Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Subasita: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Aksara dan Sastra Daerah

IMPLEMENTASI AWIG-AWIG PERKAWINAN TERHADAP KETAHANAN SOSIAL KEAGAMAAN DI DESA ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN I Nengah Juliawan; Putu Ersa Rahayu Dewi
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v2i2.1767

Abstract

Bali is one of the provinces in Indonesia, with customary law regulated in awig-awig which has become an agreement in the customs that apply in indigenous people which are shown to regulate the needs of the community, one of which is the marriage rule. Traditional marriages held in the Tenganan Pegringsingan traditional village are an inner and outer bond between men and women carried out with a series of sacred events in order to form and build a safe and controlled family based on awig-awig which incidentally is the basis of social resilience of the Tenganan Pegringsingan traditional village communitywhich has been regulated in Article 4, Article 5, Article 15, Article 16, Article 32, Article 40, Article 49, Article 50, Article 56, and Article 57. This manuscript is based on qualitative research, through descriptive analysis methods and ethnographic approaches.Keywords: awig-awig, marriage, social resilience
HITANING BHUWANA GUMI BALI AGA MELALUI TRADISI MUHU-MUHU DI DESA ADAT TENGANAN PEGRINGSINGAN I Nengah Juliawan; Putu Ersa Rahayu Dewi
Subasita: Jurnal Sastra Agama dan Pendidikan Bahasa Bali Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55115/subasita.v3i2.2768

Abstract

Tradisi muhu-muhu merupakan salah satu tradisi yang berasal dari Desa Adat Tenganan Pagringsingan yang masih dilestarikan hingga saat ini. Tradisi muhu-muhu merupakan salah satu bentuk Hitaning Bhuana atau harmonisasi dunia dengan mengembalikan segala unsur di Bhuana Agung dan Bhuana Alit kembali pada tempatnya, yang dilaksanakan oleh krama desa di Desa Adat Tenganan Pegringsingan. Tradisi ini memberikan makna mendalam bagaimana pentingnya manusia membangun nilai-nilai yang mencerminkan keharmonisan secara skala dan niskala yang dituangkan dalam prosesi ritual keagamaan dengan serangkaian upacarAnya.Kata kunci: Bali Aga, Hitaning Bhuwana Gumi, Muhu-MuhuÂ