Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ULASAN MENGENAI KUAT LEKATAN ANTARA NATURAL FIBER REINFORCED POLYMER (NFRP) DENGAN BETON UNTUK PERKUATAN Shafira Salsabila; Taufiq Saidi; Muttaqin Hasan
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v5i2.25546

Abstract

Retrofits and reinforcements are needed in structures that have experienced a decline in performance to continue to meet their strength requirements. Reinforcement of reinforced concrete structures can use the method of strengthening with Fiber Reinforced Polymer (FRP) which is made from synthetic fibers. But now there is a new innovation, namely FRP which is made from natural fibers. The use of natural fibers as the basis for composite materials can reduce the negative impact on the environment because the manufacturing process is environmentally friendly and renewable when compared to synthetic-based FRP. Some natural fibers that have been explored and researched consist of bamboo fiber, bagasse, hemp, abaca, and several other fibers that have high tensile strength values. The purpose of this study was to examine the characteristics of natural fibers which include tensile strength and the effect of NFRP material on structural reinforcement by externally bonding methods from various references and also to study the failure modes that occur in the test object. Furthermore, it is presented in a literature regarding the bond strength between NFRP material and concrete. There are several studies on bond strength that have been collected and seen various differences between the studies on the bond strength. Most of the composite process is the attachment of composites to the concrete surface by the hand lay-up method.
REVIEW MENGENAI PENINGKATAN KUAT TEKAN BETON YANG TERKEKANG SECARA SEMPURNA DENGAN EKSTERNAL NATURAL FIBER REINFORCED POLYMER (NFRP) Nazira Suha Al Bakri; Taufiq Saidi; Muttaqin Muttaqin
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v5i2.25614

Abstract

Structural strengthening is needed in buildings that experience a decrease in serviceability, inappropriate quality of existing concrete, and unexpected natural events such as earthquakes. One method that has been widely used for structural strengthening is external restraint using synthetic Fiber Reinforced Polymer (FRP). External restraints on concrete can significantly increase the strength and ductility of concrete. The use of Fiber Reinforced Polymer (FRP) material requires a relatively expensive cost and a production process that is not environmentally friendly, so alternative Natural Fiber Reinforced Polymer (NFRP) materials are needed that are environmentally friendly, renewable, and relatively cheaper, such as jute, hemp, cotton, abaca and basalt. This research review aims to determine the behavior of confined concrete with external Natural Fiber Reinforced Polymer (NFRP) and the increase in compressive strength due to confinement. The test is carried out by providing an axial load on the concrete test object which is restrained by NFRP. NFRP restrained specimens are made by wrapping the entire concrete in a circle using natural fibers and adhesives. The results obtained from this research review are the compressive strength of confined concrete using several types of natural fibers such as jute, hemp, cotton, abaca and basalt, it is found that the type of fiber and the number of layers of NFRP affect its compressive strength. NFRP showed a significant restraining effect on increasing the compressive strength and increasing the ductility of the concrete. The increase in strength and ductility will increase with an increase in the number of layers of Natural Fiber Reinforced Polymer (NFRP).
Kekuatan Mortar Dengan Substitusi Tanah Diatomae Setelah Diekspos Terhadap Suhu 105oC ASMAUL HUSNA ZUBIR; Taufiq Saidi; Muttaqin Muttaqin
Journal of The Civil Engineering Student Vol 2, No 3 (2020): Volume 2, Nomor 3, Desember 2020
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mortar adalah campuran terdiri dari semen, agregat halus dan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan mortar setelah diekspos pada suhu 105oC terhadap penggunaan tanah diatomae sebagai subtitusi semen pada umur 28 hari dan 120 hari.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat tekan rata-rata sebelum diekspos terhadap suhu  adalah 74,87 % dari kuat kuat tekan sesudah diekspos. Penggunaan tanah diatomae paling baik untuk mortar 1:2 semen PCC yang belum diekspos terhadap suhu itu berada pada substitusi 20%, untuk mortar yang sudah diekspos terhadap suhu itu berada pada substitusi 10%. Untuk mortar 1:2 semen OPC dan mortar 1:4 semen OPC yang paling baik berada pada 10% baik untuk mortar yang sudah diekspos maupun yang belum diekspos.
Pengaruh Penggunaan Tanah Diatomae sebagai Substitusi Semen Terhadap Kuat Tekan Mortar 1:2 Sarah Soraya; Taufiq Saidi; Muttaqin Muttaqin
Journal of The Civil Engineering Student Vol 2, No 1 (2020): Volume 2, Nomor 1, April 2020
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah diatomae merupakan batuan sedimen silika yang memiliki sifat mekanis sebagai bahan pengikat. Tanah diatomae dapat dimanfaatkan sebagai upaya alternatif pemilihan bahan pozzolan yang baik. Pembuatan mortar dilakukan dengan cara mensubstitusikan beberapa persen dari semen dengan tanah diatomae. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan mortar yang lebih ekonomis dan memenuhi spesifikasi SNI. Pada penelitian ini tanah diatomae yang digunakan berasal dari Desa Lampanah Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar. Sebelumnya tanah diatomae dikalsinasi kemudian ditumbuk hingga lolos saringan no.200. Pada penelitian ini digunakan dua tipe semen, yaitu Ordinary Portland Cement (OPC) dan Portland Composite Cement (PCC). Pensubstitusian tanah diatomae dilakukan sebanyak 5 variasi, yaituc0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Benda uji mortar berbentuk kubus dengan ukuran sisi 5 cm. Pengujian dilakukan pada umur benda uji 1,3,7 dan 28 hari. Dari hasil penelitian, diperloleh bahwa kuat tekan menurun seiring dengan penambahan substitusi tanah diatomae.
Studi Kuat Tekan dan Kuat Lentur Pasta Semen Campuran Dengan Tanah Diatomae Sri Hayati; Muttaqin Muttaqin; Taufiq Saidi
Journal of The Civil Engineering Student Vol 2, No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Agustus 2020
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah diatomae termasuk ke dalam pozzolan alami. Tanah diatomae bisa digunakan sebagai salah satu material alternatif natural SCM (Suplementary Cementing Materials) karena komponen utamanya adalah silika yang tersusun atas satuan-satuan tetrahedron. Pada penelitian ini tanah diatomae digunakan untuk membuat semen campuran (blended cement) sebagai subtitusi sebagian semen berdasarkan presentase tanah diatomae yang sesuai perencanaan dengan membandingkan dengan karakteristik pasta semen yang berbahan dasar semen. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari karakteristik blended cement dengan menggunakan campuran tanah diatomae dan semen portland. Karakterisitik yang dipelajari adalah jumlah air yang dibutuhkan untuk mencapai konsistensi normal, nilai flow, setting time awal dan akhir, kuat lentur dan kuat tekan. Tanah diatomae yang digunakan dalam pengujian ini diambil dari Desa Beureunut Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar dengan perlakuan kalsinasi dengan suhu 500°C selama 5 jam. Jumlah tanah diatomae yang digunakan adalah 0%, 10%, 20%, 30% dari total berat blended cement. Untuk benda uji kubus 5 cm x 5 cm x 5 cm sebanyak 20 benda uji dilakukan pengujian kuat tekan dan untuk benda uji prisma 4 cm x 4 cm x 16 cm sebanyak 20 benda uji dilakukan pengujian kuat lentur dan kuat tekan. Pengujian dilakukan pada umur pasta semen 28 hari. Hasil penelitian sifat kimia tanah diatomae memiliki kandungan SiO2 58,87 %. Jumlah air pada pengujian konsistensi normal semakin meningkat seiring dengan penambahan kadar tanah diatomae. Waktu pengerasan awal pasta semen semakin cepat seiring penambahan kadar tanah diatomae. Nilai kuat tekan dan kuat lentur pasta semen mengalami penurunan sebanding dengan penambahan kadar tanah diatomae terhadap semen. Namun kuat tekan relatif mengalami kenaikan seiring penambahan kadar tanah diatomae. Nilai rata-rata kuat tekan pasta semen benda uji kubus adalah 56,42 MPa (tanah diatomae 0%); 55,11 MPa (tanah diatomae 10%); 52,46 MPa (tanah diatomae 20%) dan 51,19 MPa (tanah diatomae 30%). Sedangkan untuk benda uji prisma adalah 56,52 MPa (tanah diatomae 0%); 55,70 MPa (tanah diatomae 10%); 53,94MPa (tanah diatomae 20%) dan 47,80MPa (tanah diatomae 30%). Nilai rata-rata kuat lentur adalah 3,63 MPa (tanah diatomae 0%); 2,53 MPa (tanah diatomae 10%); 1,47 MPa (tanah diatomae 20%) dan 1,15 MPa (tanah diatomae 30%).
Kajian Pengaruh Agregat Ringan Buatan dari Tanah Diatomae pada Nilai Kuat Lentur Beton Struktural Muhammad Syukranlillah; Taufiq Saidi; Muttaqin Muttaqin
Journal of The Civil Engineering Student Vol 3, No 1 (2021): Volume 3, Nomor 1, April 2021
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/journalces.v3i1.12244

Abstract

Untuk menghasilkan beton ringan struktural, penggunaan agregat ringan dalam campurannya menjadi pilihan yang tepat. Dalam penelitian ini tanah diatomae yang digunakan sebagai agregat ringan divariasikan sebanyak dua macam variasi meliputi, variasi yang diberi kode TD di mana tanah diatomae dibentuk menjadi butiran dengan ukuran 5-20 mm tanpa campuran serbuk gergaji dan variasi dengan kode TDSG di mana butiran tanah diatomae dicampur dengan 5 % serbuk gergaji. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Purba[1] dengan membuat agregat ringan yang lebih kuat sehingga dapat digunakan untuk bahan beton ringan struktural dan mengetahui nilai kuat lentur beton ringan struktural dari tanah diatomae. Hasil dari penelitian menunjukkan nilai kuat tarik lentur terbesar diperoleh pada variasi beton KLD sebesar 3,241 MPa dan nilai terkecil yang diperoleh yaitu 2,457 MPa dengan nilai rata-rata sebesar 2,861 MPa. Sedangkan nilai kuat lentur terbesar pada variasi beton SGKLD diperoleh 2,986 MPa dan nilai terkecil yaitu 2,270 MPa dengan nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 2,549 MPa. Hubungan antara nilai kuat tarik lentur dengan kuat tekan dapat dijadikan ke dalam pendekatan bentuk persamaan yaitu fr=0,62√(f'c)
Analisis Kegagalan Struktur Gedung Serbaguna Bagian Depan Kabupaten Pidie Jaya Menggunakan Analisis Time History Aulia Rahmad; Taufiq Saidi; Muttaqin Muttaqin
Journal of The Civil Engineering Student Vol 1, No 3 (2019): Volume 1, Nomor 3, Desember 2019
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada Desember 2016, gempa bumi mengguncang Kabupaten Pidie Jaya dengan kekuatan 6,5 SR yang menyebabkan banyak struktur bangunan yang mengalami kehancuran dan kerusakan, termasuk Gedung Serbaguna Kabupaten Pidie Jaya. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perilaku struktur Gedung Serbaguna Kabupaten Pidie Jaya ketika menerima beban gempa dan untuk mengetahui penyebab kegagalan struktur.. Hasil nilai displacement dan simpangan antar lantai pada arah X dan Y menunjukkan bahwa untuk semua kasus tidak aman tehadap lateral displacement arah X dan Y. Hasil Mu yang didapat untuk setiap kasus  berada di luar diagram interaksi P-M kolom K1. Hal ini menunjukkan bahwa kolom akan mengalami kegagalan lentur. Peningkatan momen lentur dan gaya geser yang besar kemungkinan disebabkan oleh tidak simetrisnya lay out bangunan tersebut.