Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Inovasi Pembelajaran Karakter Humanis Melalui Sanggar Sastra dengan Pendekatan CRS (Consideration Research Student) dalam Matakuliah Apresiasi dan Kritik Sastra Khusnul Khotimah; Ahmad Jami’ul Amil; Abdul Rosid; Mixghan Norman Antono
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v12i1.2437

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan kajian pembelajaran sastra, peneletian ini mengkaji tentang pembelajaran sastra dan pendidikan karakter pada materi perkuliahan apresiasi dan kritik sastra. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah instrumen peneliti sendiri, instrumen proses pembelajaran, dan instrumen pendidikan karakter. Proses pembelajaran apresiasi dan kritik sastra diketahui dari hasil pengamatan dan penilaian penilaian kinerja mahasiswa selama mengikuti pembelajaran sastra. Proses pembelajaran setelah dilakukan tindakan ternyata sudah sesuai dengan landasan kualitas proses yang dibuat yaitu, ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar mahasiswa yaitu sebagai berikut: a) melibatkan mahasiswa secara aktif, b) Menarik minat dan perhatian mahasiswa, c) membangkitkan motivasi mahasiswa, d) Peragaan dalam pembelajaran Sastra melalui pementasan sandur. Nilai-nilai humanis yang diterapkan yaitu; menghargai pendapat orang lain (kebebasan menngeluarkan pendapat), Kerjasama, rela berkorban, peduli terhadap orang lain, dan tolong menolong, dan Solidaritas. pembelajaran apresiasi dan kritik sastra menekankan pada nilai-nilai humanis sehingga menciptakan keragaman yang harmonis dalam bingkai sastra.
IDENTIFIKASI GANGGUAN BERBAHASA DENGAN INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA LOOVAS PADA ANAK PESISIR MADURA STUDI KASUS ANAK BERINISIAL KK DAN MPS Abdul Rosid; Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 7, No 1 (2022): Metalingua, Edisi April 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v7i1.14904

Abstract

 Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gangguan berbahasa yang dialami oleh anak-anak di pesisir Madura. Gangguan tersebut menyebabkan beberapa kendala pemerolehan Bahasa kedua anak-anak di pesisir Madura. Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk gangguan berbahasa terutama yang diakibatkan oleh faktor lingkungan sosial. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Intrumen dalam penelitian ini menggunakan instrument perkembangan Bahasa yang dikembangkan oleh Lovaas mencakup empat komponen utama, yakni komponen kemampuan memperhatikan, kemampuan meniru, keterampilan mengidentifikasi, dan kemampuan menandai. Keempat komponen perkembangan Bahasa itulah yang digunakan untuk mengidentifikasi gangguan berbahasa yang dialami KK yang memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan Bahasa serta MPS yang mengalami gangguan berbicara psikogenik. Gangguan berbahasa yang dialami oleh KK dan MPS disebabkan oleh lingkungan sekitar yang lebih banyak mengasingkan mereka atau kurang memperhatikannya.
PENANDA EMOTIF PARTIKEL JONEGOROAN Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 5, No 1 (2020): Metalingua, Edisi April 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/metalingua.v5i1.7122

Abstract

This research is a qualitative study conducted to reveal the emotive markers of particles used by the Jonegoroan Subdialek Language. At least this subdialect has seven particles, including: (1) –leh, (2) –je, (3) –jal, (4) –jan, (5) –em and –nem, (6) –nyo, and ( 7) -men. . Each particle has a different emotive marker. When classified, the use of particles in the Jonegoroan subdialect serves to mark the emotive affirmation, disappointment, overload, ownership, and statement of the negationKeywords: Particle, Jonegoroan Subdialek, emotive marker
GANGGUAN BERBAHASA TOKOH ABANG DALAM FILM RECTOVERSO “MALAIKAT JUGA TAHU” (KAJIAN PSIKOLINGUISTIK) Nia Ifatul Mufidah; Mixghan Norman Antono
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Metalingua Vol 4, No 2 (2019): Metalingua, Edisi Oktober 2019
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.406 KB) | DOI: 10.21107/metalingua.v4i2.6133

Abstract

Diistilahkan spektrum autisme atau Autisme Spectrum Disorder (ASD) karena terdapat variasi yang sangat beragam antar penyandangnya. Masing-masing memiliki kemampuan, sintoma dan kesulitan yang unik baik dalam keterampilan sosial, berkomunikasi dan berperilaku. Penelitian ini dilakukan dengan menyimak dan kemudian mencatat hal penting yang berhubungan dengan gangguan berbahasa yang akan diteliti yakni mengenai autisme dalam film Rectoverso “Malaikat Juga Tahu”. Dapat diketahui bahwa dalam film Rectoverso “Malaikat Juga Tahu” berkisah tentang Abang yang memiliki keterbatasan mental yang mempunyai kebiasaan menyusun sabun menyerupai piramida sampai jumlahnya seratus dan dia selalu menjadwal warna baju yang mau dia cuci berdasarkan hari. Dia belum bisa berkomunikasi verbal dengan benar. Hanya mampu mengujarkan bahasa yang biasa dipakai sebagai penunjang kegiatan rutinitasnya. Dia berusia 38 tahun namun dalam dirinya bersemayam mental anak usia empat tahun. Segala aspek komunikasi sulit dicapai penyandang autisme, kecuali aspek fonologis yang sebagian penyandang tetap dapat dikuasai. Perkembangan keterampilan bahasanya tidak saja mengalami keterlambatan tetapi juga penyimpangan.
Pemerolehan Sintaksis pada Anak Usia Dini Zulfa Ulin Nikmah; Muparrohah Muparrohah; Mixghan Norman Antono
JECER (journal Of Early Childhood Education And Research) Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : FKIP Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/jecer.v4i1.38568

Abstract

Anak usia dini merupakan usia awal pembentukan kebiasaan pada anak, termasuk dalam pemerolehan bahasa yang biasa digunakan dalam keseharian anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tuturan pemerolehan sintaksis pada anak usia dini, dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik wawancara, dan perekaman dilengkapi dengan catatan lapangan. Pada tataran sintaksis, seorang anak usia 4 tahun 5 bulan dan seorang anak usia 3 tahun 9 bulan pola kalimat yang dihasilkan sangat sederhana, kalimat yang dihasilkan masih tidak lengkap, Penggunaan satu kata dan dua kata masih sering digunakan oleh anak-anak, pengucapannya masih belum sempurna, tetapi sudah mampu menghasilkan kalimat berita (deklaratif), kalimat perintah (imperatif), dan kalimat tanya (interogatif) secara sederhana. Pada analisis sintaksis ini menunjukkan bahwa anak usia dini sudah mampu menghasilkan kata maupun kalimat dalam setiap kegiatannya meskipun pola kalimatnya masih belum lengkap. Hal itu dapat dibuktikan dari tuturannya sehari-hari dengan lawan tuturnya yaitu dari keluarga anak tersebut maupun dari lingkungan sekitar. Dalam proses pemerolehan Bahasa yang terjadi pada anak usia dini, kosa kata akan lebih banyak terbentuk dari keluarga
Optimalisasi Peran Guru dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual dan Intoleransi Melalui E-Comic ‘Bhineka’ Berbasis Literasi Digital Sebagai Perwujudan Profil Pelajar Pancasila Mixghan Norman Antono
J-ABDIPAMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 8, No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : IKIP PGRI Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30734/j-abdipamas.v8i2.4775

Abstract

The educational environment is a place to develop children's character. Apart from that, education is also used as a forum for developing various aspects that support human life, including economics, social, culture, technology, morality and the glory of the nation. Schools that are considered a comfortable and safe place for children are not entirely true. In fact, in the world of education, there is still a lot of sexual violence, intolerance and bullying carried out by education staff and students. This can have an impact on a person's physical and psychological well-being, especially students who attend elementary school because they are still in the process of character formation. Therefore, it is necessary to hold community service to increase the awareness of teachers to prevent sexual violence, intolerance and bullying from occurring in the teaching environment which is carried out at Putren 1 State Elementary School. The results obtained from this community service activity were an increase in teachers' understanding of the importance of preventing sexual violence, intolerance and bullying, in addition to the result of a 60% change in mindset after receiving the material and responses provided by the teacher.Keywords: sexual violence, intolerance, bullying, community serviceABSTRAKLingkungan pendidik merupakan wadah untuk mengembangkan karakter anak. Selain itu pendidikan juga digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan berbagai aspek yang menunjung kehidupan manusia, meliputi ekonomi, sosial, budaya, teknologi, moralitas, dan kejayaan bangsa. Sekolah yang dianggap sebagai tempat yang nyaman dan aman bagi anak ternyata tidak sepenuhnya benar. Pada faktanya di dunia pendidikan masih banyak ditemui perilaku kekerasan seksual, intolerasi, dan perundungan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan maupun peserta didik. Hal tersebut dapat berdampak pada fisik dan psikis seseorang, terutama pada peserta didik yang bersekolah di sekolah dasar karena masih dalam proses pembentukan karakter. Maka dari itu perlu diadakannya pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kesadaran para guru untuk mencegah kekerasan seksual, intoleransi, dan perundungan terjadi di lingkungan pendidik yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Putren. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah adanya peningkatan pemahaman guru dalam pentingnya mencegah kekerasan seksual, intoleransi, dan perundungan, selain itu hasil dari perubahan pola pikir  sebesar 60% setelah menerima pemberian materi dan respon tanggapan yang disampaikan oleh guru.Kata Kunci: kekerasan seksual, intoleransi, perundungan, pengabdian masyarakat
Penyusunan Program Pembelajaran Individu Pada Pembelajaran Bahasa Anak Berkebutuhan Khusus di SLB Keleyan Bangkalan Madura Mixghan Norman Antono; Abdul Rosyid
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 8 No 1 (2021): DEIKSIS: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/dj.v8i1.4863

Abstract

Abstrak. Program pembelajaran individu merupakan bentuk upaya untuk memberikan pembelajaran yang maksimal bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dalam bidang Bahasa, program pembalajaran ini dapat memfasilitasi ABK dalam proses pembelajaran Bahasa sesuai dengan usia pemerolehannya. Oleh karena itu, artikel ini berfokus pada penyusunan program pembelajaran Bahasa yang didesain dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan desain studi lapang. Hasil penelitian ini menunjukan dengan disusunnya program pembelajaran individu pada pembelajaran Bahasa menjadikan pembelajaran keterampilan berbahasa tidak tumpang tindih karena menyajikan program yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik ABKKata kunci: Pembelajaran Individu, Inklusi, Bahasa
Pemanfaatan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Indegenous Culture bagi Peserta Didik ABK di Sekolah Non-Inklusi di Madura Mixghan Norman Antono; Abdul Rosyid
Deiksis : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9 No 2 (2022): DEIKSIS: JURNAL PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/deiksis.v9i2.7962

Abstract

Abstrak. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan dasar hidup yang harus dikuasai oleh seluruh manusia tanpa terkecuali. Keterampilan ini meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Secara eksplisit keterampilan ini telah diajarkan kepada manusia di fase awal kehidupannya baik secara formal maupun nonformal. Bagi manusia yang dilahirkan normal transformasi pengetahuan keterampilan ini dimungkinkan berjalan tanpa hambatan, tetapi akan sedikit berbeda jika transformasi ini ditujukan untuk manusia yang dilahirkan dengan spektrum kebutuhan khusus tertentu yang secara bersamaan mereka ditempatkan pada sebuah keadaan yang “normal”. Mereka akan sedikit lebih sulit menerima bentuk pengetahuan baru yang dibutuhkan ketika melaksanakan pembelajaran keterampilan berbahasa ini. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang dengan pemanfaatan media pembelajaran interaktif berbasis Indegeneous Culture atau budaya asli untuk memudahkan mereka mengenali konsep-konsep pengetahuan yang diajarkan melalui peningkatan keterampilan berbahasa. Hasilnya, setelah menggunakan media interaktif ini didapati bahwa adanya peningkatan motivasi belajar bagi peserta didik ABK untuk mengembangkn potensinya diantara peserta didik “normal” lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang mengutamakan deskripsi dari setiap tahapan kegiatan yang dilakukan. Penelitian diawali dengan menganalisis karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus dan mengimplemnetasikan media pembelajaran interaktif yang menunjukan fakta naiknya atensi peserta didik berkebutuhan khusus terhadap pembelajaran Bahasa IndonesiaKata Kunci: Pendidikan inklusi, Anak berkebutuhan khusus, indigenous culture, media pembelajaran.