Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KLASIFIKASI DATA KANKER BERDASARKAN MIKRO ARRAY GEN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PRISCA DEVIANI PAKAN
Jurnal Ilmiah Flash Vol 5 No 1 (2019)
Publisher : P3M- Politeknik Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.798 KB) | DOI: 10.32511/flash.v5i1.340

Abstract

Klasifikasi kanker merupakan suatu topik penting dalam dunia kedokteran. Data mikro array merupakan suatu kumpulan data lengkap dengan ekspresi gen yang diambil dari beberapa pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan klasifikasi kanker menggunakan ekspresi gen sebagai fitur yang dilatihkan pada jaringan syaraf tiruan. Penelitian ini menggunakan Elman Recurrent Neural Network sebagai mesin klasifikasi
Kesempatan Belajar Dan Melakukan Penelitian Ikut Menentukan Pilihan Lokasi Kerja Lulusan Dokter di Daerah Tertinggal Ika Febianti Buntoro; Rr. Listyawati Nurina; Prisca Deviani Pakan; Nicholas Edwin Handoyo
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.63 KB) | DOI: 10.22146/bkm.40131

Abstract

Objective: Memahami alasan lulusan dokter memilih daerah tertinggal sebagai lokasi kerja. Methods: Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Focused group discussion (FGD) dilakukan di Kota Kupang dan 2 pulau tertinggal lain di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan karakteristik yang berbeda. Penelitian diikuti oleh 24 orang lulusan dokter yang direkrut secara purposive dan bekerja di enam kabupaten yang berbeda. Transkripsi hasil wawancara dianalisis secara tematik oleh dua orang peneliti dengan dibantu program OpenCode 4.03. Results: Upaya intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah selama ini melalui berbagai program seperti beasiswa dengan ikatan kerja, insentif dan perhitungan beban kerja, peningkatan keamanan, fasilitas, dan aksesibilitas daerah tertinggal, serta promosi daerah tertinggal sebagai lokasi wisata merupakan hal yang terbukti sangat mendukung pemilihan daerah tertinggal sebagai lokasi kerja lulusan dokter. Beberapa hal yang telah dipertimbangkan dalam perekrutan dan penempatan tenaga medis di daerah tertinggal (internship, PTT, maupun Nusantara Sehat) pun terbukti berperan besar, misalnya: rural origin (asal daerah dan adanya keluarga di daerah), adanya rekomendasi otoritas setempat yang menunjukkan adanya teman atau kolega di daerah yang dituju. Hal baru yang ditambahkan oleh penelitian ini adalah lokasi yang menyediakan kesempatan dan pendamping untuk belajar lebih lanjut, termasuk melakukan penelitian, dengan disertai adanya otonomi dan kemandirian dalam bertindak mendapatkan prioritas. Manajemen institusi yang mendukung dan mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, serta budaya dan politik setempat pun ikut memberikan warna dalam pengambilan keputusan pilihan lokasi kerja. Conclusion: Banyak faktor yang berperan dalam pilihan lokasi kerja telah diintervensi dan berhasil menarik minat lulusan dokter untuk masuk dan bekerja di daerah tertinggal. Keputusan lulusan dalam memberikan prioritas pilihan terhadap daerah yang mampu menyediakan pendamping dokter spesialis dan memberikan kesempatan dan otonomi untuk belajar serta melakukan penelitian perlu mendapatkan perhatian dan memberikan arah bagi pengembangan program intervensi pemerataan tenaga medis ke daerah tertinggal selanjutnya.
Antibacterial potential of celery (Apium graveolens L.) extract gel against Staphylococcus aureus Sunarno, Martinus Ezra; Amat, Anita Lidesna Shinta; Telussa, Arley Sadra; Prisca Deviani Pakan
Acta Biochimica Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2024): Acta Biochimica Indonesiana
Publisher : Indonesian Society for Biochemistry and Molecular Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32889/actabioina.154

Abstract

Background: Staphylococcus aureus can cause furuncles or boils, painful nodules on the skin. Conventional topical therapies often lead to side effects such as contact dermatitis and pruritus, compounded by the increasing problem of antibiotic resistance. Natural ingredients like celery (Apium graveolens L.) offer promising alternatives due to their antibacterial properties and gentler effects. Objective: This study aimed to formulate a celery extract gel with ideal physical characteristics and evaluate its antibacterial potency against Staphylococcus aureus. Methods: Celery extract gel was prepared using HPMC, celery extract, methylparaben, propylparaben, and propylene glycol. Formulations with various celery extract concentrations were tested alongside mupirocin ointment (positive control) and gel base (negative control) against Staphylococcus aureus using the well-diffusion method. The results were analyzed using the One-Way ANOVA statistical test. Results: Celery extract gel demonstrated strong antibacterial potency at 25% (F1), 50% (F2), and 75% (F3) concentrations and very strong potency at 100% (F4). The One-Way ANOVA analysis showed a significant difference in the mean inhibitory zone diameter between treatment groups (p < 0.05). Conclusion: Celery extract gel exhibits significant antibacterial activity against Staphylococcus aureus, suggesting its potential as a natural alternative for topical therapy in managing skin infections.