Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENINGKATAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KARET MELALUI SISTEM TUMPANG SARI BERBASIS KARET (Improvement The Growth and Yield of Rubber Through Rubber Based Intercropping System) Sahuri Sahuri
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 17, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.695 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2020.17.1.27-40

Abstract

                                                          ABSTRACTThe rubber intercropping system with other economic crops can increase land productivity  and rubber productivity. This study aimed to research the effects of intercropping treatments towards soil fertility, development of rubber girth expansion, latex yield, and potential intercrops yields. The study was conducted at the experimental plantation of Sembawa Rubber Research Center using a Randomized Block Design with three replications. The treatment factors are four cropping patterns, i.e: PT1 (monoculture rubber); PT2 (rubber pineapple); PT3 (rubber+sweet corn); and PT4 (rubber+cayenne pepper). Observed parameters in this study included rubber girth expansion, bark thickness, amount of tappable trees, amount of latex yield, and amount of potential intercrops yields. The data were statistically analyzed using ANOVA, followed by DMRT at the level of 5%. The results showed that intercropping treatment significantly affects the growth of rubber trees and reduces unproductive plant phases. Rubber trees in the intercropping treatment were ready for tapping five months earlier than in the monoculture rubber trees. However, the bark thickness was similar to that of the monoculture rubber trees. Intercropping treatments had no effect on latex yield per tree per tapping, but yield per hectare was greater in the intercropping treatments than monocultur rubber trees due to the number of trees that could be tapped was significantly higher.                                                              ABSTRAKTumpang sari karet dengan tanaman ekonomis lainnya dapat meningkatkan produktivitas  lahan dan produktivitas karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan tumpang sari terhadap kesuburan tanah, pertumbuhan lilit batang karet/keliling batang karet, hasil lateks, dan potensi hasil tanaman sela. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Penelitian Karet Sembawa menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Faktor perlakuan ada empat pola tanam, yaitu PT1 (karet monokultur); PT2 (karet+nanas); PT3 (karet+jagung manis); dan PT4 (karet+cabai rawit). Parameter yang diamati meliputi: lilit batang karet, tebal kulit batang, matang sadap pohon karet, hasil lateks, potensi hasil tanaman sela dan analisis kesuburan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tumpang sari berpengaruh nyata terhadap peningkatan pertumbuhan pohon karet dan mengurangi fase tanaman yang tidak produktif. Pohon karet dengan perlakuan tumpang sari siap untuk disadap lima bulan lebih awal daripada pohon karet monokultur. Sementara ketebalan kulit batang karet tidak berbeda nyata daripada pohon karet monokultur. Perlakuan tumpang sari tidak memberikan pengaruh terhadap  hasil lateks per pohon per penyadapan, tetapi hasil per hektar lebih besar dengan perlakuan tumpang sari karena jumlah pohon yang dapat disadap lebih tinggi secara nyata.  
MODEL PENDUGAAN VOLUME POHON KARET SAAT PEREMAJAAN DI SEMBAWA, SUMATERA SELATAN Sahuri Sahuri
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 14, No 2 (2017): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1275.556 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2017.14.2.139-153

Abstract

ABSTRACTEstimation model of rubber (Hevea brasiliensis) tree volume compiled pursuant to one independent variable of stem girth. This study aimed to develop a model of mathematical equations to estimate the volume of rubber trees of clones GT 1, PR 255, PR 261, and the combined clones. The experiment was conducted at the Sembawa Research Station, South Sumatra. Sampling was purposive. The results showed that the volume of rubber tree clones of GT1, PR255, PR261 and mixed clones affected by stem girth at breast height and affected by clone.The model of PR255 clone volume, VPR255=0.5827G1.7182 (R2=95.6%), klon GT1 VGT1=0.5818G1.0352, (R2=97.8%), klon PR261 VPR261=0.5651G0.6471(R2=93.5%) and the mixed clones, V=0.5806G0.5696(R2=98.6%). At replanting time, rubber wood has a potential used for sawn timber, plywood, veneer and MDF raw materials. The biggest utilization of rubber wood is for MDF raw materials, because in MDF processing all parts of the trees can be utilized.Keywords: Clone, hevea brasiliensis, stem girth, and volume estimation  ABSTRAKModel penduga volume pohon karet (Hevea brasiliensis) disusun berdasarkan satu peubah bebas lilit batang. Penelitian ini bertujuan menyusun model persamaan matematis untuk menduga volume pohon karet jenis klon GT 1, PR 255, PR 261, dan klon gabungan. Penelitian dilaksanakan pada areal peremajan karet di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa, Sumatera Selatan. Pengambilan sampel pohon dilakukan secara purposive. Model penduga volume pohon karet klon GT1, PR255, PR261, dan klon gabungan dipengaruhi oleh lilit batang setinggi dada dan dipengaruhi oleh jenis klon. Model penduga volume klon PR255, VPR255=0,5827G1,7182 (R2=95,6%), klon GT1 VGT1=0,5818G1,0352 (R2=97,8%), klon PR261 VPR261=0,5651G0,6471 (R2=93,5%), dan klon gabungan, V=0,5806G0,5696 (R2=98,6%). Pada saat peremajaan, kayu karet memiliki potensi untuk digunakan dalam industri kayu gergajian, kayu lapis, veneer, dan bahan baku MDF. Pemanfaatan kayu karet terbesar adalah untuk bahan baku MDF, karena pada pengolahan MDF semua bagian pohon dapat dimanfaatkan.Kata kunci: Hevea brasiliensis, klon, lilit batang, dan pendugaan volume
HUBUNGAN ANTARA NERACA AIR LAHAN TERHADAP PRODUKSI KARET KLON BPM24 Sahuri Sahuri; Andi Nur Cahyo
Widyariset Vol 4, No 2 (2018): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.028 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.4.2.2018.163-172

Abstract

Secara umum produksi karet dipengaruhi oleh fluktuasi curah hujan setiap bulan. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh curah hujan, evapotranspirasi, dan ketersediaan air lahan terhadap produksi karet klon BPM 24. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa, Sumatera Selatan dari tahun 2013 – 2015. Plot penelitian yang digunakan adalah tanaman menghasilkan klon BPM 24 tahun tanam 2002 berumur 14 tahun dengan tekstur tanah clay loam. Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan produksi tanaman karet pada saat musim hujan dan musim kemarau dari tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tanah merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap hasil lateks tanaman karet klon BPM 24 dibandingkan dengan parameter curah hujan dan evapotranspirasi. Hasil lateks menurun dengan berkurangnya kandungan air tanah pada periode bulan kering. Kurangnya air pada bulan kering menjadi faktor pembatas untuk hasil karet yang optimal. Ketika kadar air tanah turun hingga di bawah 100 mm, hasil lateks maksimal yang dapat dicapai oleh tanaman karet adalah sebesar 20 g/p/s.
HUBUNGAN ANTARA NERACA AIR LAHAN TERHADAP PRODUKSI KARET KLON BPM24 Sahuri Sahuri; Andi Nur Cahyo
Widyariset Vol 4, No 2 (2018): Widyariset
Publisher : Pusbindiklat - LIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.028 KB) | DOI: 10.14203/widyariset.4.2.2018.163-172

Abstract

Secara umum produksi karet dipengaruhi oleh fluktuasi curah hujan setiap bulan. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh curah hujan, evapotranspirasi, dan ketersediaan air lahan terhadap produksi karet klon BPM 24. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa, Sumatera Selatan dari tahun 2013 – 2015. Plot penelitian yang digunakan adalah tanaman menghasilkan klon BPM 24 tahun tanam 2002 berumur 14 tahun dengan tekstur tanah clay loam. Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan produksi tanaman karet pada saat musim hujan dan musim kemarau dari tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air tanah merupakan parameter yang paling berpengaruh terhadap hasil lateks tanaman karet klon BPM 24 dibandingkan dengan parameter curah hujan dan evapotranspirasi. Hasil lateks menurun dengan berkurangnya kandungan air tanah pada periode bulan kering. Kurangnya air pada bulan kering menjadi faktor pembatas untuk hasil karet yang optimal. Ketika kadar air tanah turun hingga di bawah 100 mm, hasil lateks maksimal yang dapat dicapai oleh tanaman karet adalah sebesar 20 g/p/s.