Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

OPTIMALISASI FASE, UNTUK MENINGKATKAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus : Jalan H. E. A. Mokodompit – M. T. Haryono) Adris Ade Putra; La Ode Muhamad Nurrakhmad Arsyad; Aswandri Aswandri
STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol 7, No 3 (2019): STABILITA || Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Publisher : Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55679/jts.v7i3.10060

Abstract

ABSTRAKPertigaan kampus baru UHO Kota Kendari, merupakan pertemuan antara Jalan H. E. A. Mokodompit - Jalan M. T. Haryono – Jalan H. A. Nasution. Ketiga ruas jalan tersebut dikategorikan sebagai jalan Kelas I dan tipe jalan 4 lajur 2 jalur terbagi (4/2D). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengoptimalisasian fase untuk meningkatkan kinerja simpang bersinyal di ruas  Jl. H.E.A Mokodompit – Jl. M.T Haryono dan H.A. Nasution dan mengetahui besar tundaan, panjang antrian, derajat kejenuhan, jumlah kendaraan terhenti serta kapasitas yang terjadi. Metode yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Adapun sumber data yang digunakan pada penelitian lapangan dengan data primer berupa hasil survey lalu lintas harian rata-rata (LHR) dan pengambilan data geometrikHasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini pada kondisi eksisting simpang pada ruas jalan H.E.A. Mokodompit – M.T. Haryono dan H.A. Nasution dengan melakukan perhitungan yang mengacu pada metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, menghasilkan jumlah tundaan, panjang antrian, derajat kejenuhan, jumlah kendaraan terhenti serta besar kapasitas yang terjadi adalah sebagai berikut : (a) Ruas jalan H. E. A. Mokodmpit (lengan A), memiliki tundaan total 20.402 smp.det, panjang antrian 52 m, derajat kejenuhan sebesar 0,82, jumlah kendaraan terhenti 435 smp/jam serta kapasitas sebesar 526 smp/jam. (b) Ruas jalan M. T. Haryono (lengan B), memiliki tundaan total 20.652 smp.det, panjang antrian 54 m, derajat kejenuhan sebesar 0,82, jumlah kendaraan terhenti 460 smp/jam serta kapasitas sebesar 568 smp/jam. (c) Ruas jalan H. A. Nasution (lengan C), memiliki tundaan total 27.655 smp.det, panjang antrian 78 m, derajat kejenuhan sebesar 0,82, jumlah kendaraan terhenti 731 smp/jam serta kapasitas sebesr 1000 smp/jam.Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini dengan melakukan perubahan fase dari system tiga fase menjadi sistem 2 fase menghasilkan kapasitas yang lebih tinggi, derajat kejenuhan yang lebih rendah serta antrian dan tundaan yang semakin kecil, sehingga simpang tiga pada ruas jalan H. E. A. Mokodompit – M. T. Haryono dan H. A. Nasution akan lebih baik jika menggunakan system dua fase. Besarnya tundaan, panjang antrian, derajat kejenuhan, jumlah kendaraan terhenti serta besar kapasitas yang terjadi adalah sebagai berikut: (a) Ruas jalan H. E. A. Mokodmpit (lengan A), memiliki tundaan total 7.502 smp.det, panjang antrian 23 m, derajat kejenuhan sebesar 0,64, jumlah kendaraan terhenti 398 smp/jam serta kapasitas sebesar 674 smp/jam. (b) Ruas jalan M. T. Haryono (lengan B) dan Ruas jalan H. A. Nasution, memiliki tundaan total 10.099 smp.det, panjang antrian 38 m, derajat kejenuhan sebesar 0,64, jumlah kendaraan terhenti 804 smp/jam serta kapasitas sebesar 2.011 smp/jam. Kata Kunci :   MKJI 1997, Optimalisasi Fase, Simpang Bersinyal