Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Mengikat Karyawan Dengan Telecommuting (Studi Keterikatan Kerja Karyawan Telecommuting) Nuri Sadida; Zulfa Febriani
Jurnal Online Psikogenesis Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.579 KB) | DOI: 10.24854/jps.v4i1.522

Abstract

Survei pada tahun 2012 menunjukkan bahwa hanya ada 1/3 karyawan yang memiliki keterikatan kerja dengan pekerjaannya di Indonesia. Salah satu sebab permasalahan yang dipersepsikan karyawan adalah kurangnya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Hal ini terjadi karena belum banyak perusahaan yang menerapkan kebijakan jam kerja fleksibel. Akan tetapi, beberapa tahun belakangan beberapa perusahaan di Indonesia mulai menerapkan disain kerja telecommuting, sebuah disain kerja yang memungkinkan karyawan untuk tidak bekerja di kantor yang terpusat. Beberapa penelitian sebelumnya menyajikan beberapa keuntungan penerapan telecommuting, diantaranya meningkatnya produktivitas, kepuasan kerja, dan menurunnya stres kerja.  Namun belum ada penelitian yang meneliti perbedaan tingkat keterikatan kerja pada karyawan yang bekerja di kantor tersentralisasi dengan karyawan telecommuting. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tersebut. Sejumlah 53 karyawan berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana jumlah karyawan telecommuting adalah 21 karyawan dan karyawan yang bekerja tersentralisasi sejumlah 32 orang. Dimensi keterikatan kerja yang diukur adalah absorpsi, dedikasi, dan semangat. Pengambilan data menggunakan kuesioner Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dengan 17 aitem yang diadaptasikan. Data dianalisis menggunakan teknik statistik non parametrik. Hasilnya dapat disimpulkan bahwa kelompok karyawan telecommuting menunjukkan rata-rata tingkat keterikatan kerja yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan kelompok karyawan yang bekerja tersentralisasi (U = 180,5 , p = .005). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahan di Indonesia untuk mempertimbangkan penerapan telecommuting. Kata kunci: keterikatan kerja, telecommuting, telework, UWES engagement scale, jam kerja fleksibel, work-life balance
Disadvantaged Family's Quality of Life and Psychosocial Environment on Growth and Development of Infants Zulfa Febriani; Melok Roro Kinanthi
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9, No 2 (2022): PSYMPATHIC
Publisher : Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/psy.v9i2.15612

Abstract

Stunting, a condition characterized by poor growth and development, has become a significant public health concern in Indonesia. Therefore, the current study adopts a correlational design and aims to explore the relationship between family quality of life, psychosocial environment, and the growth and development of under-two-year-old infants from low socioeconomic status. To conduct the study, 720 mothers were selected through cluster sampling in Pandeglang Regency. Family quality of life and psychosocial environment were measured using the BC-FQoL and HOME-SF tools, respectively. Nutritional status was determined based on height-for-age (H/A) and weight-for-age (W/A) to evaluate growth and development. The results showed that there was no significant relationship between family quality of life, psychosocial environment, and nutritional status. Weight-for-age had a weak but significant relationship with emotional well-being, family interaction, and emotional psychosocial stimulation. Height-for-age was only related to emotional well-being, indicating the need to consider the psychosocial situation and family involvement in caring for infants.
Psikoedukasi Pengenalan Diri Remaja Forum Anak Jakarta Pusat Zulfa Febriani; Riselligia Caninsti; Dewi Kumalasari
Info Abdi Cendekia Vol 5 No 1: Juni 2022
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/iac.v5i1.71

Abstract

Anak dan remaja di Jakarta menghadapi banyak tantangan mulai dari masalah kesejahteraan, pendidikan, pergaulan, kekerasan, dan kesehatan. Forum Anak Jakarta Pusat di bawah pembinaan Dinas dan Suku Dinas PPAPP dibentuk sebagai wadah bagi anak dan remaja belajar menjadi pelopor dan pelapor dalam hal pemenuhan hak-hak anak dan mitra pemerintah dalam menghadapi berbagai permasalahan anak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Forum Anak tentang perkembangan remaja dengan harapan dapat mengenali risiko yang mereka hadapi dan menghindarinya. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu 5 Februari 2022 melalui aplikasi zoom cloud meeting dan dihadiri oleh 68 peserta pengurus dan anggota Forum Anak Jakarta Pusat. Peserta mendapatkan materi tentang identitas remaja, perkembangan fisik dan mental dan risiko kesehatan yang dihadapi serta upaya mencegahnya; perkembangan kognitif dan tugas yang perlu dilakukan remaja dalam rangka mengembangkan kemampuan belajarnya; serta perkembangan sosial yang berkaitan dengan pola relasi remaja dengan orang-orang terdekatnya. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai perkembangan mereka. Peserta merasakan manfaat dari kegiatan ini dan ingin mendapatkan pembekalan lebih lanjut mengenai kesehatan mental, bullying, masalah pergaulan, kesehatan reproduksi, pengembangan minat dan bakat.