Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KETAHANAN ALAMI KAYU JATI (Tectona grandis L.f) ASAL SULAWESI TENGGARA TERHADAP RAYAP TANAH Mody Lempang; Muhammad Asdar
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2617.395 KB) | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.4.312-318

Abstract

Salah satu penyebab utama rusaknya bangunan adalah serangan rayap. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh serangan rayap pada bangunan di Indonesia diperkirakan Rp 300 miliar setiap tahun. Penyebaran kayu jati di Sulawesi terutama di daerah Sulawesi Tenggara antara lain di Kabupaten Muna dan Kendari Selatan. Penduduk di Sulawesi Tenggara memiliki kepercayaan bahwa kayu jati dari Kabupaten Muna memiliki mutu yang lebih baik dari pada kayu jati yang berasal dari Kabupaten Kendari Selatan, sehingga mereka tidak suka menggunakan kayu yang berasal dari Kabupaten Kendari Selatan untuk berbagai keperluan antara lain furnitur, rangka pintu, rangka jendela, tiang dan komponen bangunan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan alami kayu jati dari kedua kabupaten tersebut terhadap rayap tanah melalui pengujian laboratorium dan lapangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu jati yang diserang oleh rayap tanah hanya pada kayu gubal, sedangkan kayu teras tidak diserang. Kayu jati dari Kabupaten Kendari Selatan mengalami kehilangan berat lebih besar dari yang berasal dari Kabupaten Muna pada setiap kelas umur. Kehilangan berat kayu jati dari Kendari Selatan adalah 0,806 % (KU II) dan 0,905 % (KU Ill) dan dari Muna adalah 0,304 % (KU II) dan 0,132 % (KU III).
FERMENTASI NIRA LONTAR UNTUK PRODUK NATA Mody Lempang
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.2.147-157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati rendemen dan kandungan nutrisi nata yang diproduksi melalui proses fermentasi nira lontar,  dimana nira tersebut  dapat disadap dari bagian tandan bunga pohon lontar  (Borassus flabellifer Linn.). Nata adalah sejenis makanan ringan yang menyerupai jeli  yang biasanya diproduksi melalui proses  fermentasi nira dari pohon  tertentu atau bahan cair lainnya yang mengandung gula. Didalam fermentasi ini, starter dengan 3 variasi umur, yaitu umur 4 hari, 6 hari dan 8 hari, yang kemudian dicampur dengan cairan nira lontar dalam 3 perbandingan volume, yaitu 200 ml : 800 ml, 400 ml : 600 ml, and 600 ml :  400 ml.Hasil penelitian menunjukkan  bahwa rendemen  nata dari nira lontar berkisar antara 30,27% sampai 43,79% atau rata-rata 34,31%. Baik umur sarter maupun perbandingan volume starter dengan larutan nira berpengaruh  nyata terhadap  rendemen  nata lontar,  akan tetapi interaksi kedua faktor tersebut  berpengaruh  tidak nyata terhadap  rendemen  nata lontar.  Penggunaan  campuran  starter berumur  8  hari sebanyak 600 ml dengan 400 ml  larutan nira lontar menghasilkan rendemen nata tertinggi (rata-rata 43,79%). Komposisi dan kadar nutrisi (protein, vitamin, serat kasar, lemak, calsium dan pospor) pada nata dari nira lontar berbeda dengan nata de coco dari air kelapa dan nata pinnata dari nira aren.
KETAHANAN ALAMI KAYU JATI (Tectona grandis L.f) ASAL SULAWESI TENGGARA TERHADAP RAYAP TANAH Mody Lempang; Muhammad Asdar
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 4 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.4.312-318

Abstract

Salah satu penyebab utama rusaknya bangunan adalah serangan rayap. Kerugian ekonomi yang disebabkan oleh serangan rayap pada bangunan di Indonesia diperkirakan Rp 300 miliar setiap tahun. Penyebaran kayu jati di Sulawesi terutama di daerah Sulawesi Tenggara antara lain di Kabupaten Muna dan Kendari Selatan. Penduduk di Sulawesi Tenggara memiliki kepercayaan bahwa kayu jati dari Kabupaten Muna memiliki mutu yang lebih baik dari pada kayu jati yang berasal dari Kabupaten Kendari Selatan, sehingga mereka tidak suka menggunakan kayu yang berasal dari Kabupaten Kendari Selatan untuk berbagai keperluan antara lain furnitur, rangka pintu, rangka jendela, tiang dan komponen bangunan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan alami kayu jati dari kedua kabupaten tersebut terhadap rayap tanah melalui pengujian laboratorium dan lapangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu jati yang diserang oleh rayap tanah hanya pada kayu gubal, sedangkan kayu teras tidak diserang. Kayu jati dari Kabupaten Kendari Selatan mengalami kehilangan berat lebih besar dari yang berasal dari Kabupaten Muna pada setiap kelas umur. Kehilangan berat kayu jati dari Kendari Selatan adalah 0,806 % (KU II) dan 0,905 % (KU Ill) dan dari Muna adalah 0,304 % (KU II) dan 0,132 % (KU III).
FERMENTASI NIRA LONTAR UNTUK PRODUK NATA Mody Lempang
Jurnal Penelitian Hasil Hutan Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Hasil Hutan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphh.2007.25.2.147-157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati rendemen dan kandungan nutrisi nata yang diproduksi melalui proses fermentasi nira lontar,  dimana nira tersebut  dapat disadap dari bagian tandan bunga pohon lontar  (Borassus flabellifer Linn.). Nata adalah sejenis makanan ringan yang menyerupai jeli  yang biasanya diproduksi melalui proses  fermentasi nira dari pohon  tertentu atau bahan cair lainnya yang mengandung gula. Didalam fermentasi ini, starter dengan 3 variasi umur, yaitu umur 4 hari, 6 hari dan 8 hari, yang kemudian dicampur dengan cairan nira lontar dalam 3 perbandingan volume, yaitu 200 ml : 800 ml, 400 ml : 600 ml, and 600 ml :  400 ml.Hasil penelitian menunjukkan  bahwa rendemen  nata dari nira lontar berkisar antara 30,27% sampai 43,79% atau rata-rata 34,31%. Baik umur sarter maupun perbandingan volume starter dengan larutan nira berpengaruh  nyata terhadap  rendemen  nata lontar,  akan tetapi interaksi kedua faktor tersebut  berpengaruh  tidak nyata terhadap  rendemen  nata lontar.  Penggunaan  campuran  starter berumur  8  hari sebanyak 600 ml dengan 400 ml  larutan nira lontar menghasilkan rendemen nata tertinggi (rata-rata 43,79%). Komposisi dan kadar nutrisi (protein, vitamin, serat kasar, lemak, calsium dan pospor) pada nata dari nira lontar berbeda dengan nata de coco dari air kelapa dan nata pinnata dari nira aren.
Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif Mody Lempang
Buletin Eboni Vol 11, No 2 (2014): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.978 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5041

Abstract

Arang aktif adalah suatu karbon yang mempunyai kemampuan daya serap yang baik terhadap anion, kation, dan molekul dalam bentuk senyawa organik dan anorganik, baik berupa larutan maupun gas. Beberapa bahan yang mengandung banyak karbon dan terutama yang memiliki pori dapat digunakan untuk membuat arang aktif. Pembuatan arang aktif dilakukan melalui proses aktivasi arang dengan cara fisika atau kimia di dalam retort. Perbedaan bahan baku dan cara aktivasi yang digunakan dapat menyebabkan sifat dan mutu arang aktif berbeda pula. Arang aktif digunakan antara lain dalam sektor industri (pengolahan air, makanan dan minuman, rokok, bahan kimia, sabun, lulur, sampo, cat dan perekat, masker, alat pendingin, otomotif), kesehatan (penyerap racun dalam saluran cerna dan obat-obatan), lingkungan (penyerap logam dalam limbah cair, penyerap residu pestisida dalam air minum dan tanah, penyerap emisi gas beracun dalam udara, meningkatkan total organik karbon tanah, mengurangi biomassa mikroba dan agregasi tanah) dan pertanian (meningkatkan keberhasilan perbanyakan tanaman secara kultur jaringan dan  kesuburan media tanaman serta mencegah pembusukan akar).
Pohon Aren dan Manfaat Produksinya Mody Lempang
Buletin Eboni Vol 9, No 1 (2012): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.193 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.4993

Abstract

Aren (Arenga pinnata Merr.) adalah pohon serbaguna yang sejak lama telah dikenal menghasilkan bahan-bahan industri. Hampir semua bagian fisik dan produksi tumbuhan ini  dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Kegunaan aren dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat baik di dalam maupun di sekitar hutan melalui penggunaan secara tradisional. Namun sayang tumbuhan ini kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan, sehingga pohon aren yang dimanfaatkan pada umumnya masih merupakan tumbuhan yang tumbuh liar di alam dan berkembang secara alami.  Kerusakan hutan dan konversi kawasan hutan untuk peruntukan lain telah menyebabkan populasi tumbuhan ini berkurang dengan cepat karena tidak diimbangi dengan kegiatan budidaya yang memadai. Inventarisasi aren juga belum dilakukan sehingga populasi jenis pohon ini kurang diketahui. Pemanfaatan produksi buah yang diolah untuk menghasilkan kolang kaling dan pemanfaatan tepung dalam batang masih dilakukan secara terbatas dan belum banyak memberikan manfaat. Pemanfaatan produksi nira sebagai minuman segar atau sebagai bahan baku pengolahan gula telah banyak melibatkan dan memberikan manfaat kepada masyarakat di dalam dan sekitar hutan, sedangkan untuk pengolahan cuka dan alkohol masih sangat terbatas dan bahkan pengolahan nira aren untuk produksi nata masih pada tingkat hasil penelitian.
Potensi Pengembangan Cempedak (Artocarpus integer Merr.) pada Hutan Tanaman Rakyat Ditinjau dari Sifat Kayu dan Kegunaannya Mody Lempang; Suhartati Suhartati
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5091.836 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5012

Abstract

Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) merupakan salah satu  kebijakan  Kementerian Kehutanan untuk mengelola hutan agar memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat. Oleh karena itu, beberapa jenis tanaman yang bersifat serbaguna perlu dipertimbangkan untuk pengembangan HTR. Salah satu jenis pohon serba guna (JPSG) yang berpotensi adalah cempedak (Artocarpus integer Merr.). Di alam liar, cempedak  ditemukan  tumbuh pada hutan primer dan sekunder, pada tanah darat atau tanah  rawa. Tumbuh pada  ketinggian  1-700 m dpl, di daerah bercurah hujan tinggi (2.500-3.000 mm/tahun) atau tipe iklim A-B. Regenerasi cempedak dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif, akan tetapi pada umumnya masih dilakukan secara generatif (menggunakan  biji) karena perbanyakan secara vegetatif (dengan cara sambungan, cangkok dan okulasi) persentase tumbuhnya rendah. Kayu cempedak berwarna kuning, tekstur agak halus, berat jenis tinggi, penyusutan sedang, tergolong kayu kelas kuat II dan kelas awet II, sifat pengerjaan agak mudah sampai sulit, dan hasil pengerjaan pada umumnya baik. Kayu cempedak dapat   digunakan sebagai bahan bangunan rumah, perahu dan bangunan di laut, mebel, kerajinan, dan bahan baku industri.  Buah cempedak bermanfaat sebagai bahan pangan. Buah muda untuk sayur, sedangkan buah matang dapat dimakan segar atau diolah. Pemasaran buah masih bersifat lokal dan volume pemasaran kayu masih rendah.
Efektivitas nira aren sebagai bahan pengembang adonan roti Mody Lempang; Albert D. Mangopang
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 1 No. 1 (2012)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.024 KB) | DOI: 10.18330/jwallacea.2012.vol1iss1pp26-35

Abstract

Fermentation is a natural process that happen in fresh-sweet sap of aren trees (Arenga pinnata Merr.), because many kinds of microorganism stay and life in this substance e.g. bakteria (Acetobacter acetic) and yeast (Saccharomyces tuac). Species of yeast from genus of Saccharomyses, e.g. Saccharomyses serivisae is wellknown as microorganism that can ferment sugar (glucose) into alchohol and CO2. This natural process as well happen in aren sap, so that this substance potencially using as a swollen agent of bread or cake dough. This research objective is to recognize the effectiveness of aren sap as a swollen agent of bread dough. Fermentation duration of bread dough was one hour by using swollen agent of fresh, 10 hours old and 20 hours old of aren sap. Daily yield of sap tapped from aren trees in Maros district, South Sulawesi province was 7 litre (4-5 litre collected in the morning and 2-3 litre colected in the afternoon). Aren sap containt some of nutritions e.g. carbohydrate, protein, fat, vitamin C and mineral. Sweet taste of aren sap caused by it’s charbohydrate content of 11.18%. The effectiveness of aren sap as a swollen agent of bread dough is lower than instant (commercial) yeast. The older of aren sap the lower of it’s effectiveness as a swollen agent of dough and kuality of bread yield.
Aplikasi arang aktif tempurung kemiri sebagai komponen media tumbuh semai melina Mody Lempang; Hermin Tikupadang
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 2 No. 2 (2013)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.797 KB) | DOI: 10.18330/jwallacea.2013.vol2iss2pp121-137

Abstract

Application of activated charcoal in agriculture will give advantage for plant growth because will enrich nutrients, mantain soil properties, enhance root development and increase microorganism propagation and activities that would support the plant growth. The objective of this research is to examine the effect of Candlenut shell activated charcoal addition into culture medium on seedling growth of Gmelina arborea Roxb. Candlenut shell (Aleurites moluccana Willd) was carbonised in drum kiln to produce charcoal, then the charcoal was activated in electrical retort which generates steam with heating duration of 120 minutes at temperature of 7500 C. The activated charcoal was applied into culture medium of G. arborea seedling with concentration of 5, 10 and 15% by weigth of culture medium. The results showed that addition of the activated charcoal into culture medium significantly increased heigth, stem diameter and biomass dryweigth of G. arborea seedling. The addition of 15% activated charcoal into the culture medium has given the best results with the increased heigth, stem diameter and biomass dryweigth respectively 8.2, 45.95 and 58.82%.
Sifat dasar dan potensi kegunaan kayu jabon merah Mody Lempang
Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea Vol. 3 No. 2 (2014)
Publisher : Foresty Faculty of Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1621.582 KB) | DOI: 10.18330/jwallacea.2014.vol3iss2pp163-175

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menguji sifat dasar (struktur anatomi, kimia, sifat fisik dan mekanik) kayu jabon merah (Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil) yang diambil dari hutan alam di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan. Potensi kegunaan kayu ditetapkan dengan mempertimbangkan sifat dasar dan penggunaan kayu tersebut oleh penduduk setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu jabon merah berwarna kekuningan sedikit mengarah ke kemerahan, batas teras dan gubal tidak jelas, tekstur agak halus dan merata, arah serat lurus dan kadang-kadang agak berpadu, permukaan kayu agak mengkilap dan kesan raba agak licin sampai licin, kekerasan tergolong sedang. Serat sangat panjang, tebal dinding serat sangat tipis dan tergolong kualitas II untuk bahan baku pembuatan pulp kertas. Kadar selulosa dan ekstraktif tinggi, lignin sedang dan pentosan rendah. Berat jenis sedang (0,48), penyusutan sangat rendah dan tergolong kayu kelas kuat III. Potensi kegunaan untuk bahan bangunan dengan beban ringan di bawah atap, mebel murah, kerajinan, alat ukur dan gambar, pensil, kotak dan batang korek api, tusuk gigi, sendok dan gagang es krim, moulding, kayu komposit, pulp dan kertas, pallet, peti pembungkus dan cetakan beton.