Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PENGARUH PENYULUHAN SATU LAWAN SATU TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL MENGENAI ANEMIA DI SEMARANG Egryani, Ni Putu Risa; Saktini, Fanti; Puspitasari, Vannya Dewi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.312 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18602

Abstract

Latar belakang: Insidensi anemia di Semarang terus meningkat. Upaya promotif dan preventif melalui penyuluhan mengenai anemia diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil guna menurunkan kejadian anemia. Penyuluhan menggunakan metode pendekatan individu (satu lawan satu) dengan menggunakan pamflet jarang dilakukan, sehingga penelitian mengenai metode penyuluhan ini perlu dilaksanakan.Tujuan: Mengetahui pengetahuan ibu hamil mengenai anemia sebelum dan setelah diberikan penyuluhan, serta mengetahui apakah terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah penyuluhan satu lawan satu menggunakan pamflet.Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental tanpa kelompok control. Subjek penelitian merupakan ibu hamil di wilayah Puskesmas Gayamsari Semarang yang dipilih menggunakan cluster random sampling. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu hasil pengisian kuesioner dan wawancara.Hasil: Sebanyak 48 subjek penelitian diperoleh dari kunjungan antenatal care (ANC) dan home visit. Didapatkan skor pengetahuan pre-intervensi 10(5-21), sedangkan skor post-intervensi 24(9-33) (p<0,05).  Variabel perancu (usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, riwayat anemia) tidak berhubungan secara bermakna dengan skor pengetahuan post-intervensi.Simpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil mengenai anemia sebelum dan setelah penyuluhan satu lawan satu menggunakan pamflet, namun tidak terdapat korelasi yang bermakna antara variabel perancu dengan skor pengetahuan post-intervens.
PENGARUH BERMAIN VIDEO GAME TIPE ENDLESS RUNNING TERHADAP WAKTU REAKSI Arfiningtyas, Uswatunnisa; Ambarwati, Endang; Saktini, Fanti
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.544 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18645

Abstract

Latar Belakang: Video game banyak digunakan di seluruh dunia dan dapat dimainkan oleh siapa saja. Video game tipe endless running memerlukan koordinasi visual dan motorik yang baik karena jenis game ini menuntut pemainnya untuk berkonsentrasi penuh dan bereaksi cepat. Waktu reaksi merupakan salah satu parameter yang dapat diukur untuk menilai kemampuan koordinasi visual dan motorik.Tujuan: Mengetahui pengaruh bermain video game tipe endless running terhadap waktu reaksi.Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan comparison group pre-test and post-test design. Subjek penelitian adalah 34 mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro berusia 17-22 tahun yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol yang tidak bermain video game selama 4 minggu dan kelompok perlakuan yang bermain video game endless running 5 hari/minggu selama 4 minggu dengan frekuensi 1 jam/hari. Masing-masing subjek penelitian diukur waktu reaksi sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan software Attention Network Test. Waktu reaksi sebelum dan sesudah bermain video game dianalisis dengan uji T-berpasangan. Perubahan waktu reaksi antarkelompok dianalisis dengan uji T-tidak berpasangan.Hasil: Ditemukan rerata penurunan waktu reaksi yang bermakna pada subjek penelitian kelompok perlakuan (p<0,001). Terdapat perbedaan rerata perubahan waktu reaksi yang bermakna antara subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (p=0,003).Kesimpulan: Bermain video game tipe endless running dapat menurunkan waktu reaksi.
Screening for Hypertension and Electrocardiography (ECG) for Cardiovascular Diseases Risk Armalina, Desy; Witjahjo, Bambang; Susilaningsih, Neni; Purnawati, Ratna Damma; Ismail, Akhmad; Saktini, Fanti
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 15, No 3 (2020)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v15i3.17969

Abstract

ECG is a routine, accessible, inexpensive, and non-invasive tool for diagnosis of CVD and has been commonly described in medical reports as a suitable diagnostic tool for assessing ‘silent’ heart disease. An observational descriptive study, in Gisikdrono Urban Communities, found 72% elderly with hypertension, and higher than the reported national prevalence in 2013 (25.8%). We gained 38% of elderly with abnormal ECG which is: 5% Old myocardial infarction, 3% IMO Anteroseptal, 5% LVH, 8% LAD, 3%) of Inferior Ischemia, 3% dysrhythmia, and 13% bradycardia, without complaint of heart disease before. Aging became one of the factors of declining protection in the heart and increases the risk of destruction of heart failure. Considering examination of other organs that can affect the cause of heart anomalies to the elderly and expected to raise awareness of the importance of maintaining the blood pressure.
PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN MINYAK JELANTAH TERHADAP DIAMETER DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI LUMEN AORTA TIKUS WISTAR (RATTUS NOVERGICUS) Aprita Hanung; Fanti Saktini; Ainun Rahmasari Gumay
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.584 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23294

Abstract

Latar Belakang: Konsumsi makanan yang digoreng dengan minyak pada suhu yang tinggi (deep fried) dalam jangka waktu lama, menghasilkan peroksidasi lipid yang menginduksi terjadinya disfungsi endotel dan memicu terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis akan mempengaruhi diameter dan gambaran kerusakan histolopatologi lumen aorta. Tujuan: Mengetahui pengaruh frekuensi penggorengan minyak jelantah terhadap diameter dan gambaran histopatologis lumen aorta tikus Wistar. Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan Post Test Only Control Group Design yang menggunakan 25 ekor tikus Wistar sebagai hewan coba, yang terbagi dalam 5 kelompok, K1 tidak diberi minyak jelantah, adapun K2, P1, P2, dan P3 secara berturut-turut diberi minyak jelantah 1x, 3x, 6x, dan 9x penggorengan dengan volume 1,5 ml/hari selama 30 hari perlakuan. Parameter histopatologi yang dinilai adalah diameter lumen aorta dan gambaran kerusakan lumen aorta. Analisis data dengan One Way Anova. Hasil: Rerata diamater±SD lumen aorta K1 adalah 2,47±0,686 mm, K2 adalah 2,52±0,752 mm, P1 2,44±0,295 mm, P2 2,68±0,766 mm, sedangkan P3 2,01±0,480 mm, dan belum didapatkan gambaran histopatologi aterosklerosis menurut kriteria AHA dari masing-masing kelompok. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pemberian minyak jelantah terhadap lumen maupun gambaran histopatologi aorta p>0,05 (p= 0,565) Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna baik diameter maupun gambaran histopatologi lumen aorta.Kata kunci: deep fried frying,diameter lumen aorta, gambaran histopatologis.
TINGKAT KETAHANAN HIDUP 2 TAHUN PASIEN ADENOKARSINOMA PARU BERDASARKAN SIFAT MUTASI GEN EGFR (EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR) Muhammad Agung Wibowo Wicaksono; Fathur Nur Kholis; Fanti Saktini
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.125 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i1.26561

Abstract

Latar Belakang: Kanker paru merupakan penyakit keganasan dengan angka mortalitas tertinggi di dunia, yaitu sebesar 1.590.000 kematian di tahun 2012. Di Indonesia, kanker paru menempati peringkat ke-3 penyakit kanker terbanyak. Adenokarsinoma merupakan jenis kanker paru dengan jumlah kejadian terbanyak, yaitu 40% dari seluruh kanker paru. Faktor risiko terjadinya kanker paru meliputi umur, merokok, terpapar oleh polusi udara di rumah atau tempat kerja, dan mempunyai riwayat keluarga dengan kanker paru. Kanker paru jenis adenokarsinoma sangat erat terkait dengan mutasi Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR), yaitu 15-20% dari kasus adenokarsinoma paru. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan mengambil data dari rekam medik pasien RSUP Dr. Kariadi Semarang yang didiagnosis adenokarsinoma paru. Data tersebut kemudian disusun dan dilakukan analisis statistik dengan uji chi-square dan uji regresi logistik terkait hubungan faktor risiko terhadap mutasi EGFR. Hasil: Dari 97 sampel penderita adenokarsinoma paru, didapatkan 36 subjek dengan mutasi EGFR (37,1%) dan 61 subjek non mutasi EGFR (62,9%). Terjadinya mutasi EGFR berhubungan dengan jenis kelamin perempuan (p = 0,009) dan non perokok (p= 0,028). Tidak ada hubungan bermakna antara mutasi EGFR dengan faktor umur (p = 0,667), paparan pekerjaan (p = 0,418), dan riwayat keluarga (p = 0,371). Dari uji multivariat, didapatkan hasil bahwa jenis kelamin perempuan merupakan faktor paling berisiko terhadap kejadian mutasi EGFR (p = 0,010). Simpulan: Terdapat perbedaan faktor risiko pada penderita adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR dan non mutasi EGFR. Kelompok dengan jenis kelamin perempuan dan non perokok lebih berisiko terhadap terjadinya adenokarsinoma paru dengan mutasi EGFR, sedangkan kelompok dengan jenis kelamin laki-laki dan perokok lebih berisiko terhadap terjadinya adenokarsinoma paru non mutasi EGFR.Kata Kunci : Adenokarsinoma paru, faktor risiko, mutasi EGFR
PENGARUH BERMAIN VIDEO GAME TIPE ENDLESS RUNNING TERHADAP ATENSI Vania Oktaviani Sujamto; Endang Ambarwati; Fanti Saktini
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.886 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18646

Abstract

Latar Belakang: Video game masih dipandang oleh masyarakat hanya berdampak negatif. Video game tipe endless running memerlukan atensi dan koordinasi visuomotorik yang baik karena game ini memiliki tempo yang cepat dan kecepatannya bertambah seiring bertambah sulitnya level permainan.Tujuan: Mengetahui apakah bermain video game tipe endless running dapat meningkatkan atensi.Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan comparison group pre-test dan post-test design. Subjek penelitian adalah mahasiswi usia 17-22 tahun yang dipilih secara purposive sampling. Subjek dibagi menjadi 17 orang kelompok kontrol yang tidak bermain video game apapun selama 4 minggu dan 17 orang kelompok perlakuan yang bermain video game  endless running 1 jam perhari 5 kali dalam seminggu selama 4 minggu (total waktu bermain 20 jam). Pengukuran atensi subjek penelitian dilakukan menggunakan software Attention Network Test (ANT) dari Maret hingga Mei 2016. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan untuk menganalisis atensi sebelum dan sesudah bermain video game endless running dan uji t tidak berpasangan untuk menganalisis perubahan atensi antar kelompok.Hasil: Terdapat peningkatan atensi terutama fungsi conflict yang bermakna(p=0,004) pada kelompok perlakuan yang bermain video game 1 jam perhari sebanyak 5 kali perminggu selama 4 minggu. Terdapat perbedaan perubahan atensi yang bermakna pada fungsi orienting (p=0,014) dan conflict (p=0,001) antara subjek penelitian pada kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan.Kesimpulan: Bermain video game tipe endless running dapat meningkatkan atensi terutama pada fungsi orienting dan conflict.
PENGARUH PEMBERIAN SUSU KAMBING TERHADAP GAMBARAN MIKROSKOPIS GINJAL TIKUS WISTAR YANG TERPAPAR ASAP KENDARAAN BERMOTOR Eko Djatmikanto Satrio N.; Fanti Saktini
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.49 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i2.11570

Abstract

Background: Kidney is an important organ which filtrates foreign substance in the body. Vehicle exhaust fumes contain lead metals that impair renal function by affecting the hemodynamic, immunology, and metabolic systems. Goat milk contains zinc and iron which acting as competitive inhibitors for lead in the digestive system. It also contains antioxidants to prevent tissue damage caused by Reactive Oxygen Species (ROS).  Aim: To prove the effect of goat milk to renal microscopic structure in rats contaminated with vehicle exhaust fumes.Methods: This research was true experimental with post-test only controlled group design. Samples were 15 Wistar rats age 2-3 months and randomly divided into 3 groups. Control group (K) was given standard feeding only; experiment group 1 (P1) was given standard feeding and exhaust fumes exposure; experiment group 2 (P2) was given standard feeding, exhaust fumes exposure and goat milk. The exposure was 8 hours/day for 30 days while goat milk’s dose was 473.2 mg per kilogram weight body. At 31th day, rats was terminated to examine their kidney microscopic appearance. Data was then analyzed using Kruskall-Wallis test followed by Mann-Whitney test.Result: This study showed that the kidney tubules damage percentage (albuminous degeneration) in experiment groups were significantly different compared with control group (p<0.05). In the other hand, the kidney tubules damage between two experiment groups (P1-P2) was insignificant (p=0,093), despite the damage was more severe in P1 compared to P2.Conclusion: Exhaust fumes exposure affected kidney microscopic structure. Goat milk has no effect on kidney microscopic structure that exposed with vehicle exhaust fumes.
PERBEDAAN PENGLIAHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT Farid Setiawan; Paramastri Arintawati; Fanti Saktini
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.467 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14427

Abstract

Latar belakang : Stereoskopis adalah tingkat tertinggi dari penglihatan binokuler. Gangguan dari penglihatan stereoskopis dapat menurunkan kualitas hidup. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan stereoskopis adalah kelainan refraksi. Miopia merupakan salah satu kelainan refraksi yang memiliki prevalensi cukup tinggi dan diperkirakan dapat mempengaruhi penglihatan stereoskopis.Tujuan : Mengetahui apakah terdapat perbedaan penglihatan stereoskopis pada penderita miopia ringan, sedang, dan berat.Metode : Desain penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional dan dilaksanakan di klinik Instalasi Rawat Jalan Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Maret 2016 hingga Mei 2016. Subjek penelitian adalah penderita miopia ringan (n=16), miopia sedang (n=16), dan miopia berat (n=16). Penglihatan stereoskopis dinilai dengan menggunakan TNO stereotest dengan visus terbaik. Uji statistik menggunakan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney.Hasil : Uji Kruskal-Wallis menunjukan terdapat perbedaan penglihatan stereoskopis yang bermakna antara penderita miopia ringan, sedang, dan berat. Penglihatan stereoskopis pada miopia sedang adalah 90 (60-480) detik busur, lebih buruk secara bermakna dibanding miopia ringan 60 (60-120) detik busur (p=0,006). Penglihatan stereoskopis pada miopia berat 120 (60-240) detik busur, juga lebih buruk secara bermakna dibanding miopia ringan (p=0,002). Tidak terdapat perbedaan penglihatan stereoskopis yang bermakna antara miopia sedang dan miopia berat (p=0,838).Kesimpulan : Terdapat perbedaan penglihatan stereoskopis yang bermakna antara penderita miopia ringan terhadap miopia sedang, dan miopia berat. Penglihatan stereoskopis pada miopia sedang dan berat lebih buruk secara bermakna dibanding miopia ringan.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT (MUS MUSCULUS) BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP OBAT NYAMUK BAKAR Farah Putri Noventi; Fanti Saktini
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.231 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18568

Abstract

Latar belakang: Obat nyamuk memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah obat nyamuk bakar. Asap obat nyamuk bakar mengandung zat aktif berupa allethrin. Allethrin dapat menyebabkan kerusakan hepar sehingga menyebabkan perubahan gambaran histopatologi hepar. Ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana L.) mengandung xanthone yang berperan sebagai antioksidan. Antioksidan dapat mencegah kerusakan hepar.Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian ekstrak kulit manggis terhadap gambaran mikroskopis hepar pada mencit Balb/c jantan yang diberi paparan asap obat nyamuk bakar.Metode: Penelitian ini menggunakan true experimental post-test only control group design. Lima belas ekor mencit Balb/c jantan, usia 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram, dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok K1 diberi makanan dan minuman standar, P1 diberi paparan asap obat nyamuk bakar 8 jam per hari, P2 diberi paparan asap obat nyamuk bakar 8 jam per hari dan diberi ekstrak kulit manggis dengan dosis 4mg/hari. Penelitian ini dilakukan selama 30 hari. Pada hari ke-31, mencit diterminasi dan diambil heparnya kemudian dilakukan pengamatan mikroskopis.Hasil: Uji test Kruskal-Wallis menunjukan adanya perbedaan bermakna antara kelompok K1, P1 dan P2. Uji Mann-Whitney menunjukan kerusakan hepar pada P1 lebih berat dari P2 (p<0,05).Simpulan: Pemberian ekstrak kulit manggis memberikan pengaruh yang signifikan terhadap gambaran mikroskopis hepar mencit Balb/c yang diberi paparan asap obat nyamuk bakar.
HUBUNGAN ANTARA LAMA HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (STUDI DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) Aidillah Mayuda; Shofa Chasani; Fanti Saktini
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.27 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18531

Abstract

Latar belakang: Penyakit ginjal kronik (PGK) sebagai akibat kerusakan struktural dan fungsional ginjal memiliki progresifitas tinggi berlanjut sebagai end stage renal disease (ESRD) dan memerlukan suatu terapi pengganti ginjal seperti hemodialisis. Terapi hemodialisis jangka  panjang akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dan berdampak pada penurunan kualitas hidup pasien.Tujuan: Menganalisis hubungan antara lama menjalani hemodialisis dengan kualitas hidup penderita penyakit ginjal kronik di RSUP dr Kariadi Semarang.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Subjek penelitian ini merupakan pasien penyakit ginjal kronik di RSUP Dr.Kariadi Semarang periode Maret-Juni 2016. Diperoleh 44 subjek dengan metode consecutive sampling. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu hasil pengisian kuesioner KDQOL SF™1.3 dan data sekunder berupa rekam medis.Hasil: Kualitas hidup pasien dengan kategori baik, cukup dan kurang berturut-turut sebagai berikut: 7 (11,4%), 16(36,4%), 5(15,9%) pada hemodialisis < 5 tahun dan 5(11,4%), 6(13,6%), 5(11,4%) pada hemodialisis ≥5 tahun. Dengan analisis fisher’s diperoleh nilai p=0,732. Pada uji somers’d diperoleh nilai p=0,781 antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup.Variabel perancu seperti usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, status pernikahan, penyakit mendasari, menunjukkan hubungan tidak bermakna dengan kualitas hidup. Sedangkan jenis kelamin dan IMT berpengaruh terhadap kualitas hidup.Simpulan: Tidak terdapat perbedaan maupun hubungan yang signifikan secara statistik antara lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik di RSUP Dr.Kariadi Semarang.