Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENYUSUNAN SKALA KEPUTUSASAAN UNTUK PASIEN PENYAKIT KRONIS (Studi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Terapi Hemodialisis) Riselligia Caninsti
Jurnal Online Psikogenesis Vol 1, No 1 (2012): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v1i1.5

Abstract

Abstract: The influence of hopelessness in one's life is seen when he facing a difficult situation, such as when he was diagnosed with a critical illness. This hopelessness scale was conducted for patients with chronic disease in order to help doctors, psychologists, nurses and other health practitioners to explore the psychological condition of patients associated with hopelessness. There for, they can provide appropriate treatment to maintain the emotional stability of the patient and enhance their potentials and capabilities. This hopelessness scale is based on the theory of Farran, Herth, Popovich who sees hopelessness in three components: 1) Affective component or how you feel, 2) Cognitive component or way of thinking, 3) Behavioral component or how to act. This study used quantitative approach. The participants in this research were patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. They were selected by non probability sampling method: the purposive sampling. The reliability of hopelessness scale tested by used Cronbach Alpha through SPSS 17.0, with a reliability coefficient 0.973 for the entire test. It showed that 97.3% of the measuring instrument is derived from the true variance of hopelessness, while 2.7% is error variance (error that occur in the measurement).Keyword: hopelessness scale, chronic renal failure, hemodialysis therapy, reliability. Abstrak: Pengaruh keputusasaan dalam kehidupan seseorang terlihat ketika orang tersebut menghadapi situasi sulit, salah satunya ketika ia didiagnosa menderita penyakit kritis. Penyusunan skala keputusasaan yang ditujukan bagi pasien penyakit kronis bertujuan untuk membantu para dokter, psikolog, perawat dan praktisi kesehatan lainnya dalam menggali kondisi psikologis pasien yang terkait dengan keputusasaan. Dengan demikian, diharapkan para praktisi kesehatan mampu memberikan penanganan yang tepat untuk menjaga stabilitas emosi pasien, sekaligus mendorong potensi dan kemampuan pasien. Skala keputusasaan ini, disusun berdasarkan teori Farran, Herth, Popovich yang memandang keputusasaan dalam tiga komponen: 1) Affective component, yaitu cara merasakan sesuatu, 2) Cognitive component atau cara berpikir, 3) Behavioral component atau cara bertindak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan skala keputusasaan yang disusun pada penelitian ini. Subjek penelitian adalah pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Subjek diambil berdasarkan metode non probability sampling, yaitu purposive sampling. Uji reliabilitas skala keputusasaan menggunakan Alpha Cronbach melalui program SPSS 17.0, dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.973 untuk keseluruhan tes, hal ini menunjukkan 97,3 % dari alat ukur ini berasal dari true variance keputusasan, sedangkan 2,7 % lainnya merupakan error variance (kesalahan yang terjadi dalam pengukuran).Kata Kunci: skala keputusasaan, gagal ginjal kronis, hemodialisis, reliabilitas.
Hubungan Antara Kepuasan Pernikahan Dengan Spiritualitas Pada Istri Bekerja Yang Berada Dalam Tahap Pernikahan Families With School Children Syafiyah Az Zahra; Riselligia Caninsti
Jurnal Online Psikogenesis Vol 4, No 2 (2016): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v4i2.351

Abstract

Istri bekerja yang berada pada tahap pernikahan families with school children (Oldest child 6-13 years) memiliki tugas-tugas dalam kehidupan rumah tangga dan tugas di pekerjaanya. Apabila tugas-tugas tersebut tidak mampu dilakukan secara seimbang, maka akan menyebabkan adanya konflik antara mengerjakan tugas di kantor dan tugas rumah tangga. Pada perempuan, intensitas terjadinya konflik tersebut lebih besar dibandingkan laki-laki. Konflik yang dialami istri, serta kurangnya dukungan dari suami menyebabkan istri bekerja mengalami kesulitan dalam membagi perannya. Kondisi tersebut dapat menyebabkan ketidakpuasan istri dalam pernikahan dan berujung pada perceraian. Pada kondisi ini, aspek agama atau spiritualitas dipandang sebagai hal yang penting dalam membantu seseorang melalui permasalahan dalam kehidupannya, khususnya kehidupan pernikahan. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan pernikahan dengan spiritualitas pada istri bekerja yang berada pada tahap pernikahan Families with School Children. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner kepuasan pernikahan dan kuisioner spiritualitas. Subjek penelitian adalah 103 orang istri bekerja yang berdomisili di wilayah Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kepuasan pernikahan dengan spiritualitas (p = 0,563 0,05), baik untuk subjek yang memiliki kepuasan pernikahan tinggi dan subjek yang memiliki kepuasan pernikahan rendah. Hal ini bisa disebabkan adanya faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam kepuasan pernikahan, seperti adanya subjektifitas dalam memandang spiritualitas.
Pemaknaan Pasien terhadap Komunikasi Pelayanan Kesehatan Dokter yang Bertugas di Klinik dan Puskesmas Riselligia Caninsti; Rahmi Nur Hidayati; Alabanyo Brebahama; Endang Fourianalistyawati
Jurnal Online Psikogenesis Vol 5, No 2 (2017): Desember
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.081 KB) | DOI: 10.24854/jps.v5i2.502

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena sering terjadinya kesalahpahaman dalam hal komunikasi antara petugas kesehatan, yaitu dokter dengan pasien dan keluarga pasien di berbagai seting, seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik atau praktik pribadi. Pada penelitian ini, peneliti mencoba memahami pemaknaan pasien terhadap komunikasi pelayanan kesehatan dokter di fasilitas kesehatan primer yaitu klinik swasta dan Puskesmas. Tujuan penelitian ini yaitu memahami pengalaman pasien dan pemaknaannya terhadap komunikasi pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Dokter. Subjek penelitian berjumlah 6 orang, dengan 3 subjek merupakan pasien klinik dan 3 subjek adalah pasien Puskesmas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi, dengan metode pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan pemaknaan terhadap komunikasi pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Dokter pada pasien klinik dan pasien Puskesmas. Perbedaan pemaknaan dalam komunikasi pelayanan kesehatan ini dilihat dari sisi proses komunikasi, unsur-unsur dalam komunikasi dan komunikasi efektif. Ada beberapa faktor yang memengaruhi persepsi pasien klinik dan Puskesmas terhadap komunikasi dokter. Pada pasien klinik, faktor yang memengaruhi persepsi pasien adalah si pemersepsi (orang yang melakukan persepsi, yang dalam hal ini adalah individu pasien). Sedangkan, pada pasien Puskesmas, persepsi komunikasi pasien lebih dipengaruhi oleh faktor target atau tujuan yang ingin dicapai ketika melakukan komunikasi dengan dokter di Puskesmas.
Hubungan Self Efficacy Dengan Burnout Pada Guru Di Sekolah Dasar Inklusi Shalia Septianisa; Riselligia Caninsti
Jurnal Online Psikogenesis Vol 4, No 1 (2016): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v4i1.523

Abstract

Meningkatnya jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang belum bersekolah mendorong berdirinya sekolah inklusi sebagai salah satu inovasi pendidikan bagi penyandang cacat (disabilitas). Sekolah inklusi menerima ABK dan menyediakan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan Anak Tanpa Kebutuhan Khusus (ATBK) dan ABK, seperti penyesuaian kurikulum, pembelajaran, penilaian, dan sarana prasarananya. Adanya tugas tambahan terhadap guru sekolah inklusi dapat menyebabkan guru mengalami stres yang tinggi dan merasa tertekan saat meghadapi keanekaragaman karakter siswa, hal ini dapat menimbulkan burnout pada guru. Kondisi burnout yang dialami guru diasumsikan berhubungan dengan kondisi self efficacy. Self efficacy seseorang dapat mempengaruhi aktifitas, besarnya usaha yang dikeluarkan dan daya tahan dalam menghadapi rintangan. Penelitian ini  bertujuan untuk melihat hubungan antara self efficacy dengan burnout pada guru di sekolah dasar inklusi. Diharapkan dengan diketahuinya burnout dan self efficacy, guru dapat menangani permasalahannya dan lebih profesional dalam menangani siswa berkebutuhan khusus. Penelitian dilakukan dengan penyebaran skala self efficacy dan skala burnout kepada 80 orang guru pada 12 sekolah inklusi di Jakarta Pusat dengan karateristik yang sudah ditentukan sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan nilai r yaitu -0,112 dan angka signifikansi 0,324 (p 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan burnout pada guru di sekolah dasar inklusi.Kata kunci: Sekolah Inklusi, Self- efficacy, Burnout, Anak Berkebutuhan Khusus
Peran Health Consciousness terhadap Preventive Health Care Behavior pada Individu yang Mengalami Obesitas Audi Destianty; Riselligia Caninsti
Jurnal Online Psikogenesis Vol 9, No 1 (2021): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v9i1.1860

Abstract

Kondisi obesitas menimbulkan dampak dan konsekuensi negatif kepada individu yang mengalaminya. Dampak negatif yang dirasakan oleh individu obesitas antara lain: dampak fisik, seperti meningkatnya resiko mengalami penyakit kronis, dampak psikologis, seperti merasa kurang percaya diri, dan dampak sosial berupa hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain di lingkungan sosial. Kondisi tersebut membuat individu yang mengalami obesitas perlu melakukan tindakan pencegahan agar tidak mengalami dampak negatif dari obesitas. Tindakan untuk menjaga kesehatan melalui upaya pencegahan dinamakan juga dengan preventive health care behavior.  Ada beberapa faktor yang berperan terhadap preventive health care behavior, salah satunya adalah health consciousness (kesadaran kesehatan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran health consciousness terhadap preventive health care behavior pada individu dewasa awal yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 82 partisipan usia dewasa awal yang mengalami obesitas di wilayah JABODETABEK. Teknik pengambilan sampel adalah accidental sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah Health Consciousness Scale (?= 0.880) dan Preventive Behavior Scale (? = 0.886). Data yang diperoleh melalui kuesioner dianalisis menggunakan teknik analisis data uji regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel health consciousness memiliki peran yang signifikan terhadap variabel preventive health care behavior (p = .000, R2 = .219). Artinya, individu obesitas yang memiliki kesadaran kesehatan akan berupaya untuk melakukan tindakan pencegahan demi menjaga kesehatan. Oleh sebab itu, seseorang yang mengalami obesitas perlu mengembangkan health consciousness pada dirinya, sehingga dapat termotivasi dalam melakukan preventive health care behavior.
PENGARUH PROMOSI KESEHATAN FEAR ARROUSING WARNING TERHADAP INTENSI MENGKONSUMSI FRIED CHICKEN PADA SISWA SD USIA 9-11 TAHUN Novia Nurbaya; Riselligia Caninsti
Jurnal Online Psikogenesis Vol 2, No 2 (2014): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.182 KB) | DOI: 10.24854/jps.v2i2.48

Abstract

Abstract.This study aims to determine the effect of fear arousing warning to the intention to consume fried chicken at elementary students ages 9-11 years. Consumption of fast food among children is rapidly increasing, researchers are interested to discuss the type of fast food fried chicken. The intention to consume fried chicken among children is quite high because the child does not know the negative effects of excessive consumption of fried chicken. Stroke Foundation of Indonesia (Yastroki) said that number of stroke patients in Indonesia increased and it also occurs in young generation, this is due to obesity and consume high dietary fat and cholesterol, such as fast food, including fried chicken. Intentions may change from time to time, because of the addition of information. Provision of information can be done through the promotion of health with fear arrousing warning (warning scary) method. This type of research is a quasi experimental. To see the effect of fear arousing warnings, researchers used a statistical analysis to gain score of intentions, average score of intentions in the experimental group (KE): -15.64 and control group (KK): 1.35, it can be concluded that there are significant effect of fear arousing method to the intention to consume fried chicken.Keywords: intention, health promotion, fried chickenAbstrak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari peringatan menakutkan terhadap intensi mengkonsumsi fried chicken pada siswa SD usia 9-11 tahun. Pengkonsumsian fast food dikalangan anak-anak semakin pesat, peneliti tertarik untuk membahas fast food berjenis fried chicken. Intensi anak dalam mengkonsumsi fried chicken cukup tinggi karena anak tidak mengetahui dampak negatif dari pengkonsumsian fried chicken yang berlebihan, seperti yang dinyatakan Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) terjadi peningkatan penderita stroke di Indonesia bahkan menyerang generasi muda, hal ini dikarenakan kegemukan akibat pola makan yang tinggi lemak dan kolesterol, seperti makanan cepat saji, termasuk didalamnya fried chicken. Intensi dapat berubah dari waktu ke waktu, karena adanya penambahan informasi. Pemberian informasi dapat dilakukan melalui promosi kesehatan dengan metode fear arrousing warning (peringatan menakutkan). Jenis penelitian ini ialah eksperimental kuasi. Untuk melihat pengaruh peringatan menakutkan, peneliti melakukan analisis statistik gain score intensi dan diperoleh hasil rata-rata intensi pada kelompok eksperimen (KE) : -15,64 dan kelompok kontrol (KK): 1,35, sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh peringatan menakutkan terhadap intensi mengkonsumsi fried chicken.Kata kunci: intensi, promosi kesehatan, fried chicken
Psikoedukasi Pengenalan Diri Remaja Forum Anak Jakarta Pusat Zulfa Febriani; Riselligia Caninsti; Dewi Kumalasari
Info Abdi Cendekia Vol 5 No 1: Juni 2022
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/iac.v5i1.71

Abstract

Anak dan remaja di Jakarta menghadapi banyak tantangan mulai dari masalah kesejahteraan, pendidikan, pergaulan, kekerasan, dan kesehatan. Forum Anak Jakarta Pusat di bawah pembinaan Dinas dan Suku Dinas PPAPP dibentuk sebagai wadah bagi anak dan remaja belajar menjadi pelopor dan pelapor dalam hal pemenuhan hak-hak anak dan mitra pemerintah dalam menghadapi berbagai permasalahan anak. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan Forum Anak tentang perkembangan remaja dengan harapan dapat mengenali risiko yang mereka hadapi dan menghindarinya. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu 5 Februari 2022 melalui aplikasi zoom cloud meeting dan dihadiri oleh 68 peserta pengurus dan anggota Forum Anak Jakarta Pusat. Peserta mendapatkan materi tentang identitas remaja, perkembangan fisik dan mental dan risiko kesehatan yang dihadapi serta upaya mencegahnya; perkembangan kognitif dan tugas yang perlu dilakukan remaja dalam rangka mengembangkan kemampuan belajarnya; serta perkembangan sosial yang berkaitan dengan pola relasi remaja dengan orang-orang terdekatnya. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta mengenai perkembangan mereka. Peserta merasakan manfaat dari kegiatan ini dan ingin mendapatkan pembekalan lebih lanjut mengenai kesehatan mental, bullying, masalah pergaulan, kesehatan reproduksi, pengembangan minat dan bakat.