Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENINGKATAN MUTU KAKAO MELALUI FERMENTASI MENGGUNAKAN STARTER KERING BAKTERI ASAM LAKTAT DAN BAKTERI ASAM ASETAT INDIGENUS KAKAO ACEH yusya abubakar; Murna Muzaifa; Heru Prono Widayat; Martunis Martunis
AGROINTEK Vol 16, No 1 (2022)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v16i1.10637

Abstract

Indonesia is one of the cocoa producing countries in the world. Although the amount of cocoa production and planted area has increased, the quality of cocoa beans in Indonesia including Aceh is still low. This happened because the farmers did not carry out the fermentation process. Fermentation is one of the most important steps that must be taken to improve cocoa quality. However, it is rarely done because it takes a long time. The purpose of this study was to analyze the use of starter bacteria lactic acid (LAB) and acetic acid (BAA) indigenous Aceh cocoa in fermenting Aceh cocoa. The research was conducted by fermenting cocoa with two different factors, namely the type of starter (control, LAB, BAA, LAB-BAA mixture) and fermentation time (3,4 and 5 days). The results showed that the use of Acehnese cocoa indigenus bacteria starter and different fermentation time had an effect on fermentation conditions and the quality of fermented cocoa beans. Fermentation of cocoa beans with the addition of a dry starter affects the pH value and the percentage of fermented cocoa beans. The best treatment was obtained when using LAB starter with fermentation time of 4 days, with the same fermented quality of cocoa beans with fermentation using LAB and BAA for 5 days of fermentation. Further research is needed to confirm the quality of fermented cocoa beans produced by analyzing volatile chemical components and flavors.
PHYSICOCHEMICAL PROPERTIES OF FISH PROTEIN HYDROLYSATES PREPARED FROM FISH BY-PRODUCT USING ALCALASE AND FLAVOURZYME ENZYME Murna Muzaifa; Fahrizal Fahrizal; Novi Safriani
Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol 3, No 2 (2011): Biologi Edukasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.119 KB)

Abstract

Limbah ikan banyak yang terbuang dengan percuma, padahal limbah ikan masih mengandung sejumlah protein. Protein tersebut dapat dimanfaatkan kembali dengan cara menghidrolisis limbah ikan menjadi hidrolisat protein ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat fisikokimia hidrolisat protein ikan yang diperoleh dengan hidrolisis menggunakan enzim. protease alcalase dan flavourzyme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hidrolisat protein ikan yang menggunakan enzim alcalase mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, kadar abu lebih rendah serta warna yang lebih gelap dibandingkan hidrolisat protein ikan yang menggunakan enzim flavourzyme.
Characteristics of Dry Starters of Indigenous Cocoa Aceh Bacteria Isolate Yusya Abubakar; Murna Muzaifa; Heru Prono Widayat; Martunis Martunis; Agustia Maulina
Gontor AGROTECH Science Journal Vol 5, No 2 (2019): December 2019
Publisher : University of Darussalam Gontor, Ponorogo, East Java Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/agrotech.v5i2.3278

Abstract

This research aims to study dry starter manufacture of isolates Lactic acid bacteria (LAB), Acetic acid bacteria (BAA) and mixture of LAB and AAB isolates for Aceh cocoa fermentation. This research is an exploratory laboratory with 3 stages: the rejuvenation of bacteria, bacterial isolates characterization and manufacture of dry starter. The analysis carried out by analysis of moisture content, cell viability and descriptive organoleptics (flavor, color and texture).The results reveal that the five of isolates BAL and BAAL. sake, L. carnis, L. coryniformis, Gluconobacter sp dan Acetobacter sp) can be rejuvenated well. L. coryniformis and Gluconobacter sp is selected bacteria (potential) that has the ability to degrade protein and pectin. The resulting dried starter had an average water content 9.77% and cell viability 1,3 x 105CFU/g. Organoleptic characteristics of dried starter as a whole has a sour flavor, bright color and smooth texture. The best treatment was obtained by the treatment using selected LAB isolate (L. coryniformis) with the highest cell viability was 1,9 x 107 CFU/g.
KAJIAN PENGARUH PERLAKUAN PULP DAN LAMA PENYEDUHAN TERHADAP MUTU KIMIA TEH CASCARA Murna Muzaifa; Dian Hasni; Normalina Arpi; M. Ikhsan Sulaiman; Moh. Sahlan Limbong
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.674 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.23.2.136-142.2019

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis mutu kimia seduhan cascara yang diperoleh dari kulit kopi arabika Gayo.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu perlakuan pulp dan lama seduhan cascara. Faktor perlakuan pulp kopi (P) terdiri atas 6 taraf yaitu pulp buah kopi yang difermentasi dalam karung selama 12 jam (P1), pulp yang direndam air selama 12 jam (P2), pulp yang dibiarkan diruang terbuka (P3), pulp dari pengolahan kering (P4), pulp dari limbah produksi wine coffee (P5) dan pulp dari limbah petani (P6). Faktor kedua yaitu lama penyeduhan (H) yang terdiri atas 3 taraf yaitu (H1 = 4 menit, H2 = 6 menit dan H3 = 8 menit). Parameter yang diamati meliputi nilai pH, total padatan terlarut dan total fenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pulp kopi dan lama seduhan berpengaruh terhadap nilai pH dan total padatan terlarut. Nilai total fenol seduhan cascara hanya dipengaruhi oleh lama penyeduhan cascara.  Cascara dengan total fenol tertinggi diperoleh pada pembuatan cascara dari pulp secara natural dengan penyeduhan 8 menit.  
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI ASAM ASETAT DARI FERMENTASI KAKAO ACEH Yusya Abubakar; Heru P Widayat; Murna Muzaifa; Fitrah Atul Mega
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.24.1.23-28.2020

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman tropis yang berasal dari hutan tropis di Amerika Selatan yang juga menjadi komoditas andalan Aceh. Pengolahan kakao menjadi cokelat mebutuhkan proses fermentasi untuk meningkatkan cita rasa yang dihasilkan nantinya. Proses fermentasi tersebut melibatkan mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri asam asetat. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui genus bakteri asam asetat yang berperan pada proses fermentasi kakao Aceh. Penelitian ini bersifat eksploratif yang dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: fermentasi kakao, sampling serta isolasi dan identifikasi isolat bakteri secara konvensional berdasarkan sifat morfologi, sifat fisiologis dan biokimia. Pengambilan sampel untuk isolasi bakteri dilakukan pada fermentasi hari ke 2, 3 dan 4 pada 5 titik berbeda. Data hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel serta dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan morfologi koloni dihasilkan 3 isolat dugaan bakteri asam asetat yaitu F1, F2 dan F3. Adapun berdasarkan hasil uji fisiologis dan biokimia, ketiga isolat teridentifikasi sebagai genus Acetobacter sp. dan Gluconobacter sp.
ANALISIS MUTU KIMIA CASCARA YANG DIPEROLEH DARI KOMBINASI WAKTU DAN SUHU PENGERINGAN SERTA PENGECILAN UKURAN YANG BERBEDA Murna Muzaifa; Yusriana Yusriana; M. Shabir Azmi; Faidha Rahmi
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 24, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.24.2.107-113.2020

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis mutu kimia seduhan cascara yang diperoleh dari kombinsi suhu dan waktu pengeringan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) faktorial menggunakan 2 faktor. Faktor pertama adalah kombinasi suhu dan waktu pengeringan (T) terdiri dari 2 taraf yaitu pengeringan tray dryer suhu 37 oC selama 20 jam (T1) dan pengeringan tray dryer suhu 45 oC selama 10 jam (T2). Faktor kedua adalah pengecilan ukuran teh cascara (P) terdiri dari 2 taraf yaitu pengecilan ukuran 20 mesh (P1), dan tanpa pengecilan ukuran teh cascara (P2). Dengan demikian dihasilkan 4 kombinasi perlakuan dengan pengulangan sebanyak 3 kali sehingga diperoleh total 12 unit percobaan. Parameter seduhan teh cascara yang diamati adalah nilai pH, total padatan terlarut, total fenol dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi suhu dan waktu pengeringan mempengaruhi total fenol dan aktivitas antioksidan seduhan cascara. Kombinasi suhu pengeringan 37oC dengan waktu selama 20 jam menghasilkan total fenol dan aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kombinasi suhu pengeringan 45oC selama 10 jam. proses pengecilan ukuran mempengaruhi nilai pH nilai dan total padatan terlarut seduhan cascara. Dengan melakukan pengecilan ukuran komponen kimia yang terekstrak menjadi lebih besar sehingga keasaman dan total padatan terlarut semakin meningkat.
PENGOLAHAN PULP KOPI MENJADI MINUMAN SARI BUAH DENGAN PENAMBAHAN BUAH TERONG BELANDA DAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA Nur Halimatuz Zuhra; Dian Hasni; Murna Muzaifa
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.584 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.2.157-164.2018

Abstract

Kopi umumnya dikonsumsi dalam bentuk seduhan, dimana biji kopi merupakan bahan baku utamanya. Pada pengolahan pembuatan kopi, bagian yang tidak diolah kembali atau yang biasa dijadikan limbah adalah daging kopi (pulp). Pulp kopi sejauh ini baru dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk dan pakan ternak. Salah satu produk yang dapat dibuat dari limbah pulp kopi yaitu minuman sari buah. Pembuatan minuman sari buah pulp kopi juga dapat ditambahkan dengan campuran buah lainnya untuk menambah citarasa dari minuman sari buah tersebut. Penambahan gula 20-10% biasanya dilakukan agar menghasilkan minuman sari buah dengan rasa yang lebih manis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari penambahan terong belanda dan gula terhadap mutu sensori, kandungan antioksidan dan total fenol yang terdapat di minuman sari pulp kopi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri atas 2 (dua) faktor. Faktor I adalah rasio pulp kopi dan terong belanda  (B) 3 taraf yaitu B1 = 100:0 (pulp kopi : terong belanda), B2 = 90:10, dan B3 = 80:20 dan Faktor II adalah konsentrasi gula (G) 3 taraf yaitu G1 = 20% (dari volume minuman sari pulp kopi) , G2 = 15% dan G3 = 10%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 27 satuan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbandingan Bahan Baku (B) berengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap warna minuman sari pulp kopi dan Konsentrasi Gula (G) berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap rasa dan aroma minuman sari pulp kopi. Sedangkan interaksi antara Perbandingan Bahan Baku (B) dan Konsentrasi Gula (G) berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap aktivitas antioksidan, pH dan total padatan terlarut minuman sari pulp kopi.
Pendampingan Usaha Mikro Pengolahan Kue Di Desa Lamgapang Kecamatan Krueng Barona Jaya Aceh Besar Murna Muzaifa; Cut Nilda; Irfan Irfan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LP2M Institut Teknologi dan Bisnis Asia Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32815/jpm.v3i1.782

Abstract

Maulana Kue, Rahmi Kue dan Nurun kue adalah tiga usaha mikro yang bergerak dalam pengolahan kue di Dusun Alue Gampong Lamgapang Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Keberadaan ketiga usaha ini sangat krusial karena mampu menopang kebutuhan hidup keluarga sederhana tersebut, mengingat kepala keluarga dari seluruh mitra ini bekerja sebagai buruh bangunan. Namun sangat disayangkan akhir-akhir ini pendapatan mitra menurun cukup signifikan mencapai 30-50% yang diperparah dengan kondisi pandemi Covid-19. Permasalahan mitra akan coba diatasi melalui pendekatan dengan penyuluhan intensif (pendampingan) yang mampu melatih softskill dan hardskill mitra melalui transfer IPTEK terdiri atas pelatihan good manufacturing practice (GMP), penyuluhan keamanan pangan, penyuluhan kehalalan produk, penguatan manajemen usaha melalui pendaftaran P-IRT dan halal, perbaikan kemasan produk dan penyediaan fasilitas produksi pendukung. Ketiga mitra telah memperoleh manfaat kegiatan tersebut. Tim Pengabdi telah melaksanakan kegiatan ini dengan baik, dengan luaran yang sudah dicapai adalah peningkatan fasilitas produksi mitra, terlaksananya bimtek keamanan pangan dan sertifikasi halal bagi mitra terpublikasinya kegiatan dalam bentuk video (youtube), publikasi di media massa dan artikel ilmiah kegiatan pengabdian PKMBP. Perlu dilakukan pendampingan mitra secara berkelanjutan.
Pelatihan Pemanfaatan Kulit Kopi Arabika Gayo Menjadi Produk Inovatif “Sirup Kaskara” Di Delympus Coffee Kabupaten Bener Meriah Murna Muzaifa; Normalina Arpi; Rita Andini; Heru Prono Widayat; Eva Murlida; Faidha Rahmi
SNHRP Vol. 5 (2023): Seminar Nasional Hasil Riset dan Pengabdian (SNHRP) Ke 5 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit kopi merupakan salah satu limbah kopi terbesar yang dihasilkan dalam pengolahan kopi. Pemanfaatan kopi secara ekonomis masih sangat terbatas. Belum banyak yang mengetahui bahwa kulit kopi dapat dijadikan produk sirup. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan pembuatan sirup kaskara dari kulit kopi kepada mitra Delympus Coffee di Bener Meriah. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah dan demontrasi pembuatan produk. Tahapan kegiatan terdiri atas penyampaian materi mengenai jenis pengolahan kopi, limbah kopi, nutrisi dan potensi pemanfaatannya(1), demontrasi pembuatan produk sirup kaskara dan pengemasannya (2), evaluasi mutu sirup kaskara dan evaluasi kegiatan (3). Produk yang dihasilkan terdiri dari dua formula yaitu dengan penambahan lemon (A) dan tanpa lemon (B). Hasil evaluasi produk menunjukkan bahwa mitra lebih menyukai formula A. Mitra telah memperoleh pengetahuan mengenai pembuatan sirup dari kulit kopi dan telah memperoleh sejumlah fasilitas produksi berupa kemasan yang dilengkapi label, botol kemasan dan paper bag untuk meningkatkan daya tarik produk. Mitra secara umum menyatakan puas terhadap kegiatan yang sudah dilakukan dan berharap mendapat pendampingan penuh untuk kedepannya.