Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN PENGELOLAAN PESISIR DAN LAUT LINTAS NEGARA (REVIEW: PERBANDINGAN TELUK PERSIA DAN INDONESIA) Asep Pranajaya; Maulinna Kusumo Wardhani
Jurnal Kelautan Vol 5, No 1: April (2012)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v5i1.929

Abstract

Kawasan perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumberdaya alam, serta keamanan dan keutuhan wilayah. Selain itu juga merupakan komitmen dunia terhadap pengelolaan alut yang berkelanjutan. Oleh karena itu, beragamnya kerfasama antar negara ditujukan untuk mencapai pengelolaan pesisir yang berkelanjutan dan program pencegahan polusi lingkungan. Skema pengelolaan di kawasan teluk seperti di Teluk Persia dilakukan dengan menggabungkannya ke dalam legislasi nasional seperti Daerah Perlindungan Laut (DPL) melalui program ROPME. Hal ini merupakan bagian dari program pengelolaan pesisir terpadu yang efektif dan dapat membawa perubahan signifikan di daerah Teluk Persia. Di Indonesia juga terdapat program-program pengelolaan sumberdaya alam lintas negara, antara lain melalui Konferensi Kelautan Dunia WOC (World Ocean Conference) dan Coral Triangle Initiative (CTI). Pertemuan merupakan inisiatif Indonesia dalam rangka penanggulangan perubahan iklim dan penyelamatan terumbu karang yang memiliki nilai strategis di wilayah zona ekonomi eksklusif dan segitiga terumbu karang enam negara.Kata kunci: pengelolaan, WOC, CTI, lintas negara
KAJIAN POTENSI EKOWISATA PESISIR NEPA KABUPATEN SAMPANG DENGAN KONSEP MANGROVE PARK A Ahyar; Maulinna Kusumo Wardhani
Jurnal Kelautan Vol 7, No 2: Oktober (2014)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v7i2.802

Abstract

Pentingnya keberadaan hutan mangrove membuat pemerintah dan masyarakat melakukan konservasi terhadap keberadaannya. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga dan melestarikan kestabilan peranan dan fungsinya. Objek wisata Hutan Kera Nepa terletak di Desa Nepa pesisir utara pulau madura dan berjarak ±50 km dari pusat Kota Sampang. Merupakan suatu keunikan tersendiri, seluas 1 km2 di kelilingi oleh sungai air tawar yang bermuara langsung ke laut, merupakan gabungan eksotika pemandangan yang luar biasa. Melalui konsep mangrove park diharapkan menjadi salah satu usaha untuk menjaga kelestarian hutan yang telah ada dan untuk pemberdayaan potensi mangrove demi kesejahteraan masyarakat pesisir.Kata Kunci: Ekosistem Mangrove, Hutan Kera Nepa, Mangrove ParkTHE STUDY OF MANGROVE PARK CONCEPT FOR ECOTOURISM POTENTIAL OF NEPA COAST IN SAMPANG REGENCYABSTRACTThe importance of mangrove forest makes government together with the society conducting conservation. This activity had objective to keep and preserve the stability of mangrove forest’s role and function. The tourism object of Kera Nepa Forest is located at Nepa Village, the north coast of Madura Island, its distance is about 50 km from the center part of Sampang. This place has its own uniqueness, because 1 km2 of its area is surrounded by freshwater river which directly empties into the sea, a combination of amazing and exotic scenery. This mangrove park concept is expected to be one of the efforts to maintain the preservation of existing forest for the empowerment of mangrove’s potential for the sake of coastal communities’ welfareKeywords: Kera Nepa Forest, Mangrove Ecosystem, Mangrove Park
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN KONSERVASI HUTAN MANGROVE DI PESISIR SELATAN KABUPATEN BANGKALAN Maulinna Kusumo Wardhani
Jurnal Kelautan Vol 7, No 2: Oktober (2014)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v7i2.799

Abstract

Pantai selatan Bangkalan-Madura didukung oleh Jembatan Suramadu merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak potensi. Juga, daerah memiliki kesempatan serta sumber polusi potensial melalui pertambangan minyak dan konstruksi galangan kapal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakan potensi kawasan konservasi di wilayah pesisir selatan Bangkalan menggunakan parameter kesesuaian lahan berdasarkan parameter kondisi biofisik daerah ini. Pemetaan daerah konservasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis; kemudian, dilanjutkan dengan indeks kesesuaian kawasan konservasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada 4 (empat) wilayah di South Coast dari Bangkalan dalam kategori Sangat Kesesuaian (S1). Kawasan hutan mangrove di Karanganyar (Kecamatan Kwanyar), Langpanggang, Pangpajung dan Patengteng (Kabupaten Modung) Dengan demikian, kontrol dan konservasi adaslah langkah yang tepat, yang harus segera dilakukan.Kata Kunci: kesesuaian lahan, konservasi, mangroveCONFORMITY ANALYSIS OF MANGROVE FOREST OF CONSERVATION LAND IN SOUTH COAST OF BANGKALAN REGENCYABSTRACTSouth Coast of Bangkalan-Madura supported by the Suramadu Bridge is one of area that has much potential. Also, the area has an opportunity as well as pollution sources potential through oil mining and shipyard construction. This study aims to analyze and to map the potential of conservation areas in the south coastal area of Bangkalan using parameter of area suitability based on the parameters of biophysically condition of these regions. Mapping the conservation areas was done the application of remote sensing and geographic information system; then, proceed by the index of conservation area suitability. Results of the analysis showing that there are 4 (four) area at South Coast of Bangkalan in Very Suitability category (S1). They are the mangrove forest area in Karanganyar (Sub-District Kwanyar), Langpanggang, Pangpajung and Patengteng (District Modung) Thus, control and conservation tools are appropriate measures that must be done immediately.Keywords: conservation, land suitability, mangrove
PERENCANAAN WILAYAH PESISIR BERBASIS MITIGASI BENCANA TSUNAMI STUDI KASUS DI KABUPATEN BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Frandi Ade Waluyo; Maulinna Kusumo Wardhani
Juvenil Vol 2, No 3 (2021)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v2i3.11659

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di antara lempeng tektonik dan memiliki banyak gunung berapi aktif yang tergolong wilayah rawan bencana, salah satu bencana yang dapat terjadi adalah tsunami atau gempa bumi. Kabupaten Bantul yang letaknya berhadapan langsung dengan Samudera Hindia dan memiliki sejarah bencana yang cukup besar yaitu tsunami akibat gempa tahun 2006. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan upaya mitigasi bencana tsunami dengan melakukan analisis untuk mewujudkan perencanaan kawasan pesisir wilayah berbasis mitigasi tsunami dengan melakukan analisis faktor kerentanan yang terdiri dari tiga aspek yaitu ketinggian wilayah, jarak dari garis pantai dan indikator genangan. Setelah melakukan analisis kerentanan terhadap ketiga faktor tersebut selanjutnya menentukan alternatif permasalahannya dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner AHP (Analytic Hierarchy hasil) kemudian dilakukan pembobotan total responden. Hasil dari proses pembobotan menunjukkan bahwa alternatif yang diprioritaskan oleh masyarakat adalah pembuatan dinding penahan gelombang di sepanjang garis pantai, relokasi pemukiman di daerah dataran rendah dan pembuatan rencana jalur evakuasi.Kata Kunci: Tsunami, AHP, Kabupaten Bantul, mitigasi, kerentananABSTRACTIndonesia is an archipelago and is located between the junction of tectonic plates and has many active volcanoes are classified as disaster-prone region, one of the disasters caused by it is a tsunami or an earthquake. Bantul regency is its location directly opposite the Indian Ocean and has a history of disasters that is large enough that the tsunami due to the earthquake in 2006. This study aims to make efforts to mitigate the tsunami disaster by conducting analysis to realize the planning of coastal regions based on tsunami mitigation with conduct an analysis of vulnerability factors which consists of three aspects: the height of the region, the distance from the coastline and inundation indicator. After conducting an analysis of vulnerability to the three factors were later are looking for an alternative to the problem by conducting interviews using a questionnaire AHP (Analytic Hierarchy proceeds) are then weighted of the total respondents. The results of the weighting process shows that the alternatives prioritized by the community is the manufacture of a retaining wall along the shoreline waves, relocation of settlements in low-lying areas and manufacturing plan an evacuation route.Key Words: tsunami, AHP, Bantul Regency, mitigation, vulnerability
Pemetaan Kesesuaian Perairan untuk Budidaya Laut di Perairan Pesisir Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi Jawa Timur Zainul Hidayah; Apri Arisandi; Maulinna Kusumo Wardhani
Rekayasa Vol 13, No 3: December 2020
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/rekayasa.v13i3.9858

Abstract

Pemilihan lokasi merupakan langkah awal untuk penentuan kegiatan perikanan budidaya laut yang berkelanjutan.  Dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi Jawa Timur menyebutkan bahwa kawasan pesisir dan laut yang berada di perairan Selat Madura dan Selat Bali, terutama pesisir Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi dialokasikan sebagai wilayah pengembangan budidaya laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik kondisi perairan Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi, khususnya mengenai kelayakan sebagai lokasi budidaya laut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli tahun 2020. Pengambilan data sample air laut dilakukan di  titik pengamatan yang tersebar di 15 kecamatan pesisir di Kabupaten Situbondo (Selat Madura) dan Banyuwangi (Selat Bali dan Samudera Hindia). Metode yang digunakan adalah dengan menganalisis parameter kualitas perairan dan menghitung nilai indeks kesesuaian. Selain itu dilakukan pula pendugaan besarnya beban limbah dan analisis komponen utama. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lokasi yang sesuai untuk pengembangan budidaya laut di Kabupaten Situbondo terletak di Kecamatan Suboh, Kendit, Arjasa dan Jangkar dengan nilai indeks kesesuaian berkisar antara 63,5-67,5. Sementara untuk Kabupaten Banyuwangi, kawasan yang sesuai untuk pengembangan budidaya laut terletak di Kecamatan Wongsorejo dan Muncar dengan nilai indeks antara 64 – 68.5. Estimasi beban limbah menunjukkan bahwa potensi limbah yang terjadi akibat budidaya laut dengan KJA adalah sekitar 0,24 ton N/10 unit karamba. Hasil perhitungan analisis komponen utama menunjukkan stasiun pengamatan memiliki karakteristik nilai parameter kualitas air yang beragam.