Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pelatihan Daur Ulang Limbah Botol Plastik Pada Remaja Di Kota Ternate Hamidah Rahman; Rosmila Tuharea
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2021): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i2.3521

Abstract

Salah satu sumber pencemaran lingkungan diakibatkan oleh limbah yang tidak dapat dengan mudah terdegradasi di alam, antara lain limbah yang dihasilkan dari minuman kemasan botol plastik. Indonesia adalah negara terbesar kedua yang menghasilkan limbah plastik yang kemudian diketahui sebagian besar terbuang ke laut. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan terganggunya ekosistem di laut. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan sosialisasi melalui penyuluhan interaktif kepada siswa di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 1 Kota Ternate. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan sikap yang baik siswa/remaja dalam menggunakan minuman berkemasan botol plastik. Selain itu kegiatan ini juga untuk memperkenalkan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle) sedini mungkin ke siswa/remaja. Kegiatan juga mengajarkan keterampilan kepada siswa untuk dapat mengolah limbah botol plastik menjadi karya seni yang berguna. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa terhadap konsep 3R sebesar 37% dan 40% berturut-turut. Selain itu pelatihan daur ulang botol minuman kemasan plastik telah meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelolah limbah botol plastik menjadi karya seni. Kegiatan ini diharapkan dapat menginisiasi remaja untuk berperan dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Program ini direncanakan berkelanjutan dengan sasaran mitra siswa dari sekolah lain dan pada komunitas masyarakat lainnya di kota Ternate. Kata Kunci: Konsep 3R; Plastik, Pencemaran; Remaja. Training on Recycling of Plastic Bottle Waste for Youth in Ternate CityABSTRACTOne source of environmental pollution is caused by waste that cannot be easily degraded in nature, including waste produced from plastic bottles. Indonesia is the second largest country that produces plastic which was later found to be largerly discharged into the sea. This can cause environmental pollution and disruption of the marine ecosystem. The aim of community service is to provide socialization through interactive counseling to students at Muhammadiyah 1 Junior High School in Ternate. This is intended to provide knowledge and good attitude of students/teenagers in using plastic bottle. In addition, this activity is also to introduce the concept of 3R (Reuse, Reduce, and Recycle) as early as possible to students/teenagers. The activity also teaches students with skills to be able to process plastic bottle waste into useful artwork. The results of community service activities have succeeded in increasing students’ knowledge and attitudes about the 3R concept by 37% and 40% respectively. In addition, training in recycling plastic beverage bottle has increased students’ skills in managing plastic bottle waste. This activity is expected to initiate young people to play a role in reducing environmental pollution. The program is planned to be sustainable with the target of student partners from other schools and other communities in Ternate city. Key word: Pollution; Plastics; the 3R concept; Teenagers.
Analysis on Factors Associated with the Implementation of the Pulmonary Tuberculosis Care Finding in Tuberculosis Control Program at Primary Healthcare Center in Semarang Rosmila Tuharea; Anneke Suparwati; Ayun Sriatmi
Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol 2, No 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (780.034 KB) | DOI: 10.14710/jmki.2.2.2014.%p

Abstract

AbstrakKeberhasilan penanggulangan tuberkulosis di kota Semarang sangat bervariatif berdasarkan angka penemuan pasien TB Paru dari 37 Puskesmas yang ada di Kota Semarang hanya terdapat dua Puskesmas yang mencapai target >55% yaitu Puskesmas Karangdoro (76,67%) dan puskesmas Ngesrep (63,89%), sedangkan 35 puskesmas diantaranya belum mencapai target. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan implementasi penemuan pasien TB Paru dalam program penanggulangan TB di puskesmas Kota Semarang.Jenis penelitian adalah Explanatory Research dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh koordinator TB Paru di Puskesmas kota Semarang sebanyak 37 orang. Analasis data dilakukan secara univariat dan bivariat.Hasil penelitian dengan uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor komunikasi dengan penemuan pasien TB Paru (p= 0,009 <0,05), ada hubungan yang bermakna antara faktor sumberdaya dengan penemuan pasien TB Paru (p = 0,010<0,05), ada hubungan yang bermakna antara faktor disposisi dengan penemuan pasien TB Paru (p = 0,016 <0,05), dan ada hubungan yang bermakna antara faktor SOP dengan penemuan pasien TB Paru (p= 0,012<0,05).Untuk meningkatkan komunikasi yang baik dinas kesehatan perlu mengikutkan sertakan petugas yang belum mendapat pelatihan, memudahkan prosedur pelaporan pertanggung jawaban dana, pengadaan alat-alat laboratorium yaitu mikroskop terhadap puskesmas satelit, melakukan verifikasi laporan secara rutin 3 bulan sekali supaya tidak terjadi over reporting dan under reporting data TB Paru agar cakupan yang didapatkan akurat, pelaksanaan supervisi oleh dinas kesehatan dengan menggunakan daftar tilik, dan membuat dokumen perencanaan penemuan pasien TB Paru secara tertulis dengan melibatkan kepala puskesmas dan atau koordinator TB Paru di puskesmas.Kepala puskesmas melakukan pemantauan kepada koordinator TB Paru untuk selalu ikut sertadalam pertemuan koordinator TB Paru yang dilaksanakan setiap bulan, melakukan perencanaan puskesmas dalam penemuan pasien TB Paru serta perencanaan pengadaan alat laboratorium yaitu mikroskopis untuk mempermudah petugas dalam pemeriksaan dahak suspek TB Paru dan mengikutsertakan petugas TB Paru dalam pelatihan yang dilakukan baik oleh dinas kesehatan kota maupun dinas kesehatan propinsi. AbstractSuccess of tuberculosis (TB) control in Semarang city varied. Based on the case detection of pulmonary TB among 37 primary health centers (puskesmas) in Semarang city, only 2 puskesmas reached the target of 55% or more. Those Puskesmas were Karangdoro (76.67%) and Ngesrep (63.89%). The other 35 puskesmas had not reached the target. The objective of this study was to identify factors related to the implementation of pulmonary TB case detection in TB control program at Puskesmas in Semarang city. This was an explanatory research with cross sectional approach. Study population was all pulmonary TB coordinators at puskesmas in Semarang city with the total number of 37 persons. Bivariate and multivariate methods were implemented for analyzing the data. Results of the study using statistical test indicated significant association between communication factor and pulmonary TB case detection (p: 0.009), resource factor and pulmonary TB case detection (p: 0.010), disposition factor and pulmonary TB case detection (p: 0.016) and SOP factor and pulmonary TB case detection (p: 0.012) To improve a good communication, Health Office needs to include untrained workers to make the procedure of budgeting report easier, to provide laboratory facilities such as microscope to satellite puskesmas, to do routine report verification every 3 months to avoid over reporting and under reporting pulmonary TB data in order to obtain valid coverage, to do supervision by health office staffs using check list, to write pulmonary TB case detection planning documents by involving head of puskesmas and/or puskesmas pulmonary TB coordinators. Heads of puskesmas have to monitor their pulmonary TB coordinators to be involved in the pulmonary TB coordinator meeting every month, to make puskesmas planning on the pulmonary TB case detection and planning on providing the laboratory instrument that is microscopic to make it easier for laboratory workers to examine sputum of pulmonary TB suspects and to involve pulmonary TB workers in the training conducted by either district or provincial health office.
Risiko Gejala Komplikasi Diabetes Mellitus Tipe II di UPTD Diabetes Center Kota Ternate Yusnita Yusnita; Monisa Hi. A. Djafar; Rosmila Tuharea
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 4 No. 1: JANUARI 2021 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (585.754 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v4i1.1391

Abstract

Peningkatan angka insiden DM tipe 2 diikuti oleh peningkatan  kejadian komplikasi. Komplikasi diantaranya fisik, psikologi, sosial dan ekonomi.  Komplikasi fisik yang timbul berupa, kerusakan mata, kerusakan ginjal, penyakit jantung, hipertensi, stroke bahkan sampai menyebabkan genggren. Tujuan penelitian ini untuk mengukur besar risiko untuk melihat gejala komplikasi yang dimiliki penderita DM sehingga penderita DM lebih menagtur pola hidup yang sehat sehingga bisa terhindar dari komplikasi yang berkelanjutan. Rancangan penelitian menggunakan rancangan penelitian survey deskriptif yang melihat gambaran risiko komplikasi penderita diabetes Mellitus Di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Diabetes Center Kota Ternate. Populasi dalam penelitianinia dalah penderita diabetes Melitustipe II yang ada di UPTD Diabetes Center sebesar 1991. Metode penelitian adalah kuantitatif, sedangkan sampel penelitian ini sebesar 95 responden.  Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Hasil yang diperoleh adalah Sekitar 18,9% responden berusia 50-54 tahun, 64,2% berjenis kelamin perempuan, 55,8% memiliki lama menderita dengan kategori durasi pendek, 56,8% responden memiliki riwayat keluarga menderita diabetes mellitus, 68,4% responden memiliki kebiasaan tidak mengontrol kadar glukosa dengan baik, 40% memiliki kadar kolesterol total darah >200 mg/dl, 34,7% mengalami hipertensi sistolik terisolasi, 85,3% responden memiliki lingkar perut tidak normal, kategori IMT gemuk dan obesitas sebesar 56,9%, 100% responden memiliki resiko mengalami komplikasi penyakit jantung dan stroke, 9,5% responden mengalami komplikasi ulkus diabetik, 8,4% memiliki gejala komplikasi ginjal, 43,2% responden memiliki gejala resiko komplikasi retinopati, 26,3% memiliki komplikasi sindrom metabolik. Disarankan bagi penderita diabetes mellitus untuk lebih meningkatkan self manajemen diabetes untuk kendalikan komplikasi dibetes mellitus.
Pengaruh Self Manajement terhadap Pengendalian Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di UPTD Diabetes Center Kota Ternate: The Effect of Self Management on Control of Blood Sugar Levels in Patients with Type II Diabetes Mellitus in the UPTD Diabetes Center, Ternate City Yusnita Yusnita; Rosmila Tuharea
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 4 No. 3: SEPTEMBER 2021 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (806.774 KB) | DOI: 10.56338/mppki.v4i3.1607

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh self management terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe II di UPTD Diabetes Centre Kota Ternate. Jenis penelitian ini adalah Rancangan penelitian menggunakan rancangan penelitian Quasi Eksperimen dengan desain penelitian “Non-Equivalent Groups Pretest-Posttest Design”. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus tipe II yang ada di UPTD Diabetes Center dengan sampel sebesar 31. Analisis data menggunakan Uji Pired Sample t test untuk Variabel Stress dan pola maka, Uji Wilcoxon Test untuk variabel Kontrol gula darah, olahraga, kepatuhan pengobatan dan pemeriksaan kadar gula darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Ada perbedaan pengelolaan stress antara sebelum dan sesudah diberikan pelatihan self managent stress dengan nilai sig 0,009 < 0,05. Ada perbedaan pengaturan pola makan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan self managent pola makan dengan nilai sig 0,001 < 0,05. Tidak ada perbedaan kontrol gula darah sebelum dan sesudah diberikan pelatihan self managent kontrol gula darah dengan nilai sig 0,100 > 0,05. Tidak ada perbedaan olahraga sebelum dan sesudah diberikan pelatihan self managent olahraga dengan nilai sig 1,100 > 0,05. Tidak ada perbedaan kepatuhan pengobatan sebelum dan sesudah diberikan pelatihan self managent kepatuhan pengobatan dengan nilai sig 0,195 > 0,05 dan tidak ada pengaruh kadar gula darah sebelum dan sesudah diberikan pelatihan self managent dengan nilai sig 0,439 > 0,05. Peningkatan self management sangat penting untuk mengendalikan kadar gula darah, maka diharapkan penderita lebih mandiri dalam mengontrol kadar gula darahnya sehingga dapat meminimalisir resiko komplikasi diabetes.
Kepadatan Larva Nyamuk Aedes aegipty berdasarkan House Index sebagai Indikator Surveilans Vektor Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Tabona, Kecamatan Ternate Selatan Amalan Tomia; Rosmila Tuharea; Monisa A. Hi, Djafar
JURNAL BIOSAINSTEK Vol 4 No 2 (2022): Juli 2022
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52046/biosainstek.v4i2.1064

Abstract

Demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus Dengue dan penyebarannya selalu melalui gigitan nyamuk Ae. aegipty. Virus Degue dikenal penyebab penting penyakit DBD pada daerah tropis dan subtropis. Pengetahuan terkait tingkat kepadatan larva sangat penting untuk mengurangi tingkat populasi Ae. aegipty. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepadatan Larva Nyamuk Ae. aegipty berdasarkan House Index sebagai Indikator Surveilans vektor Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Tabona, Kecamatan Ternate Selatan, Bersarkan hasil survei larva pada 100 rumah responden di Kelurahan Tabona diperoleh angka house index (HI) sebesar 65, % yang termasuk kategori density figure (DF)=8, hal ini menunjukkan telah terjadinya nyamuk Ae. aegipty tinggi sehingga penyebaran nyamuk semakin cepat yang akan berpengruh pada terjadinya penularan penyakit DBD.
Analysis of Factors Affecting the Utilization of PTM Posbindu at the Jailolo Health Center, West Halmahera Regency Rosmila Tuharea; Yusnita Yusnita; Hairudin La Patilaiya; Sumaryati Sumaryati; Sahril Amin
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 3 No. 6 (2022): November 2022
Publisher : Publisher Cv. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v3i6.635

Abstract

Backgroud : Posbindu PTM is a form of service that involves community participation through promotive and preventive efforst to detect and control early on the presence of PTM risk factors in an integrated manner. The purpose of this study was to determine the factors that influence the utilization of PTM Posbindu at the Jailolo Health Center, West Halmahera Regency. This type of research uses cross sectional approach with a cross sectional study. The population was 201 participants with the sampling technique using the Slovin formula,namely 134 pasticipants. Data obtained by conducting interviews using a questionnaire. Data analysis was univariate and bivariate with che square statistical test with a value of=0,05. Based oh the results of the study, it can be concluded that there is a significant relationship between knowledge p-value=0,001<alpha (α=0,05), family support p-value=0,004<alpha (α=0,05), while the unrelated is attitude p-value=1.568<alpha value (α=0.05), health worker support p-value=1.249<alpha value (α=0.05) and PTM cadre support p-value=0.941<alpha value (α=0.05) on the utilization of PTM Posbindu at the Jailolo Health Center, West Halmahera Regency. It is recommended that participants take part in PTM Posbindu activities so that they can prevent PTM disease from an early age. Health workers and PTM cadres are more active in approaching or coordinating so that participants want to visit PTM Posbindu.
GAMBARAN PENULARAN TRANSOVARIAL VIRUS DENGUE ANTAR NYAMUK Aedes aegypti DI KOTA TERNATE Amalan Tomia; Rosmila Tuharea
Biomedika Vol 14, No 2 (2022): Biomedika Agustus 2022
Publisher : Universitas Muhamadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/biomedika.v14i2.18028

Abstract

ABSTRAK Virus Dengue merupakan agen penyebab penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Sp. Penularan virus Dengue antar Aedes Sp. umumnya terjadi secara horisontal dan vertical (transovarial). Penularan transovarial virus Dengue melalui vektor di daerah endemik bisa menjadi potensi peningkatan kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penularan virus Dengue secara transovarial, dengan menggunakan metode RT-PCR. Sampel penelitian adalah nyamuk Aedes aegypti yang berasal dari koleksi telur Aedes sp. Koleksi telur didapatkan dari pemasangan 400 ovitrap pada 100 rumah yang berasal dari kelurahan endemik yang terdapat pada 4 wilayah kerja Puskesmas yang terdapat kasus DBD. Kemudian dilakukan pemeriksaan RT-PCR virus Dengue pada nyamuk F2 (telur dari ovitrap yang ditetaskan). Sampel nyamuk Ae. aegypti betina F2 yang digunakan berjumlah 360 nyamuk. Hasil pemeriksaan RT-PCR menunjukkan bahwa nilai Transovarian Invection Rate (TIR) 0% atau telur nyamuk Ae.aegypti pada wilayah tersebut tidak terinfeksi virus Dengue (negatif). Kesimpulan penelitian ini adalah penularan virus Dengue di kota Ternate belum terjadi secara transovarial.  Kata kunci: DBD, Penularan Transovarial, Aedes aegypti ABSTRACT Dengue virus is etiology of dengue hemorrhagic fever (DHF) which is transmitted through the Aedes Sp. Dengue virus transmission between Aedes Sp. generally occur horizontally and vertically (transovarial). Transovarial transmission of dengue virus through vectors in endemic areas could be a potential increase in dengue cases. This study aims to determine the description of dengue virus transmission transovarially, using the RT-PCR method. The research sample was the Aedes aegypti mosquito from the collection of Aedes sp. The egg collection was obtained from the installation of 400 ovitraps in 100 houses from endemic villages located in 4 areas of community health centers with dengue cases. Then the dengue virus RT-PCR examination was carried out on F2 mosquitoes (mosquitoes from hatched ovitrap eggs). Samples of Ae. aegypti female F2 used were 360 mosquitoes. The results of the RT-PCR examination showed that the value of the Transovarian Invection Rate (TIR) was 0% or the Ae. aegypti mosquito eggs in the area were not infected with the Dengue virus (negative). The conclusion of this study is that the transmission of dengue virus in the city of Ternate has not occurred transovarially.Keywords: DHF, Transovarial Transmission, Aedes aegypti