Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SIFAT ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI Djeni Hendra; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4093.075 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.4.291-302

Abstract

Kemiri merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) potensial dengan beragam kegunaan, diantaranya yang belum banyak disentuh adalah pemanfaatan tempurung kemiri. Pada umumnya masyarakat menjadikan tempurung kerniri sebagai limbah dan hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkannya sebagai pengeras jalan dan lantai rumah. Tempurung kemiri sebenarnya mempunyai prospek sebagai bahan baku pada pembuatan arang aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat dan kualitas arang aktif dari tempurung kemiri. Tempurung kemiri dibuat arang menggunakan tungku dari drum bekas pakai kapasitas 200 liter yang dimodifikasi, kemudian arang yang dihasilkan direndam dalarn larutan H3PO4 pada konsentrasi 2,5%, 5,0% dan 7,5% selama 24 jam. Selanjutnya di-panaskan dalam retort pada suhu 750°C dan 800ºC. Apabila suhu telah dicapai maka dialirkan uap air panas selama 60 dan 90 menit pada tekanan 4 bar dengan laju alir 1,5 - 2,5 ml/ menit yang sebelumnya melewati ruang pemanas pada suhu 400°C. Arang yang direndam dengan menggunakan larutan H3PO4 2,5%, 5% dan 7,5%, pada suhu 750°C dan 800°C yang dialiri uap air panas selama 90 menit telah menghasilkan daya serap terhadap yodium di atas 750 mg/g (SNI), kecuali pada suhu 750°C yang direndam dalam larutan H3PO4 7,5%. Kondisi optimum pembuatan arang aktif dihasilkan pada suhu 750°C, direndam dalam larutan H3PO4 2,5% dengan waktu aktivasi selama 90 menit.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH PEMBALAKAN KAYU PUSPA DENGAN TEKNOLOGI PRODUKSI SKALA SEMI PILOT Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8780.034 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.2.93-107

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat arang aktif dari limbah pembalakan hutan tanaman produksi kayu puspa (Schima waflicbii), mengidentifikasi karakteristik arang aktif yang dihasilkan, mendapatkan konsentrasi H3PO4 dan waktu aktivasi arang aktif. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retort kapasitas 100 kg arang yang dilengkapi dengan pemanas listrik pada suhu 700°C, dan mengaplikasikan arang aktif terbaik pada pemurnian minyak goreng curah dan minyakgoreng bekas.Analisis karakteristik kualitas arang aktif menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi H3PO4 dan waktu aktivasi hanya berpengaruh pada rendemen, daya serap terhadap larutan yodium, daya serap terhadap uap benzena dan daya serap terhadap uap kloroform. Taraf perlakuan yang dapat menghasilkan arang aktif dengan kualitas terbaik yaitu konsentrasi H3PO4 5% dan waktu a.ktifasi selama 120 menit. Kombinasi taraf perlakuan ini menghasilkan arang aktif dengan rendemen 74,21 %, kadar air 4,17%, kadar zat terbang 9,40%, kadar abu 4,37%, kadar karbon terikat 86,23, daya serap terhadap larutan yodium 938,54 mg/g, daya serap terhadap uap benzena 18,81%, dan daya serap terhadap uap kloroform 33,53%.Arang aktif hasil produksi mampu menurunkan kadar asam lemak bebas, menurunkan bilangan peroksida dan meningkatkan kejernihan minyak goreng curah dan minyak goreng bekas. Taraf perlakuan terbaik untuk menjernihkan minyak goreng curah dan minyak goreng bekas yaitu pada konsentrasi  arang aktif 1 % dan waktu kontak 1 jam, mampu meningkatkan kejernihan minyak goreng curah 90,95% dan minyak goreng bekas 71,25%,  menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng curah 0,12% dan minyak goreng bekas 0,37% serta menurunkan bilangan peroksida pada minyak goreng curah 10 mg O2 /100 g dan minyak goreng bekas 17,60 mg O2 /100 g.
PENGARUH LAMA WAKTU AKTIVASI DAN KONSENTRASI ASAM FOSFAT TERHADAP MUTU ARANG AKTIF KULIT KAYU ACACIA MANGIUM Gustan Pari; Djeni Hendra; Ridwan A Pasaribu
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.1.33-45

Abstract

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari kulit kayu Acacia mangium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aktivasi dan konsentrasi bahan pengaktif terhadap hasil dan mutu arang aktif yang dihasilkan. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retor yang terbuat dari baja tahan karat yang dilengkapi dengan elemen listrik pada suhu 750°C dengan lama waktu aktivasi 30, 60 dan 90 menit. Bahan pengaktif yang digunakan adalah larutan asam fosfat (H3PO4) dengan konsentrasi 0,0; 5,0; 10,0 dan 15%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk membuat arang aktif dengan kualitas terbaik dihasilkan dari arang yang direndam asam fosfat 10%, dengan lama waktu aktivasi 60 menit, menghasilkan rendemen sebesar 98,20%, kadar air 8,39%, kadar abu 26,70%, kadar zat terbang 8,72%, kadar karbon terikat 64,60%, daya serap terhadap yodium 513 mg/g dan daya serap terhadap benzena sebesar 16,10%. Arang aktif dari kulit kayu mangium ini hanya dapat digunakan untuk penjernihan air. Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktifdari kulit kayu Acacia mangium.Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahuipengaruhwaktuaktivasidankonsentrasi bahanpengaktifterhadap hasil danmutu arang aktifyang dihasilkan.Proses pembuatan arang aktif dilakukandenganmenggunakanretoryangterbuatdaribajatahankaratyangdilengkapidenganelemen listrikpadasuhu750OCdenganlamawaktuaktivasi30,60dan90menit.Bahanpengaktif yang digunakanadalahlarutanasamfosfat(H3PO4)dengankonsentrasi0,0;5,0;10,0dan15%.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakondisioptimumuntukmembuatarangaktif dengan kualitas terbaik dihasilkan dari arang yang direndam asam fosfat 10%, dengan lama waktu aktivasi 60 menit,menghasilkanrendemensebesar98,20%,kadarair8,39%,kadarabu26,70%,kadarzatterbang 8,72%, kadar karbon terikat 64,60%, daya serap terhadap yodium 513 mg/g dan daya serap terhadap benzenasebesar16,10%.Arangaktif darikulitkayumangiuminihanyadapatdigunakanuntuk penjernihanair.
PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU, BAMBU, SABUT KELAPA DAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.3.242-255

Abstract

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan briket arang dari campuran kayu, bambu, sabut kelapa dan tempurung kelapa. Proses pengarangan dilakukan dengan menggunakan tungku drum hasil modifikasi. Arang yang diperoleh kemudian digiling sampai berbentuk serbuk kemudian disaring menggunakan saringan 30 - 40 mesh. Arang yang lolos saringan selanjutnya dicampur dengan perekat tapioka kadar 5%. Bahan baku dikempa menggunakan sistem hidrolik manual pada tekanan 30 ton sampai menjadi briket arang, selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 80 °C selama 24 jam.Briket arang yang dihasilkan pada umumnya dapat menghasilkan sifat fisis dan kimia yang lebih baik jika dibandingkan dengan kualitas bahan bakunya. Kadar air berkisar antara 2,59 - 9 ,31 %, kadar abu 1,75 - 10,47%, kadar zat menguap 13,45 - 19,89%, kadar karbon terikat 67,17 - 75,75%, kerapatan 0,32-0,71 g/cm2, keteguhan tekan 6,57 -18,19 kg/cm3, dan nilai kalor bakar berkisar antara 5.953 - 6.906 ka/g.
PENGARUH PENGGUNAAN DUA DISTRIBUSI UAP AIR PANAS DALAM PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU CAMPURAN Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2008.26.1.81-94

Abstract

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari arang serbuk gergaji kayu campuran. Pembuatan arang dilakukan dengan menggunakan tungku semi kontinyu. Arang yang dihasilkan direndam dalam larutan H3PO4 teknis pada konsentrasi 5% selama 24 jam, ditiriskan sampai kering udara, kemudian dimasukan ke dalam retort kapasitas 0,6 m3, selanjutnya dipanaskan pada suhu 700-800°C. Untuk mempercepat kenaikan suhu di dalam retort, kedalamnya sewaktu-waktu dialirkan udara dari kompresor. Apabila suhu telah tercapai, dialirkan uap air panas selama 180 menit, dengan laju alir 1,5 - 2,5 m/s pada tekanan 4 - 6 bar, yang sebelumnya melewati ruang pemanas (heater chamber) pada suhu 400°C. Rendemen arang aktif yang dihasilkan sebesar 56 - 78%, dengan sifat dan kualitas : kadar air 1,27 -4,68%, kadar abu 9,78 - 11,06%, kadar zat terbang 8,64 - 10,84%, kadar karbon terikat 79,41 - 81,10%, daya serap terhadap uap benzena 12,56 - 16,91%, daya serap terhadap uap kloroform 12,38 - 22,83%, daya serap terhadap uap formaldehida 9,66 - 19,28%, dan daya serap terhadap larutan yodium sebesar 784,59 - 821,66 mg/g.
SIFAT ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG KEMIRI Djeni Hendra; Saptadi Darmawan
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.4.291-302

Abstract

Kemiri merupakan hasil hutan bukan kayu (HHBK) potensial dengan beragam kegunaan, diantaranya yang belum banyak disentuh adalah pemanfaatan tempurung kemiri. Pada umumnya masyarakat menjadikan tempurung kerniri sebagai limbah dan hanya sebagian kecil saja yang memanfaatkannya sebagai pengeras jalan dan lantai rumah. Tempurung kemiri sebenarnya mempunyai prospek sebagai bahan baku pada pembuatan arang aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat dan kualitas arang aktif dari tempurung kemiri. Tempurung kemiri dibuat arang menggunakan tungku dari drum bekas pakai kapasitas 200 liter yang dimodifikasi, kemudian arang yang dihasilkan direndam dalarn larutan H3PO4 pada konsentrasi 2,5%, 5,0% dan 7,5% selama 24 jam. Selanjutnya di-panaskan dalam retort pada suhu 750°C dan 800ºC. Apabila suhu telah dicapai maka dialirkan uap air panas selama 60 dan 90 menit pada tekanan 4 bar dengan laju alir 1,5 - 2,5 ml/ menit yang sebelumnya melewati ruang pemanas pada suhu 400°C. Arang yang direndam dengan menggunakan larutan H3PO4 2,5%, 5% dan 7,5%, pada suhu 750°C dan 800°C yang dialiri uap air panas selama 90 menit telah menghasilkan daya serap terhadap yodium di atas 750 mg/g (SNI), kecuali pada suhu 750°C yang direndam dalam larutan H3PO4 7,5%. Kondisi optimum pembuatan arang aktif dihasilkan pada suhu 750°C, direndam dalam larutan H3PO4 2,5% dengan waktu aktivasi selama 90 menit.
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH PEMBALAKAN KAYU PUSPA DENGAN TEKNOLOGI PRODUKSI SKALA SEMI PILOT Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.2.93-107

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat arang aktif dari limbah pembalakan hutan tanaman produksi kayu puspa (Schima waflicbii), mengidentifikasi karakteristik arang aktif yang dihasilkan, mendapatkan konsentrasi H3PO4 dan waktu aktivasi arang aktif. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retort kapasitas 100 kg arang yang dilengkapi dengan pemanas listrik pada suhu 700°C, dan mengaplikasikan arang aktif terbaik pada pemurnian minyak goreng curah dan minyakgoreng bekas.Analisis karakteristik kualitas arang aktif menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi H3PO4 dan waktu aktivasi hanya berpengaruh pada rendemen, daya serap terhadap larutan yodium, daya serap terhadap uap benzena dan daya serap terhadap uap kloroform. Taraf perlakuan yang dapat menghasilkan arang aktif dengan kualitas terbaik yaitu konsentrasi H3PO4 5% dan waktu a.ktifasi selama 120 menit. Kombinasi taraf perlakuan ini menghasilkan arang aktif dengan rendemen 74,21 %, kadar air 4,17%, kadar zat terbang 9,40%, kadar abu 4,37%, kadar karbon terikat 86,23, daya serap terhadap larutan yodium 938,54 mg/g, daya serap terhadap uap benzena 18,81%, dan daya serap terhadap uap kloroform 33,53%.Arang aktif hasil produksi mampu menurunkan kadar asam lemak bebas, menurunkan bilangan peroksida dan meningkatkan kejernihan minyak goreng curah dan minyak goreng bekas. Taraf perlakuan terbaik untuk menjernihkan minyak goreng curah dan minyak goreng bekas yaitu pada konsentrasi  arang aktif 1 % dan waktu kontak 1 jam, mampu meningkatkan kejernihan minyak goreng curah 90,95% dan minyak goreng bekas 71,25%,  menurunkan kadar asam lemak bebas pada minyak goreng curah 0,12% dan minyak goreng bekas 0,37% serta menurunkan bilangan peroksida pada minyak goreng curah 10 mg O2 /100 g dan minyak goreng bekas 17,60 mg O2 /100 g.
PENGARUH LAMA WAKTU AKTIVASI DAN KONSENTRASI ASAM FOSFAT TERHADAP MUTU ARANG AKTIF KULIT KAYU ACACIA MANGIUM Gustan Pari; Djeni Hendra; Ridwan A Pasaribu
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2006.24.1.33-45

Abstract

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari kulit kayu Acacia mangium. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aktivasi dan konsentrasi bahan pengaktif terhadap hasil dan mutu arang aktif yang dihasilkan. Proses pembuatan arang aktif dilakukan dengan menggunakan retor yang terbuat dari baja tahan karat yang dilengkapi dengan elemen listrik pada suhu 750°C dengan lama waktu aktivasi 30, 60 dan 90 menit. Bahan pengaktif yang digunakan adalah larutan asam fosfat (H3PO4) dengan konsentrasi 0,0; 5,0; 10,0 dan 15%.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk membuat arang aktif dengan kualitas terbaik dihasilkan dari arang yang direndam asam fosfat 10%, dengan lama waktu aktivasi 60 menit, menghasilkan rendemen sebesar 98,20%, kadar air 8,39%, kadar abu 26,70%, kadar zat terbang 8,72%, kadar karbon terikat 64,60%, daya serap terhadap yodium 513 mg/g dan daya serap terhadap benzena sebesar 16,10%. Arang aktif dari kulit kayu mangium ini hanya dapat digunakan untuk penjernihan air. Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktifdari kulit kayu Acacia mangium.Tujuandaripenelitianiniadalahuntukmengetahuipengaruhwaktuaktivasidankonsentrasi bahanpengaktifterhadap hasil danmutu arang aktifyang dihasilkan.Proses pembuatan arang aktif dilakukandenganmenggunakanretoryangterbuatdaribajatahankaratyangdilengkapidenganelemen listrikpadasuhu750OCdenganlamawaktuaktivasi30,60dan90menit.Bahanpengaktif yang digunakanadalahlarutanasamfosfat(H3PO4)dengankonsentrasi0,0;5,0;10,0dan15%.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwakondisioptimumuntukmembuatarangaktif dengan kualitas terbaik dihasilkan dari arang yang direndam asam fosfat 10%, dengan lama waktu aktivasi 60 menit,menghasilkanrendemensebesar98,20%,kadarair8,39%,kadarabu26,70%,kadarzatterbang 8,72%, kadar karbon terikat 64,60%, daya serap terhadap yodium 513 mg/g dan daya serap terhadap benzenasebesar16,10%.Arangaktif darikulitkayumangiuminihanyadapatdigunakanuntuk penjernihanair.
PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI CAMPURAN KAYU, BAMBU, SABUT KELAPA DAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 3 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.3.242-255

Abstract

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan briket arang dari campuran kayu, bambu, sabut kelapa dan tempurung kelapa. Proses pengarangan dilakukan dengan menggunakan tungku drum hasil modifikasi. Arang yang diperoleh kemudian digiling sampai berbentuk serbuk kemudian disaring menggunakan saringan 30 - 40 mesh. Arang yang lolos saringan selanjutnya dicampur dengan perekat tapioka kadar 5%. Bahan baku dikempa menggunakan sistem hidrolik manual pada tekanan 30 ton sampai menjadi briket arang, selanjutnya dikeringkan di dalam oven pada suhu 80 °C selama 24 jam.Briket arang yang dihasilkan pada umumnya dapat menghasilkan sifat fisis dan kimia yang lebih baik jika dibandingkan dengan kualitas bahan bakunya. Kadar air berkisar antara 2,59 - 9 ,31 %, kadar abu 1,75 - 10,47%, kadar zat menguap 13,45 - 19,89%, kadar karbon terikat 67,17 - 75,75%, kerapatan 0,32-0,71 g/cm2, keteguhan tekan 6,57 -18,19 kg/cm3, dan nilai kalor bakar berkisar antara 5.953 - 6.906 ka/g.
PENGARUH PENGGUNAAN DUA DISTRIBUSI UAP AIR PANAS DALAM PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJI KAYU CAMPURAN Djeni Hendra
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2008.26.1.81-94

Abstract

Dalam tulisan ini dikemukakan hasil penelitian pembuatan arang aktif dari arang serbuk gergaji kayu campuran. Pembuatan arang dilakukan dengan menggunakan tungku semi kontinyu. Arang yang dihasilkan direndam dalam larutan H3PO4 teknis pada konsentrasi 5% selama 24 jam, ditiriskan sampai kering udara, kemudian dimasukan ke dalam retort kapasitas 0,6 m3, selanjutnya dipanaskan pada suhu 700-800°C. Untuk mempercepat kenaikan suhu di dalam retort, kedalamnya sewaktu-waktu dialirkan udara dari kompresor. Apabila suhu telah tercapai, dialirkan uap air panas selama 180 menit, dengan laju alir 1,5 - 2,5 m/s pada tekanan 4 - 6 bar, yang sebelumnya melewati ruang pemanas (heater chamber) pada suhu 400°C. Rendemen arang aktif yang dihasilkan sebesar 56 - 78%, dengan sifat dan kualitas : kadar air 1,27 -4,68%, kadar abu 9,78 - 11,06%, kadar zat terbang 8,64 - 10,84%, kadar karbon terikat 79,41 - 81,10%, daya serap terhadap uap benzena 12,56 - 16,91%, daya serap terhadap uap kloroform 12,38 - 22,83%, daya serap terhadap uap formaldehida 9,66 - 19,28%, dan daya serap terhadap larutan yodium sebesar 784,59 - 821,66 mg/g.