Hendi Hamdani
Institut Teknologi Garut

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISA DAERAH RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS PULAU BANGKA) Hendi Hamdani; Sulwan Permana; Adi Susetyaningsih
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.967 KB) | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.283

Abstract

Pemetaan daerah rawan banjir merupakan salah satu cara pengendalian banjir secara non-struktural. Analisa daerah rawan banjir pada penelitian ini menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tiga parameter yaitu (1) Curah Hujan, (2) Kelerengan dan (3) Penggunaan Lahan. Analisa curah hujan menggunakan metode Gumbel menghasilkan curah hujan rencana periode ulang 25 tahun adalah 157,302 mm, ini termasuk dalam kategori rendah di wilayah Indonesia, dan metode Isohyet menghasilkan penyebaran curah hujan/daerah tangkapan air (DTA). Dari analisa kelerengan diperoleh 98,96% wilayah Pulau Bangka terletak pada dataran rendah (pada tingkat kelerengan 0-8%) artinya berada pada daerah yang rawan banjir. Analisa penggunaan lahan diketahui jenis tutupan lahan paling besar di Pulau Bangka berupa hutan sekunder (42%) dimana lebih tinggi dari hutan primer (27%), hal ini sangat berbahaya karena hutan sekunder cenderung mudah beralih fungsi. Hasil analisa semua parameter dibandingkan dan diberi bobot menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) matriks Pairwise Comparison. Diperoleh nilai bobot untuk penggunaan lahan adalah 0,87, hujan 0,27 dan kelerengan 0,08. Seluruh hasil analisa digabung menggunakan metode Overlay Intersection pada ArcGIS10.1 untuk menghasilkan peta daerah rawan banjir berdasarkan 3 parameter yang digunakan. Diperoleh 17,76% daerah di Pulau Bangka adalah rawan banjir, 6,98% daerah paling rawan banjir dan 18,88% daerah terancam banjir.
ANALISA DAERAH RAWAN BANJIR MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (STUDI KASUS PULAU BANGKA) Hendi Hamdani; Sulwan Permana; Adi Susetyaningsih
Jurnal Konstruksi Vol 12 No 1 (2014): Jurnal Konstruksi
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/konstruksi/v.12-1.283

Abstract

Pemetaan daerah rawan banjir merupakan salah satu cara pengendalian banjir secara non-struktural. Analisa daerah rawan banjir pada penelitian ini menggunakan bantuan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tiga parameter yaitu (1) Curah Hujan, (2) Kelerengan dan (3) Penggunaan Lahan. Analisa curah hujan menggunakan metode Gumbel menghasilkan curah hujan rencana periode ulang 25 tahun adalah 157,302 mm, ini termasuk dalam kategori rendah di wilayah Indonesia, dan metode Isohyet menghasilkan penyebaran curah hujan/daerah tangkapan air (DTA). Dari analisa kelerengan diperoleh 98,96% wilayah Pulau Bangka terletak pada dataran rendah (pada tingkat kelerengan 0-8%) artinya berada pada daerah yang rawan banjir. Analisa penggunaan lahan diketahui jenis tutupan lahan paling besar di Pulau Bangka berupa hutan sekunder (42%) dimana lebih tinggi dari hutan primer (27%), hal ini sangat berbahaya karena hutan sekunder cenderung mudah beralih fungsi. Hasil analisa semua parameter dibandingkan dan diberi bobot menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) matriks Pairwise Comparison. Diperoleh nilai bobot untuk penggunaan lahan adalah 0,87, hujan 0,27 dan kelerengan 0,08. Seluruh hasil analisa digabung menggunakan metode Overlay Intersection pada ArcGIS10.1 untuk menghasilkan peta daerah rawan banjir berdasarkan 3 parameter yang digunakan. Diperoleh 17,76% daerah di Pulau Bangka adalah rawan banjir, 6,98% daerah paling rawan banjir dan 18,88% daerah terancam banjir.