Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Uji Daya Hambat Sabun Cair Cuci Tangan pada Restoran Waralaba di Kota Padang Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Secara In Vitro Anisha Fazlisia; Elizabeth Bahar; Yulistini Yulistini
Jurnal Kesehatan Andalas Vol 3, No 3 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v3i3.116

Abstract

AbstrakSabun cair cuci tangan terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Sebagian besar restoran waralaba di Kota Padang menyediakan sabun cair cuci tangan yang telah diencerkan. Proses pengenceran mengubah kemampuan sabun dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Penelitian bertujuan untuk menguji daya hambat sabun cair cuci tangan pada restoran waralaba di Kota Padang terhadap pertumbuhan E. coli dan S. aureus. Sampel diambil dari empat restoran waralaba dan diuji dengan metode difusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat sabun dapat menghambat pertumbuhan S. aureus namun hanya sebagian yang memiliki daya hambat terhadap E. coli. Median daya hambat pertumbuhan E. coli dan S. aureus pada setiap periode yaitu 0, 7.4, 7.3 dan 0, 26.1, 23.3. Nilai maksimum daya hambat pertumbuhan E.coli dalam tiga periode yaitu 19.5, 35.4, 27.1 dan 20.7, 40.2, 36.6 untukS. aureus. Daya hambat minimum terhadap kedua bakteri adalah 0.00. Hal tersebut dapat dipengaruhi komposisi dan konsentrasi antiseptik, antibakteri, pH sabun, pengenceran dan struktur dinding sel bakteri. Disimpulkan bahwa sabun cair cuci tangan yang diuji memiliki kemampuan lebih besar dalam menghambat pertumbuhan S.aureus daripada E.coli.Kata kunci: sabun cair cuci tangan, restoran, pengenceran, uji daya hambat, pertumbuhan bakteriAbstractLiquid hand soaps proved to inhibit Escherichia coli and Staphylococcus aureus bacterial growth. In Padang, most of Restaurants provide diluted liquid hand soaps. Research found dilution changed soap ability to inhibit bacterial growth. The purpose of this study was to examine the ability of Padang City Restaurants’ liquid hand soaps to inhibit E. coli and S. aureus bacterial growth. The samples were taken from four restaurants and examined by using diffusion method. The results showed all of them could inhibit S. aureus but only a half inhibited Escherichia coli bacterial growth. Median for E. coli and S. aureus bacterial inhibition growth for each period were 0, 7.4, 7.3 and 0, 26.1, 23.3. Maximum inhibition value for E. coli growth in the first, second, and third periods were 19.5, 35.4, 27.1 and 20.7, 40.2, and 36.6 for S. aureus. In addition, minimum inhibition in both bacteria were 0.00. It could be influenced by soap antiseptic and antibacterial composition and concentration, pH, dilution, and structure of bacterial cell wall. In conclusion, the liquid hand soaps has greater ability to inhibit S. aureus than E. coli.Keywords: liquid hand soaps, restaurant, dilution, inhibitory test, bacterial growth
CHILDHOOD TUBERCULOSIS SERVICES IN BUNDA MEDICAL CENTRE PRIVATE SECONDARY LEVEL HOSPITAL Anisha Fazlisia
HUMAN CARE JOURNAL Vol 6, No 2 (2021): Human Care Journal
Publisher : Universitas Fort De Kock

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32883/hcj.v6i2.1242

Abstract

CHILDHOOD TUBERCULOSIS SERVICES IN BUNDA MEDICAL CENTRE PRIVATE SECONDARY LEVEL HOSPITALAbstrakLatar Belakang: Tuberkulosis (TB) pada anak berkontribusi sebesar 10% terhadap angka rawat inap pasien anak dan kematian anak di rumah sakit. RS Bunda Medical Citra sebagai layanan kesehatan tingkat lanjut ikut terlibat dalam penanganan TB anak di kota Padang yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan Nasional.                   Tujuan: Mendeskripsikan profi lpasien TB anak di RS BMC pada era Jaminan Kesehatan Nasional. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif retrospektif dengan menggunakan data seluruh pasien TB anak sejak Agustus 2017 sampai dengan Desember 2019. Sampel penelitian adalah semua data pada formulir TB 03. Data dianalisis menggunakan SPSS 23. Hasil: Kami mengumpulkan 152 data dari rekam medis pasien TB anak, 86 diantaranya adalah laki-laki (56,6%).Jumlah kelompok umur tertinggi adalah kelompok umur 0-1 tahun (26,9%). Pasien umumnya asimtomatik (31,3%) namun ada juga yang memiliki gejala seperti batuk kronis (20,4%). Terdapat 107 subjek (70,4%) dengan riwayat kontak tidak jelas. Uji tuberculin positif ditemukan pada sebagaian besar pasien (65,1%). Hasil rontgen dada yang paling banyak ditemukan adalah kalsifikasi, penebalan hilus, dan infiltrat. Berdasarkan data yang dimiliki, tidak terdapat kasus yang ditemukan dari pemeriksaan gen Xpert sputum. Mayoritas pasien didiagnosis sebagai tuberculosis paru. Sebanyak 42 pasien (27,6%) dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan selama enam bulan dan 76 subjek (50%) memerlukan waktu pengobatan selama Sembilan bulan. Sebanyak 24 pasien (15,8%) dikategorikan sebagai pasien putus    berobat. Simpulan: Penelitian kami menunjuk kanbahwa TB pada anak di RS BMC Padang merupakan TB paru tanpa komplikasi yang sebagian besar terdiagnosis melalui gejala klinis, TST, dan rontgen thorax, namun belum terkonfirmasi secara bakteriologis.Kata kunci: rontgen thorax, tuberculosis anak, uji tuberkulin, kontak tuberkulosis AbstractBackground: Childhood TB caused more than 10% of pediatric hospital admissions and death.Bunda Medical Citra hospital as private secondary hospital level involved in management of childhood TB in Padang city and covered by National Health Insurance.Objective: To describe archives of childhood TB patients in BMC Hospital through National Health Insurance era.Methods:This retrospective descriptive study was carried out the data of all childhood TB patientssince August 2017 until December 2019. The samples were TB 03 forms. Data were analyzed by Statistical Package for the Social Science (SPSS) 23 software.Results:We collected 152 data from medical record, 86 of them were males (56.6%). The highest number of age group was 0-1years old (26.9%). Patients were common asymptomatic (31.3%) or had chronic cough as symptom (20.4%).There were 107 subjects (70.4%) that had unclear close contact. Positive tuberculin skin test has found in 65.1%. The most finding of chest X-ray was calcification, hilar thickness, and infiltrate. None cases through gen Xpert examination for sputum. Majority of patients were diagnosed as lung tuberculosis. There were 42 subjects (27.6%) who recovered for six months and 76 subjects (50%) required nine months for therapy. There were 24 subjects (15.8%) who categorized as loss contact patients.Conclusion: Our study showed that childhood TB in BMC private hospital were lung tuberculosis without complication, but most of them has been diagnosed through clinical symptoms, TST, and chest X-ray, no bacteriological confirmation. Keywords:chest X-ray, childhood tuberculosis, tuberculin skin test, tuberculosis contact