Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pondok Sehat sebagai Pencegahan Penyakit Skabies di Madrasah Berasrama Siti Aminah Tri Susila Estri; Muhammad Khotibudin
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 4 (2021): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v5i4.3909

Abstract

Skabies adalah infeksi lapisan kulit epidermis yang disebabkan oleh tungauSarcoptes scabiei. Penyakit ini mudah menular dari manusia ke manusia, dan sering ditemui pada sekelompok populasi yang tinggal di tempat bersama. Madrasah Mu’alimin Muhammadiyah merupakan sekolah berasrama tingkat pertama dan atas yang menyediakan asrama untuk semua siswanya. Pada tahun 2018 terdapat 500 (36%) kejadian skabies dari 1370 santri. Usaha madrasah untuk menjaga kesehatan siswa dan lingkungan sekolah dengan menyediakan pos kesehatan pesantren (poskestren) dan kegiatan palang merah remaja. Berdasar wawancara dan observasi, belum ada sistem pengelolaan penyakit menular skabies yang komprehensif, sehingga santri yang sakit menular akan mudah menularkan penyakitnya ke santri sekitarnya. Pengelola madrasah dan poskestren menyatakan bahwa diperlukan usaha bersama dan terkoordinasi untuk mengelola penyakit menular. Melalui kegiatan pengabdian ini telah dilakukan penyusunan sistem pengelolaan penyakit menular, yang meliputi alur rujukan santri sakit, menetapkan petugas yang terlibat dalam alur rujukan dan membuat dokumen yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem ini. Dengan kegiatan juga telah tersedia 22 santri husada sebagai salah satu petugas yang bertugas mendeteksi santri yang sakit menular dan telah dilatih penyakit skabies. Keberhasilan kegiatan ini ditunjukkan dari kemampuan santri husada, musyrif dan poskestren menjalankan sistem dalam ujicoba selama 2 bulan.Pondok Sehat as Prevention of Scabies Disease in Boarding SchoolABSTRACT Scabies is an infection of the epidermal skin caused by Sarcoptes scabiei mites. This disease is easily transmitted from human to human and is often found in populations that live in shared places. Madrasah Mu'alimin Muhammadiyah is a first and upper level boarding school that provides dorms for all students. In 2018 there were 500 (36%) scabies events from 1370 santri. Madrasa efforts to maintain the health of students and the school environment by providing pesantren health posts and youth red cross activities. Based on interviews and observations, there is no system for handling infectious diseases that is supported, so that students who are infectious will easily pass the disease to the surrounding students. Madrasah managers and pesantren health posts stated that joint and coordinated efforts are needed to manage infectious diseases. Through this service, the disease management system has been regulated, which includes the flow of referrals for sick students, the approval of officers involved in the referral flow and making the documents needed to run the system. With the activity, 22 Husada santri were also available as one of the officers who reversed the infectious students who had been infected with scabies. The success of this activity, increased the ability to run the santri husada, musyrif and poskestren program in the trial system for 2 months. Keywords: madrasa; husada student; scabies
UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM VAKSINASI COVID-19 MELALUI PEMBERDAYAAN IBU-IBU ‘AISYIYAH Nova Maryani; Alfaina Wahyuni; Siti Aminah Tri Susila Estri
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.673 KB) | DOI: 10.18196/ppm.43.607

Abstract

Sejak awal pandemi jumlah kasus positif Covid-19 di DIY semakin bertambah. Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru. Vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19 dianggap sebagai pendekatan yang paling menjanjikan untuk mengendalikan pandemik dan diharapkan bisa membentuk herd immunity pada masyarakat. Berdasarkan survey pada ibu-ibu Aisyiyah PCA Sleman didapatkan bahwa masih terdapat pemahaman yang kurang tepat mengenai vaksin dan perkembangan terkini tentang penyakit Covid-19 maka diadakanlah kegiatan seminar sosialisasi dengan tujuan agar dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Covid-19 dan vaksinasinya sehingga nantinya mereka dapat menjadi edukator dan motivator yang selanjutnya dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi Covid-19 dengan sukarela. Hasil diadakannya sosialisasi didapatkan ada perbedaan rata-rata antara pretest (11.65) dan posttest (13.73) ada peningkatan pemahaman mengenai pentingnya selalu menerapkan protokol kesehatan dan perlunya vaksinasi untuk membentuk kekebalan kelompok, khususnya kelompok rentan seperti ibu hamil dan orang tua.
Incidence and Management of Scabies in Boarding School: Perception from Residents Siti Aminah Tri Susila Estri; Muhammad Khotibudin
IJNP (Indonesian Journal of Nursing Practices) Vol 6, No 1 (2022): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ijnp.v6i1.13355

Abstract

Background: Scabies is a Sarcoptes scabei infection of the human epidermis. This disease is often found in patients who live in groups, such as in boarding schools. Although the risk factors, knowledge, and treatment of scabies have been known, the incidence of scabies in Islamic boarding schools is still high. There is a perception that scabies is a common disease among students. Scabies can interfere with the quality of life or activities of sufferers.Objective: Therefore, it is necessary to study the perceptions of managers and residents of boarding schools regarding the management and incidence of scabies in Islamic boarding schools.Methods:  This research was conducted in an Islamic boarding school using a qualitative method. The information was obtained from 40 participants: school leaders or managers, teachers, non-educational staff, students, and parents of students in boarding schools.  Information was collected using a google form, then coded and grouped based on the item. This study has been declared ethically feasible by the research ethics committee.Result: The result showed that participants considered scabies a skin disease that could interfere with daily activities. It could be transmitted through direct contact, using toiletries or clothes together.  School leadership policies, based on good knowledge, followed by the appropriate behavior of all school residents, had an important role in the incidence of scabies in boarding schools.Conclusion: The participants had explained similar perceptions about scabies and their management in their boarding school. Participants agreed that scabies could be eliminated by jointly implementing healthy lifestyle behaviors based on Islamic values. The researchers suggest continuing and improving activities and management of students with scabies so that the school can be free from scabies. Second, further research can be carried out in schools with a high incidence of scabies so that it can be compared and find the basic problem about why there is still a high incidence of scabies in boarding schools in Indonesia.
Pentas Keliling (Peningkatan Kualitas Kesehatan, Pengelolaan Limbah Dan Lingkungan) Dukuh Bangunsari, Bangunkerto, Turi, Sleman A.Khalid Syaifurrijal; Arelia Putri Nabila; Nadhifah Atsani; Fitri Raoddatul Jannah; Ayu Nurmalasari; Ananda Andriardi; Anita Kusuma Wardani; Tsalitsa Azqiatun; Siti Aminah Tri Susila Estri
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2023): Semnas PPM 6 Tahun 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan informal yang berbentuk pengabdian masyarakat. KKN merupakan bentuk pengabdian yang dilaksanakan berdasarkan hasil observasi dan sebagai solusi yang diberikan berdasarkan permasalahan-permasalahan di masyarakat. Program ini merupakan program wajib yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melalui Lembaga Pengabdian, Pendidikan, dan Pengembangan Masyarakat (LP3M) UMY sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa S1. Program KKN Reguler UMY 2023 mengangkat program tematik kesehatan di beberapa padukuhan pada wilayah-wilayah tertentu, salah satunya di Padukuhan Bangunsari, Kalurahan Bangunkerto, Kecamatan Turi, Sleman. Berkaitan dengan program KKN Reguler tematik kesehatan, mahasiswa KKN 046 UMY di Dukuh Bangunsari mendapatkan beberapa permasalahan kesehatan berdasarkan hasil observasi dan pendataan. Permasalahan tersebut di antaranya, terhambatnya kegiatan posyandu remaja dan posyandu lansia. Posyandu remaja tekendala karena kurangnya koordinasi antara pengurus/kader dengan pihak puskesmas yang mendampingi dan kurangnya minat remaja pada kegiatan tersebut. Posyandu lansia terkendala karena tidak adanya jadwal kegiatan yang jelas dan pasti, informasi waktu pelaksanaan posyandu remaja yang tidak tersampaikan dengan baik kepada para lansia Dukuh Bangunsari, serta terbatasnya jumlah pemberian bantuan dari puskesmas. Selain permasalahan mengenai program, mahasiswa KKN 046 UMY juga mendapat data terkait prevalensi penyakit yang tinggi sehingga dijadikan fokus program KKN. Permasalahan tersebut yaitu adanya 2 kasus stunting dan tingginya kasus Penyakit Tidak Menular (PTM). Dengan tingginya kasus PTM dan terhambatnya kegiatan posyandu lansia, maka mahasiswa KKN 046 UMY mengangkat program pemeriksaan gratis lansia dengan metode berupa pengecekan tekanan darah, kadar gula darah, asam urat, dan kolesterol guna mencapai tujuan yaitu peningkatan kesadaran, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku masyarakat khususnya lansia terakit PTM. Dengan kegiatan pemberdayaan tersebut, didapatkan hasil yaitu terdeteksinya 26 lansia mengalami hipertensi, 6 lansia terdeteksi hiperglikemia, 12 lansia terjangkit hiperurisemia, dan 21 lansia mengalami hiperkolesterolemia. Setelah dilakukan pemeriksaan tersebut, setiap lansia diberi edukasi terkait hasil yang didapatkan, baik informasi mengenai penyakit yang terdeteksi, cara mencegah keparahan, tata laksana non farmakologi bagaimana pola hidup yang baik khusunya dari pola makan, dan pemberian saran untuk periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Selain itu, mahasiswa KKN 046 UMY menindaklanjuti hal tersebut dengan diadakannya program penyuluhan PTM dan Toga (Tanaman Obat Keluarga) pada lansia yang terdeteksi hasil pemeriksaan tidak normal dan asuhan keluarga kepada salah satu lansia dengan hasil pemeriksaan didapatkan hasil hipertensi, hiperurisemia, dan hiperkolesterolemia.