Endang Ambarwati
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

THE DIFFERENCE OF HISTOPATHOLOGICAL IMAGE OF THE WISTAR RAT’S KIDNEY ADMINISTERED WITH GRADUAL DOSAGE OF PYRETHROID Diaz Almayang; Saebani Saebani; Tuntas Dhanardhono; Endang Ambarwati; Ika Pawitra Miranti
JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/dmj.v10i2.29537

Abstract

Background: Pyrethroid pesticide poisoning cases in developed and developing countries have a high incidence every year. One of the active substances in pyrethroid widely used is cypermethrin. The effects of cypermethrin intoxication on the kidneys, especially in humans, are little to be studied. This study aims to determine the difference in the histopathological image of the Wistar rat’s kidney.Method: The experimental research of the post-test only control group design involved 24 male Wistar rats divided into 4 groups randomly, the control (not given cypermethrin), treatments of 125 mg/kgBW, 250 mg/kgBW, and 500 mg/kgBW. Cypermethrin are given orally for 14 days. After the rats were terminated, the kidney were processed to be paraffin-embedded tissues and stained with HE. Tubular injuries were examined using 400x magnification of light microscope and focused on closure of tubular lumen as well as proteinaceous cast inside the lumens.Results: The results of this study showed that the means of histopathological damage to the kidneys increased from control group to 500 mg/kgBW treatment group. Statistical analysis with One way ANOVA showed significant differences (p<0.001), continued with Post hoc games Howell test, there was a significant differences between control group with 250 mg/kgBW treatment group and 500 mg/kgBW treatment group, and between 125 mg/kgBW treatment group with 250mg/kgBW treatment group and 500 mg/kgBW treatment group. There was no significant difference between the control group with 125 mg/kgBW group and 250 mg/kgBW treatment group with 500 mg/kgBW treatment group.Conclusion: There is a significant difference in renal histopathological  image due to exposure to pyrethroid (cypermethrin) in gradual doses. The image of kidney damages can result in tubules injury  which include: albuminous degeneration with narrowing of the tubular lumen and hyaline cast. The means of tubular injury rate will increase with increasing dose of pyrethroid.
PERBEDAAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA Gerry Risangdiptya; Endang Ambarwati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.035 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14452

Abstract

Latar Belakang : Olahraga merupakan serangkaian aktivitas fisik yang berfungsi untuk menjaga serta meningkatkan kesehatan baik fisik maupun rohani. Salah satu olahraga yang sedang populer di Indonesia khususnya pada kaum wanita adalah senam pilates. Penekanan pada latihan pilates adalah pada pernafasan, kordinasi, serta keseimbangan tubuh.Tujuan : Mengetahui perbedaan antara keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah melakukan senam pilates pada wanita usia muda.Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan rancangan one group pre-test post-test design. Sampel penelitian adalah wanita usia 18-25 tahun dengan besar sampel 16 orang. Pemeriksaan keseimbangan tubuh menggunakan Standing Stork Test. Uji normalitas menggunakan uji Saphiro-Wilk dan uji hipotesis menggunakan uji t berpasangan.Hasil : Rerata nilai SST subjek penelitian sebelum senam pilates adalah 4,46 ± 2,47 detik dengan nilai terendah adalah 1,5 detik dan nilai tertinggi adalah 9,05 detik, sedangkan rerata nilai SST subjek penelitian sesudah senam pilates adalah 14,15 ± 8,93 detik dengan nilai terendah adalah 3,58 detik dan nilai tertinggi 37,14 detik. Ada perbedaan yang bermakna antara keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah senam pilates pada wanita usia muda (p<0,001).Kesimpulan : Ada perbedaan yang bermakna antara keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah senam pilates pada wanita usia muda.
PENGARUH BERMAIN VIDEO GAME TIPE ENDLESS RUNNING TERHADAP ATENSI Vania Oktaviani Sujamto; Endang Ambarwati; Fanti Saktini
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.886 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18646

Abstract

Latar Belakang: Video game masih dipandang oleh masyarakat hanya berdampak negatif. Video game tipe endless running memerlukan atensi dan koordinasi visuomotorik yang baik karena game ini memiliki tempo yang cepat dan kecepatannya bertambah seiring bertambah sulitnya level permainan.Tujuan: Mengetahui apakah bermain video game tipe endless running dapat meningkatkan atensi.Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan comparison group pre-test dan post-test design. Subjek penelitian adalah mahasiswi usia 17-22 tahun yang dipilih secara purposive sampling. Subjek dibagi menjadi 17 orang kelompok kontrol yang tidak bermain video game apapun selama 4 minggu dan 17 orang kelompok perlakuan yang bermain video game  endless running 1 jam perhari 5 kali dalam seminggu selama 4 minggu (total waktu bermain 20 jam). Pengukuran atensi subjek penelitian dilakukan menggunakan software Attention Network Test (ANT) dari Maret hingga Mei 2016. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan untuk menganalisis atensi sebelum dan sesudah bermain video game endless running dan uji t tidak berpasangan untuk menganalisis perubahan atensi antar kelompok.Hasil: Terdapat peningkatan atensi terutama fungsi conflict yang bermakna(p=0,004) pada kelompok perlakuan yang bermain video game 1 jam perhari sebanyak 5 kali perminggu selama 4 minggu. Terdapat perbedaan perubahan atensi yang bermakna pada fungsi orienting (p=0,014) dan conflict (p=0,001) antara subjek penelitian pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.Kesimpulan: Bermain video game tipe endless running dapat meningkatkan atensi terutama pada fungsi orienting dan conflict.
PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH LATIHAN SKIPPING PADA DEWASA MUDA Haningtyas Endah Putriani; Endang Ambarwati; Muflihatul Muniroh
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.23 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19371

Abstract

Latar  Belakang:  Fungsi paru dapat ditingkatkan dengan latihan aerobik dan parameter fungsi paru yang mudah digunakan adalah APE (Arus Puncak Ekspirasi). Skipping adalah salah satu contoh latihan aerobik yang mudah dilakukan dengan alat yang sederhana. Skipping tidak tergantung pada cuaca dan waktu sehingga dapat menjadi salah satu alternatif latihan yang cocok untuk diterapkan pada masyarakat terutama dengan rutinitas yang padat.Tujuan: Membuktikan adanya perbedaan nilai APE sebelum dan sesudah latihan skipping pada dewasa muda.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental dengan rancangan comparison group pre-test dan post-test design. Subjek penelitian berjumlah 40 mahasiswa  Fakultas  Kedokteran  Universitas  Diponegoro yang dipilih secara purposive sampling. Subjek dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan, terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan pada setiap kelompok. Kelompok perlakuan melakukan latihan skipping 3 kali perminggu selama 8 minggu sementara kelompok kontrol melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. APE diukur dengan menggunakan mini wright peak flow meter.  Analisis  statistik  menggunakan  uji  t  berpasangan untuk menganalisis APE sebelum dan sesudah latihan skipping, uji Wilcoxon untuk menganalisis perbedaan APE pada kelompok kontrol, serta uji Mann-Whitney untuk menganalisis selisih APE antar kelompok dan antar jenis kelamin.Hasil: Terdapat peningkatan APE yang bermakna (p=0.000) setelah melakukan latihan skipping dan perbedaan APE yang bermakna jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0.000). Peningkatan APE kelompok perlakuan pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan perempuan (p=0.538).Kesimpulan: Latihan skipping meningkatkan APE pada dewasa muda.
PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA Fenita Putri Saetikho; Endang Ambarwati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.132 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16241

Abstract

Latar   Belakang   :   Salah satu olahraga yang sedang populer di kalangan masyarakat Indonesia terutama kaum wanita adalah Pilates. Pilates adalah olahraga yang berasal dari Jerman yang menekankan pada peningkatan keseimbangan tubuh melalui kekuatan inti, fleksibilitas, dan kesadaran untuk mendukung efisiensi gerakan.Tujuan Penelitian : Membuktikan adanya perbedaan nilai arus puncak ekspirasi sebelum dan sesudah senam pilates.Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan quasi eksperimental one group pretest posttest design. Untuk mengetahui normalitas data responden, dilakukan uji normalitas dengan uji Saphiro-Wilk, kemudian untuk uji hipotesisnya menggunakan uji Wilcoxon.Hasil Penelitian : Rata-rata nilai pre test subjek penelitian sebesar 351,88 dan rata-rata nilai post test subjek penelitian 396,25. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan Wilcoxon antara pre dan post didapatkan nilai p = 0.0004, karena p < 0.05 maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna.Kesimpulan : Dapat disimpulkan adanya perbedaan yang bermakna, semua nilai rerata arus puncak ekspirasi subjek penelitian mengalami peningkatan setelah mengikuti senam pilates.