanfaatan limbah sebagai bioadsorben alternatif untuk mengurangi tingkat pencemaran logam berat Cd2+ pada penelitian ini,dilakukan melalui proses sintesis komposit film dari kitosan (Ks) dan limbah cangkang kopi (LCK). Bertujuan untuk mendapatkan pengaruh penambahan LCK dan variasi waktu adsorpsi terhadap efesiensi penyisihan ion logam Cd2+. Adsorpsi ion logam Cd2+ dilakukan dengan variasi penambahan LCK 0, 5 dan 10%  (%b) serta variasi waktu 0, 30, 60, 90 dan 120 menit. Hasil adsorpsi dianalisa konsentrasinya menggunakan spekrofotometer serapan atom (AAS). Secara keseluruhan hasil menunjukkan peningkatan efesiensi penyerapan yang baik oleh komposit Ks-LCK10% pada waktu kontak 120 menit sebesar 92,26 % dengan konsentrasiakhir0.77 mg/L.Sehingga disimpulkan bahwa komposit film Ks-LCK pada penelitian ini dapat digunakan sebagai adsorben ramah lingkungan untuk menurunkan kadar ion logam Cd2+ dalam air.
SINTESA BIOADSORBEN HYBRID KITOSAN-BENTONIT BEADS UNTUK MENYERAP ZAT WARNA ANIONIK DAN KATIONIK DALAM AIR LIMBAH Silvia Efriza; Satriananda Satriananda; Zuhra Amalia
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 17, No 2 (2019): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v17i2.1483

Abstract

Penelitian  ini dilakukan untuk mendapatkan rasio campuran dan massa adsorben kitosan-bentonit terbaik dalam menyerap zat warna anionik dan kationik serta mendapatkan karakeristik terbaik bioadsorben hibrid kitosan-bentonit beads. Penelitian ini dilakukan denganrasio antara kitosan-bentonit 100:0%, 90:10%, 80:20%, 70:30%, 60:40% dan perbandingan massa adsorben kitosan–bentonit yaitu 0,1 gr ; 0,2 gr ; 0,3 gr ; 0,4 gr. Efesiensi penyisihan terbaik dalam menyerap zat warna anionik pada rasio kitosan-bentonit 100 : 0% sebesar 78,29% pada waktu 30 menit dengan berat adsorben 0,4gr. Sedangkan efesiensi penyisihan terbaik dalam menyerap zat warna kationik  pada rasio kitosan-bentonit 90 : 10% sebesar 74,29% pada waktu 30 menit dengan berat adsorben 0,4gr. Hasil terbaik di karakterisasi dengan menggunakan, SEM, dan FTIR. Dari hasil yang didapat sintesa biadsorben hybrid kitosan-bentonit beads mampu menyerap zat warna anionik dengan rasio 100 :0%  dan zat warna kationik dengan rasio 90:10% dengan massing-masing berat 0,4 gr. Rasio terbaik yang mampu menyerap zat warna anionik dan zat warna kationik yaitu rasio 90:10%.
Pretreatment Limbah Pengolahan Kopi Untuk Menghasilkan Biogas Pada Proses Anaerobik Satriananda Satriananda; Khairul Nasrizal; Suryani Salim
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 01 (2022): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i01.3114

Abstract

Pada penelitian ini mempelajari proses pretreatment limbah pengolahan kopi untuk menghasilkan biogas pada proses anaerobik. Limbah cair pengolahan kopi merupakan limbah cair yang berasal dari air buangan pada proses pencucian (washing) dan pengupasan (pulping) kopi. Limbah cair pengolahan kopi sendiri memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi sehingga cocok untuk dikonversi menjadi biogas. Konversi limbah cair kopi menjadi biogas dilakukan dengan menambahkan kotoran sapi dan kulit kopi sebagai substrat dengan variasi berat bioarang kulit tanduk terdiri dari: 0; 5; 10; 15; 20 gram. Lama fermentasi untuk setiap perlakuan adalah 30 hari. Sebelum dilakukan fermentasi, kulit kopi terlebih dahulu dilakukan pretreatment menggunakan NaOH 8% dan aquades untuk menghilangkan lignin pada kulit kopi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada proses anaerobik. Variabel yang diukur meliputi Chemical Oxygen Demand (COD), Total Solids (TS), Volume Biogas, dan pH. Dari hasil penelitian diperoleh nilai terbaik pada digester dengan pretreatment NaOH 8% menggunakan bioarang kulit tanduk kopi sebanyak 15 gram. Nilai COD awal dan akhir yaitu sebesar 7.200 mg/L O2 dan 1.800 mg/L O2 dengan persentase penyisihan senyawa organik sebesar 75%, Total Solid awal dan akhir sebesar 10.940 mg/L dan 14.540 mg/L, Volume biogas 5.200 mL, derajat keasaman (pH) awal dan akhir sebesar 7,4 dan 5,7.  Perlakuan awal dengan pretreatment dan penambahan bioarang mempengaruhi volume biogas yang dihasilkan.Kata kunci : Aquades, Bioarang, Biogas, NaOH, PretreatmentPada penelitian ini mempelajari proses pretreatment limbah pengolahan kopi untuk menghasilkan biogas pada proses anaerobik. Limbah cair pengolahan kopi merupakan limbah cair yang berasal dari air buangan pada proses pencucian (washing) dan pengupasan (pulping) kopi. Limbah cair pengolahan kopi sendiri memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi sehingga cocok untuk dikonversi menjadi biogas. Konversi limbah cair kopi menjadi biogas dilakukan dengan menambahkan kotoran sapi dan kulit kopi sebagai substrat dengan variasi berat bioarang kulit tanduk terdiri dari: 0; 5; 10; 15; 20 gram. Lama fermentasi untuk setiap perlakuan adalah 30 hari. Sebelum dilakukan fermentasi, kulit kopi terlebih dahulu dilakukan pretreatment menggunakan NaOH 8% dan aquades untuk menghilangkan lignin pada kulit kopi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada proses anaerobik. Variabel yang diukur meliputi Chemical Oxygen Demand (COD), Total Solids (TS), Volume Biogas, dan pH. Dari hasil penelitian diperoleh nilai terbaik pada digester dengan pretreatment NaOH 8% menggunakan bioarang kulit tanduk kopi sebanyak 15 gram. Nilai COD awal dan akhir yaitu sebesar 7.200 mg/L O2 dan 1.800 mg/L O2 dengan persentase penyisihan senyawa organik sebesar 75%, Total Solid awal dan akhir sebesar 10.940 mg/L dan 14.540 mg/L, Volume biogas 5.200 mL, derajat keasaman (pH) awal dan akhir sebesar 7,4 dan 5,7.  Perlakuan awal dengan pretreatment dan penambahan bioarang mempengaruhi volume biogas yang dihasilkan.Kata kunci : Aquades, Bioarang, Biogas, NaOH, Pretreatment
Pembuatan Kertas Komposit Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis) Dan Limbah Kertas Hvs Dedi Safrizal; Muhammad Herry; Nada Cinta Rahmadhani; Satriananda Satriananda
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 01 (2022): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i01.3234

Abstract

Pada penelitian ini mempelajari proses pembuatan kertas komposit dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dibuat dengan cara memvariasikan konsentrasi NaOH dan waktu pemasakan. Adapun variasi konsentrasi NaOH yang digunakan 5%, 10%, dan 15%. Serta waktu pemasakan yang bervariasi yaitu 80, 100, dan 120 menit dengan metode pemasakan menggunakan autoclave. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh NaOH terhadap kualitas kertas komposit dan mengetahui pengaruh waktu pemasakan terhadap kualitas kertas komposit yang dihasilkan. Analisa gramatur, kadar selulosa, kadar air, dan uji tarik. Dari hasil penelitian diperoleh data secara keseluruhan kertas komposit yang baik diperoleh pada konsentrasi NaOH 15% dan waktu pemasakan 120 menit memperoleh nilai gramatur sebesar 6,76%, kadar selulosa sebesar 99,40%, kadar air mempunyai data yang baik diperoleh pada konsentrasi NaOH 5% dengan waktu pemasakan 120 menit sebesar 3,21% dan kuat tarik mempunyai nilai sebesar 0,6476 MPa.  Semua hasil uji telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kata kunci : Kertas komposit, Sabut kelapa, Limbah, Autoclave, Selulosa
Evaluasi Alat Rotary Screening Machine Untuk Produksi Dan Komersialisasi Produk Cocofiber Dan Cocopeat Lokal Menuju Go-Internasional Satriananda Satriananda; Muhammad Nasir; Ibrahim Ibrahim; Muhammad Haikal; Nurhanifa Nurhanifa; Isra Adelya Izzati
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 02 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i02.3332

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan negara tropis  dengan  kondisi  agroklimat  yang sangat mendukung untuk pertumbuhan  pohon  kelapa. Tapeh u (sabut kelapa) ini dapat dikembangkan menjadi beragam produk, Peningkatan potensi ekonomi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat atau petani kelapa sebagai produsen. Adapun teknologi Rotary Screening akan digunakan pada penelitian ini untuk melihat efektifitas proses produksi cocopeat dan cocofiber. Rotary Screening machine bekerja dengan cara menggantikan tangan manusia atau alat cacah tradisional sebagai penghancur serabut kelapa  sekaligus dapat memilah atau memisahkan cocopeatnya. Setelah dilakukan pengujian perlakuan sabut kelapa dengan bahan sabut kering dan sabut basah yang divariasi lama perendaman 0 hari, 3 hari, 6 hari, 9 hari dan 12 hari serta variasi putaran rotary screening machine yaitu pada 50 rpm, 100 rpm dan 150 rpm, maka diperoleh hasil terbaik produk cocofiber dan cocopeat yang dihasilkan yaitu pada waktu perendaman 9 hari dengan kecepatan putar 150 rpm dan waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi bahan baku 10 kg paling singkat yaitu 5 menit.  Semakin lama waktu perendaman membuat semakin lunak dan mudah sabut untuk diurai, namun harus diperhartikan jika terlalu lama waktu perendaman juga justru akan merusak strukrur cocofiber dan mambuat sabut hancur seluruhnya. Semakin cepat putaran Rotary Screening Machine (150 rpm) akan membuat persentase produk paling balance dan efisiensi waktu produksi makin baik.Kata Kunci:  Kelapa, Cocofiber-Cocopeat, Pertanian, Teknologi Rotary Screening
PENERAPAN TEKNOLOGI ROTARY SCREENING MACHINE UNTUK KOMERSIALISASI PRODUK COCOFIBER DAN COCOPEAT DI LHOKSEUMAWE Satriananda Satriananda; Muhammad Nasir; Muhammad Haikal; Ibrahim Ibrahim; Nurhanifa Nurhanifa; Isra Adelya Izzati
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 01 (2022): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i01.3080

Abstract

Pemanfaatan sabut kelapa yang terdiri dari Cocopeat dan Cocofiber dapat diolah menjadi kriya dan media tanam. Cocofiber dapat diolah menjadi produk peralatan rumah tangga, pot bunga, bahan baku  industri carpet, jok dan dashboard mobil. Sedangkan cocopiet sendiri dapat digunakan sebagai media tanam yang mampu menyuburkan tumbuhan yang dapat menggantikan pemakaian pupuk yang lebih mahal, lebih ramah lingkungan dan renewable. Teknologi rotary screening machine dibuat bertujuan untuk memanfaatkan potensi sabut kelapa lokal yang meilmpah di wilayah pesisir Aceh Utara dan Lhokseumawe menjadi  produk  yang memiliki nilai jual yang tinggi hingga dapat meningkatkan potensi ekspor. Peningkatan potensi ekonomi ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat atau petani kelapa sebagai produsen. Rotary Screening machine bekerja dengan cara menggantikan tangan manusia atau alat cacah tradisional sebagai penghancur serabut kelapa  sekaligus dapat memilah atau memisahkan cocopeatnya. Rotary screening terpasang horizontal menggunakan transmisi roda gigi lurus yang berfungsi sebagai penyaluran putaran dari motor. Material dicurahkan langsung dari corong truk mixer dan dipisahkan di dalam tabung screening yang memiliki diameter 83 cm. Volume Run / kapasitas produksinya satu kali adalah sebanyak 70 kg dalam waktu 1 jam. menggunakan penggerak mesin diesel 8 HP sebagai pengganti motor listrik, ukuran panjang pengayak  3,5 m, menggunakan reducer UCF 50 untuk mengurangi kecepatan putaran menjadi 50 rpm, menggunakan  jaring pengayak dengan ukuran 5 mm agar pengayakan serat pendek menjadi lebih cepat. Pada bagian dalam tabung screening terdapat pelat spiral yang berguna untuk mengalirkan material hingga ke sisi keluaran material. Sudut kemiringan tabung screening memudahkan material untuk turun. Putaran tabung screening didapatkan dengan hubungan langsung antara motor penggerak dengan poros yang berada di garis sumbu tabung screening. Material yang lolos jatuh dan tersimpan di outlet yang berada di bawah tabung screening sesuai dengan jenis materialnya masing-masing. Material dievakuasi dengan membuka gate pada oulet dengan mudah. Hasil campuran material yang telah dipisahkan kemudian tersimpan di bak portable yang berada di bawah tabung screening agar  selanjutnya  dapat dievakuasi dengan mudah.                                                                 Kata kunci: Sabut kelapa, Rotary Screening Machine, Cocofiber, Cocofiber, Pemisahan
SINTESA SUPERABSORBEN POLIMER HYBRID KOMPOSIT AMPAS TEBU-KITOSAN SEBAGAI MEDIA TANAM PENYIMPAN AIR Dea Rama Savitri; Satriananda Satriananda; Reza Fauzan
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 17, No 1 (2019): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v17i1.3257

Abstract

Telah dilakukan penelitian tentang sintesis superabsorben hybrid komposit selulosa ampas tebu dan kitosan. Polimer superabsorben (SAP) adalah suatu bahan yang dapat mengabsorpsi dan menyimpan cairan lebih besar dari berat Keringnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio campuran  selulosa dan kitosan serta untuk mengetahui waktu penyerapan terbaik oleh superabsorbent polimer (SAP). Pembuatan  superabsorben polimer dilakukan dengan memvariasikan persentase campuran selulosa:kitosan sebesar (0:100); (25:75); (50:50); (75:25); (100:0) %, variasi waktu penyerapan selama 15; 30; 45; 60; 75; 90 menit. Hasil penelitian menunjukkan superabsorben polimer yang dihasilkan dengan penambahan selulosa-kitosan dengan perbandingan 50:50  memiliki daya serap yang lebih baik dibandingkan rasio lainnya. Polimer superabsorben dengan rasio 50:50  mempunyai rasio swelling pada air 52,72 % g/g, dan waktu penyerapan terbaik didapatkan pada menit ke 90. Kata kunci : Kitosan; SAP; Selulosa; Superabsorben