Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TAHONGAI (Kleinhovia hospita Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Actinobacillus actinomycetemcomitans IN-VITRO Cynthia Clarissa; Masyhudi Amir; Verry Asfirizal
Jurnal Kedokteran Mulawarman Vol 7, No 3 (2020): Jurnal Kedokteran Mulawarman
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/j.ked.mulawarman.v7i3.5020

Abstract

Tahongai (Kleinhovia hospita Linn) merupakan tanaman herbal yang banyak dijadikan obat tradisional oleh masyarakat suku Dayak. Tahongai memiliki berbagai khasiat yang dapat digunakan untuk menunjang kesehatan tubuh. Didalam tanaman ini juga terdapat senyawa aktif yang dapat berfungsi sebagai zat antibakteri. Terutama pada bagian daun Tahongai, memiliki kandungan senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan terpenoid yang dapat berfungsi sebagai senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri dari ekstrak daun tanaman Tahongai terhadap pertumbuhan bakteri Actinobacillus actinomycetemcomitans secara In-vitro. Desain penelitian ini adalah post test only control group design dengan menggunakan uji Disc Diffusion (Kirby-Bauer). Penelitian ini menggunakan bakteri A. actinomycetemcomitans yang diberi perlakuan ekstrak etanol daun Tahongai (K. hospita Linn) dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%. Kemudian dilakukan pengulangan sebanyak lima kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Tahongai (K. hospita Linn) tidak mampu menghambat pertumbuhan bakteri A. actinomycetemcomitans pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%. 
The Role of Calcium and Glucose on the Increasing of Parasitemia Value and Hemolysis into Plasmodium falciparum-infected Erythrocyte Verry Asfirizal
International Journal of Science and Engineering Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Chemical Engineering Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.063 KB) | DOI: 10.12777/ijse.10.2.63-66

Abstract

Erythrocyte infected by Plasmodium experiences various changes of shape and function. The permeability increases upon various dissolved material including amino acid, glucose, vitamin, nucleotide, purine, anion/cation and organic/inorganic and also others simple dissolved materials such as sorbitol, choline and chloride-ion. The increasing of permeability is very needed by Plasmodium to provide nutrients for internal growth. The objectives of this research were to determine the increasing of parasitemia value and hemolysis on erythrocyte infected by Plasmodium falciparum. The medium culture used for growing Plasmodium falciparum was RPMI 1640 that produced parasitemia 15%, inoculation was conducted to produce sub-culture that produced parasitemia 20% and divided into calcium, glucose and control (CM 10%) treatment with 3 times replications. Observation was conducted from the first day to sixth day after treatment. Parasitemia and hemolysis parameters as growth indicators were observed. Difference among treatments groups were analyzed using ANOVA and followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT α=0.05). The result showed that the application of calcium + glucose produced the highest number of parasitemia (11.87±4.71) (means ±SD) and hemolysis (0.278+0.012) compared with others applications i.e. calcium, glucose and control medium culture (10% CM). This application produced significant difference (p<0.05). It was concluded that calcium and glucose had important to increase parasitemia and hemolysis of  Plasmodium  falciparum-infected erythrocyte
Pengaruh Pemberian Kalsium terhadap Pertumbuhan Plasmodium falciparum in Vitro Verry Asfirizal; Soebaktiningsih Soebaktiningsih; Sudjari Sudjari; Sumarno Sumarno; Loeki Enggar Fitri
The Journal of Experimental Life Science Vol. 1 No. 1 (2011)
Publisher : Postgraduate School, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.63 KB) | DOI: 10.21776/ub.jels.2011.001.01.03

Abstract

Peningkatan permeabilitas sel eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum terhadap ion dan makromolekul diketahui sebagai mekanisme parasit untuk memenuhi nutrisi dalam proses pertumbuhan. Peningkatan permeabilitas terhadap kalsium masih merupakan hal yang kontradiktif dalam peranannya meningkatkan pertumbuhan Plasmodium falciparum dalam sel eritrosit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pertumbuhan Plasmodium falciparum dalam sel eritrosit pasca pemberian kalsium. Biakan primer Plasmodium falciparum dalam medium biakan RPMI 1640 yang menghasilkan parasitemia 15%, dilakukan inokulasi untuk pembuatan subkultur yang menghasilkan parasitemia 2% dan dilakukan pembagian untuk kelompok perlakuan pemberian kalsium dan kontrol (ML 10%) dengan replikasi 3 kali. Pengamatan dilakukan hari pertama sampai hari ke-6 setelah perlakuan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan parameter parasitemia, bentuk skizon, hemolisis dan kalsium intraseluler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kalsium menghasilkan peningkatan tertinggi jumlah total rerata parasitemia (11,09 ± 4,01) (Rerata ± SD), bentuk skizon (23,52 ± 10,83), hemolisis (0,278 ± 0,03) dan kalsium intraseluler (6,55 ± 1,88), dibandingkan dengan media biakan kontrol (ML 10%). Analisis T-test (α= 0,05) menghasilkan perbedaan yang signifikan pada parameter parasitemia, bentuk skizon, hemolisis tetapi tidak memberikan perberbedaan yang signifikan pada parameter kalsium intraseluler. Kata kunci: glukosa, hemolisis, kalsium, kalsium intraseluler, parasitemia, skizon
Hubungan Tingkat Stres dengan Stomatitis Aftosa Rekuren pada Mahasiswa Universitas Mulawarman: Correlation Between Stress Level and Reccurent Aphtous Stomatitis on Mulawarman University’s Students Hanida Fitri Hasanah; Verry Asfirizal; Silfra Yunus Kende; Masyhudi Masyhudi; Cicih Bhakti Purnamasari
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2023): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v5i2.1726

Abstract

Recurrent aphthous stomatitis (SAR) is an oral disease characterized by recurrent ulcers limited to the oral mucosa without other systemic disorders in the patient. SAR can create discomfort and disturbance, especially when performing the functions of mastication, swallowing, and speech. There are predisposing factors that trigger RAS, one of which is stress. This study aimed to determine the relationship between stress levels and the incidence of Recurrent Aphthous Stomatitis (SAR) in undergraduate students at Mulawarman University.  This research is a cross-sectional study with a purposive sampling technique. The sample was 380 Mulawarman university students. The data analyses used were univariate and bivariate analyses with a chi square test.  The results showed that 82% of students (311 students) were in the moderate category, and 61% (231 students) did not experience RAS. The chi-square test showed no significant relationship between mild and moderate stress levels and moderate and severe stress on SAR. There was a significant relationship between mild and severe stress levels on SAR, where students with mild stress levels tended not to experience SAR 1.731 times compared to students with severe stress. There was a relationship between stress levels and recurrent aphthous stomatitis in Mulawarman University students. Keywords: RAS, Stress, Students Abstrak Salah satu penyakit mulut yang sering terjadi ialah stomatitis aftosa rekuren (SAR), dengan karakteristik ulkus berulang terbatas pada mukosa mulut tanpa gangguan sistemik lainnya pada pasien. SAR dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan terganggu, terutama pada saat melakukan fungsi pengunyahan, penelanan, dan berbicara. Sejumlah faktor presdisposisi diduga memicu terjadinya SAR, diantaranya yaitu stres. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) pada mahasiswa sarjana dan diploma Universitas Mulawarman. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan sampel sebanyak 380 mahasiswa universitas Mulawarman, analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Hasil penelitian menyatakan stres pada mahasiswa sebesar 82% (311 mahasiswa) berada pada kategori sedang dan sebanyak 61% (231 mahasiswa) tidak mengalami SAR. Uji chi-square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres ringan dan sedang maupun stres sedang dan berat terhadap SAR dan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres ringan dan berat terhadap SAR, dimana mahasiswa dengan tingkat stres ringan cenderung tidak mengalami SAR 1,731 kali lipat dibandingkan mahasiswa dengan stres berat. Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan stomatitis aftosa rekuren pada mahasiswa Universitas Mulawarman. Kata Kunci: SAR, Stres , Mahasiswa