Abstrak: Pengolahan sampah dengan sistem konvensional yaitu dibuang, dibakar serta ditimbun bukan merupan solusi terbaik dari masalah sampah yang selama ini menjadi masalah utama hampir di setiap daerah di Indonesia. Model pengelolaan terbaik yaitu menerapkan sistem 3R. Sampah organik yang dihasilkan di rumah tangga merupakan sampah yang sangat berpotensi diolah kembali sesuai kaidah 3R. Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan terkait pentingnya pengolahan sampah berbasis rumah tangga serta melatih warga mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik. Dengan adanya pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan ibu-ibu rumah tangga dalam mengelola sampah rumah tangga menjadi pupuk organik yang nantinya bisa bernilai ekonomi. Selain itu, dengan adanya pelatihan ii diharapkan ada kesadaran di masyarakat terkait pentingnya pengelolaan sampah secara maksimal berbasis rumah tangga. Metode yang digunakan yaitu dengan pelatihan dan sosialisasi. Mitra pengabdian ini adalah pemerintah Desa Berora Kecamatan Lopok Kabupaten Sumbawa. Jumlah peserta yang ikut dalam kegiatan ini sebanyak 30 orang. Evaluasi dilakukan dengan memberikan pre test dan post test serta dilakukan pendampingan pasca kegiatan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini menunjukkan ada peningkatan pemahaman dari 45% sebelum sosialisasi dan pelatihan menjadi 85% setelah kegiatan. Selain itu, kegiatan ini juga menghasilkan 30 botol 600ml pupuk organic cair serta 10kg pupuk padat.Abstract: Processing waste using conventional systems, namely throwing away, burning and landfilling, is not the best solution to the waste problem which has been a major problem in almost every region in Indonesia. The best management model is implementing the 3R system. Organic waste produced in households is waste that has the potential to be reprocessed according to 3R principles. The aim of this activity is to socialize the importance of household-based waste processing and train residents to process household waste into organic fertilizer. The method used is training and socialization. This service partner is the government of Berora Village, Lopok District, Sumbawa Regency. The number of participants who took part in this activity was 30 people. Evaluation is carried out by providing pre-tests and post-tests as well as providing post-activity assistance. The results obtained from this activity showed that there was an increase in understanding from 45% before socialization and training to 85% after the activity. Apart from that, this activity also produced 30 bottles of 600ml liquid organic fertilizer and 10kg of solid fertilizer.