Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PEMBUATAN YOGHURT SINBIOTIK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.) DENGAN PENGGUNAAN BAKTERI ASAM LAKTAT DENGAN PENAMBAHAN PREBIOTIK Agatha Sonya Sekarningrum; Seveline Umar
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v2i2.655

Abstract

Manufacture of probiotic product that has been done a lot is manufacture of yoghurt. In the process, addition of red beans and prebiotic is done to add value to the product. Addition of Lactic Acid Bacteria and inulin in the form of banana flour with different amounts is done to find the right synbiotic yogurt formulation. This research was conducted to test the quality of product physically, chemically, microbiology and organoleptics. This research was conducted using a Completely Randomized Design with the first factor being the BAL levels added and the second factor being the levels of inulin added. Based on the tests, the results obtained that the formulation using L. plantarum as much as 1% and 2% commercial inulin is the right formulation with results that are in accordance with SNI 2891: 1992 standards. The total value of LAB resulting from the formulation is 3.24 x 106 cfu/ml with a total non-fat solid of 11.16%.Keywords: banana flour,inulin, Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum.
KAJIAN PUSTAKA TEKNIK PENGERINGAN SEMPROT (SPRAY DRYING) UNTUK PENGAWETAN DAN PRODUKSI PROBIOTIK Seveline Seveline
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 3 No. 1 (2017): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.472 KB) | DOI: 10.30997/jah.v3i1.692

Abstract

Penelitian mengenai bakteri asam laktat telah dilakukan sampai sekarang baik dari isolasi dan karakterisasinya sampai bakteri asam laktat yang memiliki potensi sebagai probiotik. Probiotik merupakan produk pangan yang dapat meningkatkan dan menjaga kesetimbangan saluran pencernaan. Untuk dapat bersifat probiotik maka beberapa syarat diperlukan.Produksi probiotik dengan penggunaan teknik kering semprot merupakan salah satu cara dalam mengawetkan kultur bakteri. Dalam penggunaan teknik pengering semprot ini perlu dititik beratkan pada bahan penyalut, suhu inlet dan outlet serta variabel-variabel lainnya. Proses perubahan dalam teknik pengeringan semprot mengubah fase cairan menjadi fase kering (padatan).Teknik pengeringan semprot adalah salah satu teknik yang menghasilkan produk yang lebih baik, lebih mudah penanganannya, waktunya lebih singkat, proses produksi yang lebih sederhana dan tentu saja harganya yang relatif lebih murah. Penelitian mengenai bakteri asam laktat telah dilakukan sampai sekarang baik dari isolasi dan karakterisasinya sampai bakteri asam laktat yang memiliki potensi sebagai probiotik. Probiotik merupakan produk pangan yang dapat meningkatkan dan menjaga kesetimbangan saluran pencernaan. Untuk dapat bersifat probiotik maka beberapa syarat diperlukan.
EVALUASI KETIDAKPASTIAN DALAM PENENTUAN KADAR KALSIUM SECARA TITRASI KELATOMETRI PADA SAMPEL SUSU SEGAR Moh Taufik; Seveline Seveline; Emilia Ratih Saputri
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Agroindustri Halal
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.678 KB) | DOI: 10.30997/jah.v4i1.874

Abstract

Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang terdapat pada susu segar. Kadar kalsium pada susu segar dapat dianalisa dengan menggunakan metode titrasi kelatometri. Tujuan penelitian ini adalah menentukan nilai ketidakpastian dalam analisis kadar kalsium pada susu segar secara titrasi kelatometri. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat tujuh sumber ketidakpastian, yaitu buret yang digunakan untuk titrasi sampel, pipet mohr, recovery, ripitabilitas, linearitas, timbangan dan buret yang digunakan untuk titrasi larutan standar. Sumber ketidakpastian yang berkontribusi paling signifikan adalah recovery. Hasil perhitungan menunjukkan nilai ketidakpastian diperluas relatif kecil, yaitu 5.46 mg/100 mL, atau 3.76% dari kadar kalsium yang teranalisa.
Formulasi Kukis Berbahan Tepung Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch) dan Tepung Terigu Dengan Penambahan Pisang Ambon (Musa paradisiaca) Marintan Paskalia Manurung; Seveline Seveline; Moh Taufik
JURNAL AGROINDUSTRI HALAL Vol. 7 No. 2 (2021): Jurnal Agroindustri Halal 7(2)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.902 KB)

Abstract

Cookies is one type of biscuit which is processed from soft dough, has high levels of fat and sugar, relatively crunchy and when broken, the cross section is less dense textured. One alternative ingredient that can be used in making cookies is pumpkin flour. This research aims to formulate cookies made from pumpkin flour and wheat flour with addition of ambon banana. The use of ambon banana in making cookies is to replace eggs for people who have vegetarian lifestyle. The results showed that the yield in making pumpkin flour was 10.59% and pumpkin flour had a moisture content of 5.65%, ash content of 1.42%, protein content of 6.50%, fat content of 0.50%, carbohydrate content of 86.21%. The organoleptic test indicated that F1 cookies (15% pumpkin flour substitution and 20% banana ambon addition) and F2 cookies (15% pumpkin flour substitution and 30% banana ambon addition) have the same level of preference as control cookies.
Mi Kering Subtitusi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) dengan Penambahan Meniran (Phyllanthus niruri) Aleta Pirena Andannari; Seveline Seveline; Indri Indrawan
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 4 Nomor 1 April 2021
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.01 KB) | DOI: 10.32662/gatj.v4i1.1501

Abstract

Konsumsi mi di Indonesia terbilang cukup tinggi. Salah satu bahan pengganti tepung terigu adalah ubi jalar ungu,dengan kandungan antosianin yang dapat memberikan pigmen warna ungu serta menangkal radikal bebas. Meniran merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di Indonesia. Meniran digunakan sebagai obat-obatan tradisional, dikarenakan adanya senyawa aktif berupa flavonoid yang berfungsi sebagai immunomodulator.Rancangan penelitian yang digunakan merupakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial dengan 2 faktor dan 2 kali ulangan. Pengujian dilanjutkan dengan uji analisis jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan misalnya. Pembuatan mi kering substitusi pasta ubi jalar ungu : tepung terigu sebesar 30 : 70, 40 : 60 dan 50 : 50 serta penambahan bubuk meniran sebesar 1,5 g dan 4,5 g. Analisis mi kering dilakukan pengujian berupa organoleptik, rendemen, kadar air dan daya kembang. Mi kering yang dihasilkan berbeda nyata terhadap warna, aroma, rasa, dan keseluruhan pada analisis organoleptik. Analisis fisiko-kimia penggunaan pasta ubi jalar ungu dan penambahan bubuk meniran pada mi kering berbeda nyata pada kadar air dan daya kembang produk.
Karakteristik Organoleptik Dan Fisikokimia Tepung Umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) Fermentasi Eka Aprilia Widyanti; Seveline Seveline
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 5 Nomor 2 Oktober 2022
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.2431

Abstract

Umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst.) merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber pangan. Gadung memiliki potensi untuk dikembangkan, namun terkendala memiliki senyawa toksik seperti dioskorin, diosgeni, serta asam sianida. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu mengolah gadung menjadi tepung yang difermentasi. Fermentasi dilakukan menggunakan L.paracasei dan L.fermentum. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan hasil terbaik tepung gadung berdasarkan uji organoleptik serta mengetahui karakteristik fisikokimia tepung gadung. Rancangan percorbaan yang digunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan 2 taraf yaitu L.paracasei dan L.fermentum. Faktor kedua yaitu lama fermentasi dengan tiga taraf antara lain 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Setiap perlakuan dilakukan dua kali ulangan. Hasil penelitian ini menunjukkan perlakuan L.paracasei selama 72 jam merupakan hasil terbaik dari uji hedonik. Perlakuan fermentasi L.paracasei 72 jam dengan hasil kadar air 11,1%, kadar protein 6,21%, kadar abu 1,84%, kadar HCN 3,9 ppm, rendemen 21% dan nilai pH 5,1.
The Use of Three Species of Lactic Acid Bacteria in the Mocaf (Modified Cassava Flour) Production Seveline, Seveline; Heldyana, Riskya; Kurniawati, Siti
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.industria.2020.009.03.1

Abstract

AbstractThe use of cassava as foodstuffs has been widely developed. Modifying it into a mocaf (modified cassava flour) is one of the cassava utilization. This research aimed to process cassavas into mocaf utilizing lactic acid bacteria and to obtain a better mocaf in terms of its physicochemical parameters. Bacteria used were L. plantarum, L. fermentum, and L. paracasei, which can ferment cassava to mocaf. The fermentation process was carried out by two fermentation duration of 48 hours and 72 hours, followed by draining and drying using the oven at 50 °C for 6 hours. This research analyzed mocaf's physicochemical properties such as water content, fat content, protein content, ash content, carbohydrate content, whiteness, and acidity. A Factorial Randomized Block Design with two replications was applied as the research design. If the test result showed that the tested sample has a significant difference at the level of significance of 0.05, it then subjects to the further Duncan test, using SPSS. The result showed that the use of L. paracasei produced best characteristics mocaf with a high protein content of 1.44%, an ash content of 0.31%, a white degree of 102.20, and a low degree of acid of 3.66.Keywords: cassava, fermentation duration, L.fermentum, L.paracasei, L.plantarum AbstrakPenggunaan ubi kayu sebagai bahan pangan telah banyak dikembangkan. Salah satu cara dalam pemanfaatan ubi kayu adalah dengan mengolah menjadi produk berupa mocaf (modified cassava flour). Penelitian ini bertujuan untuk mengolah ubi kayu menjadi mocaf dengan bantuan bakteri asam laktat dan mendapatkan hasil tepung mocaf yang lebih baik dari segi fisikokimianya. Bakteri asam laktat yang digunakan adalah L. plantarum, L. fermentum dan L. paracasei yang ternyata memiliki kemampuan dalam memfermentasi ubi kayu menjadi mocaf. Proses fermentasi ubi kayu dilakukan selama dua waktu fermentasi, yaitu 48 jam dan 72 jam yang kemudian dilanjutkan dengan penirisan dan pengeringan dengan oven pada suhu 50 °C selama 6 jam. Analisis dilakukan pada beberapa sifat fisikokimia dari tepung mocaf berupa kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar kabohidrat, derajat putih dan derajat asam. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan dua kali ulangan. Jika hasil uji menyatakan bahwa sampel yang diujikan berbeda nyata pada taraf kepercayaan 0,05, maka akan dilakukan uji lanjut Duncan dengan menggunakan SPSS. Hasil yang didapat pada penggunaan L. paracasei menghasilkan tepung mocaf dengan karakteristik terbaik, kadar protein yang tinggi sebesar 1,44%, kadar abu 0,31%, derajat putih 102,20 dan derajat asam yang rendah sebesar 3,66.Kata kunci: L. fermentum, L. paracasei, L. plantarum, lama fermentasi, ubi kayu  
FORMULASI COOKIES DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG TEMPE DENGAN PENAMBAHAN ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) Seveline Seveline; Nofi Diana; Moh. Taufik
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: VOL. 1 NO. 2 (2019)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v1i2.78

Abstract

Cookies are a type of pastry that is consumed by many people from all of aged. Cookies can be consumed as a practical and healthy alternative food. This research aims to formulate cookies combined  from wheat flour and tempeh flour with addition of roselle. The use of tempeh flour in making cookies can increase protein levels because the protein content of tempeh flour is higher than in wheat flour. In addition, the important ingredients contained in the roselle petals are anthocyanin pigments that form flavonoids that act as antioxidants. The results of this study obtained 37.00% yield of tempeh flour and moisture content of 7.36%, ash content of 2.6%, protein content of 45.59%, fat content of 24.04 % and carbohydrate content of 0.134%. Roselle produced has yield of 80.5% and has a moisture content of 7.44 %, ash content of 6.28%, protein content of 6.29%, fat content of 1% and carbohydrate levels of 78.36%. Based on the result of hedonic test, formulas F1 was selected as the best formula. Products of tempeh flour cookies and roselle powder have a yield of 72 - 85.09%. The results of physicochemical analysis of F1 cookies obtained 2.40% ash content, 7.26% protein content, 29.62% fat content, 68.60% antioxidant activity EC50 µg/ml, 206.785 
PREFERENSI BEBERAPA JENIS PATI DALAM PENGGUNAANNYA SEBAGAI EDIBLE COATING . Mirnawati; . Seveline
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: VOL. 2 NO. 1 (2019)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v2i1.479

Abstract

Melon is a type of fruit that has a high water content. High water content causes limited fruit storage, therefore it is necessary to preserve it to maintain the freshness of the melon. One method that can maintain the freshness of the fruit is edible coating. The purpose of this study was to determine the characteristics of organolepic melons given starch-based edible coatings from several types of tubers, namely cassava, canna, and lesser yam. This study used factorial Completely Randomized Design (CRD) with two factors. The first factor is the difference in CMC with a concentration of 1% and 1.5%. The second factor is the difference in glycerol with a concentration of 1% and 3%. The results of the study based on the ANOVA test showed that the type of starch treatment and the concentration between treatments did not have a significant effect on the texture, color, and aftertaste of the melon, but significantly affected the taste and aroma of the melon. So it can be concluded that from all edible coating formulations, panelists preferred the PS I formulation (cassava starch) with 1% CMC concentration and 1% glycerol.Keywords: cassava, canna, edible coating, lesser yam, melons
FORMULASI CRACKERS MOCAF DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG UDANG REBON SERTA KARAKTERISTIKNYA Widya Ramadhani; Indri Indrawan; Seveline Seveline
JURNAL BIOINDUSTRI (JOURNAL OF BIOINDUSTRY) Jurnal Bioindustri: Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Trilogi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31326/jbio.v4i2.1238

Abstract

Crackers merupakan salah satu camilan yang diolah dengan metode fermentasi, memiliki tekstur berlapis, dan renyah. Penggunaan mocaf dapat dijadikan alternatif pengganti tepung terigu sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan impor. Penambahan tepung udang rebon (Acetes sp) dalam pembuatan crackers dilakukan sebagai diversifikasi pangan khususnya dalam pengkayaan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis formulasi terbaik secara organoleptik dan fisikokimia terhadap crackers mocaf dengan penambahan tepung udang rebon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan dengan dua kali pengulangan. Data dianalisis menggunakan uji ANOVA (  = 0.05) dan dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Analisis yang dilakukan yaitu organoleptik dan fisikokimia (rendemen, tekstur, kadar air, abu, protein, dan serat kasar) berdasarkan hasil organoleptik terbaik. Penelitian ini menggunakan lima perlakuan perbandingan mocaf dan tepung udang rebon, yaitu F1 (95%:5%), F2 (90%:10%), F3 (85%:15%), dan F4 (80%:20%) serta perlakuan tepung terigu sebagai kontrol (FK). Hasil penelitian menunjukan bahwa crackers terbaik berdasarkan organoleptik dengan parameter rasa, aroma, warna, tekstur, dan aftertaste yaitu crackers F3. Hasil analisis fisikokimia pada crackers F3 diketahui bahwa memiliki nilai rendemen 80.72%, hardness 1770.21 gf, kadar air 2.08%, kadar abu 5.74%, kadar protein 7.64%, dan kadar serat kasar 1.95%.