Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Guiding World GW sulistia indah
Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 1 No 2 (2018): GUIDING WORLD ( JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING )
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v1i2.82

Abstract

As a professional, teacher should find best strategies in encouraging students’ motivation in learning. Students who are learning English also believe that learning English is learning how to speak. Teaching speaking means employ some strategies, methods and approaches to encourage students’ mood and motivation to speak. In On the other hand, the comprehensibility between participants in the conversation also becomes significant. Based on the observation during the teaching and learning process in the study programs of counceling and guidance at STKIP Bima, it was found that the students’ abilities, motivations, and curiosities in speaking English decreased. They were afraid to practice their speaking ability. Therefore, Asset Based Thinking (ABT) was proposed as in motivating the students to practice and improve their speaking ability. ABT Method is a method that focuses on how lecturer motivated the students to find their strength (potential, skills, knowledge and ability) and how they use the strength as an asset in reaching their target of learning. the participants were 30 students from Counseling and Guidance Study Program of STKIP Bima. The data were Collected by observing the students’ pre activities and post activities, and oral Interview was conducted in getting the information about the students’ speaking ability. The data were analized by using IBM SPSS Ver. 23. Through the analysis it was found that For the reason, the statistic count < statistic table (6.00 < 152). The analysis promoted that the students’ motivation in practicing their speaking ability after taught by using ABT would significantly increase rather than students’ motivation before they were taught by using ABT.
Konseling Keluarga dalam Seting Kehidupan Keluarga ( Aplikasi Pendekatan Sistem, Logo Terapi dan Perilaku) sulistia indah
Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 2 No 1 (2019): Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v2i1.263

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi beban keluarga yang dialami oleh NY. S dalam menghadapi sejumlah masalah yang dialaminya sendiri dan yang berfokus pada sistem keluarga. Mengatasi masalah yang dialami keluarga dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Pendekatan Sistem dengan tekniknya antara lain, Sculpting (mematung), confrontation, listening, recapitulation, summary, clarification dan reflection. (2) pendekatan perilaku dengan tahapan-tahapannya. Berdasarkan hasil aplikasi teknik pendekatan tersebut di atas ternyata efektif dalam mengatasi kasus yang dialami oleh NY.S. Adapun perilaku NY.S yang dapat dikurangi dan pemahaman yang baik adalah NY.S menjadi pribadi yang tidak emosional ketika berhadapan dengan masalah dan orang lain, memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menerima ketentuan Allah swt atas segala ujian yang diberikan dan tidak takut lagi selain kepada Allah swt, sewalapun tetap tidur dengan pembantu yang sekaligus sebagai guru ngajinya, memahami tentang kondisi dan tanggung jawab anaknya pada keluarganya masing-masing dan profesinya bagi kesejahteraan dan kebahagian keluarga. dan menerima kesanggupan anak-anaknya untuk selalu mengunjunginya dan berkomunikasi yang intens.
Korelasi Antara Lingkungan Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa Di SMP Negeri 7 Kota Bima Sulistia Indah; Alya Nurmaya; Khairunnisa .
Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3 No 1 (2020): Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v3i1.405

Abstract

Lingkungan keluarga adalah segala sesuatu yang berada di sekitar individu yang merupakan hubungan dan peranan yang sangat penting dalam perkembangan individu yang mempunyai ikatan- ikatan, baik ikatan perkawinan, darah ataupun adopsi. Kemandirian belajar diartikan sebagai suatu proses belajar yang terjadi pada diri seseorang, dan dalam usahanya untuk mencapai tujuan belajar orang tersebut dituntut untuk aktif secara individu atau tidak tergantung kepada orang lain seperti melakukan kegiatan belajar tanpa disuruh, melakukan kegiatan belajar secara teratur, memiliki jadwal belajar yang telah disusun sendiri, menyelesaikan tugas-tugas sekolah, melakukan diskusi dengan teman sekelas bila ada pelajaran yang. Pendidikan keluarga adalah fundamental atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik sekolah maupun dalam masyarakat. Keluarga merupakan tempat-tempat lain, pendidikan keluarga merupakan dasar dari pendidikan selanjutnya, karena orang tua adalah pendidik kodrati yang mendidik siswa dengan penuh kasih sayang. Judul dalam penelitian ini adalah Korelasi antara lingkungan keluarga dengan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bima. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu yang bertujuan untuk melihat pengaruh dua variabel yaitu Lingkungan keluarga (X) dan Kemandirian belajar siswa (Y). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Untuk pengujian hipotesis digunakan metode statistika dengan rumus korelasi product moment. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 171 orang siswa yang tersebar dari 6 kelas, sampel dalam penelitian ini sebanyak 34 orang siswa yang diambil dengan cara acak (Random sampling). Teknik Analisis data adalah Teknik yang di pilih dalam masalah korelasi dua variabel, yang tepat adalah analisis statistika product moment. Dengan bersandar pada hasil analisis data di lapangan yaitu dengan diperolehnya nilai r hitung sebesar 0,763 dikonversikan pada nilai r tabel yang diperoleh dari N= 34 adalah sebesar 0,126 dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,763 > 0,126). Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : Ada Korelasi antara lingkungan keluarga dengan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bima.
Pengaruh Handphone Terhadap Kedisiplinan Belajar Peserta Didik SMP Negeri 7 Kota Bima Nur Syariful Amin; Khairunnisa .; Sulistia Indah; Alya Nurmaya
Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 3 No 1 (2020): Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v3i1.406

Abstract

Handphone adalah media yang potensial sekali tidak saja untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk sikap, kebiasaan dan perilaku seseorang, baik ke arah positif maupun negatif, disengaja ataupun tidak. Sebagai media audio visual. Handphone mampu merebut 94 % saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga, Dengan adanya handphone di setiap rumah, maka perhatian peserta didik pun tercurah kesana. Berbagai fitur program ditawarkan untuk merebut perhatian masyarakat terutama anak-anak diusia sekolah. Program-program pendidikan sangat bermanfaat bagi peningkatan ilmu dan pengetahuan para peserta didik. Sehingga diharapkan dengan menonton tayangan-tayangan yang positif, maka akan berdampak pada peningkatan kedisiplinan dan prestasi belajar peserta didik. Meskipun bisa juga sebaliknya. Dikota Bima, khsusunya peserta didik SMP Negeri 7 hampir semua peserta didik memiliki Handphone di rumah masing-masing. Dengan semakin banyaknya fitur-fitur yang ditawarkan, maka terjadi berbagai perubahan pada diri peserta didik. Baik perubahan sikap prilaku, gaya hidup, dan lain-lain. Namun untuk melihat pengaruh Hanphone terhadap perubahan kedisiplinan peserta didik belum ada satu penelitian pun dilakukan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu yang bertujuan untuk melihat pengaruh dua variabel yaitu Handphone (X) dan Kedisiplinan belajar peserta didik (Y). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Untuk pengujian hipotesis digunakan metode statistika dengan rumus korelasi product moment. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 240 orang peserta didik yang tersebar dari 6 kelas, sampel dalam penelitian ini sebanyak 48 orang peserta didik yang diambil dengan cara acak (Random sampling). Teknik Analisis data adalah Teknik yang di pilih dalam masalah korelasi dua variabel, yang tepat adalah analisis statistika product moment. Dengan bersandar pada hasil analisis data di lapangan yaitu dengan diperolehnya nilai r hitung sebesar 0,412 dikonversikan pada nilai r tabel yang diperoleh dari N= 48 adalah sebesar 0,284 dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (0,412 > 0,284). Berdasarkan hasil analisis data penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : Ada Pengaruh Handphone Terhadap kedisiplinan belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 7 Kota Bima.
Efektivitas Model Experiential Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan Mengelola Emosi Marah Nurhayati Nurhayati; Faijin Faijin; Amiruddin Amiruddin; Sulistia Indah
GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING) Vol 3 No 1 (2020): Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v3i1.449

Abstract

Rasa marah merupakan bagian dari emosi yang dimiliki oleh semua individu, dalam kadar tertentu hampir setiap individu pernah mengalaminya. Terkadang individu sulit untuk mengontrol emosi marah, hal itu tergantung dari keterampilan individu dalam mengelola emosi marah yang muncul, oleh karena itu, guru BK perlu memberikan latihan agar peserta didik memiliki keterampilan dalam mengelola emosi marah melalui teknik tertentu. Tujuan penelitian untuk mengetahui keefektifan model experiential learning untuk melatih keterampilan pengelolaan emosi marah. Rancangan penelitian ini menggunakan True Experimental Pre-test, Posttest Control Group Design. Populasi penelitian adalah peserta didik SMP Negeri 6 Kota Bima kelas VII. Subjek penelitian terjaring secara random sehingga diperoleh sejumlah 10 orang yang dibagi ke dalam kelompok eksperimen (n = 5) dan kelompok kontrol (n = 5). Instrumen lain yang digunakan adalah lembar penilaian diri, lembar tugas mengelola emosi marah dan pedoman observasi. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Two Independent Sample Test Mann Whitney untuk membandingkan perbedaan skor keterampilan pengelolaan emosi marah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien Z (-2.207) dengan signifikansi sebesar 0.027 yang berarti 0.027 di bawah nilai probabilitas yaitu (0.027 < 0.05). Berdasarkan hasil uji statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara peserta didik yang diintervensi dengan model experiential learning dan peserta didik yang diintervensi dengan bimbingan secara umum, sehingga model experiential learning efektif untuk meningkatkan keterampilan pengelolaan emosi marah peserta didik SMP. Hasil pelatihan menunjukan bahwa model experiential learning bisa untuk mengajarkan keterampilan mengelola emosi marah peserta didik SMP
Pengaruh Peer Group Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 8 Kota Bima Nur Syariful Amin; Khairunnisa Khairunnisa; Sulistia Indah
Guiding World : Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 4 No 1 (2021): GUIDING WORLD ( JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING )
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v4i1.483

Abstract

Peer group adalah sekelompok teman sebaya yang mempunyai ikatan emosional yang kuat dan mereka dapat berinteraksi, bergaul, bertukar pikiran, dan pengalaman dalam memberikan perubahan dan pengembangan dalam kehidupan sosial dan pribadi anggota.Sedangkan motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh peer group terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 8 Kota Bima . Subyek dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII yang tergabung dalam 8 peer group dengan jumlah 31 orang siswa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif karena menggunakan rancangan empiris dan gejala yang diamati telah ada secara wajar tampa harus memanipulasi terlebih dahulu. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, angket dan dokumentasi. Angket dianalisa dengan menggunakan analisis statistik deskriptif melalui rumus korelasi product moment. Dari hasil analisis data kualitatif diketahui bahwa nilai korelasi product moment (r) adalah 0,43 (43%). Sehingga dengan menggunakan kaidah pengambilan keputusan dalam uji statistik maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi : ada pengaruh peer group terhadap motivasi belajar siswa di SMPN 8 Kota Bima, dapat diterima
Pengaruh Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Peserta Didik Di SMPN 1 Rasanae Barat Kota Bima Khairunnisa Khairunnisa; Alya Nurmaya; Sulistia Indah; Nurlailatul Nujumi
GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING) Vol 4 No 2 (2021): GUIDING WORLD ( JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING )
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v4i2.616

Abstract

Peserta didik yang tidak memiliki kemampuan komunikasi cenderung tidak fokus dan tidak mau menyampaikan pendapatnya karena kurang berani mengeluarkan isi pendapatnya karena takut salah dan ditertawakan oleh teman-temannya khususnya di SMPN 1 Rasanae Barat Kota Bima. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa di SMPN 1 Rasanae Barat Kota Bima sebanyak 30 orang peserta didik. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan tehnik angket, observasi dan dokumentasi. Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis t tes untuk mendeskripsikan pendapat responden terhadap bimbingan kelompok teknik diskusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik. Berdasarkan paparan data dan hasil temuan ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik adalah sebesar 33,90 dan nilai I dikonsultasikan dengan nilai t tabel maka diperoleh nilai t tabel dengan taraf signifikansi 5% dan df = 29 maka diperoleh t tabel adalah 2,42. 2). Rata-rata tanggapan positif peserta didik dengan adanya pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik adalah sebesar 11,32 dan rata-rata tanggapan negatif siswa dengan adanya pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik adalah sebesar 3,77. 3) Dari 8 (delapan) aspek bimbingan kelompok yang diobservasi peneliti diperoleh 75% pada kriteria cukup dan 25% pada kriteria baik. Ini menandakan bahwa pengaruh bimbingan kelompok teknik diskusi dalam meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik di SMPN 1 Rasanae Barat Kota Bima dikategorikan cukup baik.
Efektivitas Teknik Self-Control Strategies Untuk Mengurangi Perilaku Off Task Pada Peserta Didik SMA Nurhayati Nurhayati; Khairunnisa Khairunnisa; Alya Nurmaya; Sulistia Indah
GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING) Vol 5 No 1 (2022): GUIDING WORLD ( JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING )
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v5i1.729

Abstract

Perilaku off task siswa adalah perilaku siswa yang tidak memperhatikan, mengalami kebingungan atau gagal dalam menyelesaikan tugas di dalam kelas. Tujuan penelitian ini untuk melihat bahwa self-control strategies dapat menurunkan perilaku off task peserta didik. Peneltian ini menggunakan instrument lembar monitoring. Analisis data menggunanakan statistik persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku off task yang dimunculkan oleh keempat subjek dalam penelitian ini sangat signifikan, baik hasil analisis data frekuensi maupun durasi. Penurunan perilaku off task siswa dilihat dari data baseline (fase A) sebelum treatmen diberikan, dibandingkan dengan data treatmen (fase B) dan perilaku dipertahankan agar tidak kembali lagi pada fase maintenance (fase C). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan selfcontrol strategies dalam konseling kelompok mampu mengurangi frekuensi sebanyak 70,58 %, dan menurunkan durasi perilaku off task sebesar 78,57 %.
KEMAMPUAN KONSELOR DALAM PENGGUNAAN TEKNIK KONSELING DI SMA NEGERI 5 KOTA BIMA Alya Nurmaya; Mrs. Khairunnisa; Sulistia Indah
JIRA: Jurnal Inovasi dan Riset Akademik Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Ahlimedia Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47387/jira.v2i1.67

Abstract

Melaksanakan tugas pokok mewujudkan proses konseling, menuntut konselor sekolah sebagai tenaga professional memiliki sejumlah kompetensi dan keteramplan tertentu. Agar proses konseling berjalan dengan lancer dan mencapai tujuan secara efektif, konselor harus mampu mengimplementasikan keterampilan yang relevan yaitu kemampuan menggunakan teknik konseling. Dengan demikian bagi seorang konselor menguasai tekik konseling adalah mutlak, karena teknik yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan konseling. Guna mengetahui kesesuaian teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan konselor dalam menggunakan teknik konseling di SMAN 5 Kota Bima. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis datau lisan dari subyek penelien ataupun infoeman lain sebagai sumber data. Sehingga jenis penelitian ini penelitian deskriptif karena tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan. Kegiatan analisa data adalah reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan, sedangkan pengecekan keabsahan temuan yang dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trianggulasi sumber data dan teknik pengumpulan data, kecukupan reverensial. Kesimpulan penelitian ini adalah teknik-teknik konseling cukup mampu diaplikasikan oleh konselor sekolah dalam proses konseling yang dilaksanakan, yaitu perilaku attending, empati refleksi, eksplorasi, paraphrasing, open questionss, closed questionss, minimal encouragement, interpretasi, directing, summarizing, leading, fokus, konfrontasi, clarifying, facilitating, diam, mengambil inisiatif, member nasehat, pemberian informasi, merencanakan, hingga menyimpulkan hasil akhir pada sesi akhir konseling.
Analisis Persepsi Ujaran Dalam Sudut Pandang Psikologi Bahasa Irham Irham; Arifuddin Arifuddin; Sulistia Indah
GUIDING WORLD (BIMBINGAN DAN KONSELING) Vol 6 No 1 (2023): GUIDING WORLD ( JURNAL BIMBINGAN DAN KONSELING )
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/gw.v6i1.1098

Abstract

Berbahasa itu adalah proses menyampaikan makna oleh penutur kepada pendengar melalui satu atau serangkaian ujaran. Ujaran adalah suara murni (tuturan), langsung dari sosok yang berbicara. Jadi ujaran dapat berupa kata, kalimat, atau gagasan, yang keluar dari mulut manusia yang mempunyai arti. Proses pengujaran adalah sebuah perwujudan dari proses artikulasi dan kemudian terkonsep dalam otak manusia secara sempurna. Persepsi ujaran adalah proses di mana sebuah ujaran ditafsirkan. Persepsi ujaran melibatkan tiga proses yang meliputi, pendengaran, penafsiran dan pemahaman terhadap semua suara yang dihasilkan oleh penutur. Kombinasi fitur-fitur tersebut (secara runtut) adalah fungsi utama persepsi ujaran. Persepsi ujaran menggabungkan tidak hanya fonologi dan fonetik dari tuturan yang akan dirasakan, tetapi juga aspek sintakmatik dan semantik dari pesan lisan tersebut. Dalam artikel ini akan diuraikan mengenai analisis persepsi terhadap ujaran dalam sudut pandang psikologi bahasa; bagaimana proses atau tahapan dari suatu persepsi terhadap suatu ujaran itu terjadi, apa saja faktor yang mempengaruhi sebuah persepsi ujaran itu terbentuk, beberapa model persepsi ujaran, dan persepsi ujaran dalam sudut pandang psikologi bahasa.