Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Makna Verbal dalam Tembang Pengiring Pementasan Tari Muang Sangkal Adeline Grace M. Litaay
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v12i1.2438

Abstract

Tari Muang Sangkal ialah sejenis tari penyambutan bagi tamu agung yang mulanya hanya dapat ditarikan di pendopo atau keraton di Sumenep. Kata Muang Sangkal dalam Bahasa Madura berarti membuang musibah, sial ataupun hal-hal buruk lainnya. Dalam artikel ini akan dibahas makna verbal yang terdapat dalam tembang pengiring Tari Muang Sangkal, dengan menggunakan teori perkembangan tari oleh Sedyawati dan mengaitkannya dengan teori makna verbal serta metode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa dalam pantun yang dinyanyikan pada tembang pengiring Tari Muang Sangkal terdapat makna verbal berupa suatu ungkapan hati penyair mengenai kisah cintanya yang tidak atau belum mendapatkan respon atau tanggapan dari lelaki pujaannya, walaupun ia telah mengungkapkan perasaannya tersebut secara gamblang.
PELATIHAN PENINGKATAN KOMPETENSI BAHASA INGGRIS BAGI KELOMPOK SADAR WISATA DESA PLUNTURAN, PONOROGO, UNTUK MENUNJANG PENGEMBANGAN DESA WISATA BUDAYA Susie Chrismalia Garnida; Adeline Grace M. Litaay
ABDIMAS Vol 1 No 04 (2021): PENDIDIKAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan dikembangkannya Desa Plunturan, Ponorogo, menjadi Desa Wisata karena potensi kesenian khas Reog Ponorogo yang dimilikinya, pelatihan Bahasa Inggris bagi Kelompok Sadar Wisata menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan. Pelatihan ini akan sangat menunjang pengembangan Desa Wisata mengingat pada masa selanjutnya diharapkan wisatawan asing akan hadir pada acara Festival Seni atau mempelajari seni yang dimiliki Desa Plunturan. Metode pelatihan Bahasa Inggris ini menggunakan Pendekatan Komunikatif (Communicative Approach) yang memberikan porsi lebih besar untuk berlatih menggunakan Bahasa Inggris untuk berkomunikasi. Materi yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dalam berkomunikasi dengan wisatawan asing tentang desa dan seni, dan pelatihan dilaksanakan di berbagai tempat yang berbeda untuk menghindari kendala rasa bosan. Dalam rentang waktu 8 minggu, hasil pelatihan menunjukkan bahwa pelatihan terlaksana dengan baik berkait dengan adanya kerjasama dan antusiasme peserta, dan menunjukkan adanya peningkatan kompetensi Bahasa Inggris para peserta. Namun demikian, pelatihan tetap perlu dilanjutkan untuk terus meningkatkan kompetensi bahasa Inggris Kelompok Sadar Wisata Desa Plunturan, Ponorogo.
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBAHASA INGGRIS DI YAYASAN AD-DA’WAH PANTI ASUHAN ANAK YATIM, SIDOARJO Adeline Grace M. Litaay; Susie Chrismalia Garnida; Danu Wahyono
ABDIMAS Vol 3 No 03 (2023): PENDIDIKAN MASYARAKAT
Publisher : COMMUNITY OF RESEARCH LABORATORY SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional telah mempengaruhi berbagai hal termasuk kurikulum sekolah di berbagai negara. Di Indonesia, bahasa Inggris dikategorikan sebagai bahasa asing dengan rentang waktu belajar yang pendek untuk pembelajaran di sekolah, dan tentunya setiap sekolah akan mempunyai kebijakan sendiri mengenai pembelajaran ini. Pada beberapa sekolah yang memberikan rentang waktu pendek sesuai kurikulum akan berusaha untuk menambah jam pembelajaran di luar jam pembelajaran di kelas. Hal ini diterapkan oleh Panti Asuhan Ad-Dakwah, Jalan Garuda 01, Sidoarjo, yang mengajukan permohonan bantuan kepada Prodi Sastra Inggris, FIB, Untag Surabaya untuk memberikan tambahan pembelajaran bahasa Inggris secara non-formal. Pembelajaran diberikan setiap Sabtu dengan materi pada tingkat dasar sesuai dengan tingkat sekolah peserta, termasuk pendampingan dalam mengerjakan tugas dari sekolah. Pelaksanaan dibantu oleh mahasiswa dengan tujuan agar jarak usia yang tidak terlalu jauh, sehingga peserta terhindar dari suasana kaku jika didampingi dosen. Dengan pembelajaran selama tiga bulan, kemampuan peserta menunjukkan peningkatan yang baik dalam keterampilan listening, speaking, reading, dan writing.