Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS DI RSUP.DR.KARIADI SEMARANG Elyana Hapsari; Widodo Sarjana; Muchlis Achsan Udji Sofro
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.46 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14341

Abstract

Latar Belakang : Epidemi HIV AIDS saat ini telah melanda seluruh negara di dunia. Semarang adalah penyumbang angka HIV/AIDS terbesar di Jawa Tengah. Penyakit HIV AIDS telah menimbulkan masalah yang cukup luas terhadap individu yang terinfeksi yakni meliputi masalah fisik,sosial, dan emosional. Salah satu masalah emosional terbesar yang dihadapi ODHA adalah depresi. Kasus depresi pada ODHA ini diperkirakan mempunyai frekuensi mencapai 60% dari total kasus depresi yang ada. Depresi yang berkelanjutan akan menyebabkan penurunan kondisi secara fisikdan mental, sehinggasangat berpengaruh terhadap kualitas hidup ODHA.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara depresi dengan kualitas hidup serta mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor demografi dengan kualitas hidup pasien HIV/AIDS di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional denganrancangan penelitian Cross sectiona). Tingkat depresi dan kualitas hidup diukur dari skor pada kuesioner BDI dan WHO-QOL. Sampel penelitian berjumlah 92 orang yaitu pasien HIV/AIDS di Poli Penyakit Tropis dan Infeksi RSUP. Dr. Kariadi Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan metode non probability sampling melalui consecutive sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji Chi Square.Hasil : Dari hasil analisis menunjukkan adanya hubungan antara depresi dengan kualitas hidup pada domain lingkungan (p =0,037 , α = 0,05), serta didapatkan pula adanya hubungan antara lama menderita dengan kualitas hidup pada domain psikologis (p =0,009 , α = 0,05).Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara depresi dengan kualitas hidup pada domain lingkungan dan hubungan yang bermakna antara lama menderita dengan kualitas hidup domain psikologis.
Efektivitas Biolarvasida Bactivec SL® Terhadap Larva Aedes spp. di Kelurahan Bentiring Kota Bengkulu Dessy Triana; Naura Thania Salsabillah; Mardhatillah Sariyanti; Martini Martini; Ari Suwondo; Muchlis Achsan Udji Sofro
Jurnal Vektor Penyakit Vol 15 No 2 (2021): Edisi Desember
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/vektorp.v15i2.4812

Abstract

ABSTRACT Vector-borne diseases such as dengue are still a health problem in Indonesia. Vector control is the most effective measure to prevent disease transmission. Bactivec SL® has been used since 2008 in Bengkulu City in the dengue control program in Bengkulu City. Evaluation of the effectiveness of the use of biolarvicides has not been carried out effectively. This study aimed to asses the effectiveness of Bactivec SL® against larvae of Aedes sp. used to control dengue in 2020 from Bentiring Village, Bengkulu City. This research was an experimental post test only control group design in November to December 2020 . The sample was obtained from the Bentiring Village as many as 160 larvae of Aedes sp. instar III and instar IV and they were divided into 2 groups (control group and treatment group). This study used the biological test method (4 replications). Data were analyzed by one way ANOVA test and probit analysis to determine the value of LT50,90,99. The results showed that Bactivec SL® was no longer effective in controlling Aedes sp. larvae. in Kelurahan Bentiring with a larval mortality rate of 35%. The value of LT50,90,99 were 76 hours, 107 hours and 131 hours, respectively. The incidence of dengue fever in Bengkulu City in 3 consecutive years (2017-2020) has increased larvicide use rotation is very necessary for optimal control of Aedes sp larvae. ABSTRAK Penyakit tular vektor seperti dengue masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pengendalian vektor merupakan tindakan yang paling efektif untuk mencegah penularan penyakit. Bactivec SL® telah digunakan sejak tahun 2008 di Kota Bengkulu dalam program pengendalian dengue di Kota Bengkulu. Evaluasi efektifitas penggunaan biolarvasida belum dilakukan dengan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektivitas Bactivec SL® terhadap larva Aedes sp. yang digunakan untuk kontrol dengue pada tahun 2020 yang berasal dari Kelurahan Bentiring Kota Bengkulu. Penelitian ini merupakan eksperimental post test only control group design pada bulan November-Desember 2020. Sampel penelitian ini didapatkan dari Kelurahan Bentiring sebanyak 160 ekor larva Aedes sp. instar III dan instar IV yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok uji dengan sembilan variasi waktu. Penelitian ini menggunakan metode uji hayati sebanyak empat kali replikasi. Data dianalisis dengan uji one way ANOVA dan analisis probit untuk menentukan nilai LT50,90,99. Hasil penelitian menunjukan Bactivec SL® dosis 3 µl/L sudah tidak efektif dalam mengendalikan larva Aedes sp. di Kelurahan Bentiring dengan angka kematian larva sebesar 35%. Nilai LT50,90,99 berturut-turut sebesar LT50 76 jam, LT90 107 jam dan LT 99 131 jam. Angka kejadian DBD di Kota Bengkulu dalam tiga tahun berturut-turut (2017-2020) mengalami peningkatan. Rotasi larvasida sangat diperlukan untuk pengendalian larva Aedes sp. yang optimal.
Seroprevalence Hepatitis C Reaktif pada Donor Palang Merah Indonesia Semarang, Jawa Tengah Galih Prakasa Adhyatma; Ajrina Luthfita; Arcita Hanjani; Andyta Nalaresi; Garda Widhi Nurraga; Anna Kartika Yuli Astuti; Hery Djagat Purnomo; Muchlis Achsan Udji Sofro
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 3 (2020): Optimalisasi Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Menuju Kemandirian di Tengah P
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Asia Pasifik memiliki prevalensi infeksi Hepatitis tertinggi di dunia dengan 74% kematian akibat komplikasihepar terjadi di Asia. Pada tahun 2012, Hepatitis C diperkirakan memiliki prevalensi sebesar 0,39% berdasarkan datayang diambil dari Unit Transfusi Darah Pusat. WHO menetapkan target untuk mengurangi kejadian infeksi hepatitisbaru sebanyak 90% dan kematian akibat hepatitis sebanyak 65% pada tahun 2030. Penelitian dilakukan dengan metodedeskriptif observasional di Semarang pada September 2019 – Februari 2020. Data didapatkan dari catatan medispasien dari Januari 2009 – Desember 2019. Donor di Palang Merah Semarang yang memiliki skrining HCV-reaktifdan data rekam medis yang lengkap di inklusi ke dalam studi. Seroprevalensi Hepatitis C reaktif adalah 2267 donordari total pendonor 710.778 (0.3%). Prevalensi tertinggi ditemukan pada tahun 2009 (0.6%) dan yang terendah padatahun 2018 dan 2019 (0.2%). Pada tahun 2011 sampai dengan 2015 dan 2017 prevalensi adalah 0.3%. Pada tahun2010 dan 2016 prevalensi adalah 0.4%. Penelitian menunjukkan terdapatnya penurunan selama sepuluh tahun kohort.Usia rerata donor reaktif adalah 33.88 (SD 11.45) dengan jangkauan usia 16 – 67. 79.8% dari donor reaktif adalahlaki-laki dan 20.2% perempuan. Ditemukan 74.6% dari donor reaktif berdomisili di Semarang. Pekerja swastamerupakan pekerjaan yang paling banyak dimiliki oleh donor reaktif (55.5%). Infeksi HCV pada pendonor darahmerupakan masalah kesehatan masyarakat. Ditemukan bahwa terjadi penurunan pada prevalensi selama 10 tahunnamun belum mencapai target yang ditetapkan oleh WHO. Usaha penanganan dan pengendalian infeksi harusdilakukan dengan lebih giat untuk dapat mengurangi kejadian infeksi hepatitis virus baru. Kata Kunci: Seroprevalensi Hepatitis C, Hepatitis C, Palang Merah Indonesia Semarang, Hepatitis Virus, InfeksiMenular Lewat Transfusi Darah
Faktor Internal ODHA yang Berpengaruh Terhadap Ketidaktepatan Konsumsi ARV di Wilayah Semarang Tuti susilowati; Selamet Hidayat; Sutini Sutini; Slamet Riyadi; Risnawati Risnawati; Ana Bina Sari; Muchlis Achsan Udji Sofro
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 2 (2019): Tantangan Implementasi Hasil Riset Perguruan Tinggi untuk Industrialisasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Prevalensi HIV /AIDS di dunia  mengalami peningkatan, begitu pula di Indonesia. Menurut WHO  kasus HIV/AIDS didunia tahun 2017   sekitar 36,9 juta jiwa,  di Indonesia sampai awal 2018 ada 291.129jiwa, Jawa Tengah 23.508 jiwa , Semarang  sampai Mei 2018 ada 4800 jiwa. ODHA yang dinyatakan reaktif HIV dianjurkan segera konsumsi ARV. Obat ARV berfungsi menekan perkembangan virus sehingga  penderitaHIV/AIDS dianjurkan  teratur konsumsi ARV seumur hidup.  Temuan data menunjukkan kepatuhan  ARV  bagi penderita  masih  rendah, sehingga banyak faktor yang berpengaruh terhadap ketidaktepatan minum  ARV.  Hal ini diperkuat dengan penemuan  kasus Loss to follow up (LTFU)  yang  meningkat.  Tujuan: mengetahui faktor internal ODHA yang  berpengaruh terhadap  ketidaktepatan konsumsi ARV di wilayah Semarang Metode:Menggunakan observasional analitik, pendekatan cross sectional, jumlah sampel:  55 ODHA yang  berobat di wilayah Semarang.Tekhnik sampling  non random jenis purposif sampling. Hasil: Faktor internal ODHA  yangberpengaruh terhadap ketidaktepatan konsumsi ARV  antara lain  status pekerjaan  yang sibuk   RP  1,896 (95% CI   1,068  - 3,368  p =  0,022), infeksi oportunistik  semakin banyak  RP  2,545   (95% CI  1,489- 4,351     p= 0,001), keikutsertaan ODHA dalam KDS terlambat  RP  2,182 (95% CI   1,264  -3,767  p = 0,004 ) Kesimpulan: faktor internal ODHA yang berpengaruh terhadap ketidaktepatan konsumsi ARV dan dinyatakan bermakna antara lain status pekerjaan yang  sibuk, infeksi oportunistik  semakin banyak  , keikutsertaan ODHA dalam KDS  terlambat .Kata kunci:  Faktor internal ODHA, ketidaktepatan konsumsi ARV, Semarang