Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

The effect of green tea consumption on cholesterol reduction: a study among social service employees in East Nusa Tenggara Mukin, Patricia Flamli Uma; Amat, Anita Lidesna Shinta; Setianingrum, Elisabeth Levina Sari; Riwu, Magdarita
Acta Biochimica Indonesiana Vol. 7 No. 1 (2024): Acta Biochimica Indonesiana
Publisher : Indonesian Society for Biochemistry and Molecular Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32889/actabioina.153

Abstract

Background: Hypercholesterolemia is a major risk factor for cardiovascular diseases, with elevated cholesterol levels prevalent in Indonesia. While pharmaceutical treatments are effective, they can be costly and cause side effects, prompting interest in natural remedies. Green tea, rich in bioactive compounds such as catechins, has shown potential in reducing cholesterol levels through its lipid-lowering and antioxidant properties. Objective: This study aimed to evaluate the effect of green tea consumption on total cholesterol levels in employees of the Social Service Office, East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Method: An experimental study was conducted involving 38 participants aged 25–55 years, divided into a treatment group (n = 19) and a control group (n = 19). The treatment group consumed 240 ml of green tea twice daily for one week, while the control group received no intervention. Total cholesterol levels were measured using capillary blood and cholesterol test strips pre- and post-intervention. Data analysis was performed using the paired t-test. Results: The treatment group exhibited a significant reduction in total cholesterol levels (mean pre-treatment: 210.95 mg/dL; post-treatment: 188.26 mg/dL; p = 0.003). The control group showed no significant change (pre-treatment: 208.11 mg/dL; post-treatment: 214.37 mg/dL; p = 0.42). Conclusion: Green tea consumption for one week significantly reduced total cholesterol levels, demonstrating its potential as a natural remedy for managing hypercholesterolemia.
Antibacterial potential of celery (Apium graveolens L.) extract gel against Staphylococcus aureus Sunarno, Martinus Ezra; Amat, Anita Lidesna Shinta; Telussa, Arley Sadra; Prisca Deviani Pakan
Acta Biochimica Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2024): Acta Biochimica Indonesiana
Publisher : Indonesian Society for Biochemistry and Molecular Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32889/actabioina.154

Abstract

Background: Staphylococcus aureus can cause furuncles or boils, painful nodules on the skin. Conventional topical therapies often lead to side effects such as contact dermatitis and pruritus, compounded by the increasing problem of antibiotic resistance. Natural ingredients like celery (Apium graveolens L.) offer promising alternatives due to their antibacterial properties and gentler effects. Objective: This study aimed to formulate a celery extract gel with ideal physical characteristics and evaluate its antibacterial potency against Staphylococcus aureus. Methods: Celery extract gel was prepared using HPMC, celery extract, methylparaben, propylparaben, and propylene glycol. Formulations with various celery extract concentrations were tested alongside mupirocin ointment (positive control) and gel base (negative control) against Staphylococcus aureus using the well-diffusion method. The results were analyzed using the One-Way ANOVA statistical test. Results: Celery extract gel demonstrated strong antibacterial potency at 25% (F1), 50% (F2), and 75% (F3) concentrations and very strong potency at 100% (F4). The One-Way ANOVA analysis showed a significant difference in the mean inhibitory zone diameter between treatment groups (p < 0.05). Conclusion: Celery extract gel exhibits significant antibacterial activity against Staphylococcus aureus, suggesting its potential as a natural alternative for topical therapy in managing skin infections.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Kersen (Muntingia calabura L.) terhadap Hiperurisemia Mencit Putih (Mus musculus) Asan, Maria Ignatia De Loyola Ina Peni; Amat, Anita Lidesna Shinta; Kareri, Dyah Gita Rambu; Setianingrum, Elisabeth Levina Sari
JURNAL KAJIAN VETERINER Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Kajian Veteriner
Publisher : FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/jkv.v13i1.7892

Abstract

Characterized by high uric acid concentrations, hyperuricemia is a condition that responds to both modern pharmaceutical interventions and herbal or folk remedies. Traditionally, uric acid levels reduction can be achieved by using cherry leaves (Muntingia calabura L.) which contain flavonoids, saponins, and tannins decreas of uric acid depends on the quality of the plant. East Nusa Tenggara, known for its arid conditions and different climatic characteristics, requires specific studies on how cherry leaves influence hyperuricemia in the region. This research aim to investigate the effect of Muntingia calabura L. (cherry leaf) extract on hyperuricemic Mus musculus (white mice). The study's methodology is a true experimental design, incorporating a pretest-post-test control group. This research involved a negative control, a positive control, and three treatment groups that received high-purine diets along with cherry leaf extract at doses of 13, 26, and 52 mg per 20 grams of body weight per day. Data were analyzed using normality test, homogenity test, paired samples t-test and one-way Anova which processed by using SPSS. A statistically significant difference was found, as evidenced by a p-value less than 0.05 from the paired samples t-test. Additionally, the One-Way ANOVA test showed a p-value of 0.005 (p<0.05), confirming a significant difference between the control and treatment groups. Research indicates that extracts from Muntingia calabura L. leaves may effectively lower uric acid concentrations in white mice suffering from hyperuricemia (Mus musculus).
Effect of Garlic (Allium sativum) Extract Administration on the Histopathological Features of Mammary Glands in Female Sprague-Dawley Rats Induced with 7,12-Dimethylbenz(a)anthracene (DMBA) Dewanti, Intan Putri; Br Damanik, Efrisca Meliyuta; Amat, Anita Lidesna Shinta; Sasputra, I Nyoman
Cendana Medical Journal Vol 12 No 2 (2024): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/cmj.v12i2.10948

Abstract

Latar Belakang: Kanker adalah penyebab utama kedua kematian secara global, terhitung sekitar 9,6 juta kematian, atau satu dari enam kematian pada tahun 2018. Angka insidensi kanker payudara sebanyak 11.6% dan angka kematian 6,6% pada tahun 2018. Tanaman obat diduga memiliki potensi sebagai antikanker dengan efek samping minimal jika digunakan dengan dosis dan waktu penggunaan yang tepat serta cara penggunaan yang tepat. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pemberian ektrak bawang putih terhadap gambaran histopatologi payudara tikus Sprague-Dawley betina yang diinduksi DMBA. Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental post test only control group design dengan 6 kelompok perlakuan. Sampel sebanyak 30 tikus setiap kelompok berisi 5 ekor tikus. Data dianalis dengan menggunakan uji normalitas Shapiro-wilk dan uji non-parametrik Kruskal Wallis. Hasil : Hasil penelitian didapatkan tidak terdapat pengaruh pada pemberian ekstrak bawang putih terhadap gambaran histopatologi payudara tikus Sprague-Dawley betina yang diinduksi DMBA. Kelompok 1 epithel duktus normal. Kelompok 2 perubahan epithel duktus hiperplasia dengan atipia. Kelompok 3, kelompok 4, kelompok 5, kelompok 6 perubahan epithel duktus severe hiperplasia. Hasil uji statistik Kruskall-Wallis didapatkan perbedaaan yang tidak signifikan (p>0,05). Hasil uji post hoc Mann-Whitney pada kelompok 1 dan 2 didapatkan perbedaaan yang signifikan (p<0,05). Kesimpulan : Pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum) tidak dapat memberikan perubahan terhadap gambaran histopatologi payudara tikus Sprague-Dawley betina yang diinduksi 7,12 Dimetilbenz(a)antrasen (DMBA).
HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK PADA PEROKOK AKTIF DAN PASIF DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS SIKUMANA KOTA KUPANG Tandang, Fransiskus; Amat, Anita Lidesna Shinta; Pakan, Prisca Deviani
Cendana Medical Journal Vol 6 No 3 (2018): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.455 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v6i3.670

Abstract

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Jumlah seluruh kasus TB (Case Notification Rate)/CNR di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2015, CNR tertinggi adalah Kota Kupang yakni 683 kasus, dengan kasus terbanyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki. Salah satu faktor risiko TB paru adalah kebiasaan merokok meliputi status merokok, usia mulai merokok dan lama merokok. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan merokok pada perokok aktif dan pasif dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang. Metode penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 31 responden dan diambil menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil analisis data menggunakan uji chi quare. Hasil analisis data didapatkan variabel bebas yang berhubungan dengan kejadian TB Paru di Puskesmas Sikumana Kota Kupang secara signifikan adalah status merokok (P = 0,037, OR = 10,889),usia mulai merokok (P = 0,041, OR = 21,000), dan lama merokok (P = 0,035, OR = 20,000), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok pada perokok aktif dan pasif dengan kejadian TB paru di Puskesmas Sikumana Kota Kupang.
PENGARUH PEMBERIAN MINUMAN BERALKOHOL (SOPI, BIR DAN VODKA) TERHADAP KADAR GLUTATION TEREDUKSI (GSH) TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley Anjani, Ratih; Amat, Anita Lidesna Shinta; E D, Maria Agnes; Winarso, Aji
Cendana Medical Journal Vol 7 No 1 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.241 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i1.1464

Abstract

Angka konsumsi alkohol di Provinsi NTT menduduki peringkat pertama pada tahun 2016. Alkohol tradisional paling banyak dikonsumsi di Indonesia, alkohol tradisional dari NTT biasa disebut Sopi. Alkohol merupakan suatu radikal bebas yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif akan menyebabkan kerusakan biologis pada tubuh. Salah satu antioksidan yang berpengaruh untuk melawan atau menetralisir stres oksidatif adalah Glutation tereduksi (GSH). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian minuman beralkohol jenis sopi, bir dan vodka terhadap kadar GSH tikus putih. Metode jenis rancangan penelitian adalah eksperimental laboratorik dengan pendekatan post test only control group design. Sebanyak 24 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) betina galur Sprague dawley berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150-250 gram yang dibagi dalam empat kelompok perlakuan terdiri atas enam ekor tikus. Kelompok Kn, P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah kelompok kontrol normal, kelompok perlakuan sopi, kelompok perlakuan bir dan kelompok perlakuan vodka. Dosis yang diberikan adalah 0,008 ml/g BB/hari per oral. Setelah 10 hari perlakuan, darah tikus diambil untuk pengukuran kadar GSH melalui sampel serum darah tikus dan diuji menggunakan ELISA Reader. Hasil penelitian ini rerata kadar GSH pada kelompok Kn, P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah 1,114, 6,366, 1,852 dan 2,303 nmol/ml. Terdapat peningkatan kadar GSH yang bermakna (p<0,05) pada kelompok P1, P2 dan P3 dibandingkan dengan kelompok Kn. Terdapat perbedaan bermakna yang signifikan (p<0,05) pada kelompok P1 dibandingkan dengan kelompok Kn. Kesimpulan dari penelitian ini adalah minuman beralkohol jenis sopi, bir dan vodka memiliki efek berupa peningkatan kadar GSH
PENGARUH SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADA KUALITAS TIDUR LANSIA DI POSYANDU LANSIA GMIT ANUGERAH KOTA KUPANG Kause, Marthen; Manafe, Derri Riskiyanti Tallo; Amat, Anita Lidesna Shinta
Cendana Medical Journal Vol 7 No 1 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.465 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i1.1489

Abstract

Penuaan yang terjadi pada lanjut usia (lansia) mengakibatkan munculnya gangguan tidur. Hal ini terjadi karena lansia mengalami perubahan secara fisiologis dan psikologis. Gangguan tidur yang berlangsung lama akan mengakibatkan penurunan kualitas tidur yang akan berdampak pada penurunan kualitas hidup. Senam aerobik low impact merupakan salah satu pilihan terapi non-farmakologis untuk membantu mengatasi masalah kualitas tidur lansia. Senam aerobik low impact memiliki gerakan yang mudah dari ringan hingga sedang sehingga tidak memberatkan lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh senam aerobik low impact terhadap kualitas tidur lansia di Posyandu lansia GMIT Anugerah Kota Kupang Metode penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental dengan rancangan pre and post test with control group. Sebanyak 36 lansia di Posyandu Lansia GMIT Anugerah Kota Kupang terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Senam aerobik low impact diberikan sebanyak 3 kali seminggu selama 3 minggu kepada kelompok intervensi. Kualitas tidur diukur dengan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index(PSQI) pada saat pretest dan posttest. Analisis data menggunakan uji T berpasangan untuk melihat perubahaan kualitas tidur tiap kelompok dan uji T tidak berpasangan untuk mengetahui pengaruh senam terhadap kualitas tidur. Hasil penelitian Analisis pengaruh senam aerobik low impact terhadap kualitas tidur lansia kelompok intervensi dan kelompok kontrol berturut-turut menunjukan nilai p=0,000 dan p=1,000. Analisis pengaruh senam aerobik low impact terhadap kualitas tidur lansia menunjukan nilai p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah senam aerobik low impact memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas tidur lansia di Posyandu lansia GMIT Anugerah Kota Kupang.
EFEK PEMBERIAN MINUMAN SOPI DIBANDINGKAN ALKOHOL JENIS LAINNYA TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI GASTER TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR Sprague dawley Keba, Diorita Sely; Sasputra, I Nyoman; Amat, Anita Lidesna Shinta
Cendana Medical Journal Vol 7 No 1 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.431 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i1.1494

Abstract

Sopi merupakan alkohol hasil fermentasi secara tradisional terhadap nira atau hasil sadapan lontar. Sopi sendiri berasal dari bahasa Belanda “Zoopje” yang berarti alkohol cair, tidak berwarna dan berbau khas. Ketika dikonsumsi, alkohol dapat mengganggu struktur dan fungsi dari saluran pencernaan. Tujuan penelitan ini membandingkan tingkat kerusakan gaster tikus putih yang diinduksi minuman Sopi dibandingkan dengan Bir dan Vodka. Metodologi penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorik dengan rancangan post test controlled group dengan menggunakan 24 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok K merupakan kelompok kontrol yang hanya diberi aquades, kelompok P1 yang diberi perlakuan bir (kadar alkohol 4,7 %), kelompok P2 yang diberi perlakuan vodka (kadar alkohol 40%) dan kelompok P3 yang diberi perlakuan Sopi (kadar alkohol 53%) dengan dosis 8ml/kgBB selama 10 hari. Perubahan diamati secara mikroskopis dan dinilai menggunakan Skor Integritas Epitel Mukosa Lambung berdasarkan modifikasi Barthel Manja yang dibagi menjadi empat skor yaitu sel normal, deskuamasi epitel mukosa, erosi epitel mukosa, dan ulserasi epitel mukosa. Data hasil penelitian diuji menggunakan uji statistik yaitu parametrik ANOVA dan uji Post Hoc LSD. Hasil penelitian pada kelompok P1 terjadi deskuamasi epitel mukosa dengan nilai rata-rata 0,93 sedangkan kelompok P2 dan P3 mengalami erosi epitel sel mukosa dengan nilai rata-rata 1,567 dan 1,8. Hasil uji ANOVA didapatkan perbedaan bermakna p = 0,000. Hasil uji LSD didapatkan perbedaan bermakna antara K-P1(p=0,000), K-P2(p=0,000), K-P3(p=0,000) P1-P2(p=0,000) P1-P3(p=0,000). Kesimpulan penelitian ini terdapat perbandingan gambaran mikroskopis gaster tikus putih yang bermakna antara pemberian sopi dibandingkan bir. Namun tidak terdapat perbandingan gambaran mikroskopis gaster tikus putih yang bermakna antara pemberian sopi dibandingkan vodka.
PERBANDINGAN KADAR GLUTATION TEREDUKSI (GSH) PADA KEHAMILAN NORMAL DAN KEHAMILAN PREEKLAMPSIA DI RSUD. PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG Ly, Elsye Jasicha; Amat, Anita Lidesna Shinta; Wungouw, Herman Pieter Louis
Cendana Medical Journal Vol 7 No 1 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.436 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i1.1497

Abstract

Angka Kematian Ibu di Indonesia mencapai 305 per 100.000KH dengan 25% dintaranya disebabkan oleh preeklampsia. Salah satu teori penyebab preeklampsia adalah stres oksdatif yang menyebabkan kerusakan sel endotel pembuluh darah. Stres oksidatif ditandai dengan peningkatan radikal bebas dan penurunan antioksidan. Glutation tereduksi (GSH) merupakan salah satu antioksidan endogen tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbandingan kadar GSH pada kehamilan normal dan kehamilan preeklampsia di RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang Tahun 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah Observasional Analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan teknik consecutive sampling dengan hasil 30 sampel darah vena pada kehamilan normal dan 30 sampel darah vena pada kehamilan preeklampsia. Kadar GSH pada sampel darah diuji menggunakan Spektrofotometri. Hasil rerata dan median kadar GSH pada kehamilan preeklampsia lebih rendah dibandingan rerata dan median kadar GSH pada kehamilan normal. Pada kehamilan preeklampsia rerata kadar GSH yaitu 1,875 nmol/ml dengan median 1,2 nmol/ml lebih rendah dibandingkan pada kehamilan normal rerata kadar GSH yaitu 3,612 nmol/ml dengan median 1,8 nmol/ml Berdasarkan uji Mann Whitney didapatkan nilai p= 0,010 (<0,05) yang berarti terdapat perbedaan kadar GSH yang signifikan pada kehamilan normal dibandingkan dengan kehamilan preeklampsia. Kesimpulan dari penelitian ini kadar GSH pada kehamilan normal lebih tinggi daripada kehamilan preeklampsia.
PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUTATION TEREDUKSI (GSH) PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG Sianturi, Elaine Courtesy; Amat, Anita Lidesna Shinta; Wahyuningrum, Stefany Adi
Cendana Medical Journal Vol 7 No 2 (2019): Cendana Medical Journal
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.507 KB) | DOI: 10.35508/cmj.v7i2.1804

Abstract

Gagal Ginjal memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap seperti hemodialisis. Pasien hemodialisis beresiko mengalami kelainan kardiovaskular lebih tinggi daripada populasi umum. Salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan resiko ini adalah stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi sebagai akibat ketidakseimbangan kadar radikal bebas dan antioksidan. Glutation tereduksi (GSH) adalah salah satu antioksidan penting dalam tubuh yang menurun. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh hemodialisis terhadap kadar GSH pasien gagal ginjal kronik di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. Metode penelitian yang digunakan adalah One-group pretest-posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan cara pemilihan sampel jenis Consecutive sampling. Kadar GSH pada sampel darah diuji menggunakan Elisa Reader. Hasil penelitian jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 31 orang. Rerata kadar GSH pada pre-hemodialisis lebih tinggi dari pada rerata kadar GSH pada post-hemodialisis. Pada pre-hemodialisis rerata kadar GSH yaitu 1,80 nmol/ml lebih tinggi daripada post-hemodialisis yaitu 1, 72 nmol/ml. Berdasarkan uji Wilcoxon didapatkan nilai p= 0,422 (>0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan kadar GSH pasien gagal ginjal sebelum dan sesudah hemodialysis. Kesimpulan penelitian ini tidak terdapat pengaruh hemodialisis terhadap kadar GSH pada pasien gagal ginjal kronik